Pages

Wednesday, March 21, 2018

MENINJAU KRONOLOGI PRA-SEJARAH PADA ZAMAN BATU DI INDONESIA




MENINJAU KRONOLOGI PRA-SEJARAH PADA ZAMAN BATU DI INDONESIA
Defi Kusmawati, Ratih Robbana, Samik.

Abstrak
Prasejarah Indonesia merupakan bagian awal dari sejarah kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu dengan mempelajari prasejarah Indonesia diharapkan dapat mengerti dan memahami awal pertumbuhan kebudayaan bangsa Indonesia, terutama pertumbuhan dan perkembangan masyarakat masa kini. 
Zaman Batu adalah zaman dimana segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia untuk meringankan pekerjaannya terbuat dari batu. Oleh karena itu zaman ini disebut dengan zaman batu. Pada saat itu logam belum dikenal. Alat alat dati batu, diantaranya adalah kapak. Alat alat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana) karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup saja.
Zaman ini dibagi menjadi empat zaman yaitu ; zaman palaeleothikum, mesolithikum, neolithikum dan megalithikum. Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu, yaitu selama masa pleistosen (diluvium). Pengertian prasejarah Indonesia tidak hanya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia sejak saat hadirnya hominid yang pertama pada kala plestosen hingga yang pertama hingga saat manusia telah mengenal tulisan pertama pada sekitar abad 4-5 M. 


ISI
Zaman Batu adalah zaman dimana segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia untuk meringankan pekerjaannya terbuat dari batu. Oleh karena itu zaman ini disebut dengan zaman batu. Pada saat itu logam belum dikenal. Alat alat dati batu, diantaranya adalah kapak. Alat alat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Cara hidup mereka pada saat itu masih sederhana. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka masih menggantungkan pada keadaan alam. Zaman ini disebut zaman batu karena sebagian besar alat- alat penunjamg kehidupan manusia, misalnya untuk mencari dan mengolah makanan masih terbuat dari batu. Zaman batu dibagi menjadi empat:

1. Palaeolithikum (jaman batu tua).
Sebagai ciri jaman ini : alat- alat dibuat dari batu yang dikerjakan secara kasar, tak diasah atau dihaluskan. Manusianya belum bertempat tinggal tetap, masih mengembara. Jaman ini berlangsung lama sekali, yaitu selama jaman geologi pleistocen atau diluvium (jadi kira- kira 600.000 tahun yang lalu). 
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.
Kehidupan masyarakat pada zaman batu tua masih sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka sangat bergantung kepada alam. Oleh karena itu, tempat tinggal mereka berpindah-pindah dari satu temapat ke tempat lainnya.  Tempat yang ditinggali adalah daerah yang subur dan banyak menyediakan bahan makanan, seperti daun dan umbi-umbian. Setelah bahan makanan di tempat tersebut habis, mereka akan pindah mencari tempat lain yang subur dan memiliki persediaan bahan makanan. 
Pembagian jaman selanjutnya jatuh dalam jaman geplogi helocen atau alluvium. Pada jaman ini mereka sering melakukan percobaan coba- coba dan salah (trial and eror) diulang ulang sehingga muncul know how walau tahu sebabnya. Dalam kehidupan masa Palaeolithikum ini secara tidak langsung terjadi pembagian kerja berdasarkan perbedaan seks atau umur. Kaum lelaki bertugas mencari makan dengan berburu binatang, sedangkan kaum perempuan timggal di rumah mengasuh anak sembari meramu makanan. Bahkan setelah api ditemukan, maka peramu menemukan cara memanasi makanan. Sementara itu pada masa ini belum ditemukan bukti adanya kepercayan atau religi dari manusia pendukungnya. Alat- alat pada zaman ini seperti kapak genggam, kapak perimbas, alat- alat dari binatang atau tanduk rusa, dan flakes. (jurnal)
Berdasarkan daerah penemuannya, kebudayaan batu tua dibedakan menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.  
                                     
a) Kebudayaan Pacitan                                                                                              
Disebut kebudayaan Pacitan sebab hasil budayanya terdapat di daerah Pacitan (Pegunungan Sewu, Pantai Selatan Jawa). Alat yang ditemukan berupa chopper (kapak penetak) atau disebut kapak genggam. Pendukung kebudayaannya adalah Pithecanthropus erectus dan budaya batu ini disebut stone culture.  

b) Kebudayaan Ngandong 
Disebut kebudayaan Ngandong sebab hasil kebudayaannya ditemukan di Ngandong, Ngawi, Jawa Timur. Di sini juga ditemukan kapak seperti di Pacitan dan juga kapak genggam, sedangkan di Sangiran ditemukan batu flakes dan batu chalcedon
 
Sumber gambar :www. Mangkuprit.file.wordpress.com


2. Mesolithikum (jaman batu tengah).

Pada zaman Mesolithikum manusia yang hidup pada zaman ini adalah jenis homo sapien (manusia cerdas). Dari faktor manusia yang hidup, perkembangan zaman batu pada masa ini berlangsung lebih cepat dari pada masa sebelumnya. Pada zaman batu tengah ini, tempat tinggal masyarakat sudah mulai menetap atau tidak berpindah-pindah. Mereka tinggal di gua-gua, bahkan ada juga masyarakat yang sudah mampu membuat rumah meskipun masih sederhana dengan atap dan dinding saja. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, mereka sudah mulai bercocok tanam, seperti umbi-umbian.
 Alat- alat jaman ini masih menyerupai alat- alat paleolitikum. Orang sudah mulai bertempat tinggal tetap. Kebudayaan mesolithikum di negeri kita terutama sekali didapatkan bekas- bekasnya di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan baru- baru ini di Flores. Dari peninggalan- peninggalan itu dapat diketahui bahwa manusia jaman itu terutama masih hidup dari berburu dan menangkap ikan (food gathering) seperti juga dalam jama paleolitikum. 
Pada zaman ini dapat dianalisi bahwa kebudayaan zaman mesolithikum dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :”pebble culture ( alat kebudayaan kapak genggam ), bone culture ( alat kebudayaan dari tulang) dan fabe culture (kebudayaan alat serpih)”. Pebble culture terutama ditemukan dari suatu corak peninggalan istimewa yaitu kjokkenmoddinger Lingkungan ini ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra di daerah Langsa (Aceh). Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu atau menjadi fosil. Mereka hidup dari siput dan kerang yang dipatahkan ujungnya kemudian dihisap isinya dan bagian kepalnya. Kulit siput dan kerang tersebut kemudian dibuang sehingga menimbulkan bukit kerang. Dalam bukit kerang tersebut ditemukan pebble atau sejenis kapak genggam khas Sumatra. 
Lingkungan kedua pada aman ini adalah abris sous roche yaitu gua yang dipakai sebagai tempat tinggal. Gua ini hanyalah sebuah ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberikan perlindungan dari panas dan hujan. Pada dasar gua tersebut ditemukan alat- alat yaitu mata panah, flake (alat serpih ), batu penggiling (pipisan), dan lain- lain.
 
Sumber gambar : www. Mangkuprit.file.wordpress.com

3. Neolithikum (jaman batu muda). 
Pada zaman tersebut telah terjadi revolusi kehidupan, yaitu adanya perubahan dari kehidupan nomaden dengan food gathering yang telah menjadi menetap dengan food producing. Berdasarkan hasil penelitian, manusia purba yang berada di zaman ini sudah berkomunikasi dengan memakai bahasa Melayu Polinesia. Zaman ini dimulai sekitar 1500 tahun SM. Disebut kebudayaan Batu Muda (Neolitikum) sebab semua alatnya sudah dihaluskan. Mereka sudah meninggalkan hidup berburu dan mulai menetap serta mulai menghasilkan makanan (food producing). Mereka menciptakan alat-alat kehidupan mulai dari alat kerajinan menenun, periuk, membuat rumah, dan mengatur masyarakat. Alat- alat batu sudah diasah dan diupam, sehingga halus dan banyak pula yang indah sekali. Kecuali tembikar sudah pula dikenal tenunan. Orang sudah bertempat tinggal tetap dan bercocok tanam.
Masyarakat pada zaman batu muda ini sudah hidup menetap dengan membuat dan menempati rumah-rumah. Rumah-rumah itu dibuat dari kayu, bambu atau daun-daunan. Mereka sudah hidup berkelompok membentuk suatu masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka bercocok tanam dengan menggunakan kapak persegi dan kapak lonjong. Kapak persegi dan kapak lonjong ini selain berfungsi untuk memotong atau memukul, juga dapat digunakan sebagai cangkul dalam bercocok tanam.
  


Sumber gambar : www. Mangkuprit.file.wordpress.com


Kebudayaan mereka juga telah mengalami kemajuan yang ditunjukan dengan kemampuan mereka menghasilkan gerabah dan tenunan. Pola hidup menetap yang mereka jalani menghasilkan kebudayaan yang lebih maju, karena mereka mempunyai waktu luang untuk memikirkan kehidupannya. Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman ini adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Pada zaman neolithikum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.      

a. Pahat Segi Panjang                                                                                       
Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan Selatan, daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India, selanjutnya sebagian besar dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa, kepulauan Kuril dan Jepang.

b. Kapak Persegi
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.

c. Kapak Lonjong
Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian

d. Kapak Batu
Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak persegi, hanya saja di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat. 

e. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang dari batu indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir. 

f. Pakaian dari kulit kayu
Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian.

g. Tembikar (Periuk belanga)
Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.


4. Megalithikum (zaman batu besar).
Zaman ini disebut dengan zaman batu besar, karena pada zaman ini mereka sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan terbuat dari batu besar. Kebudayaan ini berkembang dari Zaman Neolithikum sampai Zaman Perunggu. 
Pada zaman ini mulai mengenal kepercayaan, walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awala yaitu, kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Mereka percaya bahwa roh orang yang meninggal pergi ke suatu tempat dan sewaktu- waktu bisa dipanggil untuk memberikan pertolongan. Mereka sudah mengenal satu tahun surya (a solar year), dan sudah mulai mengenal langkah ilmiah (seperti pengamatan, pengumpulan data dan sintesis yang dikenal natural proses ).                        
Disebut kebudayaan Megalitikum sebab semua alat yang dihasilkan berupa batu besar. Zaman batu besar ini sudah berlangsung  dari zaman Neolithikum sampai zaman perunggu. Kebudayaan Megalithikum ialah suatu kebudayaan yang sudah menghasilkan bangunan atau monumen yang dibuat dari batu-batu yang memiliki ukuran besar. Adapun tujuan dari pembangunan bangunan tersebut ialah sebagai sarana untuk melakukan pemujaan kepada roh nenek moyang.                                                    
Pada zaman ini manusia melakukan banyak kegiatan yang menyangkut kehidupannya. Mereka sudah mepunyai aktifitas seperti berbueu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam.
Ciri-cirinya manusia pada zaman ini yaitu :
  • Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar.
  • Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu.
  • Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animisme.
Ada beberapa alat dan bangunan yang dihasilkan pada zaman kebudayaan megalithikum:
a) Menhir
Menhir adalah tiang tugu batu besar yang berfungsi sebagai tanda peringatan suatu peristiwa atau sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Daerah penemuannya di Sumatra Selatan dan Kalimantan.
b) Dolmen 
Dolmen adalah meja batu besar yang biasanya terletak di bawah menhir tempat meletakkan sesaji. Daerah temuannya di Sumba, Sumatra Selatan, dan Bondowoso (JawaTimur).
c) Keranda (sarkofagus)
Keranda adalah petimati yang dibuat dari batu. Bentuknya seperti lesung. Keranda banyak ditemukan di daerah Bali.
d) Peti kubur batu
Peti kubur batu merupakan kuburan dalam tanah yang sisi-sisi, alas, dan tutupnya diberipapan dari lempeng batu. Peti kubur batu ini banyak ditemukan di Kuningan, Jawa Barat.  
e) Punden berundak
Punden berundak merupakan bangunan dari batu yang disusun bertingkat-tingkat (berundak-undak). Fungsinya adalah sebagai bangunan pemujaan roh nenek moyang yang kemudian menjadi bentuk awal bangunan candi. Bangunan punden berundak adalah bangunan asli Indonesia.
f) Waruga 
Waruga adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat. Waruga biasanya dibuat dari batu utuh. Daerah temuannya adalah di Sulawesi Tengah dan Utara. 
g) Arca
Arca-arca megalit merupakan bangunan batu besar berbentuk binatang atau manusia yang banyak ditemukan di dataran tinggi Pasemah, Sumatra Selatan yang menggambarkan sifat dinamis. Contohnya Batu Gajah, sebuah patung batu besar dengan gambaran seorang yang sedang menunggang binatang dan sedang berburu.                                                    
Adapun  kebiasaan-kebiasaan yang muncul pada zaman ini:
 a) Pemujaan matahari 
Di Indonesia, matahari dipuja sebagai matahari, bukan sebagai dewa matahari seperti di  Jepang.
b) Pemujaan dewi kesuburan 
Dapat dilihat di candi-candi seperti Sukuh dan Certo sebagai lambing kesuburan.  Di Jawa, pada umumnya Dewi Sri dipuja sebagai dewi kesuburan dan pelindung padi.
c) Adanya keyakinan alat penolak bala (tumbal) 
Biasanya dengan menanam kepala kerbau di tengah bangunan atau tempat tertentu.
d) Upacara ruwatan 
Upacara ruwatan adalah upacara untuk mengembalikan orang atau masyarakat kepada kedudukan yang suci seperti semula.

Sumber gambar : www. Mangkuprit.file.wordpress.com

Tabel tentang zaman batu
No.
Zaman
Hasil Kebudayaan
Manusia hasil pendukung
Ciri hasil budaya
1.
Palaelithikum
     ·         Kapak genggam
     ·         Cupper
     ·         Alat serpih
     ·         Alat- alat tulang     
      ·         Homo erectus
      ·         Homo sapiens              wajakenesis
      ·         Homo sapiens soloensis
     ·         Batunya kasar
     ·         Belum dibentuk
2.
Mesolithiku   m
     ·         Jokkenmodingger
     ·         Abris sous roche
     ·         Pabble, hacke, route, flake
     ·         Ujung mata panah, pipisan
     ·         Papua melosonoide
     ·         Batunya agak halus
     ·         Batunya dibetuk sesuai dengan kebutuhan
3.
Neolithikum
     ·         Kapak lonjong
     ·         Kapak persegi
     ·         Perhiasan
     ·         Gerabah

      ·         Proto melayu( nias, toraja ,sasak )
     ·         Batunya halus
     ·         Dibentuk sesuai dengan kebutuhan
4.
Megalithikum
      ·         Arca
      ·         Dolmen
      ·         Kubur batu
      ·         Proto melayu
      ·    Batunya dibentuk


KESIMPULAN
Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbut dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu ataupun bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana) karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup.
Zaman Batu adalah zaman dimana segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia untuk meringankan pekerjaannya terbuat dari batu. Oleh karena itu zaman ini disebut dengan zaman batu. Pada saat itu logam belum dikenal. Alat alat dati batu, diantaranya adalah kapak. Alat alat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Cara hidup mereka pada saat itu masih sederhana. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka masih menggantungkan pada keadaan alam.

DAFTAR PUSTAKA
Tjandrakirana, Muslim Ibrahim,dkk. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa
University Press
Soekomo. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Yogyakarta:
KANISIUS
Howell, F.C. 1980. Manusia Purba. Jakarta: Tirta Pustaka.
Soejono, R.P.2000. Tinjauan tentang Perkembangan Prasejarah Indonesia.
Aspek- aspek Arkeologi Indonesia No. 5. Jakarta : Pusat Arkeologi
Jacob, T. 1969. Kesehatan di Kalangan Manusia Purba. B.I. Ked. Gadjah Mada 1
(2) : 143-157
Koentjoroningrat. 1974. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta :              
Gramedia









0 comments:

Post a Comment