Pages

Monday, March 26, 2018

Perkembangan Bioteknologi dan Pemanfaatannya


Perkembangan Bioteknologi dan Pemanfaatannya
Oleh : Fadilla Sukma Indrawati, Restu Indah Sekar Sari, Samik
Abstrak
Indonesia terkenal memiliki banyak sumber daya alam namun tidak menyeimbangkan usaha pengelolaan dengan baik. Padahal, pengelolaan ini bisa dilakukan secara kreatif dengan menggunakan metode Bioteknologi, sebab manusia telah melakukan sejak dulu, tapi tidak pernah terdengar mati. Tujuan penulisan ini untuk memberi informasi tentang bioteknologi global yang diharapkan bisa dimanfaatkan secara kreatif oleh masyarakat Indonesia dalam mengelola sumber daya alamnya untuk kepentingan bersama. Aktivitas Bioteknologi meliputi rekayasa transgenik yang mampu menghasilkan lebih baik dan lebih banyak produk dari sumber yang sedikit dan kurang potensial. Seperti aspek pertanian, dapat meningkatkan hasil panen dengan i  menggunakan metode Bioteknologi. Sampai saat ini, pertanian memiliki ratusan gen berbagai cara. Diburu oleh sumber sukses panen dan menghasilkan ratusan jenis baru tanaman yang disebut tanaman transgenik.
Kata kunci: Bioteknologi Industri, Perkembangan Bioteknologi Industri di Indonesia
Isi :
Bioteknologi Industri
Bioteknologi industri adalah aplikasi bioteknologi yang bertujuan untuk memenuhi aktivitas industri, termasuk manufaktur, bioenergi, dan biomaterial yang mencakup penggunaan sel dan komponen sel seperti organel dan enzim untuk menghasilkan produk. Bioteknologi mampu mempengaruhi berbagai industri kimia karena banyak produknya mampu dihasilkan secara efisien dengan bioteknologi. Selain itu, bioteknologi juga menjadikan banyak industri terkait secara signifikan menjadi kurang bergantung pada bahan bakar fosil. Produksi penisilin dapat menjadi contoh bagaimana bioteknologi tumpang tindih dengan industri lain seperti farmasi. Mikroorganisme pada bioteknologi banyak digunakan untuk kepentingan industri dengan beberapa alasan, seperti : cepat berkembang biak, memerlukan media yang relatif murah untuk pertumbuhannya, tidak memerlukan area atau tempat yang luas untuk produksinya.
Berdasarkan klasifikasi yang diberikan Biotechnology Industry Organization, terdapat tiga tahap industrialisasi bioteknologi. Tahap pertama adalah bioteknologi hijau yang pertama kali berkembang dalam bentuk industri pertanian. Tahap kedua yaitu industri farmasi dan bioteknologi kedokteran. Tahap ketiga adalah bioteknologi industri di mana bioteknologi diindustrialisasikan secara besar-besaran di semua sektor industri, terutama di bidang energi (bioenergi) dan bioproses.
Bioteknologi industri sangat berkaitan dengan perubahan iklim, terutama dalam kemampuannya dalam menggunakan material biologis dalam menangkap karbon di udara selama proses produksi berlangsung dan produksi bioenergi untuk bahan bakar industri. Bioenergi juga menghasilkan emisi seperti bahan bakar pada umumnya, namun dikategorikan ramah lingkungan karena selama proses produksi berlangsung sejumlah karbon dioksida diserap dari udara.
Bioteknologi industri juga mampu mengurangi penggunaan lahan yang biasanya digunakan untuk menanam bahan pangan. Bioteknologi industri mampu menghasilkan bahan pangan bernutrisi lengkap di dalam laboratorium menggunakan alga. Selain itu, aplikasi produk bioteknologi industri juga bisa digunakan di lahan pertanian, misal pupuk hayati untuk diaplikasikan ke tanaman pertanian sehingga produksi bahan pangan meningkat. Bioteknologi industri juga mampu mengurangi persaingan antara kebutuhan bahan bakar dan kebutuhan bahan pangan karena mampu mengolah bahan non-pangan seperti selulosa dan lemak nabati non-pangan (minyak jarak, minyak nyamplung) menjadi bahan bakar. Persaingan ini terutama terjadi pada produksi tebu sebagai bahan baku industri etanol dan gula, serta produksi kelapa sawit untuk industri biodiesel dan minyak goreng. Bioteknologi industri juga mampu mengolah sampah pertanian menjadi bahan baku industri, bahan siap pakai, dan energi; serta menggantikan penggunaan bahan baku industri yang tidak ramah lingkungan, misal menggantikan plastik dengan bioplastik.

Perkembangan Bioteknologi industri di Indonesia
Apabila perkembangan bioteknologi secara keilmuwan di Indonesia kuat khususnya di bidang pertanian, perkembangan  industri/bioindustri Indonesia justru sebaliknya. Seperti yang terkandung didalam pendahuluan, bioteknologi pertanian dengan pemanfaatan tanaman transgenik oleh perusahaan seperti Monsanto/Monagro Kimia, banyak mendapat tantangan. Sehingga pemanfaatan bioteknologi pertanian kita masih bersandar pada bioteknologi tingkat tua yaitu pemanfaatan pada tingkat seluler bukan molekuler. Contohnya adalah industri kultur jaringan yang berkembang baik dalam industri kehutanan dengan kebutuhan penyediaan bibit tanaman untuk reboisasi maupun untuk estetika seperti bunga-buga untuk pajangan seperti anggrek, dsb. Kultur jaringan adalah pembuatan bibit dan perbanyakannya menggunakan permainan komposisi media. Yang digunakan bisa segala sumber organ tumbuhan mulai dari biji, daun, tunas, dsb jadi lebih luas dari teknologi pembibitan konvensial dengan stek. Yang dimanipulasi adalah sel penyusun organ itu untuk berubah menjadi tanaman sempurna melalui hormon-hormon dalam media yang digunakan. Jadi ini adalah bioteknologi tingkat tua, bukan bioteknologi modern.
Bioteknologi pangan, cukup berkembang dengan baik walau belum tereksploitasi secara optimal. Misalnya komposisi kecap yang membedakan rasa, warna dan bau/flavor sangat dipengaruhi oleh jenis kedelai sebagai bahan baku dan juga mikroba yang digunakan. Sementara ini semua masih dilakukan secara tradisional walau secara penelitian sudah ada yang mulai mengarah pada pemanfaatan flavornya. Demikian pula berbagai buah dan produk pertanian untuk pangan baik sebagai perasa seperti vanili maupun pewarna dan bau yang banyak dieksploitasi oleh industri flavor Eropa dan Amerika di Indonesia, juga makin merasakan pentingnya bioteknologi modern. Selain flavor, kebutuhan yang besar adalah enzim dan protein yang banyak digunakan dalam proses pembuatan produk pangan seperti enzim protease, enzim lipase, dsb. Tak terkecuali dengan pemanfaatan baru di kosmetik dan kebersihan seperti munculnya pasta gigi yang mengurangi detergen dengan mengganti protease, shampoo dengan komposisi protein collagen, dll. Sektor industri yang semakin besar cakupan penggunaan bioteknologinya di Indonesia adalah industri farmasi. Mungkin hal ini tidak terlalu didengar karena sebagian besar komponen industri farmasi masih impor dan produk-produk obat untuk bioteknologi masih dinikmati oleh kalangan berpunya di kota besar saja. Obat - obat untuk pengobatan dan pendukung terapi kanker misalnya, seperti hormon eritropoietin, hormon growth colony, stimulting factor, antibodi spesifik, dsb adalah contoh-contoh obat yang sekali suntik sekian juta rupiah harganya. Kalau obat resep seperti disebutkan, tidak pernah diiklankan di media massa, tapi alat kedokteran untuk diagnosa bisa diamati. Misalnya alat diagnosa penyakit DM yang harus mengukur kadar gula darahnya secara teratur menggunakan alat pengukur gula darah, sudah mulai diiklankan di media massa cetak nasional sejak beberapa tahun terakhir. Komponen utama dalam perangkat elektronik ini adalah enzim yang mengubah molekul glukosa menjadi sinyal elektronik. Perusahaan farmasi nasional baik yang BUMN seperti PT Kimia Farma, Tbk dan PT Kalbe Farma juga mulai melirik kebutuhan produk obat bioteknologi. PT Kimia Farma menggandeng LIPI dan lembaga riset Jerman, Fraunhofer untuk mengembangkan teknologi produksi obat-obat berbasis protein yang lebih murah dengan teknologi molecular farming. PT Kalbe Farma menggandeng lembaga riset Kuba dan Eropa dengan membentuk anak perusahaan bernama Innogen yang berkantor di Singapura.


Berikut ini beberapa industri atau bidang usaha yang memanfaatkan organisme dalam proses pembuatannya.
a. Industri Makanan dan Minuman
Dalam industri makanan dan minuman, mikroorganisme berperan penting untuk menghasilkan berbagai bahan seperti asam cuka dan minuman fermentasi. Minuman hasil fermentasi biasanya mengandung alkohol. Contohnya adalah bir, rum, anggur, wiski, dan minuman beralkohol lain. Mikroorganisme yang berperan adalah khamir (jenis jamur uniseluler, contohnya Saccharomyces cerevisiae). Produk minuman fermentasi berbeda-beda sesuai dengan bahan mentah dan jenis khamir yang digunakan. Contohnya rum merupakan hasil fermentasi dari jagung sedangkan anggur merupakan hasil fermentasi dari sari buah anggur. Khamir yang digunakan pada rum dan anggur adalah sama-sama dari genus Saccharomyces.
Di Indonesia sendiri sudah berdiri banyak industri dibidang makanan atau minuman yang menggunakan bioteknologi. Yaitu menggunakan bioteknologi kenvensional maupun modern.Contohnya seperti industri pembuatan kecap, yogurt, roti, keju dan lain-lainnya.

     b. Industri Farmasi dan Obat-Obatan
Dalam industri farmasi atau industri obat-obatan, mikroorganisme menghasilkan antibiotik dan hormon. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, khususnya mikroorganisme parasit pada tubuh manusia dan hewan. Penisilin merupakan antibiotik pertama yang dibuat dalam skala industri, dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum. Contoh lain adalah neomisin-B dihasilkan oleh Streptomyces fradiae, streptomisin dihasilkan oleh Streptomyces griseus, dan fumigilin dihasilkan oleh Aspergillus fumigatus. Hormon juga dapat dihasilkan oleh mikroorganisme. Contohnya hormon insulin berguna untuk menolong penderita diabetes melitus. Bahan lain yang dihasilkan adalah berbagai jenis asam amino, enzim, dan vitamin. Contoh industri di Indonesia dibidang farmasi dan obat-obata yaitu Perusahaan farmasi nasional baik yang BUMN seperti PT Kimia Farma, Tbk dan PT Kalbe Farma juga mulai melirik kebutuhan produk obat bioteknologi. PT Kimia Farma menggandeng LIPI dan lembaga riset Jerman, Fraunhofer untuk mengembangkan teknologi produksi obat-obat berbasis protein.

c. Produk Sumber Energi
Contoh dari bioteknologi industri yag berkembang di Indonesia yaitu pada perusahaan perkebunan kelapa sawit BUMN PTPN Vdi Riau yang memproduksi biogas dengan mengolah limbah cair kelapa sawit, ada pula industri penghasil gas elpiji Prosesnya mikrooganisme mencerna kotoran menjadi gas metana, gas ini kemudian dapat dialirkan ke rumah-rumah sebagai penghasil energi seperti gas elpiji. Limbahnya sangat baik untuk pupuk tanaman.
Melalui bioteknologi, dapat juga mengubah kotoran hewan, sampah, dan limbah pertanian dijadikan energi dengan bantuan mikroorganisme. Gas bio atau biogas adalah hasil fermentasi berbagai mikroorganisme yang banyak mengandung gas metana. Oleh karena itu gas bio dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas dan penerangan. Prinsip pembuatan gas bio seperti pada pembentukan gas yang terjadi pada hewan memamah biak, misalnya sapi. Di dalam lambung sapi, serat dari rumput yang bercampur air akan diubah oleh bakteri menjadi asam organik. Kemudian asam organik akan berubah menjadi gas metan dan karbon dioksida dengan bantuan mikroorganisme seperti Bacterioides, Clostridium butyrinum, Methanobacterium, Methanobacillus, dan Eschericia coli.
 
d. Industri Perminyakan dan Pertambangan
Mikroorganisme digunakan dalam berbagai bidang perminyakan dan pertambangan. Dalam bidang perminyakan berperan dalam pembentukan minyak, eksplorasi minyak, dan pembersihan ceceran minyak. Selain itu beberapa jenis bakteri dapat dimanfaatkan dalam pemisahan logam dari bijihnya. Contohnya adalah Thiobacillus ferooxidans. Bakteri ini tumbuh dalam lingkungan asam, seperti tempat pertambangan dan mampu memisahkan tembaga-tembaga dari bijinya melalui reaksi kimia. Strain yang lain mampu memisahkan logam besi dari bijihnya (besi sulfida). Chlorella vulgaris juga dapat melepaskan emas dari bijihnya dan mengakumulasi emas itu di dalam selnya. Jenis bakteri yang lain telah digunakan untuk memperoleh kembali beberapa bijih logam seperti mangan (Mn) dan uranium yang terdapat pada konsentrasi rendah pada bijih.
Mikroorganisme bermanfaat dalam pertambangan karena alasan-alasan berikut :
·      Tidak merusak lingkungan dibandingkan pengolahan dengan bahan kimia.
·      Lebih banyaknya mineral yang dapat menggunakan mikroorganisme dalam pengolahannya. Mikroorganisme mampu mengumpulkan mineral dari bijih yang hanya mengandung sedikit mineral. Bijih miskin mineral ini tidak layak diproses secara konvensional.

     e. Industri Plastik
Bahan biodegradable polymer termasuk salah satu produk baru yang dikembangkan di Indonesia. Bahan itu lebih murah dibanding bahan plastik lainnya. Waktu hancurnya lebih singkat. Bahan ini juga tidak beracun dan sangat aman untuk membungkus makanan.Bahan biodegradable polymer termasuk salah satu produk baru yang dikembangkan di Indonesia. Bahan itu lebih murah dibanding bahan plastik lainnya. Waktu hancurnya lebih singkat. Bahan ini juga tidak beracun dan sangat aman untuk membungkus makanan.
Plastik dan polimer banyak digunakan masyarakat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik diproduksi dunia untuk digunakan di berbagai sektor industri. Kira-kira sebesar itulah sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun.
Material plastik banyak digunakan karena mempunyai sifat unggul, seperti ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.  Sebaliknya, plastik masih mempunyai sifat kurang menguntungkan. Plastik tidak mudah hancur karena lingkungan, baik oleh cuaca hujan dan panas matahari maupun mikroba yang hidup dalam tanah. Beranjak dari permasalahan itu, muncul pemikiran menggunakan bahan alternatif untuk membuat material polimer yang ramah lingkungan (biodegradable, Red). Di beberapa negara maju, bahan plastik biodegradable sudah diproduksi secara komersial, seperti poli hidroksi alkanoat (PHA), poli e-kaprolakton (PCL), poli butilen suksinat (PBS), dan poli asam laktat (PLA).  Namun, kebanyakan bahan baku untuk bahan plastik biodegradable masih menggunakan sumber daya alam yang tidak diperbarui (non-renewable resources, Red) dan tidak hemat energi. Dengan demikian, tentu pengembangan bahan plastik biodegradable yang memanfaatkan bahan-bahan alam terbarui (renewable resources, Red) sangat diharapkan.
Kesimpulan :
Bioteknologi muncul sebagai suatu peningkatan dan kesempatan yang menyangkut banyak sektor industri termasuk makanan dan minuman, farmasi dan obat-obatan, sumber energi, perminyakan dan pertambangan, serta industri plastik. Jika dapat diringkas perkembangannya, dapat diartikan bahwa bioteknologi berperan secara utama karena dapat memproduksi bahan-bahan, dari bahan bakar, obat-obatan, makanan, vaksin, dari bahan kimia sampai plastik, seta memperbaiki lingkungan dan pengelolaan buangan.
Referensi :
1.      BUKU SAINS DASAR



0 comments:

Post a Comment