Hallo
teman-teman semua....... apa kabar???? Hhmmm..... ada informasi nih.
Kalian
tahu tidak bahwa perkembangan manusia itu ada tahapannya loh? Dan disini saya
mau bahas tentang itu. Yaaapppp tentang perkembangan akal pikiran manusia
menurut Auguste Comte . Penasarankan perkembangan manusia itu apa saja
tahapannya? Atau ciri-ciri setiap tahapan itu apa saja sih? Atau kalian juga
bertanya-tanya kira-kira kita ada di tahap yang mana ya sekarang? Hhmmmm buat
kalian yang kepo yyyyuukkkklaahhh kita baca.....monggo..!!!!!!!
Perkembangan
akal pikiran manusia menurut Auguste Comte
Oleh:( Dzunnur Maulias
Rosafia, Wahyu Nurmala Sari, Samik.Si.,M.Si)
Abstrak
Dalam perkembangannya
manusia memiliki tahapan dalam hidupnya yang telah atau sedang dan akan terjadi
pada setiap manusia. Menurut Auguste Comte tahap perkembangan manusia itu
dilihat dari tahapan akal pemikiran manusia. Ada tiga tahapan perkembangan akal
pikiran manusia yaitu tahap teologis, tahap metafisik, dan tahap positif.
Dengan begitu Aguste Comte telah menunjukkan bahwa
didalam perkembangan manusia, baik secara individual maupun secara keseluruhan,
terdapat suatu kemajuan. Kemajuan itu akan dicapai, pada saat
perkembangan yang akan datang.
Baginya
perkembangan merupakan penjabaran segala sesuatu sampai pada obyeknya yang
tidak personal.melalui pemahaman ajaran tentang hukum tiga tahap, karena hukum
inilah yang ternyata merupakan unsur pokok seluruh pandangan filsafatnya,
sehingga melalui hukum itu pula, akan dapat dilacak garis-garis pembatas yang
telah ia berikan tentang ajaran mengenal, penjelasan tentang masyarakat di
Barat serta sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, serta dasar-dasar yang ia
berikan untuk memperbaharui keadaan masyarakat.
Kata kunci: perkembangan manusia, teologis, metafisik, positif
PEMBAHASAN
Isidore Auguste
Marie Francois Xavier Comte atau
Auguste Comte lahir di Monpellier, Prancis (1798-1857), adalah orang
Prancis yang sering kali disebut sebagai peletak dasar bagi
ilmu Sosiologi. Dialah yang pertama kali memberi nama
ilmu sosiologi, yaitu socius: masyarakat dan logos: ilmu. Sebenarnya Comte
belum mengajukan secara rinci apa yang menjadi pembahasan sosiologi. Namun, dia
mengajukan dua bagian pokok, yaitu :
1. Social
statistic yaitu sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Social dynamics: bagaimana
lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang waktu.
2. Social
dynamics yaitu bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami
perkembangan sepanjang waktu. (acheronstory.2011)
Aguste Comte telah menunjukkan bahwa didalam perkembangan jiwa manusia,
baik secara individual maupun secara keseluruhan, terdapat suatu kemajuan. Dan
kemajuan itu akan dicapai, pada saat perkembangan datang pada saat yang disebut
positif. Aguste Comte berpendapat bahwa “hukum” perkembangan itu dapat
dijabarkan dari kecenderungan umat manusia yang selalu berusaha agar dirinya
dapat terusmenerus dapat memperbaiki sifat dan keadaannya. Apa yang dimaksud
dengan kemajuan disini, di samping kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, juga
dalam kemajuan ilmu pengetahuan atau”scientific knowledge”. (irham.2016).
Menurut A. Comte pengertian perkembangan merupakan proses dari
berlangsungnya sejarah umat manusia, diberi arti isi dan arti yang positif,
dalam arti sebagai suatu gerak yang menuju ke arah tingkat yang lebih tinggi
atau lebih maju. Baginya perkembangan merupakan penjabaran segala sesuatu
sampai pada obyeknya yang tidak personal.melalui pemahaman ajaran tentang hukum
tiga tahap, karena hukum inilah yang
ternyata merupakan unsur pokok seluruh pandangan filsafatnya,
sehingga melalui hukum itu pula, akan dapat dilacak garis-garis pembatas
yang telah ia berikan tentang
ajaran mengenal, penjelasan tentang masyarakat di Barat serta
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, serta dasar-dasar yang ia berikan
untuk memperbaharui
keadaan masyarakat. (irham.2016)
Auguste
Comte melihat bahwa masyarakat merupakan suatu keseluruhan organis yang terdiri
atas bagian-bagian yang saling berhubungan. Untuk itu diperlukan suatu metode
penelitian empiris yang dapat menyakinkan bahwa masyarakat merupakan suatu
bagian dari alam seperti hanya gejala fisik. Auguste Comte mengajukakan tiga
metode penelitian empris yang juga digunakan oleh bidang-bidang fisika dan
biologi, yaitu pengamatan eskprimen dan perbandingan. Menggunakan metode
tersebut, kemudian berusaha merumuskan perkembangan masyarakat yang bersifat
evolusioner.
Teori
evolusioner (Hukum Tiga Tahap Comte) cenderung melihat bahwa perubahan sosial
yang terjadi merupakan proses yang linear, artinya semua masyarakat berkembang
melalui urutan perkembangan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal
dan akhir. Melalui hukum
inilah ia menyatakan bahwa sejarah umat manusia, baik
secara individual maupun secara keseluruhan, telah berkembang, tahap-tahap
perkembangan itu didasarkan pada cara berpikir masyarakat. Cara berpikir yang
berbeda-beda ini berpengaruh pada pola kelembagaan dan organisasi sosial
masyarakat. Jadi, watak struktur sosial masyarakat tergantung pada pandangan
dunia atau cara mengenal dan menjelaskan gejala yang dominan. Ada
tiga tahap perkembangan manusia menurut Comte seperti yang dijelaskan dalam
buku filsafat ilmu oleh Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, yaitu tahap teologi
atau fiktif, tahap metafisik atau abstrak, dan tahap positif atau ilmiah atau riel. (herabudin. 2016)
1. Tahap
Teologi
Tahap
ini merupakan tahap awal perkembangan manusia.
Tingkat pemikiran manusia di mana ia
memahami bahwa semua gejala di dunia ini disebabkan oleh hal-hal supernatural. Pada ini manusia sudah merasakan keberadaan sesuatu
(benda) yang memiliki kekuatan yang melebihi kekuatan dirinya. Wujud (benda)
tersebut masih bersifat abstrak, mereka ewujudkan benda tersebut seperti sebuah
dewa atau makhluk lain yang tak tampak. ( nanang martono).
Tahap Teologis
dapat dibagi lagi menjadi tiga tahap:
a) Animisme:
tahap animisme merupakan tahapan paling primitif karena benda-benda dianggap
mempunyai jiwa.
b) Politeisme:
pada tahap ini, manusia percaya pada dewa yang masing-masing menguasai suatu
lapangan tertentu; dewa laut, dewa gunung, dewa halilintar, dan sebagainya
c) Monoteisme:
tahap ini lebih tinggi dari kedua tahap berikutnya, karena pada tahap ini,
manusia hanya memandang satu Tuhan sebagai penguasa. (tatang abdul hakim dan beni ahmad saebani)
2. Tahap Metafisik
Ini hanya merupakan bentuk lain dari
tahap yang pertama. Bedanya, kalau yang pertama akal budi mengandaikan yang supernatural
secara absolut, tahap metafisik mengandaikan adanya kekuatan-kekuatan abstrak,
hal-hal yang benar-benar nyata melekat pada semua benda dan mampu menghasilkan
gejala-gejala yang ada di dunia. Dalam tahap ini, manusia belum berusaha untuk
mencari sebab serta akibat dan gejala-gejala.
Dalam tahap metafisik manusia
memulai mengubah cara-cara berpikirnya dalam usahanya untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan gejala-gejala alam. Manusia
sudah mampu melepaskan kekuatan yang kodrati, dan beralih pada kekuatan
abstraksinya.
3. Tahap
Positif
Pada tahap positif, orang tahu bahwa
tiada gunanya lagi untuk berusaha mencapai pengenalan atau pengetahuan yang
mutlak, baik pengenalan teologis maupun metafisik. Ia tidak lagi mau mencari
asal dan tujuan terakhir seluruh alam semesta ini, atau melacak hakekat yang
sejati dari “segala sesuatu” yang berada di belakang segala sesuatu. Tahap ini
mengandaikan manusia sudah dapat berpikir secara ilmiah. Akal budi manusia
tidak lagi memusatkan perhatian pada pengertian-pengertian absolut, asal dan
tujuan alam semesta. Tapi memusatkan perhatian pada studi tentang
hukum-hukumnya yang tidak berubah. Sarana-sarana pengetahuan ini adalah
penggabungan antara penalaran dan pengamatan secara empiris. Pada zaman
terakhir inilah dihasilkan ilmu pengetahuan dalam arti yang sebenarnya.
Kesimpulan
Menurut Auguste Comte melihat
bahwa masyarakat merupakan suatu keseluruhan organis yang terdiri atas
bagian-bagian yang saling berhubungan. Sehingga Auguste Comte mengajukakan tiga
metode penelitian empris yang juga digunakan oleh bidang-bidang fisika dan
biologi, yaitu pengamatan eskprimen dan perbandingan. Menggunakan metode
tersebut, kemudian berusaha merumuskan perkembangan masyarakat yang bersifat
evolusioner. Teori evolusioner (Hukum Tiga Tahap Comte) cenderung melihat bahwa
perubahan sosial yang terjadi merupakan proses yang linear, artinya semua
masyarakat berkembang melalui urutan perkembangan yang sama dan bermula dari
tahap perkembangan awal dan akhir. Melalui hukum inilah ia menyatakan bahwa sejarah
umat manusia, baik secara individual
maupun secara keseluruhan, telah berkembang, tahap-tahap
perkembangan itu didasarkan pada cara berpikir masyarakat. Ada tiga tahap perkembangan manusia yang dikembangkan
oleh Auguste comte yaitu Tahap Teologi, Tahap Metafisik, Tahap Positif.
Referensi
Tim FMIPA Unessa. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University press
Nugroho, Irham. Desember 2016, positivisme auguste
comte: analisa epistemologis dan nilai etisnya terhadap sains, cakrawala, Vol. XI, No. 2, 168-171
Misbah, daqoiqul. 2012. http://daqoiqul.blogspot.co.id/2012/06/tahap-tahap-perkembangan-pikiran.html?m=1. 14
maret 2018
Hakim A tatang, dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat umum:dari meteologi sampai teofiosofis. Bandung:
pustaka setia
Diserahkan pada tanggal
18 Maret 2018
Dikembalikan
pada tanggal 20 Maret 2018
Reviewer
: Wahyu Nurmala Sari
Saran
: Sudah cukup bagus materinya, hanya saja kurang gambar. Pengolahan kata sudah
sangat tepat.
0 comments:
Post a Comment