Peran Manusia Dalam Makhluk Hidup
Forma
Widya Saputra, Dewi Rahayu, Samik S.Si., M.Si.
Abstrak
Di
planet bumi ini terdapat jutaan makhluk hidup. Dari sekian banyak makhluk hidup
tersebut baru sekitar 1.000.000 golongan hewan dan 300.000 golongan tumbuhan yang
telah diidentifikasi. Masih banyak lagi makhluk hidup yang dalam tahap
penelitian dan masih banyak lagi yang sama sekali belum dikenali manusia. Untuk
mempelajari memahami seluruh makhluk hidup, merupakan sesuatu yang amat sulit.
Untuk itulah manusia berusaha mencari cara yang paling tepat untuk mempelajari makhluk
hidup yang amat banyak dan kompleks tersebut. Cara yang menjadi pilihan manusia
adalah dengan mengklasifikasikan makhluk hidup. Bahkan di tiap daerah memiliki jenis makhluk hidup yang
khas, yang tidak ditemukan di daerah lain. Adanya keanekaragaman tumbuhan ini
menjadi suatu masalah dalam mengenal dan mempelajarinya. Oleh karena itu, diperlu
Ilmu
taksonomi ini bertujuan untuk mempermudah pengenalan dan pembelajaran terhadap
makhluk hidup serta mempermudah dalam mengkomunikasikannya kepada orang lain.
Ilmu taksonomi ini senantiasa berkembang dari masa ke masa, sehingga muncul
tokoh – tokoh baru dalam taksonomi dan pendapat – pendapat serta teori – teori
tentang taksonomi. Ilmu taksonomi ini melahirkan berbagai sistem klasifikasi
yang berbeda – beda sesuai dengan dasar yang digunakan dalam kegiatan itu.
Sistem klasifikasi yang dilahirkan dalam sejarah perkembangan taksonomi yaitu
periode tertua yang belum memiliki sistem formal, sistem habitus, sistem
numerik, sistem filogenik dan sistem kontemporer yang kemudian akan dibahas
lebih lanjut dalam makalah ini.
Klasifikasi hewan adalah pengelompokan berdasarkan
kesamaan bentuk dan fungsi pada tubuh hewan. Tujuan klasifikasi itu sendiri
adalah untuk memudahkan mengenali jenis-jenis hewan serta memudahkan komunikasi
di dalam biologi. Klasifikasi hewan bersifat dinamis. Hal itu disebabkan
beberapa kemungkinan seperti adanya perkembangan pengetahuan tentang
hewan, penggunaan karakter yang berbeda dalam klasifikasi. Klasifikasi hewan
didasarkan atas persamaan dan perbedaan karakter tertentu pada hewan yang
bersangkutan. Perkembangan klasifikasi hewan secara garis besar dibagi menjadi
empat tahap yaitu klasifikasi masa sebelum Linnaeus (pra-Linnaeus), klasifikasi
sistem Linnaeus, klasifikasi sistem 3 kingdom, dan klasifikasi sistem 5
kingdom.
Isi
Klasifikasi
mahluk hidup adalah
pengelompokan mahluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang
dimilikinya. Sistem klasifikasi
makhluk hidup mengalami perkembangan dari zaman ke zaman.
Misalnya Pada awalnya manusia hanya mengelompokkan tumbuhan kedalam dua
kelompok, yaitu tumbuhan yang dapat dimakan dan tumbuhan yang tidak dapat
dimakan. Ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi
mahluk hidup disebut
dengan Taksonomi. Tujuan klasifikasi makhluk
hidup adalah untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup, mengetahui
fungsi-fungsi atau manfaat dari makhluk hidup dan mengetahui hubungan antara
makhluk hidup satu dengan yang lain, misalnya dalam kekerabatannya.
Aristoteles
adalah seorang filsuf Yunani yang menjadi tokoh pertama yang dapat dianggap
sebagai orang pertama kali mengelompokkan makhluk hidup secara sistematis pada
tahun 384 - 322.
Aristoteles
(384 – 322 SM), mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu
tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon.
Sedangkan hewan digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata.
Aristoteles membagi makhluk hidup menjadi tumbuhan, hewan,
dan manusia. Makhluk hidup yang dimasukkan ke dalam kelompok tumbuhan adalah
makhluk hidup yang memiliki jiwa vegetatif yang menguasai kegiatan makan dan
berkembang biak.
Makhluk
hidup yang dimasukkan ke dalam kelompok hewan adalah makhluk hidup yang selain
memiliki vegetatif juga memiliki jiwa hewan yang mengatur pergerakkan. Makhluk
hidup yang dimasukkan ke dalam kelompok manusia adalah makhluk hidup yang
selain memiliki vegetatif dan hewan juga memiliki rasional yang mengatur
intektual atau akal budi.
Klasifikasi
makhluk hidup secara sederhana dapat dilakukan berdasarkan jenis makannya.
Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dikelompokkan menjadi karnivora,
herbivora, omnivora. Karnivora adalah hewan pemakan daging, misalnya kucing,
singa, buaya, komodo, dan lain-lain. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan,
misalnya kijang, rusa, kelinci, sapi, dan lain-lain. Omnivora adalah hewan
pemakan tumbuhan dan daging, misalnya ayam, tikus, orang utan, gorila, dan
lain-lain.
Berdasarkan habitatnya, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi hidrofit, xerofit, dan higrofit. Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan yang kering, contohnya kaktus. Hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan berair, misalnya teratai dan eceng gondok. Higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan yang sangat lembap, misalnya tumbuhan paku dan lumut. Tumbuhan dapat dikelompokkan berdasarkan manfaatnya menjadi kelompok tumbuhan obat-obatan, sedang, dan pangan.
Berdasarkan habitatnya, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi hidrofit, xerofit, dan higrofit. Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan yang kering, contohnya kaktus. Hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan berair, misalnya teratai dan eceng gondok. Higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan yang sangat lembap, misalnya tumbuhan paku dan lumut. Tumbuhan dapat dikelompokkan berdasarkan manfaatnya menjadi kelompok tumbuhan obat-obatan, sedang, dan pangan.
Klasifikasi Dikotom dan Kunci Determinasi
Meskipun Aristoteles merupakan ahli pertama yang
melakukan klasifikasi mahkluk hidup secara sistematis, yang mendapat julukan Bapak
Taksonomi adalah seorang dokter dan ahli botani berkebangsaan Swedia bernama
Karl von Linne (1707- 1778) yang dilatinkan menjadi Carolus Linnaeus.
Kelebihan Carolus Linnaeus dibandingkan para ahli sebelumnya adalah karena ia memperhatikan urutan (tingkatan) kelompok makhluk hidup yang disebut takson. Tingkatan takson mulai dari yang paling tinggi sampai ke yang paling rendah dapat dilihat pada tabel berikut.
Kelebihan Carolus Linnaeus dibandingkan para ahli sebelumnya adalah karena ia memperhatikan urutan (tingkatan) kelompok makhluk hidup yang disebut takson. Tingkatan takson mulai dari yang paling tinggi sampai ke yang paling rendah dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada tahun 1809 sampai tahun 1882, Carles Darwin memberikan sumbangan dengan mengemukakannya teori evolusi. Dengan begini Carles Darsin juga menyumbang Taksonomi atas teori evolusinya.
Klasifikasi sistem filogenik juga disusun berdasarkan persamaan fungsi organ/alat tubuh, Tingkah laku yang dapat diamati fenotipe (sifat yang terlibat dari luar atau sifat yang dapat diindra), dan pewarisan sifat-sifat keturunan.
Klasifikasi filogenik yang dikembangkan Carles Darwin
dapat dilihat pada tabel berikut.
Sistem klasifikasi pertama kali adalah sistem
klasifikasi 2 kingdom. Dalam klasifikasi 2 kingdom, makhluk hidup digolongkan
menjadi Kingdom Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan).
Dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa jamur yang semula dimasukkan ke dalam Kingdom Plantea, ternyata tidak mampu melakukan fotosintesis.
Muncullah sistem klasifikasi berdasarkan cara memperoleh nutrisi (makanan). Dalam sistem ini, makhluk hidup dibedakan menjadi 3 kingdom, yaitu Kingdom Plantea (tumbuhan), Kingdom Animalia (Hewan), Kingdom Fungi.
Perkembangan
ilmu biologi membuktikan bahwa ternyata ada makhluk hidup yang inti selnya
tidak mempunyai membran inti sehingga materi inti tersebar di seluruh
sitoplasma. Sel demikian disebut sel prokariotik. Makhluk hidup yang
memilikinya disebut sel eukariotik.
Timbullah klasifikasi sistem empat kingdom, meliputi Kingdom Monera yang beranggotakan makhluk hidup yang bersifat prokariotik serta Kingdom Fungi, Plantae, dan Animalia yang beranggotakan makhluk hidup yang bersifat eukariotik.
Timbullah klasifikasi sistem empat kingdom, meliputi Kingdom Monera yang beranggotakan makhluk hidup yang bersifat prokariotik serta Kingdom Fungi, Plantae, dan Animalia yang beranggotakan makhluk hidup yang bersifat eukariotik.
pada Tahun 1969, Robert H.Whittaker memperkenalkan
klasifikasi lima kingdom dengan mempertimbangkan tingkat makhluk hidup, sel,
dan jenis nutrisinya. Sistem klasifikasi inilah yang sekarang banyak digunakan.
Kelima Kingdom tersebut adalah sebagai berikut.
1. Monera (bakteri dan ganggang biru)
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera
memiliki sel prokariotik. Kelompok ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau
biru (Cyanobacteria)
2. Protista (ganggang dan protozoa)
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista
rnemiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel
atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat
antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai hewan
(Protozoa) dan Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), dan Protista menyerupai
jamur.
3. Fungi (jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat
makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat
organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit.
Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan
jamur air (Oomycpta).
4. Plantae (tumbuhan)
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri
dari banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan
memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya sendiri (bersifat
autotrof). Kelompok ini terdiri dari tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan
berbiji terbuka, dan tumbuhan berbiji tertutup
5. Animalia (hewan).
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas
banyak sel .yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat
membuat makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri
dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) dan hewan
bertulang belakang (vertebrata).
Kesimpulan
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi dan
bermanfaat untuk memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam dan untuk
melihat hubungan kekerabatan anatara makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya. Proses pengklasifikasiaan yaitu dengan cara meneliti, baik dengan
pengenalan, pencirian, mencari persamaan ciri maupun perbedaan, penamaan, dan
pengelompokkan secara rinci. Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan
Linnaeus disebut sistem binomial nomenklatur dan bahasa yang digunakan yaitu
bahasa latin. Pemberian nama ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama
Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial
nomenklatur). Macam-macam sistem klasifikasi yaitu, sistem dua kingdom, sistem
tiga kingdom, sistem empat kingdom, dan sistem lima kingdom.
Referensi
http://www.berpendidikan.com/2015/06/sejarah-klasifikasi-makhluk-hidup.html
Purwanto, B., A. Nugroho. 2014. Eksplorasi Ilmu Alam untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Purwanto, B., A. Nugroho. 2014. Eksplorasi Ilmu Alam untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Wasis,
dan Sugeng Yuli Irianto.2008.Ilmu Pengetahuan Alam 1: SMP/MTS VII.
Surakarta: Putra Nugraha. (BSE)
Dirdjosoemarto,
Soendjojo. 1995. Materi Pokok Penididikan IPA 1. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Hasan, Akhmad.
2012. Modul Pintar Biologi. Jakarta: Citra Pustaka.
Kusnadi dan Didik
Priyandoko. 2004. Biologi 1 A. Jakarta: Prianti Darma
Kalokatama.
Kimball, John.
1983. Biologi I Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, D.A.
2006. Biologi SMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sulistyorini, Ari.
2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Syamsuri, Istamar.
2006. Biologi Jilid 1 A. Jakarta: Erlangga.
0 comments:
Post a Comment