PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA
Irma Oktaviani, Fitri Utaminingsih, Samik
S.
Si.,M.Si
Pada dasarnya manusia
merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna dalam persaingan
hidup di muka bumi ini. Meski banyak keterbatasan fisik, seperti diantaranya:
ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca indera. Keberhasilan tersebut disebabkan
karena manusia memiliki akal yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang
memungkinkan manusia lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Karna itu alam pikir manusia dapat berkembang dengan kemampuan
berfikir dan bernalar manusia, akal serta nuraninya yang memungkinkan untuk
selalu berbuat yang lebih baik lagi dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungan
sekitarnya.
Pengetahuan yang
terkumpul dan semakin maju menyebabkan rasa ingin tahu manusia semakin
berkembang. Rasa ingin tahu pada manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka
dapat berkembang setiap hari, mereka mengamati benda-benda dan peristiwa yang terjadi
di alam sekitarnya. Manusia tidak akan pernah merasa puas jika belum memperoleh
jawaban mengenai apa yang diamatinya, rasa ingin tahu semacam itu yang tidak
dimiliki oleh hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta
mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk
lainnya. Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini yang menyebabkan
pengetahuan mereka menjadi berkembang.
Dan dengan sifat
keingintahuan manusia yang besar, manusia selalu berusaha mencari keterangan
tentang fenomena alam dan pengetahuan-pengetahuan yang sangat banyak, mungkin
karena itu lah secara tidak langsung alam pikiran manusia dapat berkembang. Dan
mungkin karena teknologi juga yang semakin berkembang sesuai zamannya, sehingga
sejalan dengan cara berfikir manusia yang memudahkan manusia untuk mencari
informasi dan ilmu pengetahuan yang sangat banyak, sehingga membuat alam pikir
manusia semakin berkembang dan berkembang lagi.
Manusia secara terus
menerus selalu mengembangkan pengetahuan. Mereka mengembangkan pengetahuan
tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang menyangkut kelangsungan
hidupnya saja. Mereka juga berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana
yang salah. Perkembangan pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya
sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat
yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan
yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi pengetahuan akan
berlangsung lebih cepat.
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa bagaimana alam pikiran manusia dapat berkembang karena dengan kemampuan
manusia untuk berfikir dan bernalar serta sifat keingintahuan manusia
yang sangat besar.
1.
Kelebihan Manusia dari
Penghuni Bumi Lainnya
Manusia sebagai
makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya.
Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain : Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang
dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya, manusia
sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya, manusia dapat
berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan, manusia dapat hidup
bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis), manusia dapat
mengadakan usaha (Homo Economicus), manusia mempunyai kepercayaan dan beragama
(Homo religious)
2.
Rasa Ingin Tahu dan
Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam
sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu seperti
itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin tahu itu
tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angin, dan
sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain,
namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh
alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana dengan
makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon
misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu
terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap.
Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau
akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk
kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini nampak berlangsung sepanjang
zaman.
Bagaimana dengan
binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah (eksplorasi) dari satu
tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau binatang yang
sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak dari
satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu. Ingin
tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama yang
lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah
mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung
tadi. Burung juga memiliki pengetahuan bagaimana caranya membuat sarang di atas
pohon. Burung manyar atau burung tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang
begitu indah bergelantungan pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata
tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana dengan monyet
yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik kehidupan monyet-monyet
tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam sekitar itu
didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Isaac
Asimov disebut sebagai Idle Curiousity atau Instinct. Instink itu
berpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya.
Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana dengan
manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan
dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu kemampuan
berpikir dengan kata lain curiousity-nya tidak idle tidak tetap
seperti itu sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang
atau dengan kata lain, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus
setelah tahu tentang apa, mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan
dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal
demikian itu berlangsung berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi
pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu
yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir
tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk
membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas
tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana
atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan
sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa.
Demikianlah juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang
membuat sarang di atas pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang
terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan
pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi
kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam
atau membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi
pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut
keindahan.
Dengan selalu
berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata bahwa manusia
berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta
mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk
lainnya. Manusia mempunyai rasa ingin tahu curiousty yang tinggi dan
selalu berkembang. Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu
tetapi itu hanya sebatas digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan saja.
Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia dimulai dengan timbulnnya pertanyaan
dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya. Adanya kemampuan berpikir pada
manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu manusia terhadap alam
semesta ini . Jawaban tehadap berbagai banyak pertanyaan manusia
terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi
ilmu pengetahuan.
3.
Sifat Keingintahuan
Manusia
Manusia dengan rasa
ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena
alam yang teramati. Untuk menjawab semua rasa ingin tahu manusia sering mereka
– reka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo
science. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan
dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu . Cara memperoleh sains semu (pseudo sains), antara lain : mitos, wahyu, otoritas dan
tradisi, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, cara-coba-ralat
Pada zaman Yunani
(600-200 SM) terjadi pola pikir yang lebih maju dari pola pikir mitos, dimana
terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau
rasional. Aliran ini disebut rasionalisme. Lebih lanjut lagi dikenal dengan
metode deduksi yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang
bersifat umum (Premis mayor) menuju ke yang khusus (Premis minor). Dasar metode
ilmiah sekarang adalah metode induksi, yang intinya adalah bahwa pengambilan
keputusan dan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperimen.
4.
Perkembangan Sikap dan
Pikiran Manusia
Bila dibandingkan
dengan hewan, maka tubuh manusia lemah, sedangkan rohaninya, yaitu akal budi
dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak dapat terbang seperti burung, tidak
dapat berenang secepat buaya, tidak mampu mengangkat benda berat seperti gajah,
dan sebagainya, tetapi dengan akal budinya dan kemauannya, manusia dapat
menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lain. Kelebihan manusia itu karena
memiliki akal budi dan kemauan yang keras sehingga dapat mengendalikan
jasmaninya.
Manusia sebagai makhluk
berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di
sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu
inilah mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam,
baik alam besar (makrokosmos) mapun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha
memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk
memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat
mengumpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang
terdapat pada manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang.
Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang
ditangkap melalui panca indera-nya merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia
tidak akan merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang
diamatinya. Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus
berpikir. Rasa ingin tahunya terus berlanjut. Bukan hanya apanya saja yang
ingin diketahui jawabannya, tetapi juga jawaban dari bagaimana dan kemudian
berlanjut mengapa tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan
peristiwa-peristiwa yang diamatinya.
SIMPULAN
Ilmu pengetahuan
bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai “rasa ingin tahu” akan
tetapi tidak berkembang atau disebut idle curiousity atau instinct.
Segala aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan
hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan berkembang
biak.
Manusia mempunyai rasa
ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang mereka dapat dari
usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan
pengetahuannya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas
dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang apa,bagaimana, dan mengapa
demikian.
Berlandaskan pada
pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian
berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki
kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment