Pages

Tuesday, March 20, 2018

PERKEMBANGAN PERADABAN MANUSIA AKAN PERKAKAS LOGAM DITANDAI OLEH PERIODE ZAMAN LOGAM


Ratih, Wiwin, Samik

http://smansadehistory.blogspot.com/2018/01/zaman-perunggu-dan-besi-ketika-bahan.html
Abstrak
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan tuhan untuk hidup berdampingan dengan alam. Dimana alam menyediakan semua kebutuhan manusia. Alam akan selalu membawa manusia menuju perkembangannya. Dengan adanya hal tersebut, manusia akan senantiasa memiliki pengetahuan-pengetahuan baru dan akan diwujudkannya dengan sesuatu yang berguna untuk menunjang kehidupannya. Seperti alat perkakas yang dapat membantu setiap keperluan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Alat perkakas tersebut diperoleh dari alam sekitar yang diolahnya menjadi barang berguna. Hal tersebut diatas berawal dari penemuan-penemuan oleh manusia zaman prasejarah yang hingga kini masih digunakan oleh manusia dalam membangun peradaban. Penemuan perkakas salah satunya yakni perkakas atau alat yang berupa logam, yang ditandai dengan periode zaman logam. Zaman dimana manusia menggunakan alat-alat yang berasal dari logam yang diolahnya terlebih dahulu.
Seiring dengan perkembangan zaman, logam tersebut dibuat dalam berbagai bentuk dan fungsi. Logam tersebut digunakan manusia dalam berbagai hal. Seperti untuk perhiasan, kendaraan, obat-obatan, peralatan rumah tangga, dsb. Dengan begitu manusia dapat berusaha menciptakan sesuatu dengan penemuan-penemuan yang berasal dari alam. Dan semakin berkembang manusia tersebut akan semakin berkembang pula peradabannya.
Kata Kunci : Peradaban, Manusia, Zaman logam



Isi
Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan dengan kemampuan berpikir dan bernalar. Manusia memiliki akal dan nurani yang dipakainya untuk berbuat baik dalam hidupnya entah untuk pribadi maupun untuk lingkungannya. Akal bersumber pada otak sebagai pengorganisasian kinerja tubuh manusia sedangkan nurani bersumber pada jiwa manusia. Kedua hal tersebut yang akan menunjang kehidupan manusia di dunia.
Manusia dilahirkan di muka bumi akan langsung berinteraksi dengan alam. Tentu dengan interaksinya tersebut, manusia akan mengenal dirinya (religious) dan begitupun mengenal alam semesta. Hubungan manusia dengan alam ialah hubungan yang sangat kompleks dan sangat erat. Hal tersebut karena antara alam dan manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dimana manusia memenuhi kebutuhan hidup dengan alam dan alam akan dikelola oleh manusia untuk memberikan kebermanfaatan. Sesuai dengan kodratnya tersebut, manusia diciptakan oleh Tuhan untuk menggali dan mengelola alam dan segala isinya serta tidak diperkenankan untuk merusak lingkungan karena pada dasarnya lingkungan nantinya akan merusak kehidupan  manusia itu sendiri.
Seiring berjalannya waktu berinteraksi dengan alam, manusia akan memanfaatkan akal budi serta rasa keingintahuannya tentang alam untuk mengekplorasi alam dan akan membuahkan pengalaman. Pengalaman ini dapat diperoleh manusia dengan panca indera yang dianugerahkan. Namun tidak hanya berhenti disitu saja, pengalaman tersebut akan berkembang dan menunjang rasa keingintahuan yang berlebih untuk dapat menemukan akar dari pengalamannya. Dari situlah pengetahuan hadir dan berkembang. Pengetahuan tersebut dapat lebih berkembang lagi dengan adanya pengalaman baru oleh manusia serta ditunjang oleh tukar menukar informasi antara manusia lainnya.
Pengetahuan berkembang juga sesuai dengan zaman dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu pada saat itu. Perkembangan tersebut akan terus berlanjut dengan adanya pengetahuan baru seperti pengetahuan tentang teknologi. Teknologi adalah alat dan sarana yang digunakan manusia untuk melangsungkan kehidupan. Teknologi oleh manusia diawali oleh pengubahan Sumber Daya Alam yakni apa saja yang diperoleh manusia dari alam sekitarnya. Teknologi telah membantu banyak dan mempengaruhi manusia dalam hidupnya, sehingga teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehiduan manusia.
Teknologi sederhana dapat ditemukan jauh sebelum zaman ini, salah satunya ialah pada Zaman Logam. Disebut Zaman Logam, karena alat-alat penunjang kehidupan pada masa itu sebagian besar adalah terbuat dari logam. Pada zaman ini, manusia dahulu menggunakan logam untuk kehidupannya. Zaman ini ditandai oleh kemampuan manusia dalam membuat alat-alat dari logam. Pada masa ini teknologi pembuatan alat jauh lebih tinggi tingkatnya dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal tersebut dimulai dengan penemuan baru berupa teknik peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis logam. Penemuan logam merupakan bukti kemajuan pyrotechnology karena manusia telah mampu menghasilkan temperatur yang tinggi untuk dapat melebur bijih logam (Wertime, 1973).
Zaman logam dibedakan menjadi 3 (tiga) zaman, yaitu: (1) zaman Tembaga, (2) zaman Perunggu, dan (3) zaman Besi. Namun, zaman Tembaga tidak pernah berkembang di Indonesia. Dengan demikian, zaman logam di Indonesia dimulai dari zaman Perunggu.
Dengan berkembangnya tingkat berpikir manusia, maka manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam yaitu perunggu dan besi untuk membuat alat-alat yang diperlukan.
Munculnya kepandaian mempergunakan bahan logam, tentu dikuti dengan kemahiran teknologi yang disebut perundagian, karena logam tidak dapat dipukul-pukul atau dipecah seperti batu untuk mendapatkan alat yang dikehendaki, melainkan harus dilebur terlebih dahulu baru kemudian dicetak.
Teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman pra-sejarah terdiri dari 2 cara yaitu:
1) Teknik a cire perdue caranya adalah membuat bentuk benda yang dikehendaki dengan lilin, setelah membuat model dari lilin maka ditutup dengan menggunakan tanah, dan dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar, sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu, dan apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang dikehendaki.
2) Teknik bivalve caranya yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka, sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu ataupun kayu.

Tabel 1.1 Ikhtisar Kebudayaan Zaman Logam

Jenis Kebudayaan Logam
Hasil Kebudayaan
Daerah Penyebaran
Manusia Pendukung
Perunggu
- Kapak
corong/sepatu
- Nekara/Moko
- Arca perunggu
- Bejana perunggu
- Perhiasan

Sentani,Rote,
Sulawesi, Bali,
Jawa
Sumatera, Jawa,
Bali, Selayar,
Kei, Alor
Bangkinang (Riau)
Palembang
Bogor Makasar)
Kerinci, Madura
Bogor, Malang, Bali
Deutro
Melayu
(suku Minang,
suku jawa,
suku Bali,
suku Bugis,
suku

Kaca
- Manik-manik
Kalimantan, Irian

Besi
- Kapak sabit
- Cangkul, pedang
- Pisau, tongkat
- Tembilang
Bogor, Wonosari,
Ponorogo, Besuki

Sumber: Timbul Haryono, “Dinamika Kebudayaan Logam di Asia Tenggara
Pada Masa Paleometalik: Tinjauan Arkeometalurgis”, dalam Jurnal
Humaniora no. 10, Januari - April 1999.


Berikut adalah contoh alat-alat pada Zaman Logam :
a.      Kapak Corong
Pada dasarnya bentuk bagian tajamnya kapak corong tidak jauh berbeda dengan kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk corong. Corong tersebut dipakai untuk tempat tangkai kayu. Kapak corong disebut juga kapak sepatu, karena seolah-olah kapak disamakan dengan sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki.

https://museumnasional.files.wordpress.com/2010/12/a-4.jpg?w=195&h=300

Gambar 1.2. Kapak Corong


Pada dasarnya bentuk kapak corong sangat beragam jenisnya, salah satunya ada yang panjang satu sisinya yang disebut dengan candrosa yang bentuknya sangat indah dan dilengkapi dengan hiasan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVNdh8OBcElMiMWqOoqmK-IaiBwh1XhAdMlUzTHdA7EhQg92nrqVXuGj8-yQRMhXhas9muoqLuhKcvUmVmgzgHAdVPg8n6-_geeudXHXt1D5XhrEpVQ4_FfsI9LGZPwq6gxvSBUAUeHvs/s200/candrasa.jpeg

Gambar 1.3. Bentuk Candrosa


b.      Nekara
Nekara dapat juga disebut Genderang Nobat atau Genderang Ketel, karena bentuknya semacam berumbung, yang terbuat dari perunggu yang berpinggang dibagian tengahnya, dan sisi atasnya tertutup. Bagi masyarakat pra-sejarah, nekara dianggap sesuatu yang suci. Pada daerah asalnya Dongson, pemilikan nekara merupakan simbol status, sehingga apabila pemiliknya meninggal, maka dibuatlah nekara tiruan yang kecil yang dipakai sebagai bekal kubur. Sementara di Indonesia nekara hanya dipergunakan waktu upacara-upacara saja antara lain ditabuh untuk memanggil arwah/roh nenek moyang, dipakai sebagai genderang perang dan sebagai alat memanggil hujan.
Daerah penemuan Nekara di Indonesia antara lain, pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau Selayar. Diantara nekara-nekara yang ditemukan di Indonesia, biasanya beraneka ragam sehingga melalui hiasan-hiasan tersebut dapat diketahui gambaran kehidupan dan kebudayaan yang ada pada masyarakat pra-sejarah. Pada umunya nekara yang ditemukan di Indonesia ukurannya besar-besar, contoh nekara yang ditemukan di Desa Intaran daerah Pejeng Bali, memiliki ketinggian 1,86 meter dengan garis tengahnya 1,60 meter, nekara tersebut dianggap suci, sehingga ditempatkan di Pure Penataran Sasih. Dalam Bahasa Bali sasih artinya bulan, maka nekara tersebut dinamakan nekara bulan pejeng.
Nekara yang ditemukan di pulau Alor selain bentuknya kecil juga ramping, disebut dengan moko. Fungsi moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan sebagai mas kawin atau jujur.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6Ox0xKh-UGDDHzpHegYAie6DkwFO9hklBqLJHKKTaFLXzcEG9D_0Di4bz_kqILyiuCYVVMXbFo_Nj2i5tqFA1EkUen6XLkCVK8NSmelRlv4djN8Zu3CZYmnhAxod5ROHJeP2PkBFixrD2/s1600/Nekara+zaman+logam.png

Gambar 1.4. Nekara dan Moko


c.    Arca perunggu
Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang. Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya.
Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai liontin/bandul kalung. Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor).


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWu0FIZD54zXM9z2JphtOVbf2CJVnIe7RtERxXm5YaaAYhhGYoJqwNfL02Iw15p9-80PKq0af7OWyvDH9woEIG3xbt-XjJppt1w3LZPL3lk0WO6pFbRPMzplARHBGTSGrF9wCl-Sp555RS/s1600/arca+perunggu.png

 
Gambar 1.5. Arca Perunggu




Kemahiran teknik yang dimiliki manusia zaman logam ini berhubungan dengan tersusunnya masyarakat yang menjadi makin kompleks, dimana perkampungan sudah lebih besar. Pembagian kerja makin ketat dengan munculnya golongan yang melakukan pekerjaan khusus (undagi). Pertanian dengan sistem persawahan mulai dikembangkan dengan menyempurnakan alat pertanian dari logam, pengolahan tanah, dan pengaturan air sawah. Hasil pertanian ini selain disimpan juga diperdagangkan ke tempat lain bersama nekara perunggu, moko, perhiasan, dan sebagainya. Peranan kepercayaan dan upacara-upacara religius sangat penting pada masa ini. Kegiatan-kegiatan dalam masyarakat di lakukan terpimpin, dan ketrampilan dalam pelaksanaannya makin ditingkatkan.
Mencermati perkembangan manusia pada umumnya terdapat tiga faktor yang saling berkaitan yaitu alam, manusia sendiri, dan kebudayaan. Oleh karena itu untuk mendapatkan penjelasan tentang kehidupan manusia masa prasejarah maka perlu mengintegrasikan antara lingkungan alam, tinggalan manusia, dan tinggalan budayanya.
Cara hidup manusia masa paleolitik sangat bergantung kepada alam lingkungannya. Mereka hidup nomaden di tempat yang cukup persediaan bahan kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya. Maka jelaslah bahwa dimanapun manusia berada akan membutuhkan alam begitu pula sebaliknya.
Penemuan logam pun tidak terbatas hanya di Indonesia, namun sampai ke Asia Selatan, Asia Barat Daya, Cina, Asia Tenggara. Penemuan cukup penting yang memunculkan data baru tentang zaman logam di Thailand di dua situs terkenal : Ban Chieng dan Non Nok Tha. Ekskavasi situs Ban Chieng telah dilakukan pada tahun 1972, 1973, 1974, dan 1975 (Gorman dan Charoenwongsa, 1976). Dari hasil ekskavasi tersebut Joice White (1982) menyusun fase kronologis situs Ban Chieng menjadi tiga periode :
1.      Periode awal meliputi kurun waktu kira-kira 3600-1000 SM. Pada periode ini ditemukan artefak perunggu berupa ujung tombak dan pertanggalannya diperkirakan berasal dari 2000 SM.
2.      Periode tengah meliputi kurun waktu kira-kira 1000-300 SM.
3.      Periode akhir berlangsung dari 300 SM-200 SM.
Teknologi sederhana berupa alat-alat logam tersebut merupakan cikal bakal teknologi yang sekarang, dimana manusia berkembang secara pengetahuan dan secara turun menurun dari nenek moyang. Seperti sekarang logam telah berubah kegunaan menjadi berbagai macam bentuk dan fungsi yang semuanya digunakan untuk kehidupan manusia, antara lain ;
a.       Perhiasan
b.      Bahan bangunan
c.       Bahan kendaraan
d.      Bahan peralatan listrik
e.       Obat-obatan
f.       Peralatan pertanian
g.      Senjata
h.      Peralatan rumah tangga
i.        dll.
Perkembangan peradaban manusia kini telah kompleks dari segi pribadi manusia serta lingkungan atau alam. Dimana alam memberi semua kebutuhan manusia dengan pengolahan tertentu dan pengetahuan manusia yang terus menerus meningkat. Tanpa pengetahuan terdahulu tentu tidak akan berkembang teknologi seperti sekarang. Dengan begitu manusia dapat berusaha menciptakan sesuatu dengan penemuan-penemuan yang berasal dari alam. Dan semakin berkembang manusia tersebut akan semakin berkembang pula peradabannya.

Kesimpulan

Teknologi sederhana dapat ditemukan jauh sebelum zaman ini, salah satunya ialah pada Zaman Logam. Disebut Zaman Logam, karena alat-alat penunjang kehidupan pada masa itu sebagian besar adalah terbuat dari logam. Pada zaman ini, manusia dahulu menggunakan logam untuk kehidupannya. Pada masa ini teknologi pembuatan alat jauh lebih tinggi tingkatnya dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal tersebut dimulai dengan penemuan baru berupa teknik peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis logam. Penemuan logam merupakan bukti kemajuan pyrotechnology karena manusia telah mampu menghasilkan temperatur yang tinggi untuk dapat melebur bijih logam
Dengan adanya kebudayaan dan penemuan masa lampau yakni periode zaman logam, alat perkakas logam yang digunakan manusia kini semakin beragam, hal tersebut didukung oleh semakin berkembangnya pengetahuan oleh manusia. Tanpa pengetahuan terdahulu tentu tidak akan berkembang teknologi seperti sekarang. Dengan begitu manusia dapat berusaha menciptakan sesuatu dengan penemuan-penemuan yang berasal dari alam. Dan semakin berkembang manusia tersebut akan semakin berkembang pula peradabannya.





DAFTAR PUSTAKA

Nasrudin Harun, dkk. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University Press.
Hidayat, Mas. 2015. Alam Pikir Manusia dan Perkembangannya. http://www.karyatulisku.com/2015/04/alam-pikir-manusia-dan-perkembangannya.html?m=1. 13 Maret 2018.
Wikipedia. 2015. Teknologi. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teknologi. 13 Maret 2018.  
Noor, Yusliani dan Mansyur. 2015. Menelusuri Jejak-Jejak Masa Lalu Indonesia. Banjarmasin : Banjarmasin Press.
Sujud, Slamet. 2013. PRASEJARAH INDONESIA:  Tinjauan Kronologi dan Morfologi. Sejarah Dan Budaya. No.2: hal 20-30.
Haryono, Timbul. 1999. Dinamika Kebudayaan Logam Di Asia Tenggara Pada Masa Paleometalik: Tinjauan Arkeometaalurgis. Humaniora. No.10: hal 25-31.
Anonim. 2011. Kapak Corong. https://museumnasional.wordpress.com/2011/04/16/kapak-corong/. 13 Maret 2018. 
Saputra Eman, Yusup. 2013. Masa Perundagian. http://sejarahkelasx.blogspot.co.id/2013/09/masa-perundagian.html?m=1. 13 Maret 2018.
Anonim. 2016. Zaman Logam (Alat Peninggalan Kebudayaan Logam, Zaman Perunggu dan Besi, Corak kehidupan Masyarakat, Teknologi Pada Zaman Logam). http://siswanews.blogspot.co.id/2016/08/zaman-logam-alat-peninggalan-kebudayaan.html?m=1. 13 Maret 2018.
Anonim. 2016. Fungsi dan Gambar Nekara, Moko, Kapak Corong, Bejana Perunggu, Arca dan Perhiasan Perunggu (Alat Zaman Perundagian). http://www.guruips.com/2016/08/fungsi-dan-gambar-nekara-moko-kapak.html?m=1. 13 Maret 2018.




Nama korektor                        : wiwin musya’adah / 16040254032
Saran                                        :
1.      sumber gambar kurang jelas harus dicantumkan sumbernya dari mana
2.      tidak ada kutipan sebaiknya diberi kutipan agar sumbernya jelas.

Tanggal diberikan                    : 15 maret 2018

Tanggal selesai dikoreksi         : 17 maret 2018

1 comment: