Pages

Wednesday, March 21, 2018

Apakah Pluto Itu Planet ?

                                               Apakah Pluto Itu Planet ?
                                   El Tsania D.A, Puspita Sari W, Samik

                                                                   Abstrak
Pluto merupakan Planet terluar dari tata surya kita. Semula orang tidak menyangka bahwa pluto merupakan planet karena sinarnya yang berkedip-kedip seperti bintang. Namun dengan pengamatan yang penuh dengan kesabaran akhirnya di simpulkan bahwa benda tersebut marupakan planet. Keanehan lain ialah bahwa pluto mempunyai garis edar yang agak berbeda dengan planet lain. Pada satu saat jaraknya lebih dekat dengan matahari dibandingkan planet neptunus, sedangkan pada saat lain lebih jauh. Namun rata-rata plutolah yang terjauh. Pluto merupakan nama dewa kegelapan dari bangsa yunani, diberi nama demikian karena memang mendapat cahaya matahari sangat sedikit karena ltaknya sangat jauh yaitu 39.5 AU.

Kata Kunci : Pluto, Planet, Tata Surya dan Neptunus.


           Gambar 1 Planet Pluto
                       Sumber
     Pluto  dalam  bahasa  Yunani  berarti  Hades,  yaitu  nama  dewa  dunia  penjahat Yunani.  Setelah  mendapat  banyak  usulan  pemberian  nama  planet  kesembilan  dari sistem  tata  surya  ini,  dipilihlah  nama  Pluto.  Pemberian  nama  “Pluto”  mungkin dikarenakan  letaknya  yang  sangat  jauh  dari  matahari  dan  selalu  dalam  kegelapan. Ada  juga  dugaan  huruf  PL  pada  nama  Pluto  merupakan  singkatan  dari  Percival  Lowell. Percival  Lowell  adalah  pendiri  Observatorium  Lowell  di  Arizona  Amerika.  Ahli-ahli  astronomi  di  Observatorium  Lowell  melakukan  penelitian  untuk mencari  planet  kesembilan.  Setelah  melalui  serangkaian  penelitian  yang  panjang, akhirnya  Clyde  W.  Tombaugh  –seorang  ahli  astronomi  yang  bekerja  di Observatorium  Lowell–  berhasil  menemukan  planet  yang  mereka  cari  pada  tanggal  18 Februari  1930.  Pengamatan  lanjutan  dilakukan  dan  pada  tangal  13  Maret  1930 Observatorium  Lowell  secara  resmi  mengumumkan  penemuan  planet  baru  tersebut.
    Ada  perbedaan  pendapat  mengenai  pengelompokan  Pluto  sebagai  planet.  Pluto dikelompokkan  sebagai  planet  kesembilan  segera  setelah  penemuannya  dan pengelompokkan  ini  sudah  berjalan  selama  75  tahun.  Akan  tetapi,  pada  tanggal  24 Agustus  2006,  IAU  (International  Astronomical  Union)  –Perserikatan  Astronomi Internasional–  memutuskan  pengertian  baru  tentang  planet  dan  tidak  memasukkan Pluto  sebagai  planet.  Menurut  pengertian  IAU,  sistem  tata  surya  kita  memiliki delapan  planet,  yaitu  Merkurius,  Venus,  Bumi,  Mars,  Jupiter,  saturnus,  Uranus,  dan Neptunus.  Pluto  dikelompokkan  sebagai  planet  kecil,  dan  planet  kecil  tidak  sama dengan  planet  yang  sesungguhnya. Perbedaan  pendapat  mengenai  status  Pluto  sebagai  planet  terjadi  selama beberapa  tahun. 
     Pluto  mempunyai  sebuah  satelit  alam.  Satelit  alam  Pluto  ini  ditemukan  oleh  Jim Christy  pada  tahun  1978  dan  dinamakan  Charon.  Yang  unik  dari  Charon  karena diameternya  setengah  diameter  Pluto.  Satelit  alam  lain  dalam  sistem  tata  surya tidak  ada  yang  memiliki  perbandingan  seperti  Pluto  dan  Charon. Pluto  dan  Charon Charon  memiliki  kecepatan  rotasi  yang  hampir  sama  dengan  Pluto.  Ini menyebabkan  Charon  terlihat  seperti  terpaku  di  langit  Pluto.  Permukaan  Charon diperkirakan  terdiri  dari  es  dan  air. Pad  akhir  tahun  2005  ditemukan  dua  satelit  alam  baru  yang  mengelilingi  Pluto. Dua  satelit  alam  kecil  itu  diberi  nama  Nix  dan  Hydra.  Diameter  kedua  satelit  alam itu  diperkirakan  sekitar  60–200  km.



Gambar 2 Satelit Planet Pluto

          Asal usul dan identitas Pluto telah membingungkan para astronom. Salah satu hipotesis awal menyatakan bahwa Pluto adalah satelit Neptunus yang dikeluarkan dari orbitnya oleh satelit terbesar, Triton. Gagasan ini akhirnya ditolak setelah studi dinamika orbit kedua planet menunjukkan bahwa fenomena seperti itu mustahil terjadi. Tempat sejati Pluto di Tata Surya mulai terungkap pada tahun 1992 ketika para astronom mulai menemukan benda-benda es kecil di luar Neptunus yang lebih kecil daripada Pluto baik orbit, ukuran, maupun komposisinya. Populasi trans-Neptunus ini diyakini menjadi sumber berbagai komet periode rendah. Para astronom sekarang percaya bahwa Pluto adalah anggota sabuk Kuiper terbesar, sabuk objek stabil antara 30 dan 50 SA dari Matahari. Per 2011, survei abuk Kuiper sampai magnitudo 21 hampir selesai dan benda-benda berukuran Pluto lainnya yang tersisa diperkirakan berada di luar 100 SA dari Matahari.  Seperti objek-objek sabuk Kuiper (KBO) lainnya, Pluto memiliki fitur yang sama seperti komet; misalnya, angin matahari perlahan meniupkan permukaan Pluto ke luar angkasa layaknya komet.  Menurut salah satu klaim, apabila Pluto diletakkan di tempat yang sama seperti Bumi, Pluto akan memiliki ekor seperti komet pada umumnya.  Klaim ini diragukan dengan alasan kecepatan lepas Pluto terlalu tinggi sehingga perilaku mirip komet ini tidak mungkin terjadi.
          Meski Pluto adalah objek sabuk Kuiper terbesar yang pernah ditemukan,  satelit Neptunus, Triton, yang ukurannya agak lebih besar daripada Pluto, memiliki kemiripan geologi dan atmosfer dan diyakini sebagai objek sabuk Kuiper yang terperangkap. Eris (baca di atas) memiliki ukuran yang kurang lebih sama dengan Pluto (dengan massa yang lebih besar) tetapi tidak dianggap sebagai bagian populasi sabuk kuiper. Eris justru dianggap sebagai anggota populasi terkait yang disebut piringan tersebar. Sejumlah objek sabuk Kuiper seperti Pluto berada dalam resonansi orbit 2:3 dengan Neptunus. KBO yang memiliki resonansi orbit ini disebut "plutino", istilah yang diturunkan dari nama Pluto. Seperti anggota sabuk Kuiper lainnya, Pluto dipercayai sebagai planetesimal endapan: komponen piringan protoplanet asli di sekitar Matahari yang gagal menggumpal menjadi planet. Sebagian besar astronom sepakat bahwa posisi Pluto saat ini disebabkan oleh migrasi dadakan Neptunus pada awal pembentukan Tata Surya. Seiring pindahnya Neptunus menjauhi Matahari, Neptunus mendekati objek-objek di protosabuk Kuiper, menangkap satu objek (Triton), mengunci objek lainnya ke dalam resonansi orbit, dan melempar objek lainnya ke orbit yang kacau.



Gambar 3 Orbit Planet Pluto

                                                        Kesimpulan
Pluto merupakan Planet terluar dari tata surya kita.  Pluto dikelompokkan  sebagai  planet  kesembilan  segera  setelah  penemuannya  dan pengelompokkan  ini  sudah  berjalan  selama  75  tahun.  Akan  tetapi,  pada  tanggal  24 Agustus  2006,  IAU  (International  Astronomical  Union)  –Perserikatan  Astronomi Internasional–  memutuskan  pengertian  baru  tentang  planet  dan  tidak  memasukkan Pluto  sebagai  planet.  Menurut  pengertian  IAU,  sistem  tata  surya  kita  memiliki delapan  planet,  yaitu  Merkurius,  Venus,  Bumi,  Mars,  Jupiter,  saturnus,  Uranus,  dan Neptunus.  Pluto  dikelompokkan  sebagai  planet  kecil,  dan  planet  kecil  tidak  sama dengan  planet  yang  sesungguhnya. Perbedaan  pendapat  mengenai  status  Pluto  sebagai  planet  terjadi  selama beberapa  tahun.  Pluto  mempunyai  sebuah  satelit  alam Charon dan  dua  satelit  alam  kecil  itu  diberi  nama  Nix  dan  Hydra.

Referensi :
Nasrudin Harun. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University Press
Ikhlasul. 20xx. Diklat Kuliah IAD. https://www.google.co.id/url?q=http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319978/pendidikan/DIKTAT%2BKULIAH%2BIAD_pluto.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiq9pOM3OTZAhWFzbwKHdTSDGAQFjAAegQICRAB&usg=AOvVaw2r5YHTDF3Cf2HeJ0EKsfem   Pada 9 maret 2018
"Neptune's Moon Triton". The Planetary Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 December 2011. Diakses tanggal 9 Maret 2018
 Jewitt, David C. (2004). "The Plutinos". University of Hawaii. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 April 2007. Diakses tanggal 9 Maret 2018
"New Horizons, Not Quite to Jupiter, Makes First Pluto Sighting". pluto.jhuapl.edu – NASA New Horizons mission site. Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory. 28 November 2006. Diakses tanggal 9 Maret 2018

Review : Puspita Sari
Di berikan pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2018 (Pagi)
Di kembalikan pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2018 (Sore)
Kritik dan Saran
1.    Gambar tidak di beri keterangan
2.    Penulisan EYD kurang tepat

0 comments:

Post a Comment