Apakah Pluto Itu Planet ?
El Tsania D.A, Puspita Sari W, Samik
Abstrak
Pluto merupakan Planet terluar dari tata surya kita. Semula orang tidak menyangka bahwa pluto merupakan planet karena sinarnya yang berkedip-kedip seperti bintang. Namun dengan pengamatan yang penuh dengan kesabaran akhirnya di simpulkan bahwa benda tersebut marupakan planet. Keanehan lain ialah bahwa pluto mempunyai garis edar yang agak berbeda dengan planet lain. Pada satu saat jaraknya lebih dekat dengan matahari dibandingkan planet neptunus, sedangkan pada saat lain lebih jauh. Namun rata-rata plutolah yang terjauh. Pluto merupakan nama dewa kegelapan dari bangsa yunani, diberi nama demikian karena memang mendapat cahaya matahari sangat sedikit karena ltaknya sangat jauh yaitu 39.5 AU.
Kata Kunci : Pluto, Planet, Tata Surya dan Neptunus.
Gambar 1 Planet Pluto
Sumber
Pluto dalam bahasa Yunani berarti Hades, yaitu nama dewa dunia penjahat Yunani. Setelah mendapat banyak usulan pemberian nama planet kesembilan dari sistem tata surya ini, dipilihlah nama Pluto. Pemberian nama “Pluto” mungkin dikarenakan letaknya yang sangat jauh dari matahari dan selalu dalam kegelapan. Ada juga dugaan huruf PL pada nama Pluto merupakan singkatan dari Percival Lowell. Percival Lowell adalah pendiri Observatorium Lowell di Arizona Amerika. Ahli-ahli astronomi di Observatorium Lowell melakukan penelitian untuk mencari planet kesembilan. Setelah melalui serangkaian penelitian yang panjang, akhirnya Clyde W. Tombaugh –seorang ahli astronomi yang bekerja di Observatorium Lowell– berhasil menemukan planet yang mereka cari pada tanggal 18 Februari 1930. Pengamatan lanjutan dilakukan dan pada tangal 13 Maret 1930 Observatorium Lowell secara resmi mengumumkan penemuan planet baru tersebut.
Ada perbedaan pendapat mengenai pengelompokan Pluto sebagai planet. Pluto dikelompokkan sebagai planet kesembilan segera setelah penemuannya dan pengelompokkan ini sudah berjalan selama 75 tahun. Akan tetapi, pada tanggal 24 Agustus 2006, IAU (International Astronomical Union) –Perserikatan Astronomi Internasional– memutuskan pengertian baru tentang planet dan tidak memasukkan Pluto sebagai planet. Menurut pengertian IAU, sistem tata surya kita memiliki delapan planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, saturnus, Uranus, dan Neptunus. Pluto dikelompokkan sebagai planet kecil, dan planet kecil tidak sama dengan planet yang sesungguhnya. Perbedaan pendapat mengenai status Pluto sebagai planet terjadi selama beberapa tahun.
Pluto mempunyai sebuah satelit alam. Satelit alam Pluto ini ditemukan oleh Jim Christy pada tahun 1978 dan dinamakan Charon. Yang unik dari Charon karena diameternya setengah diameter Pluto. Satelit alam lain dalam sistem tata surya tidak ada yang memiliki perbandingan seperti Pluto dan Charon. Pluto dan Charon Charon memiliki kecepatan rotasi yang hampir sama dengan Pluto. Ini menyebabkan Charon terlihat seperti terpaku di langit Pluto. Permukaan Charon diperkirakan terdiri dari es dan air. Pad akhir tahun 2005 ditemukan dua satelit alam baru yang mengelilingi Pluto. Dua satelit alam kecil itu diberi nama Nix dan Hydra. Diameter kedua satelit alam itu diperkirakan sekitar 60–200 km.
Gambar 2 Satelit Planet Pluto
Asal usul dan identitas Pluto telah membingungkan para astronom. Salah satu hipotesis awal menyatakan bahwa Pluto adalah satelit Neptunus yang dikeluarkan dari orbitnya oleh satelit terbesar, Triton. Gagasan ini akhirnya ditolak setelah studi dinamika orbit kedua planet menunjukkan bahwa fenomena seperti itu mustahil terjadi. Tempat sejati Pluto di Tata Surya mulai terungkap pada tahun 1992 ketika para astronom mulai menemukan benda-benda es kecil di luar Neptunus yang lebih kecil daripada Pluto baik orbit, ukuran, maupun komposisinya. Populasi trans-Neptunus ini diyakini menjadi sumber berbagai komet periode rendah. Para astronom sekarang percaya bahwa Pluto adalah anggota sabuk Kuiper terbesar, sabuk objek stabil antara 30 dan 50 SA dari Matahari. Per 2011, survei abuk Kuiper sampai magnitudo 21 hampir selesai dan benda-benda berukuran Pluto lainnya yang tersisa diperkirakan berada di luar 100 SA dari Matahari. Seperti objek-objek sabuk Kuiper (KBO) lainnya, Pluto memiliki fitur yang sama seperti komet; misalnya, angin matahari perlahan meniupkan permukaan Pluto ke luar angkasa layaknya komet. Menurut salah satu klaim, apabila Pluto diletakkan di tempat yang sama seperti Bumi, Pluto akan memiliki ekor seperti komet pada umumnya. Klaim ini diragukan dengan alasan kecepatan lepas Pluto terlalu tinggi sehingga perilaku mirip komet ini tidak mungkin terjadi.
Meski Pluto adalah objek sabuk Kuiper terbesar yang pernah ditemukan, satelit Neptunus, Triton, yang ukurannya agak lebih besar daripada Pluto, memiliki kemiripan geologi dan atmosfer dan diyakini sebagai objek sabuk Kuiper yang terperangkap. Eris (baca di atas) memiliki ukuran yang kurang lebih sama dengan Pluto (dengan massa yang lebih besar) tetapi tidak dianggap sebagai bagian populasi sabuk kuiper. Eris justru dianggap sebagai anggota populasi terkait yang disebut piringan tersebar. Sejumlah objek sabuk Kuiper seperti Pluto berada dalam resonansi orbit 2:3 dengan Neptunus. KBO yang memiliki resonansi orbit ini disebut "plutino", istilah yang diturunkan dari nama Pluto. Seperti anggota sabuk Kuiper lainnya, Pluto dipercayai sebagai planetesimal endapan: komponen piringan protoplanet asli di sekitar Matahari yang gagal menggumpal menjadi planet. Sebagian besar astronom sepakat bahwa posisi Pluto saat ini disebabkan oleh migrasi dadakan Neptunus pada awal pembentukan Tata Surya. Seiring pindahnya Neptunus menjauhi Matahari, Neptunus mendekati objek-objek di protosabuk Kuiper, menangkap satu objek (Triton), mengunci objek lainnya ke dalam resonansi orbit, dan melempar objek lainnya ke orbit yang kacau.
Gambar 3 Orbit Planet Pluto
Kesimpulan
Pluto merupakan Planet terluar dari tata surya kita. Pluto dikelompokkan sebagai planet kesembilan segera setelah penemuannya dan pengelompokkan ini sudah berjalan selama 75 tahun. Akan tetapi, pada tanggal 24 Agustus 2006, IAU (International Astronomical Union) –Perserikatan Astronomi Internasional– memutuskan pengertian baru tentang planet dan tidak memasukkan Pluto sebagai planet. Menurut pengertian IAU, sistem tata surya kita memiliki delapan planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, saturnus, Uranus, dan Neptunus. Pluto dikelompokkan sebagai planet kecil, dan planet kecil tidak sama dengan planet yang sesungguhnya. Perbedaan pendapat mengenai status Pluto sebagai planet terjadi selama beberapa tahun. Pluto mempunyai sebuah satelit alam Charon dan dua satelit alam kecil itu diberi nama Nix dan Hydra.
Referensi :
Nasrudin Harun. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University Press
Ikhlasul. 20xx. Diklat Kuliah IAD. https://www.google.co.id/url?q=http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319978/pendidikan/DIKTAT%2BKULIAH%2BIAD_pluto.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiq9pOM3OTZAhWFzbwKHdTSDGAQFjAAegQICRAB&usg=AOvVaw2r5YHTDF3Cf2HeJ0EKsfem Pada 9 maret 2018
"Neptune's Moon Triton". The Planetary Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 December 2011. Diakses tanggal 9 Maret 2018
Jewitt, David C. (2004). "The Plutinos". University of Hawaii. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 April 2007. Diakses tanggal 9 Maret 2018
"New Horizons, Not Quite to Jupiter, Makes First Pluto Sighting". pluto.jhuapl.edu – NASA New Horizons mission site. Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory. 28 November 2006. Diakses tanggal 9 Maret 2018
Review : Puspita Sari
Di berikan pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2018 (Pagi)
Di kembalikan pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2018 (Sore)
Kritik dan Saran
1. Gambar tidak di beri keterangan
2. Penulisan EYD kurang tepat
0 comments:
Post a Comment