Pages

Friday, March 23, 2018

Peran Manusia Dalam Makhluk Hidup


Peran Manusia Dalam Makhluk Hidup
Forma Widya Saputra, Dewi Rahayu, Samik S.Si., M.Si.
Abstrak
Di planet bumi ini terdapat jutaan makhluk hidup. Dari sekian banyak makhluk hidup tersebut baru sekitar 1.000.000 golongan hewan dan 300.000 golongan tumbuhan yang telah diidentifikasi. Masih banyak lagi makhluk hidup yang dalam tahap penelitian dan masih banyak lagi yang sama sekali belum dikenali manusia. Untuk mempelajari memahami seluruh makhluk hidup, merupakan sesuatu yang amat sulit. Untuk itulah manusia berusaha mencari cara yang paling tepat untuk mempelajari makhluk hidup yang amat banyak dan kompleks tersebut. Cara yang menjadi pilihan manusia adalah dengan mengklasifikasikan makhluk hidup. Bahkan di tiap daerah memiliki jenis makhluk hidup yang khas, yang tidak ditemukan di daerah lain. Adanya keanekaragaman tumbuhan ini menjadi suatu masalah dalam mengenal dan mempelajarinya. Oleh karena itu, diperlu


kan suatu sistem yang mengatur keanekaragaman yang ada. Dengan latar belakang ini, ada seorang tokoh Yunani yang mencetuskan ilmu taksonomi yaitu Theoprates pada tahun 370-285 SM yang kemudian dikembangkan oleh tokoh dari Swedia. Ilmu taksonomi ini merupakan ilmu tentang klasisikasi, identifikasi dan tatanama makhluk hidup.
Ilmu taksonomi ini bertujuan untuk mempermudah pengenalan dan pembelajaran terhadap makhluk hidup serta mempermudah dalam mengkomunikasikannya kepada orang lain. Ilmu taksonomi ini senantiasa berkembang dari masa ke masa, sehingga muncul tokoh – tokoh baru dalam taksonomi dan pendapat – pendapat serta teori – teori tentang taksonomi. Ilmu taksonomi ini melahirkan berbagai sistem klasifikasi yang berbeda – beda sesuai dengan dasar yang digunakan dalam kegiatan itu. Sistem klasifikasi yang dilahirkan dalam sejarah perkembangan taksonomi yaitu periode tertua yang belum memiliki sistem formal, sistem habitus, sistem numerik, sistem filogenik dan sistem kontemporer yang kemudian akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
Klasifikasi hewan adalah pengelompokan berdasarkan kesamaan bentuk dan fungsi pada tubuh hewan. Tujuan klasifikasi itu sendiri adalah untuk memudahkan mengenali jenis-jenis hewan serta memudahkan komunikasi di dalam biologi. Klasifikasi hewan bersifat dinamis. Hal itu disebabkan beberapa kemungkinan seperti adanya perkembangan pengetahuan tentang hewan, penggunaan karakter yang berbeda dalam klasifikasi. Klasifikasi hewan didasarkan atas persamaan dan perbedaan karakter tertentu pada hewan yang bersangkutan. Perkembangan klasifikasi hewan secara garis besar dibagi menjadi empat tahap yaitu klasifikasi masa sebelum Linnaeus (pra-Linnaeus), klasifikasi sistem Linnaeus, klasifikasi sistem 3 kingdom, dan klasifikasi sistem 5 kingdom.

Isi
Klasifikasi mahluk hidup adalah pengelompokan mahluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimilikinya. Sistem klasifikasi makhluk hidup mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Misalnya Pada awalnya manusia hanya mengelompokkan tumbuhan kedalam dua kelompok, yaitu tumbuhan yang dapat dimakan dan tumbuhan yang tidak dapat dimakan. Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi mahluk hidup disebut dengan Taksonomi. Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup, mengetahui fungsi-fungsi atau manfaat dari makhluk hidup dan mengetahui hubungan antara makhluk hidup satu dengan yang lain, misalnya dalam kekerabatannya.
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani yang menjadi tokoh pertama yang dapat dianggap sebagai orang pertama kali mengelompokkan makhluk hidup secara sistematis pada tahun 384 - 322.

Aristoteles (384 – 322 SM), mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon. Sedangkan hewan digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata.
Aristoteles membagi makhluk hidup menjadi tumbuhan, hewan, dan manusia. Makhluk hidup yang dimasukkan ke dalam kelompok tumbuhan adalah makhluk hidup yang memiliki jiwa vegetatif yang menguasai kegiatan makan dan berkembang biak.
Makhluk hidup yang dimasukkan ke dalam kelompok hewan adalah makhluk hidup yang selain memiliki vegetatif juga memiliki jiwa hewan yang mengatur pergerakkan. Makhluk hidup yang dimasukkan ke dalam kelompok manusia adalah makhluk hidup yang selain memiliki vegetatif dan hewan juga memiliki rasional yang mengatur intektual atau akal budi.
Klasifikasi makhluk hidup secara sederhana dapat dilakukan berdasarkan jenis makannya. Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dikelompokkan menjadi karnivora, herbivora, omnivora. Karnivora adalah hewan pemakan daging, misalnya kucing, singa, buaya, komodo, dan lain-lain. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan, misalnya kijang, rusa, kelinci, sapi, dan lain-lain. Omnivora adalah hewan pemakan tumbuhan dan daging, misalnya ayam, tikus, orang utan, gorila, dan lain-lain.

Berdasarkan habitatnya, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi hidrofit, xerofit, dan higrofit. Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan yang kering, contohnya kaktus. Hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan berair, misalnya teratai dan eceng gondok. Higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan yang sangat  lembap, misalnya tumbuhan paku dan lumut. Tumbuhan dapat dikelompokkan berdasarkan manfaatnya menjadi kelompok tumbuhan obat-obatan, sedang, dan pangan
.

Klasifikasi Dikotom dan Kunci Determinasi 
Meskipun Aristoteles merupakan ahli pertama yang melakukan klasifikasi mahkluk hidup secara sistematis, yang mendapat julukan Bapak Taksonomi adalah seorang dokter dan ahli botani berkebangsaan Swedia bernama Karl von Linne (1707- 1778) yang dilatinkan menjadi Carolus Linnaeus.

Kelebihan Carolus Linnaeus dibandingkan para ahli sebelumnya adalah karena ia memperhatikan urutan (tingkatan) kelompok makhluk hidup yang disebut takson. Tingkatan takson mulai dari yang paling tinggi sampai ke yang paling rendah dapat dilihat pada tabel berikut.

Pada tahun 1809 sampai tahun 1882, Carles Darwin memberikan sumbangan dengan mengemukakannya teori evolusi. Dengan begini Carles Darsin juga menyumbang Taksonomi atas teori evolusinya.

Klasifikasi sistem filogenik juga disusun berdasarkan persamaan fungsi organ/alat tubuh, Tingkah laku yang dapat diamati fenotipe (sifat yang terlibat dari luar atau sifat yang dapat diindra), dan pewarisan sifat-sifat keturunan.

 



Klasifikasi filogenik yang dikembangkan Carles Darwin dapat dilihat pada tabel berikut.
Sistem klasifikasi pertama kali adalah sistem klasifikasi 2 kingdom. Dalam klasifikasi 2 kingdom, makhluk hidup digolongkan menjadi Kingdom Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan).


Dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa jamur yang semula dimasukkan ke dalam Kingdom Plantea, ternyata tidak mampu melakukan fotosintesis.

Muncullah sistem klasifikasi berdasarkan cara memperoleh nutrisi (makanan). Dalam sistem ini, makhluk hidup dibedakan menjadi 3 kingdom, yaitu Kingdom Plantea (tumbuhan), Kingdom Animalia (Hewan), Kingdom Fungi.
Perkembangan ilmu biologi membuktikan bahwa ternyata ada makhluk hidup yang inti selnya tidak mempunyai membran inti sehingga materi inti tersebar di seluruh sitoplasma. Sel demikian disebut sel prokariotik. Makhluk hidup yang memilikinya disebut sel eukariotik.

Timbullah klasifikasi sistem empat kingdom, meliputi Kingdom Monera yang beranggotakan makhluk hidup yang bersifat prokariotik serta Kingdom Fungi, Plantae, dan Animalia yang beranggotakan makhluk hidup yang bersifat eukariotik.
Perkembangan Teori Takson
pada Tahun 1969, Robert H.Whittaker memperkenalkan klasifikasi lima kingdom dengan mempertimbangkan tingkat makhluk hidup, sel, dan jenis nutrisinya. Sistem klasifikasi inilah yang sekarang banyak digunakan. Kelima Kingdom tersebut adalah sebagai berikut.
1. Monera (bakteri dan ganggang biru)
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik. Kelompok ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria)

2. Protista (ganggang dan protozoa)
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista rnemiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai hewan (Protozoa) dan Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), dan Protista menyerupai jamur.

3. Fungi (jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycpta).
4. Plantae (tumbuhan)
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Kelompok ini terdiri dari tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan berbiji tertutup

5. Animalia (hewan).
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel .yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

Kesimpulan
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi dan bermanfaat untuk memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam dan untuk melihat hubungan kekerabatan anatara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Proses pengklasifikasiaan yaitu dengan cara meneliti, baik dengan pengenalan, pencirian, mencari persamaan ciri maupun perbedaan, penamaan, dan pengelompokkan secara rinci. Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut sistem binomial nomenklatur dan bahasa yang digunakan yaitu bahasa latin. Pemberian nama ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial nomenklatur). Macam-macam sistem klasifikasi yaitu, sistem dua kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat kingdom, dan sistem lima kingdom.

Referensi

http://www.berpendidikan.com/2015/06/sejarah-klasifikasi-makhluk-hidup.html
Purwanto, B., A. Nugroho. 2014. Eksplorasi Ilmu Alam untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Wasis, dan Sugeng Yuli Irianto.2008.Ilmu Pengetahuan Alam 1: SMP/MTS VII. Surakarta: Putra Nugraha. (BSE)
Dirdjosoemarto, Soendjojo. 1995. Materi Pokok Penididikan IPA 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hasan, Akhmad. 2012. Modul Pintar Biologi. Jakarta: Citra Pustaka.
Kusnadi dan Didik Priyandoko. 2004. Biologi 1 A. Jakarta: Prianti Darma Kalokatama.
Kimball, John. 1983. Biologi I Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, D.A. 2006. Biologi SMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi Jilid 1 A. Jakarta: Erlangga.











0 comments:

Post a Comment