Ratih,
Wiwin, Samik
http://smansadehistory.blogspot.com/2018/01/zaman-perunggu-dan-besi-ketika-bahan.html |
Abstrak
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan tuhan untuk
hidup berdampingan dengan alam. Dimana alam menyediakan semua kebutuhan
manusia. Alam akan selalu membawa manusia menuju perkembangannya. Dengan adanya
hal tersebut, manusia akan senantiasa memiliki pengetahuan-pengetahuan baru dan
akan diwujudkannya dengan sesuatu yang berguna untuk menunjang kehidupannya.
Seperti alat perkakas yang dapat membantu setiap keperluan manusia dalam
memenuhi kebutuhan. Alat perkakas tersebut diperoleh dari alam sekitar yang
diolahnya menjadi barang berguna. Hal tersebut diatas berawal dari
penemuan-penemuan oleh manusia zaman prasejarah yang hingga kini masih digunakan
oleh manusia dalam membangun peradaban. Penemuan perkakas salah satunya yakni
perkakas atau alat yang berupa logam, yang ditandai dengan periode zaman logam.
Zaman dimana manusia menggunakan alat-alat yang berasal dari logam yang
diolahnya terlebih dahulu.
Seiring dengan perkembangan zaman, logam tersebut
dibuat dalam berbagai bentuk dan fungsi. Logam tersebut digunakan manusia dalam
berbagai hal. Seperti untuk perhiasan, kendaraan, obat-obatan, peralatan rumah
tangga, dsb. Dengan begitu manusia dapat berusaha menciptakan sesuatu dengan
penemuan-penemuan yang berasal dari alam. Dan semakin berkembang manusia
tersebut akan semakin berkembang pula peradabannya.
Kata
Kunci : Peradaban, Manusia, Zaman logam
Isi
Manusia adalah makhluk hidup
yang diciptakan dengan kemampuan berpikir dan bernalar. Manusia memiliki akal
dan nurani yang dipakainya untuk berbuat baik dalam hidupnya entah untuk
pribadi maupun untuk lingkungannya. Akal bersumber pada otak sebagai
pengorganisasian kinerja tubuh manusia sedangkan nurani bersumber pada jiwa
manusia. Kedua hal tersebut yang akan menunjang kehidupan manusia di dunia.
Manusia dilahirkan di muka bumi akan langsung berinteraksi
dengan alam. Tentu dengan interaksinya tersebut, manusia akan mengenal dirinya
(religious) dan begitupun mengenal alam semesta. Hubungan manusia dengan alam ialah
hubungan yang sangat kompleks dan sangat erat. Hal tersebut karena antara alam
dan manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dimana manusia memenuhi
kebutuhan hidup dengan alam dan alam akan dikelola oleh manusia untuk
memberikan kebermanfaatan. Sesuai dengan kodratnya tersebut, manusia diciptakan
oleh Tuhan untuk menggali dan mengelola alam dan segala isinya serta tidak
diperkenankan untuk merusak lingkungan karena pada dasarnya lingkungan nantinya
akan merusak kehidupan manusia itu
sendiri.
Seiring berjalannya waktu berinteraksi dengan alam,
manusia akan memanfaatkan akal budi serta rasa keingintahuannya tentang alam untuk
mengekplorasi alam dan akan membuahkan pengalaman. Pengalaman ini dapat
diperoleh manusia dengan panca indera yang dianugerahkan. Namun tidak hanya
berhenti disitu saja, pengalaman tersebut akan berkembang dan menunjang rasa
keingintahuan yang berlebih untuk dapat menemukan akar dari pengalamannya. Dari
situlah pengetahuan hadir dan berkembang. Pengetahuan tersebut dapat lebih
berkembang lagi dengan adanya pengalaman baru oleh manusia serta ditunjang oleh
tukar menukar informasi antara manusia lainnya.
Pengetahuan berkembang juga sesuai dengan zaman dan
sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu pada saat itu. Perkembangan
tersebut akan terus berlanjut dengan adanya pengetahuan baru seperti
pengetahuan tentang teknologi. Teknologi adalah alat dan sarana yang digunakan
manusia untuk melangsungkan kehidupan. Teknologi oleh manusia diawali oleh
pengubahan Sumber Daya Alam yakni apa saja yang diperoleh manusia dari alam
sekitarnya. Teknologi telah membantu banyak dan mempengaruhi manusia dalam
hidupnya, sehingga teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehiduan manusia.
Teknologi sederhana dapat ditemukan jauh sebelum zaman
ini, salah satunya ialah pada Zaman Logam. Disebut Zaman Logam, karena
alat-alat penunjang kehidupan pada masa itu sebagian besar adalah terbuat dari
logam. Pada zaman ini, manusia dahulu menggunakan logam untuk kehidupannya.
Zaman ini ditandai oleh kemampuan manusia dalam membuat alat-alat dari logam. Pada masa ini teknologi pembuatan alat jauh lebih
tinggi tingkatnya dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal tersebut dimulai
dengan penemuan baru berupa teknik peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis logam. Penemuan logam
merupakan bukti kemajuan pyrotechnology karena manusia telah mampu
menghasilkan temperatur yang tinggi untuk dapat melebur bijih logam (Wertime, 1973).
Zaman logam dibedakan menjadi 3
(tiga) zaman, yaitu:
(1) zaman Tembaga, (2) zaman Perunggu, dan (3) zaman Besi. Namun, zaman Tembaga tidak pernah
berkembang di Indonesia. Dengan demikian,
zaman logam di Indonesia dimulai dari zaman Perunggu.
Dengan berkembangnya
tingkat berpikir manusia, maka manusia tidak
hanya
menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga
mempergunakan bahan dari logam yaitu
perunggu
dan besi untuk membuat alat-alat yang diperlukan.
Munculnya kepandaian
mempergunakan bahan logam, tentu
dikuti
dengan kemahiran teknologi yang disebut perundagian, karena logam tidak dapat dipukul-pukul
atau dipecah seperti batu untuk mendapatkan
alat yang dikehendaki, melainkan harus dilebur terlebih dahulu baru kemudian dicetak.
Teknik pembuatan
alat-alat perunggu pada zaman pra-sejarah
terdiri
dari 2 cara yaitu:
1) Teknik a cire perdue caranya adalah membuat bentuk benda yang dikehendaki dengan lilin, setelah
membuat model dari lilin maka ditutup
dengan menggunakan tanah, dan dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar,
sehingga lilin yang terbungkus dengan
tanah
akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian
atas dimasukkan cairan perunggu,
dan
apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang dikehendaki.
2) Teknik bivalve caranya yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka,
sehingga setelah dingin cetakan tersebut
dapat dibuka, maka keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu
ataupun kayu.
Tabel
1.1 Ikhtisar Kebudayaan Zaman Logam
Jenis Kebudayaan Logam
|
Hasil Kebudayaan
|
Daerah Penyebaran
|
Manusia Pendukung
|
Perunggu
|
-
Kapak
corong/sepatu
-
Nekara/Moko
-
Arca perunggu
-
Bejana perunggu
-
Perhiasan
|
Sentani,Rote,
Sulawesi,
Bali,
Jawa
Sumatera,
Jawa,
Bali,
Selayar,
Kei,
Alor
Bangkinang
(Riau)
Palembang
Bogor
Makasar)
Kerinci,
Madura
Bogor,
Malang, Bali
|
Deutro
Melayu
(suku
Minang,
suku
jawa,
suku
Bali,
suku
Bugis,
suku
|
Kaca
|
-
Manik-manik
|
Kalimantan,
Irian
|
|
Besi
|
-
Kapak sabit
-
Cangkul, pedang
-
Pisau, tongkat
- Tembilang
|
Bogor,
Wonosari,
Ponorogo,
Besuki
|
|
Sumber: Timbul Haryono, “Dinamika
Kebudayaan Logam di Asia Tenggara
Pada Masa Paleometalik: Tinjauan
Arkeometalurgis”, dalam Jurnal
Humaniora no. 10, Januari - April
1999.
Berikut adalah contoh
alat-alat pada Zaman Logam :
a. Kapak Corong
Pada dasarnya
bentuk bagian tajamnya kapak corong tidak jauh berbeda dengan kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk corong. Corong tersebut dipakai untuk
tempat tangkai
kayu. Kapak corong disebut juga
kapak sepatu, karena seolah-olah kapak disamakan
dengan sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki.
https://museumnasional.files.wordpress.com/2010/12/a-4.jpg?w=195&h=300 |
Gambar 1.2. Kapak Corong
Pada dasarnya
bentuk kapak corong sangat beragam jenisnya, salah
satunya ada yang panjang satu sisinya yang disebut dengan
candrosa yang bentuknya sangat indah dan dilengkapi dengan
hiasan.
Gambar 1.3. Bentuk Candrosa
b. Nekara
Nekara dapat juga disebut Genderang
Nobat atau Genderang Ketel,
karena bentuknya semacam berumbung, yang terbuat dari perunggu yang berpinggang dibagian
tengahnya, dan sisi atasnya tertutup.
Bagi masyarakat pra-sejarah, nekara dianggap sesuatu yang suci. Pada daerah asalnya
Dongson, pemilikan nekara merupakan
simbol status, sehingga apabila pemiliknya meninggal, maka dibuatlah nekara tiruan yang
kecil yang dipakai sebagai bekal
kubur.
Sementara di Indonesia nekara hanya dipergunakan waktu upacara-upacara saja antara lain
ditabuh untuk memanggil arwah/roh
nenek moyang, dipakai sebagai genderang perang dan sebagai alat memanggil hujan.
Daerah penemuan Nekara di Indonesia
antara lain, pulau Sumatera,
Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau Selayar. Diantara nekara-nekara yang ditemukan di Indonesia, biasanya beraneka ragam sehingga melalui hiasan-hiasan tersebut
dapat diketahui gambaran kehidupan dan kebudayaan yang ada pada
masyarakat pra-sejarah. Pada umunya
nekara yang ditemukan di Indonesia ukurannya besar-besar, contoh nekara yang ditemukan di
Desa Intaran daerah Pejeng Bali,
memiliki
ketinggian 1,86 meter dengan garis tengahnya 1,60 meter, nekara tersebut dianggap suci,
sehingga ditempatkan di Pure Penataran
Sasih. Dalam Bahasa Bali sasih artinya bulan, maka nekara tersebut dinamakan nekara bulan pejeng.
Nekara yang ditemukan di pulau Alor
selain bentuknya kecil juga
ramping, disebut dengan moko. Fungsi moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan
sebagai mas kawin atau jujur.
Gambar 1.4. Nekara dan Moko
c. Arca
perunggu
Arca perunggu/patung yang berkembang
pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragam, ada yang
berbentuk manusia, ada juga
yang berbentuk binatang. Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan
dilengkapi cincin pada bagian atasnya.
Adapun fungsi dari cincin tersebut
sebagai alat untuk menggantungkan
arca
itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai liontin/bandul
kalung. Daerah penemuan arca perunggu
di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor).
Gambar 1.5. Arca Perunggu
Kemahiran teknik
yang dimiliki manusia zaman
logam ini
berhubungan dengan tersusunnya masyarakat yang menjadi makin kompleks, dimana
perkampungan sudah lebih besar. Pembagian kerja makin ketat dengan munculnya
golongan yang melakukan pekerjaan khusus (undagi). Pertanian dengan
sistem persawahan mulai dikembangkan dengan menyempurnakan alat pertanian dari
logam, pengolahan tanah, dan pengaturan air sawah. Hasil pertanian ini selain
disimpan juga diperdagangkan ke tempat lain bersama nekara perunggu, moko,
perhiasan, dan sebagainya. Peranan kepercayaan dan upacara-upacara religius
sangat penting pada masa ini.
Kegiatan-kegiatan dalam masyarakat di lakukan terpimpin, dan ketrampilan dalam
pelaksanaannya makin ditingkatkan.
Mencermati perkembangan manusia pada umumnya terdapat tiga faktor yang saling
berkaitan yaitu alam, manusia sendiri,
dan kebudayaan. Oleh karena itu untuk mendapatkan penjelasan tentang kehidupan
manusia masa prasejarah maka perlu mengintegrasikan antara lingkungan alam,
tinggalan manusia, dan tinggalan budayanya.
Cara
hidup manusia masa paleolitik sangat bergantung kepada alam lingkungannya.
Mereka hidup nomaden di tempat yang cukup persediaan bahan kebutuhan untuk
kelangsungan hidupnya. Maka jelaslah bahwa dimanapun manusia berada akan
membutuhkan alam begitu pula sebaliknya.
Penemuan logam pun tidak terbatas hanya di Indonesia,
namun sampai ke Asia Selatan, Asia Barat Daya, Cina, Asia Tenggara. Penemuan
cukup penting yang memunculkan data baru tentang zaman logam di Thailand di dua
situs terkenal : Ban Chieng dan Non Nok Tha. Ekskavasi situs Ban Chieng telah
dilakukan pada tahun 1972, 1973, 1974, dan 1975 (Gorman dan Charoenwongsa,
1976). Dari hasil ekskavasi tersebut Joice White (1982) menyusun fase
kronologis situs Ban Chieng menjadi tiga periode :
1.
Periode
awal meliputi kurun waktu kira-kira 3600-1000 SM. Pada periode ini ditemukan
artefak perunggu berupa ujung tombak dan pertanggalannya diperkirakan berasal dari
2000 SM.
2.
Periode
tengah meliputi kurun waktu kira-kira 1000-300 SM.
3.
Periode
akhir berlangsung dari 300 SM-200 SM.
Teknologi sederhana berupa alat-alat logam tersebut
merupakan cikal bakal teknologi yang sekarang, dimana manusia berkembang secara
pengetahuan dan secara turun menurun dari nenek moyang. Seperti sekarang logam
telah berubah kegunaan menjadi berbagai macam bentuk dan fungsi yang semuanya
digunakan untuk kehidupan manusia, antara lain ;
a.
Perhiasan
b.
Bahan
bangunan
c.
Bahan
kendaraan
d.
Bahan
peralatan listrik
e.
Obat-obatan
f.
Peralatan
pertanian
g.
Senjata
h.
Peralatan
rumah tangga
i.
dll.
Perkembangan peradaban manusia kini telah kompleks dari segi pribadi
manusia serta lingkungan atau alam. Dimana alam memberi semua kebutuhan manusia
dengan pengolahan tertentu dan pengetahuan manusia yang terus menerus
meningkat. Tanpa pengetahuan terdahulu tentu tidak akan berkembang teknologi
seperti sekarang. Dengan begitu manusia dapat berusaha menciptakan sesuatu
dengan penemuan-penemuan yang berasal dari alam. Dan semakin berkembang manusia
tersebut akan semakin berkembang pula peradabannya.
Kesimpulan
Teknologi sederhana dapat ditemukan jauh sebelum zaman
ini, salah satunya ialah pada Zaman Logam. Disebut Zaman Logam, karena
alat-alat penunjang kehidupan pada masa itu sebagian besar adalah terbuat dari
logam. Pada zaman ini, manusia dahulu menggunakan logam untuk kehidupannya. Pada masa ini teknologi pembuatan alat jauh lebih
tinggi tingkatnya dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal tersebut dimulai
dengan penemuan baru berupa teknik peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis logam. Penemuan logam
merupakan bukti kemajuan pyrotechnology karena manusia telah mampu
menghasilkan temperatur yang tinggi untuk dapat melebur bijih logam
Dengan adanya kebudayaan dan penemuan masa lampau
yakni periode zaman logam, alat perkakas logam yang digunakan manusia kini
semakin beragam, hal tersebut didukung oleh semakin berkembangnya pengetahuan
oleh manusia. Tanpa pengetahuan terdahulu tentu tidak akan berkembang teknologi
seperti sekarang. Dengan begitu manusia dapat berusaha menciptakan sesuatu
dengan penemuan-penemuan yang berasal dari alam. Dan semakin berkembang manusia
tersebut akan semakin berkembang pula peradabannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nasrudin Harun, dkk. 2012. Sains
Dasar. Surabaya: Unesa
University
Press.
Hidayat, Mas.
2015. Alam Pikir Manusia dan Perkembangannya. http://www.karyatulisku.com/2015/04/alam-pikir-manusia-dan-perkembangannya.html?m=1.
13 Maret 2018.
Noor, Yusliani dan Mansyur. 2015. Menelusuri Jejak-Jejak Masa Lalu Indonesia. Banjarmasin : Banjarmasin
Press.
Sujud, Slamet. 2013.
PRASEJARAH INDONESIA: Tinjauan Kronologi dan Morfologi. Sejarah Dan Budaya. No.2: hal 20-30.
Haryono,
Timbul. 1999. Dinamika Kebudayaan Logam Di Asia Tenggara Pada Masa
Paleometalik: Tinjauan Arkeometaalurgis. Humaniora.
No.10: hal 25-31.
Anonim. 2011. Kapak Corong. https://museumnasional.wordpress.com/2011/04/16/kapak-corong/. 13 Maret 2018.
Saputra Eman,
Yusup. 2013. Masa Perundagian. http://sejarahkelasx.blogspot.co.id/2013/09/masa-perundagian.html?m=1. 13 Maret 2018.
Anonim. 2016.
Zaman Logam (Alat Peninggalan Kebudayaan Logam, Zaman Perunggu dan Besi, Corak
kehidupan Masyarakat, Teknologi Pada Zaman Logam). http://siswanews.blogspot.co.id/2016/08/zaman-logam-alat-peninggalan-kebudayaan.html?m=1. 13 Maret 2018.
Anonim. 2016.
Fungsi dan Gambar Nekara, Moko, Kapak Corong, Bejana Perunggu, Arca dan
Perhiasan Perunggu (Alat Zaman Perundagian). http://www.guruips.com/2016/08/fungsi-dan-gambar-nekara-moko-kapak.html?m=1. 13 Maret 2018.
Nama korektor
: wiwin musya’adah / 16040254032
Saran :
1.
sumber gambar
kurang jelas harus dicantumkan sumbernya dari mana
2.
tidak ada
kutipan sebaiknya diberi kutipan agar sumbernya jelas.
Tanggal diberikan : 15 maret 2018
Tanggal selesai dikoreksi : 17 maret 2018
test
ReplyDelete