Strategi Pemanfaatan Zaman Batu dan
Zaman Logam oleh Manusia
Nurul,
Rahma, Samik
ABSTRAK
Upaya
manusia dalam mencukupi segala kebutuhanya pada zaman batu ialah bergantung
pada alat-alat penunjang, misalnya untuk mencari dan mengolah makanan masih tebuat
dari batu sehingga mereka memanfaatkan alat tersebut sebagai penunjang
kehidupan. Dari bantuan alat-alat tersebut manusia dapat mengetahui bagaimana
cara memanfaatkan berbagai macam alat yang ada demi kelangsungan untuk bertahan
hidup, seperti : flakes (alat yang dapat digunakan untuk mengupas makanan),
kapak genggam (alat untuk memotong), tanduk rusa (untuk mengorek ubi dari dalam
tanah). Seiring berjalanya waktu alat kehidupan manusia sebagian besar terbuat
dari logam. Pada zaman logam, masyarakat mulai mempergunakan alat-alat atau
peralataan dari logam. Kemampuan manusia
membuat alat-alat yang terbuat dari logam menunjukkan bahwa kebudayaan manusia
terus berkembang. Namun tidak semua manusia memiliki keahlian untuk membuat
barang-barang dari logam. Pembuatan alat-alat dari logam dapat dikatakan lebih
mudah dibandingkan dari batu. Adapun pembuatan alat-alat dari logam ialah
dengan terlebih daulu melebur logam. Selanjutnya, cairan logam itu dimasukkan
ke cetakan alat yang hendak dibuat. Proses pembuatan alat-alat dari logam
tersebut menunjukkan adanya kemahiran teknologi, sehingga memudahkan masyarakat
untuk menunjang hidup lebih praktis.
Kata Kunci : Pemanfaatan Zaman Batu
dan Logam oleh manusia
Manusia
ialah makhluk individu yang paling sempurna. Namun, manusia tidak dapat hidup
sendiri, sehingga membutuhkan orang lain. Waktu merupakan salah satu konsep
dasar sejarah selain ruang. Dengan kata lain waktu mampu digunakan untuk
memberi makna dalam kehidupan didunia. Manusia tidak dapat terlepas dari waktu,
karena perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri.
Berdasarkan kemampuan teknologi, periodesasi masyarakan pada masa praaksara
dapat diperinci menjadi :
1. Zaman Batu
Zaman ini
disebut zaman batu karena sebagian besar alat-alat penunjang kehidupan manusia,
misalnya untuk mencari dan mengolah makanan masih terbuat dari batu. Dari
alat-alat tersebut dapat diketahui bagaimana mereka hidup dan bagaimana
mengatur masyarakat. (Buku IAD UNESA). Pada zaman batu alat yang masih
digunakan pada masa prasejarah sebagian besar berupa batu, dengan keterbatasan
alat yang ada manusia primitif bertahan hidup demi kelangsungan hidupnya.
Pembabakan zaman batu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu paleolitikum,
mesolitikum, dan neolitikum (Soekmono,1981:23). Pertama, zaman batu tua atau
zaman paleolitik, ditandai dengan penggunaan alat dari batu yang masih digarap
dengan kasar. Ciri utama zaman ini adalah kehidupan manusia masih berburu dan
meramu, serta masih berpindah-pindah (nomaden). Manusia yang hidup pada masa
ini adalah Meganthropus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pitecantropus Erectus
serta Pitecantropus Soloensis (Poesponegoro, 1984). Pada zaman batu, manusia
primitif mengolah makanan masih menggunakan alat sederhana demi menunjang
hidupnya. Kehidupan masyarakat primitif masih nomaden sehingga dalam mencari
makanan untuk bertahan hidup mereka hanya membawa alat-alat yang terbuat dari
batu seperti : flakes (yang dapat digunakan untuk mengupas makanan, mengiris
daging buruan, memotong umbi-umbian./buah – buahan, menangkap ikan), kapak persegi (fungsinya sebagai
pacul/cangkul), tanduk rusa (untuk menangkap ikan).
Gambar 1.1 Flakes
Gambar 1.2 Kapak Persegi
Gambar 1.3 Tanduk Rusa
2.
Zaman
Logam
Disebut
zaman logam karena alat-alat penunjang kehidupan manusia. Pada zaman logam
manusia mulai mempergunakan peralatan dari logam. Namun tidak semua manusia
memiliki keahlian dalam membuat logam. (Buku IAD UNESA). Pada masa ini
teknologi pembuatan alat jauh lebih tinggi tingkatnya dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Hal tersebut dimulai dengan penemuan baru berupa teknik peleburan,
pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis logam. Penemuan logam
merupakan bukti kemajuan pyrotechnology karena manusia telah mampu menghasilkan
temperatur yang tinggi untuk dapat melebur bijih logam (Wertime 1973). Zaman
logam disebut juga zaman perunggu, besi, masa perundagian. Pada zaman ini
manusia mulai hidup menetap, sehingga mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan
keahlian tertentu. Atas dasar temuan arkeologis, Indonesia mengenal alat-alat
yang dibuat dari perunggu, besi, dan emas. Benda-benda perunggu di Indonesia
ditemukan tersebar di bagian barat dan timur. Hasil utama benda perungu pada
masa paleometalik ini meliputi nekaraperunggu, kapak perunggu, bejana perunggu,
patung perunggu, perhiasan perunggu, dan benda perunggu lainnya. Sedangkan
benda-benda besi yang ditemukan antara lain mata kapak, mata pisau, mata sabit,
mata tembilang, mata pedang, mata tombak, dan gelang besi. Pada prinsipnya
teknik pengerjaan artefak logam ini ada dua macam, yakni teknik tempa dan
teknik cetak. Proses pencetakannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara langsung ialah dengan menuang logam yang sudah mencair langsung ke dalam
cetakan, dan secara tidak langsung ialah dengan membuat model terlebih dahulu,
dari model ini kemudian dibuat cetakannya. Cara yang kedua ini disebut dengan a cire perdue atau lilin
hilang,sementara itu tipe-tipe cetakan yang digunakan dapat berupa cetakan
tunggal atau cetakan terbuka, cetakan setangkup (bivalve mould), dan cetakan
ganda (piece mould).Pada masa ini dihasilkan pula gerabah yang menunjukkan
perkembangan yang lebih meningkat. Pada zaman logam manusia juga diajarkan
untuk mengetahui cara-cara membuat benda dari logam. Caranya, benda yang
dikehendaki dibuat dulu dari lilin, lengkap dengan bagian-bagiannya. Lilin
tersebut dibungkus dengan tanah dan selanjutnya dipanaskan sehingga menjadi
cair. Selanjutnya, logam cair dituangkan ke lobang yang telah dibentuk. Setelah
dingin, tanah dipecahkan sehingga terbentuklah peralatan yang dikehendaki (Buku
IAD UNESA). Pada zaman ini manusia mampu memanfaatkan perlengkapan yang
seadanya, kemudian dijadikan barang sesuai apa yang dikehendaki. Barang tersebut
bisa dijadikan hiasan, pernak-pernik, peralatan masak. Misalnya : nekara,
bejana perunggu, kapak corong, senjata dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Manusia tidak dapat mampu untuk
hidup sendiri, sehingga membutuhkan orang lain. Waktu merupakan salah satu
konsep dasar sejarah selain ruang. Dengan kata lain waktu mampu digunakan untuk
memberi makna dalam kehidupan didunia. Manusia tidak dapat terlepas dari waktu,
karena perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri.
Berdasarkan kemampuan teknologi, periodesasi masyarakan pada masa praaksara
dapat diperinci menjadi dua yaitu : zaman batu dan zaman logam. Zaman batu
ialah zaman yang bergantung pada alat-alat penunjang, misalnya untuk mencari
dan mengolah makanan masih tebuat dari batu sehingga mereka memanfaatkan alat
tersebut sebagai penunjang kehidupan. Dari bantuan alat-alat tersebut manusia
dapat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan berbagai macam alat yang ada demi
kelangsungan untuk bertahan hidup, seperti : flakes (alat yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan), kapak genggam (alat untuk memotong), tanduk rusa
(untuk mengorek ubi dari dalam tanah). Seiring berjalanya waktu alat kehidupan
manusia sebagian besar terbuat dari logam. Pada zaman logam, masyarakat mulai
mempergunakan alat-alat atau peralataan dari
logam. Kemampuan manusia membuat alat-alat yang terbuat dari logam
menunjukkan bahwa kebudayaan manusia terus berkembang. Pada zaman logam manusia
sudah mulai hidup menetap, sehingga mampu mempunyai keahlian dalam membuat
logam dengan apa yang dikehendaki.
DAFTAR PUSTAKA
Tim FMIPA-UNESA, 2007. SAINS DASAR, Surabaya; Unesa Unirvesity
press.
Soekmono, R. 1981. Sejarah Kebudayaan Indonesia .
Yogyakarta: Kanisius
Poesponegoro, Marwati Djoned dan
Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah
Nasional
Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.
Wertime, T,A. 1973. The Beginnings of Metallurgy : A New
Look.
Science 182 (4115) : 875-886
0 comments:
Post a Comment