Pages

Monday, March 26, 2018

KREATIVITAS MANUSIA DALAM MENGEMBANGKAN PRODUKTIVITAS SDA


KREATIVITAS MANUSIA DALAM MENGEMBANGKAN PRODUKTIVITAS SDA

OLEH: SITI NADHIFATUL MUSTAMIMAH

ABSTRAK
Semakin menipisnya sumber daya konvensional, maka diperlukan suatu usaha untuk mendapatkan sumber daya alam yang baru dengan memanfaatkan sumber daya alam (renewable) atau nonkonvensional secara maksimal.Pengelolaan sumber daya alam tersebut dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.Sehingga terdapat sejumlah jenis atau kelompok industri kreatif yang dinilai dapat dikembangkan di Indonesia. Industri kreatif berbasis sumber daya alam adalah industri kreatif yang memanfaatkan bahan bakudari alam (natural resources), di antaranya hasil pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, pertambangan. Berdasarkan tingkat kecanggihannya, teknologi akan diterapkan dalam pengembangan suatu jenis industri yang dapat dikelompokkan menjadi teknologi tingkat tinggi (high tech), madya, dan sederhana atau tepat guna (appropriate technology).  Sementara itu sumber daya manusia yang siap mengembangkan industri adalah SDM yang memiliki cukup pendidikan atau sekurangnya pelatihan (skillfull).Karena pengembangan industri akan membutuhkan proses penciptaan baru (new creation) bahkan penemuan baru (new invention), yang disebut industri kreatif.
Kata kunci: industri kreatif, sumberdaya alam, sumber daya manusia.

ISI
A. Tinjauan Kreativitas Manusia
Pengelolaan desa wisata bersandarkan pada prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan.Sehingga masyarakat desa menyadari bahwa kelestarian dan keindahan sumber daya alam yang mereka miliki merupakan modal utama yang dapat mendatangkan keuntungan bagi desa dan masyarakatnya.Karena itu, dalam pengelolaan desa wisata, pelestarian lingkungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kelangsungan program desa.Jika di konservasikan terhadap ekosistem DAS, terutama pada bagian  hulu yang merupakan pelindung bagi sistem tata air secara keseluruhan harus mampu menyeimbangkan pencapaian tujuan kelestarian lingkungan, ekonomi, dan sosial. Sehingga tercapai stabilitas tata air yang seiring dengan terwujudnya masyarakat yang mandiri dan partisipatif.Selain itu di dataran tinggi yang mempunyai gunung berapi, terdapat sumber-sumber air panas yang menyembur ke atas (geyser).Hal tersebut berarti menyebutkan di dalam bumi terdapat kubangan air yang terkena panas tinggi sehingga menimbulkan tekanan yang tinggi pula sehingga menyebur ke atas. Maka bila dilakukan pemboran dengan perbedaan tekanan yang besar maka akan terjadi semburan gas uap air panas atau air panas yang sangat keras. Dari energi sumberan uap air panas tersebut dapat digunakan langsung untuk memutar turbin uap yang dihubungkan langsung dengan generator pembangkit tenaga listrik yang bermanfaat untuk berbagai keperluan.Dan dalam pemanfaatan energi pasang surut di daerah pantai dipasang dam atau semacam bendungan air yang memiliki pintu-pintu air yang dapat diatur pembukannya. Bila air laut pasang, air akan masuk kedalam dam, demikian juga saat air laut surut, air dari dalam dam akan mengalir kembali ke laut melalui pintu-pintu tersebut. Di dalamnya itu dipasang pintu airagar  baik pada saat pasang maupun surut.Sehingga mengalirnya air laut dapat digunakan untuk menggerakkan turbin penggerak generator listrik.Dari uraian tersebut muncullah paradigma baru pengelolaan DAS yang lebih partisipatif dengan memberikan ruang bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam pengelolaan.Melalui CBNRM masyarakat memperoleh wewenang untuk mengakses sumber daya alam dan memperoleh keuntungan dari pemanfaatannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran masyarakat tersebut bersifat multidimensi sejak proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), hingga pengendaliannya (controlling).
B. Kondisi Geografis dan Faktor Pendukung Produktivitas
a. Kondisi Geografis
Secara geografis, Indonesia merupakan daerah yang memiliki banyak wilayah perbukitan di bagian utara dan timur, serta daerah dataran di bagian barat dan selatan.Ke arah selatan yang berbatasan langsung dengan Lautan Indonesia posisinya sangat menguntungkan karena memiliki potensi dan akses sumber daya alam laut.Namun lahan sering digunakan untuk perkebunan dan hutan industri. Potensi ini layak digunakan untuk menopang industri kreatif berbasis sumber daya perkebunan dan kehutanan
b. Bahan Baku (Resources)
Kondisi geografis tersebut membuktikan bahwa bahan baku dari sumber daya alam lokal yang tersedia berpotensi untuk mengembangkan industri yang akan datang baik dari kegiatan pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan. Melihat potensinya bahan baku dari industri kehutanan dan pertambangan tampaknya tidak terlalu menyolok, Misalnya Hasil-hasil pertanian padi sawah termasuk limbahnya juga dapat dimanfaatkan untuk industri baik yang bersifat tradisional maupun industri modern kreatif. Jerami padi secara alamiah dan tradisional dapat diolah untuk pakan ternak (sapi), tetapi dengan kreatifitas dapat digunakan sebagai bahan baku industri seperti budidaya jamur. Sementara itu merang (kulit padi) dapat digunakan sebagai bahan baku media tanam baik tanaman bunga maupun media tanam budidaya jamur.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini














(Sebagai upaya kreatifitas jerami padi diolah sebagai pakan ternak sapi)














(merang (kulit padi) digunakan sebagai bahan baku media tanam budidaya jamur)
c.  Teknologi
Teknologi merupakan faktor penting dalam pengembangan industri.Pemilihan jenis teknologi berpotensi menimbulkan permasalahan yang dilematis terutama berkaitan dengan faktor pendukung industri penting lainnya yakni SDM (manpower) sebagai tenaga kerja.Dalam negara berkembang dengan populasi tinggi, pengembangan industri diharapkan menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi masalah pengangguran (unemployment).
Dari uraian di atas, dapat diamati bahwa banyak sekali industri yang dapat dikembangkan di Indonesia.dari teknologi sederhana, madya bahkan dapat diterapkan teknologi tinggi dan industri (kreatif) budidaya jamur. Disisi lain teknologi sederhana merang (kulit padi) dapat digunakan sebagai bahan baku media tanam, tetapi dengan teknologi pula merang dapat digunakan sebagai bahan baku industri arang aktif, yang jika dikehendaki hasil berkualitas baik memerlukan teknologi tinggi.
C. Membangun Industri Yang Kreatif
Untuk memulai mengembangkan industri kreatif (ala Indonesia), diperlukan persiapan.Selain pemilihan bidang-bidang industri yang cocok juga perlu mendapat penanganan dan sentuhan sehingga dapat tercapai arah dan tujuan industri kreatif yang diharapkan.
Bidang-bidang industri potensial industri kreatif berbasis sumber daya alam yang dapat dikembangkan diantaranya:
1. Agroindustri:  Meliputi bidang industri pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan dan kelautan serta produk-produk bahan hasil pertanian, kehutanan, perikanan, dan kelautan. Potensi SDA laut bukan saja dapat dikembangkan sebagai penopang industri pariwisata tetapi hasil laut (ikan, udang, kepiting, dll) dapat dijual mentah termasuk untuk ekspor, juga berpeluang untuk dikembangkan (dengan kreatifitas & seni memasak) menjadi industri kuliner yang pada akhirnya mendukung industri pariwisata.
2. Industri Ecowisata (Ecotourism Industry): Ciri industri ini adalah mengandalkan ketersediaan sumber daya alam berupa objek-objek alam yang dapat diubah dan/atau dikemas menjadi objek wisata lingkungan (ecowisata), berwisata sekaligus mengenal (untuk mencintai) alam dan lingkungan. Dengan kreatifitas dan sentuhan serta kerja keras dan ulet, objek-objek alam berpotensi dikembangkan menjadi industri ecowisata.

KESIMPULAN
Terdapat sejumlah bidang industri dengan sumber daya pendukung yang dapat dikembangkan sebagai industri (kreatif). Karena tersedia bahan baku, objek-objek dan wahana dapat diberi sentuhan teknologi dan ketrampilan SDM untuk memperoleh nilai tambah (added value) daripada dijual atau diekspor secara mentahan. Potensi ini perlu dikerjakan serius untuk membangun industri kreatif yang pada akhirnya mampu meningkatkan ekonomi (kreatif) daerah.Dengan kondisi dan tingkat pendidikan masyarakat (penduduk menetap) serta tingkat populasinya, pilihan teknologi untuk mendukung pengembangan industri cenderung pada teknologi madya atau tepat guna. Namun seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, Tingkat pendidikan masyarakat secara bertahap meningkat, dan pengembangan   industri kreatif yang ditopang oleh teknologi tinggi.



DAFTAR PUSTAKA
1. FMIPA, Tim. 2017. Sains Dasar. Surabaya. Unesa University Press.
2. Drs, M, Suparmoko, M,A., Ph D. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Edisi Ke 3. Jakarta. Mitra Wacana Media.
3. Untung Sumotarto. 2010.  Industry Kreatif Berbasis Sumber Daya Alam. Jakarta. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
4. Fransisca Emilia. 2017. Pengelolaan  Sumber Daya Alam  Berbasis Masyarakat Dalam Upaya Konservasi Daerah Aliran Sungai. Semarang. Universitas Diponegoro Semarang.
5.Veronica A. Kumurur. 2002. Lingkungan Hidup Dan Sumber Daya Alam Yang Semakin Rusak Dan Mengancam Keberlanjutan Kehidupan Manusia Indonesia. Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado
6. Hidayat. 2011. Pengelolaan Sumber daaya Alam Berbasis Kelembagaan Lokal. Medan. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan


Dosen: Samik S. Si.,M.Si.
Reviewer: Bella Dwi Aprilia
Tanggal diberikan: 20 Maret 2017
Tanggal dikembalikan: 22 Maret 2017
Saran: Pada bagian abstrak kata ‘’merupakan’’ diganti dengan kata’’ oleh’’. Kata ‘’yakni’’ diganti dengan kata ‘’yang disebut’’. Pada bagian isi kata ‘’karena’’ diganti dengan kata ‘’sehingga’’.Kata ‘’diekspor’’ diganti dengan kata ‘’ekspor’’. Pada bagian kesimpulan kata ‘’yang’’ dihilangkan.Kata ’’ tidak’’ diganti dengan ’’ dan’’.





0 comments:

Post a Comment