Pages

Tuesday, March 27, 2018

GUNAKAN TEKNIK KULTUR JARINGAN SEBAGAI WUJUD MENGATASI MENIPISNYA CADANGAN POHON BUMI


GUNAKAN TEKNIK KULTUR JARINGAN SEBAGAI WUJUD MENGATASI MENIPISNYA CADANGAN POHON BUMI
Azizah Prianti, Bayu Gunawan, Samik S. Si.,M.Si

ABSTRAK
Menipisnya pohon bukan ulah alam, namun ini disebabkan ulah manusia yang kurang peduli dengan lingkungan. Teknik kultur jaringan adalah teknik yang tepat, karena dengan waktu yang singkat dapat menghasilkan bibit yang unggul dengan cepat dan jumlahnya banyak. Sehingga dapat menumbuhkan kembali pohon pohon yang tumbang akibat ulah manusia dengan waktu yang cepat.

ISI

Dikondisi yang serba cepat saat ini, hampir semua manusia mengejar pekerjaan dan karir tertentu. Hingga melupakan hal yang sangat sangat penting yaitu oksigen untuk kelangsungan hidup makhluk hidup, para manusia yang tidak peduli lingkungan bukannya merawat, justru merusak lingkungan tanpa melihat dampak kedepannya. Manusia cenderung akan melupakan hal yang masih ada dan akan cemas dan panik ketika persediaan itu menipis. Dalam hal ini manusia lupa akan menjaga lingkungan, meskipun pemerintah sudah membuat progam satu jiwa satu pohon, namun progam tersebut tampaknya belum berjalan. Untuk itu perlu adanya teknik yang dapat dengan cepat membantu pemerintah untuk mewujudkan indonesia yang hijau dengan waktu yang cepat. Teknik kultur jaringan adalah teknik yang sangat tepat untuk mengatasi kondisi yang seperti ini.
Kultur jaringan merupakan jenis bioteknologi modern. Dalam bioteknologi modern manipulasi tidak hanya dilakukan pada kondisi lingkungan maupun media tumbuh, tetapi manipulasi juga dilakukan pada susunan gen dalam kromosom makhluk hidup yang digunakan ( rekayasa genetika). Oleh karena itu bioteknoloogi modern sangat erat dengan rekayasa genetika. Rekayasa genetika bertujuan menghasilkan organisme transgenik yakni organisme yang susunan gen dalam kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan sesuai dengan yang dikehendaki. Maka hasil rekayasa genetika bersifat terarah dan dapat diramalkan sebelumnya. Seperti pada teknik kloning, bayi tabung, dan lain lain.
Teknik kultur jaringan merupakan teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif buatan yang didasarkan pada sifat titipotensi tumbuhan. Prinsip kultur jaringan  adalam menumbuhkan jaringan maupun sel dalam suatu media buatan secara aseptik. Yang biasanya berupa agar agar yang ditambah dengan unsur hara dan vitamin yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Media tersebut juga dapat ditambah dengan hormon pertumbuhan, misal hormon akusin dan hormon sitokinin. Hormon auksin yang memicu pertumbuhan akar, sedangkan hormon sitokinin akan memicu pertumbuhan tunas. Komposisi media kultur jaringan tergantung paada spesies tumbuhan yang akan diperbanyak.













Keungggulan dan manfaat kultur jaringan
1.       Memperoleh tanaman baru dengan jumlah banyak dan waktu singkat
2.       Memiliki sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya
3.       Tanaman baru yang dihasilkan bersifat unggul
4.       Jumlah yang dihasilkan banyak dan tidaka terbatas
5.       Bibit terhindar dari hama dan penyakit
6.       Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
Kekurangan kultur jaringan
1.       Membutuhkan media investasi awal yang cukup banyak
2.       Perlu membuat fasilitas laboratorium khusus, peralatan dan perrlengkapan
3.       Diperlukan SDM yang mampu dalam bidangnya
4.       Perlu ketelitian tinggi agar dapat memperoleh hasil yang maksimal

Bagian tumbuhan yang ditumbuhkan dalam media kultur disebut eksplan. Eksplan yang sering digunakan merupakan bagian tumbuhan yang memiliki sel- sel yang aktif mrmbelah seperti ujung akar dan ujung batang. Potongan bagian tumbuhan yang ditanam pada media kultur akan tumbuh membentuk kalus. Kalus merupakan massa sel yang belum terdiferensiasi. Kalus tersebut akan berkembang menjadi tanaman lengkat yang disebut plantlet.
Tahap kultur jaringan sebagai berikut:
1.       Sterilisasi eksplan/ bagian tumbuhan yangv akan ditumbuhkan dengan cara merendam eksplan dalam bahan kimia (sterilan) selama bebrapa menit kemudian dicuci dengan air steril. Sterilisasi bertujuan untuk membunuh mikroba yang menempel pada eksplan.
2.       Penanaman eksplan pada media kultur yang terbuat dari agar- agar dan dilengkapi dengan unsur makro dan mikro.
3.       Meletakkan botol yang berisi eksplan dalam ruangan yang suhu dan penyinarannya terkontrol hingga terbentuk kalus.
4.       Subkultur dilakukan beberapa kali sampai kalus tumbuh menjadi plantlet.
5.       Plantlet dikeluarkan dari botol dan akarnya dibersihkan dengan air bersih.
6.       Plantlet ditenam ke dalam pot- pot kecil dan diletakkan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
7.       Apabila planlet sudah tumbuh kuat, tanaman bisa dipindahkan ke media tanah atau lahan pertanian yang terkena matahari langsung.
  



KESIMPULAN
                Dengan adanya teknik kultur jaringan yang dapat menghsilkan individu baru dengan jumlah banyak, sekaligus memiliki sifat yang unggul seperti induknya. Maka pemerintah dapat menggunkan teknik ini untuk mewujudkan indonesia yang hijau. Supaya dalam sepuluh atau bahakan seratus tahun kemudian, bumi masih memiliki cadangan oksigen yang sukup. Sehingga anak cucu kita juga merasakan indahnya lingkungan yang sejuk dan asri yang didalamnya banyak pepohonan yang menjulang, bukan gedung gedung yang menjulang.

DAFTAR PUSTAKA
1.       Omegawati Wigati Hadi.2015.Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu- Ilmu Alam.Klaten:Intan Perwira
2.       Savoy Aska.2017.Kultur Jaringan:Pengertian, Keunggulan, kekurangan, dan Jenisnya.https://www.terketik.com.20 Maret 2018
3.       UNESA- TIM FMIPA.2012.Sains Dasar.Jilid Dua.Surabaya:Unesa
4.       Jo3co3.2010.Teknik Kultur Jaringan.https//jo3co3.wordpress.com.20 Maret 2018

0 comments:

Post a Comment