INDONESIA DENGAN KEANEKARAGAMAN
MAKHLUK HIDUP
Adilah Rizqi A,
Albertus Yolandira, Samik, S. Si. M. Si.
Abstrak
Makhluk
hidup adalah struktur biologi yang
memiliki sifat – sifat tertentu sehingga dapat dikatakan “hidup”. Karakteristik
tersebut membuat makhluk hidup mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Organisasi struktur biologis dari makhluk hidup kompleks dan terorganisir
dengan baik. Secara garis besar terdapat 5 tingkatan penyusun tubuh makhluk
hidup, yaitu dimulai dari unit struktural terkecil yang disebut sel. Kemudian sel-sel dengan fungsi yang sama berkumpul
membentuk jaringan. Kumpulan dari jaringan
akan membentuk organ, lalu kumpulan dari organ
akan membentuk sistem organ. Selanjutnya sistem
organ yang ada akan membentuk satu organisme. Itulah
proses terbentuknya 5 tingkatan organisasi makhluk hidup. Di bumi,
keanekaragaman makhluk hidup sangat banyak dan semakin lama semakin bertambah.
Dengan adanya makhluk hidup yang jumlahnya berjuta-juta itu bagaimana kita akan
mempelajarinya? Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut, manusia berusaha
menyederhanakan makhluk hidup dengan menggolong-golongkan makhluk hidup
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki. Di dalam kelompok yang mempunyai ciri-ciri
yang sama tersebut pastilah ditemukan lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian
dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan persamaan ciri-ciri
yang dimiliki, sehingga akan diperoleh kelompok terkecil dengan persamaan ciri
yang sama.
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
PENGERTIAN
Keanekaragaman
makhluk hidup disebut juga dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah variasi
yang ada pada makhluk hidup di suatu lingkungan tertentu. Dengan kata lain,
biodiversitas dapat diartikan sebagai persamaan dan perbedaan ciri makhluk
hidup pada waktu dan tempat tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup dapat
terjadi karena adanya proses evolusi yang sangat lama. Selain itu juga
dipengaruhi oleh adanya faktor adaptasi, batas geografi, dan rekayasa genetik.
Keanekaragaman
hayati dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1.
Keanekaragaman Gen
Makhluk
hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang disebut sebagai sel. Dalam
inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu
memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda namun bahan
penyusunnya sama. Keanekaragaman tingkat gen ini dapat dilihat dari perbedaan
ciri makhluk hidup dalam satu spesies.
(a)
(b)
Gambar
1. Keanekaragaman gen (a) ayam (b) mangga
2.
Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman
jenis merupakan variasi pada tingkat jenis (genus) makhluk hidup. Variasi ini
disebabkan karena adanya rekombinasi (pencampuran) gen-gen dalam jenis tersebut
sehingga melahirkan variasi yang lebih beragam. Keanekaragaman ini terjadi pada
makhuk hidup yang berbeda spesies namun masih satu family. Contohnya harimau,
singa, kucing, dan citah.
Gambar
2. Keanekaragaman jenis (a) harimau (b) singa (c) kucing (d) citah
3.
Keanekaragaman Ekosistem
Suatu
ekosistem terdiri dari komponan biotik yaitu komunitas hewan, tumbuhan
danmikroorganisme serta komponen abiotek yaitu lingkungan tempat makhluk hidup
tersebut tinggal. Komponen-komponen ini saling berinteraksi satu dengan
lainnya dalam melakukan siklus materi dan energi.
Keanekaragaman
ekosistem dapat dilihat dari variasi ekosistem berdasarkan batas geografi.
Contohnya keanekaragaman pada hutan hujan tropis dan keanekaragaman pada gurun
pasir.
KEANEKARAGAMAN
HAYATI DI INDONESIA
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah gunung api
serta hutan hujan terbanyak di dunia. Selain itu, Indonesia adalah negara
kepulauan dengan banyak laut. Hal ini menyebabkan ekosistem di Indonesia
bermacam- macam. Lokasi dari Indonesia sendiri juga menyebabkan jenis flora dan
fauna yang ada di Indonesia bermacam- macam. Indonesia adalah negara yang di
apit oleh 2 benua dan dua samudra. 2 benua itu adalah benua Asia dan benua
Australia. Sedangkan 2 samudra yang mengapit Indonesia adalah samudra Hindia
dan samudra Pasifik. Lokasi yang strategis, menyebabkan sumber daya alam di
Indonesia bermacam- macam. Indonesia adalah salah satu negara yang beriklim
tropis. Selain itu Indonesia juga adalah salah satu negara yang dilalui garis
khatulistiwa. Hal ini juga adalah satu faktor banyaknya jenis flora dan fauna
di Indonesia. Jenis flora dan fauna di Indonesia tersebar dan memiliki berbagai
macam keunikan yang berbeda- beda di setiap daerah. Keanekaragaman hayati di
Indonesia, dibagi menjadi dua, yaitu keanekaragaman hayati flora dan
keanekaragaman hayati fauna. Sebagai daerah yang berpulau- pulau dan luas,
persebaran fauna dan flora di Indonesia juga terbagi berdasarkan wilayah yang
ada di Indonesia.
BERBAGAI
KEANEKARAGAMAN FLORA DI INDONESIA
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, serta
negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia
memiliki tingkat curah hujan yang cukup tinggi. Selain itu, Indonesia adalah
salah satu negara dengan gugusan gunung api yang panjang. Akibat adanya
vulkanisme, tanah di Indonesia rata- rata memiliki tanah yang subur. Sebagai
negara dengan curah hujan yang tinggi dan tanah yang subur, membuat
keanekaragaman flora di Indonesia sangat banyak. Selain itu, persebaran hutan
di Indonesia juga tersebar dengan karakteristik masing- masing di tiap daerah.
Persebaran hutan di Indonesia, dibagi berdasarkan jenis tanaman yang mendiami
hutan tersebut. Persebaran hutan di Indonesia dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis
adalah jenis hutan yang paling banyak berada di Indonesia Jenis hutan ini
banyak ditemukan di kalimantan, sumatra dan papua. Karakteristik dari jenis
hutan ini adalah tingkat curah hujan yang sangat tinggi. Sehingga hutan ini
cenderung lembab. Selain itu, pohon- pohon yang mendiami hutan ini cenderung
besar dan tinggi. Jenis tanaman pada hutan ini heterogen atau banyak macamnya.
Contoh tanaman yang mendiami hutan ini adalah pohon kemenyan, pohon rotan,
pohon kamper, pohon damar, pohon eboni, dan pohon meranti.
2. Hutan Musim
Hutan musim adalah
hutan yang bermusim (Baca: Hutan Musim : Pengertian, Jenis,
Dan Manfaatnya). Maksud dari musim ini adalah, hutan ini akan menggugurkan
daunnya saat musim kemarau dan kembali menjadi hutan lebat saat musim hujan.
Jenis hutan ini banyak ditemukan di pulau jawa. Tingkat curah hujan di hutan
ini tidak terlalu tinggi, sehingga hutan tidak begitu lembab. Jenis pohon yang
berada di hutan ini cenderung kecil dan tidak terlalu lebabt. Hutan musim
biasanya hanya di isi oleh satu jenis pohon saja. Tanaman yang biasanya berada
di hutan ini adalah pohon jati dan pohon cemara.
3. Sabana
Sabana adalah padang
rumput yang diisi oleh rerumputan serta pohon- pohon berjenis pendek
(Baca: Hutan Sabana : Pengertian,
Ciri-ciri, dan Manfaatnya). Di Indonesia sabana berada di wilayah
Gayo Aceh dan Madura. Ciri khas dari sabana adalah bersuhu hangat. Hal ini
diakibatkan tingkat curah hujan yang tidak tinggi, tapi juga tidak rendah.
Sabana memiliki perbenaan sangat signifikan di musim hujan dan musim kemarau.
Saat musim kemarau curah hujan di sabana sangat rendah, tapi tidah cukup rendah
hingga dapat menjadi gurun. Dan saat musim hujan, curah hujan di sabana sangat
tinggi tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi hutan hujan tropis.
4. Stepa
Stepa adalah padang
rumput yang sangat kering (baca: Bioma Stepa : Pengertian, Proses, Ciri-ciri dan
Persebarannya). Di Indonesia, stepa dapat di temukan di daerah
dengan masa kemarau paling panjang, seperti Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur. Selain itu, iklim di stepa sangat kering akibat curah hujan
yang tidak tinggi. Hanya saja, sedikitnya curah hujan ini, tidak membuat stepa
menjadi gurun. Biasanya stepa tidak memiliki pohon. Stepa hanya diisi oleh
rumput- rumput berjenis pendek.
Selain 4 persebaran
hutan, Indonesia sendiri memiliki tanaman endemik yang hanya ada di Indonesia.
Tanaman tersebut adalah jenis- jenis rafflesia, bedali, kepuh, bungur, nangka
celeng, mundu, sawo kecik dan kluwak. Akan tetapi jenis tanaman bedali, kepuh,
dan sawo kecik adalah jenis tanaman yang hampir punah.
BERBAGAI KEANEKARAGAMAN FAUNA DI INDONESIA
Sebagai daerah dengan
jumlah persebaran hutan yang banyak, Indonesia juga memiliki kekayaan fauna
yang jumlahnya tidak sedikit. Persebaran fauna di Indonesia di bagi berdasarkan
garis wallace dan garis webber. Kedua garis ini membagi Indonesia menjadi 3
bagian. Bagian oriental, bagian peralihan, dan bagian australia. Pembagian ini
dilihat berdasarkan kesamaan jenis karakteristik hewan yang ada di daerah
tersebut dengan daerah yang lain. Garis wallace memisahkan antara Indonesia
bagian oriental dan australia. Sedangkan garis webber adalah garis yang berada
di antara oriental dan australia.
1. Wilayah Oriental
Wilayah oriental
meliputi daerah Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Hewan yang berada di
wilayah ini, memiliki kesamaan karakteristik dengan hewan yang berada di daerah
asia. Hewan pada daerah ini, biasanya mendiami daerah hutan hujan tropis. Jenis
hewan yang mendiami daerah oriental biasanya berbadan besar atau berjenis
primata.
Sedangkan burung yang
mendiami daerah ini biasnya memiliki kicauan yang bagus tetapi memiliki bulu
yang kurang berwarna. Jenis hewan pada bagian oriental ini adalah gajah,
harimau, dan badak sumatra. Tapir, badak bercula satu, beruang madu, orang
utan, tarsius, kukang, uwa- uwa. Sedangkan untuk jenis burung, ada burung
rangkong, burung jalak bali, burung murai, burung elang putih dan burung elang
jawa.
2. Wilayah Australia
Wilayah australia
meliputi daerah papua, maluku, nusa tenggara, dan sulawesi. Hewan pada wilayah
ini memiliki jenis yang hampir sama dengan wilayah australia. Hewan pada daerah
ini memiliki ciri bertubuh kecil. Selain itu beberapa mamalia memiliki kantong.
Untuk jenis burung di wilayah ini, memiliki warna bulu yang lebig beraneka
ragam dan lebih banyak memiliki warna.
Dikarenakan memiliki
kesamaan dengan daerah australia, hewan kangguru juga ditemukan di wilayah ini.
Hanya saja jenis kangguru di Indonesia dan australia memiliki bentuk fisik yang
sedikit berbeda. Selain kangguru jenis hewan di daerah ini adalah walabi,
kuskus dan oposum. Sedangkan untuk jenis burung adalah cendrawasih, kasuari dan
kakatua raja.
3. Peralihan
Wilayah peralihan
adalah wilayah dimana hewan yang mendiaminya memiliki ciri yang berbeda dengan
daeran oriental dan daerah australia. Wilayah peralihan meliputi sulawesi
selatan hingga kepulauan aru. Hewan yang berada di wilayah ini dapat dikatakan
sebagai hewan endemik Indonesia, karena tidak memiliki kesamaan dengan daerah
lain. Hewan yang berada di wilayah peralihan adalah komodo, anoa, babi rusa,
dan burung maleo.
Selain hewan di atas,
beberapa binatang endemik Indonesia lainnya yang tidak berada di wilayah
peralihan adalah tarsius, kukang, dan badak bercula satu. Sedangkan beberapa
hewan di Indonesia yang masuk daftar terancam punah adalah badak dan harimau
sumatra, tapir, elang jawa, burung rangkong, orang utan, komodo, beruang madu,
bekantan, badak bercula satu, macan tutul, gajah sumatra, penyu hijau, jalak
bali, cendrawasih, maleo, kakatua raja, kasuari, dan sanca hijau.
Akibat dari ulah
manusia, banyak hewan dan tumbuhan yang terancam punah. Untuk mencegah
kepunahan, dapat dilakukan dengan cara melestarikan flora dan
fauna. Menjaga bumi adalah tugas dari manusia. Ekosistem perlu
dijaga kesimbangannya, sehingga tidak terjadi dampak yang merugikan manusia.
KESIMPULAN
Jadi, makhluk hidup
memiliki keanekaragaman yang sangat unik.
Dengan keanekaragaman tersebut alangkah baiknya kita menjaga
kelestariannya dengan cara tidak merusak ekosistem yang mereka singgahi, karena
bagaimanapun mereka membutuhkan tempat tinggal yang nyaman dan mencari pangan
untuk kelangsungan hidup mereka. kita sebagai warga negara Indonesia patutnya
bangga bahwa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman dan kita wajib menjaga
dan melestarikannya. Sikap ini akan menunjukkan bahwa kita cinta Indonesia.
REFERENSI
0 comments:
Post a Comment