Pages

Wednesday, March 21, 2018

Mari Belajar: Perkembangan akal pikiran manusia menurut Auguste Comte




Hallo teman-teman semua....... apa kabar???? Hhmmm..... ada informasi nih.
Kalian tahu tidak bahwa perkembangan manusia itu ada tahapannya loh? Dan disini saya mau bahas tentang itu. Yaaapppp tentang perkembangan akal pikiran manusia menurut Auguste Comte . Penasarankan perkembangan manusia itu apa saja tahapannya? Atau ciri-ciri setiap tahapan itu apa saja sih? Atau kalian juga bertanya-tanya kira-kira kita ada di tahap yang mana ya sekarang? Hhmmmm buat kalian yang kepo yyyyuukkkklaahhh kita baca.....monggo..!!!!!!!




Perkembangan akal pikiran manusia menurut Auguste Comte
Oleh:( Dzunnur Maulias Rosafia, Wahyu Nurmala Sari, Samik.Si.,M.Si)


Abstrak
Dalam perkembangannya manusia memiliki tahapan dalam hidupnya yang telah atau sedang dan akan terjadi pada setiap manusia. Menurut Auguste Comte tahap perkembangan manusia itu dilihat dari tahapan akal pemikiran manusia. Ada tiga tahapan perkembangan akal pikiran manusia yaitu tahap teologis, tahap metafisik, dan tahap positif. Dengan begitu Aguste Comte telah menunjukkan bahwa didalam perkembangan manusia, baik secara individual maupun secara keseluruhan, terdapat suatu kemajuan. Kemajuan itu akan dicapai, pada saat perkembangan yang akan datang. Baginya perkembangan merupakan penjabaran segala sesuatu sampai pada obyeknya yang tidak personal.melalui pemahaman ajaran tentang hukum tiga tahap, karena hukum inilah yang ternyata merupakan unsur pokok seluruh pandangan filsafatnya, sehingga melalui hukum itu pula, akan dapat dilacak garis-garis pembatas yang telah ia berikan tentang ajaran mengenal, penjelasan tentang masyarakat di Barat serta sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, serta dasar-dasar yang ia berikan untuk memperbaharui keadaan masyarakat.
Kata kunci: perkembangan manusia, teologis, metafisik, positif


 


PEMBAHASAN


Isidore Auguste Marie Francois Xavier Comte atau Auguste Comte lahir di Monpellier, Prancis (1798-1857),  adalah orang Prancis yang sering kali disebut sebagai peletak dasar bagi ilmu Sosiologi. Dialah yang pertama kali memberi nama ilmu sosiologi, yaitu socius: masyarakat dan logos: ilmu. Sebenarnya Comte belum mengajukan secara rinci apa yang menjadi pembahasan sosiologi. Namun, dia mengajukan dua bagian pokok, yaitu :
1.      Social statistic yaitu sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Social dynamics: bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang waktu.
2.      Social dynamics yaitu bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang waktu. (acheronstory.2011)
Aguste Comte telah menunjukkan bahwa didalam perkembangan jiwa manusia, baik secara individual maupun secara keseluruhan, terdapat suatu kemajuan. Dan kemajuan itu akan dicapai, pada saat perkembangan datang pada saat yang disebut positif. Aguste Comte berpendapat bahwa “hukum” perkembangan itu dapat dijabarkan dari kecenderungan umat manusia yang selalu berusaha agar dirinya dapat terusmenerus dapat memperbaiki sifat dan keadaannya. Apa yang dimaksud dengan kemajuan disini, di samping kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, juga dalam kemajuan ilmu pengetahuan atau”scientific knowledge”. (irham.2016). 


Menurut A. Comte pengertian perkembangan merupakan proses dari berlangsungnya sejarah umat manusia, diberi arti isi dan arti yang positif, dalam arti sebagai suatu gerak yang menuju ke arah tingkat yang lebih tinggi atau lebih maju. Baginya perkembangan merupakan penjabaran segala sesuatu sampai pada obyeknya yang tidak personal.melalui pemahaman ajaran tentang hukum tiga tahap, karena hukum inilah yang ternyata merupakan unsur pokok seluruh pandangan filsafatnya, sehingga melalui hukum itu pula, akan dapat dilacak garis-garis pembatas yang telah ia berikan tentang ajaran mengenal, penjelasan tentang masyarakat di Barat serta sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, serta dasar-dasar yang ia berikan untuk memperbaharui keadaan masyarakat. (irham.2016)
Auguste Comte melihat bahwa masyarakat merupakan suatu keseluruhan organis yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan. Untuk itu diperlukan suatu metode penelitian empiris yang dapat menyakinkan bahwa masyarakat merupakan suatu bagian dari alam seperti hanya gejala fisik. Auguste Comte mengajukakan tiga metode penelitian empris yang juga digunakan oleh bidang-bidang fisika dan biologi, yaitu pengamatan eskprimen dan perbandingan. Menggunakan metode tersebut, kemudian berusaha merumuskan perkembangan masyarakat yang bersifat evolusioner.
Teori evolusioner (Hukum Tiga Tahap Comte) cenderung melihat bahwa perubahan sosial yang terjadi merupakan proses yang linear, artinya semua masyarakat berkembang melalui urutan perkembangan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal dan akhir. Melalui hukum inilah ia menyatakan bahwa sejarah umat manusia, baik secara individual maupun secara keseluruhan, telah berkembang, tahap-tahap perkembangan itu didasarkan pada cara berpikir masyarakat. Cara berpikir yang berbeda-beda ini berpengaruh pada pola kelembagaan dan organisasi sosial masyarakat. Jadi, watak struktur sosial masyarakat tergantung pada pandangan dunia atau cara mengenal dan menjelaskan gejala yang dominan. Ada tiga tahap perkembangan manusia menurut Comte seperti yang dijelaskan dalam buku filsafat ilmu oleh Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad  Saebani, yaitu tahap teologi atau fiktif, tahap metafisik atau abstrak, dan tahap positif atau ilmiah atau riel. (herabudin. 2016)
1.      Tahap Teologi
Tahap ini merupakan tahap awal perkembangan manusia.  Tingkat pemikiran manusia di mana ia memahami bahwa semua gejala di dunia ini disebabkan oleh hal-hal supernatural. Pada ini manusia sudah merasakan keberadaan sesuatu (benda) yang memiliki kekuatan yang melebihi kekuatan dirinya. Wujud (benda) tersebut masih bersifat abstrak, mereka ewujudkan benda tersebut seperti sebuah dewa atau makhluk lain yang tak tampak. ( nanang martono).
Tahap Teologis dapat dibagi lagi menjadi tiga tahap:
a)      Animisme: tahap animisme merupakan tahapan paling primitif karena benda-benda dianggap mempunyai jiwa.
b)      Politeisme: pada tahap ini, manusia percaya pada dewa yang masing-masing menguasai suatu lapangan tertentu; dewa laut, dewa gunung, dewa halilintar, dan sebagainya
c)      Monoteisme: tahap ini lebih tinggi dari kedua tahap berikutnya, karena pada tahap ini, manusia hanya memandang satu Tuhan sebagai penguasa. (tatang abdul hakim dan beni ahmad saebani)

2.      Tahap Metafisik
Ini hanya merupakan bentuk lain dari tahap yang pertama. Bedanya, kalau yang pertama akal budi mengandaikan yang supernatural secara absolut, tahap metafisik mengandaikan adanya kekuatan-kekuatan abstrak, hal-hal yang benar-benar nyata melekat pada semua benda dan mampu menghasilkan gejala-gejala yang ada di dunia. Dalam tahap ini, manusia belum berusaha untuk mencari sebab serta akibat dan gejala-gejala.
Dalam tahap metafisik manusia memulai mengubah cara-cara berpikirnya dalam usahanya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan gejala-gejala alam. Manusia sudah mampu melepaskan kekuatan yang kodrati, dan beralih pada kekuatan abstraksinya. 
3.      Tahap Positif
Pada tahap positif, orang tahu bahwa tiada gunanya lagi untuk berusaha mencapai pengenalan atau pengetahuan yang mutlak, baik pengenalan teologis maupun metafisik. Ia tidak lagi mau mencari asal dan tujuan terakhir seluruh alam semesta ini, atau melacak hakekat yang sejati dari “segala sesuatu” yang berada di belakang segala sesuatu. Tahap ini mengandaikan manusia sudah dapat berpikir secara ilmiah. Akal budi manusia tidak lagi memusatkan perhatian pada pengertian-pengertian absolut, asal dan tujuan alam semesta. Tapi memusatkan perhatian pada studi tentang hukum-hukumnya yang tidak berubah. Sarana-sarana pengetahuan ini adalah penggabungan antara penalaran dan pengamatan secara empiris. Pada zaman terakhir inilah dihasilkan ilmu pengetahuan dalam arti yang sebenarnya.

Kesimpulan
Menurut Auguste Comte melihat bahwa masyarakat merupakan suatu keseluruhan organis yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan. Sehingga Auguste Comte mengajukakan tiga metode penelitian empris yang juga digunakan oleh bidang-bidang fisika dan biologi, yaitu pengamatan eskprimen dan perbandingan. Menggunakan metode tersebut, kemudian berusaha merumuskan perkembangan masyarakat yang bersifat evolusioner. Teori evolusioner (Hukum Tiga Tahap Comte) cenderung melihat bahwa perubahan sosial yang terjadi merupakan proses yang linear, artinya semua masyarakat berkembang melalui urutan perkembangan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal dan akhir. Melalui hukum inilah ia menyatakan bahwa sejarah umat manusia, baik secara individual maupun secara keseluruhan, telah berkembang, tahap-tahap perkembangan itu didasarkan pada cara berpikir masyarakat. Ada tiga tahap perkembangan manusia yang dikembangkan oleh Auguste comte yaitu Tahap Teologi, Tahap Metafisik, Tahap Positif.


Referensi
Tim FMIPA Unessa. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University press
Nugroho, Irham. Desember 2016, positivisme auguste comte: analisa epistemologis dan nilai etisnya terhadap sains, cakrawala, Vol. XI, No. 2, 168-171
Hakim A tatang, dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat umum:dari meteologi sampai teofiosofis. Bandung: pustaka setia




Diserahkan pada tanggal 18 Maret 2018
Dikembalikan pada tanggal 20 Maret 2018
Reviewer : Wahyu Nurmala Sari
Saran : Sudah cukup bagus materinya, hanya saja kurang gambar. Pengolahan kata sudah sangat tepat.

0 comments:

Post a Comment