PENINGKATAN PRODUKSI DOMBA MELALUI KLONING TEKNIK ROSLIN

PENINGKATAN PRODUKSI DOMBA MELALUI KLONING TEKNIK ROSLIN

Mochammad Iqbal Hidayatullah, Efanda Herlina, Samik, S.Si., M. Si

ABSTRAK

Terbatasnya produksi hewan, terutama domba untuk kebutuhan industri tekstil, tidak dibarengi dengan tingginya permintaan pasar yang selalu meningkat tiap tahun. Teknik kloning adalah sekelompok organisme hewan maupun tumbuh-tumbuhan yang dihasilkan melalui reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama. Sehingga mampu meningkatkan jumlah produksi domba untuk kebutuhan industri dan pasar tekstil. 

ISI

Di era industri saat ini, kebutuhan bahan dasar tekstil, yakni bulu domba sangat tinggi. Hal ini tidak dibarengi dengan kualitas produksi domba yang baik, sehingga seringkali industri pemasok bahan mentah untuk tekstil merasa kesulitan mencari bulu domba sebagai bahan dasar industri. Melihat fakta dilapangan menjadi permasalahan tersendiri dalam dunia Biologi, sehingga para ilmuwan melakukan serangkaian riset dan eksperimen, yang hingga akhirnya menemukan solusi untuk mendapatkan kualitas bulu domba yang bermutu dengan cara Kloning.

Kloning atau klon adalah sekelompok organisme hewan maupun tumbuh-tumbuhan yang dihasilkan melalui reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama. Setiap anggota klon tersebut mempunyai susunan dan jumlah gen yang sama dan kemungkinan besar fenotipnya juga sama. Kloning merupakan salah satu bioteknologi mutakhir yang sangat bermanfaat untuk multiplikasi genotip hewan yang memiliki keunggulan tertentu dan preservasi hewan yang hampir punah. Walaupun keberhasilan produksi hewan kloning lewat transfer inti sel somatik telah dicapai pada berbagai spesies, seperti domba, sapi, kambing, babi, kucing, dan kelinci, efisiensinya sampai sekarang masih sangat rendah.

Teknik Klon Roslin dalam percobaan nya menggunakan domba dolly merupakan hasil kloning yang dilakukan pada hewan dewasa yang mensinkronisasikan siklus sel dari kedua sel donor dan sel telur.

Gambar 1. The young lamb named Dolly (left), with her surrogate mother, was created by cloning at the Roslin institute.

Pertama, suatu sel (sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina berbulu putih (Finn Dorest) untuk menyelamatkan informasi genetis bagi pengkolan. Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalam campuran, yang hanya memiliki nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kehidupan sel. Setelah sel mampu bertahan, maka sel embrio dimaskukan ke uterus betina penerima (surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya akan mengandung hasil kloning tadi hingga siap untuk dilahirkan.

Gambar 2. Tahapan dari Proses Kloning teknik Roslin.

Manfaat Kloning dalam bidang kehidupan

A. Ilmu Pengetahuan

Kloning terutama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi.

B. Mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul

Seperti yang telah dilakukan pada sapi dengan cara embrio transfer. Hal yang serupa juga dapat dilakukan pada hewan yang lain, seperti domba, kambing, dan lain-lain. Dalam hal ini jika nukleus sel donornya diambil dari bibit unggul, maka anggota klonnya pun akan mempunyai sifat-sifat unggul tersebut.

C. Tujuan diagnostik dan terapi

D. Mengatasi infertilitas pada hewan

E. Bidang Ekonomi

Keberhasilan suatu kloning yang dilakukan, akan menyumbangkan devisa dalam meningkatkan perekonomian negara. Negara-negara yang gagal dalam penelitian kloning akan menderita kerugian secara ekonomi yang bahkan dapat menyebabkan negara tersebut jatuh miskin.

Suatu teknik kloning memberikan begitu banyak dampak positif bagi kehidupan, adapun dampak positif kloning, yaitu:

• Teknik kloning merupakan alternatif untuk melestarikan hewan langka sehingga keberadaan hewan langka dapat terus dipertahankan
• Teknik kloning membantu dalam meningkatkan ketersediaan bahan pangan yang lebih banyak dengan melakukan kloning pada hewan ternak.
• Teknik kloning berperan dalam menghasilkan sel, jaringan, atau organ yang sesuai untuk pengobatan akibat kelainan atau gangguan suatu fungsi organ.
• Teknik kloning membantu menumbuhkan spesies baru yang bebas penyakit keturunan.
• Kloning sangant berperan terhadap kemajuan bidang sains.

Selain memiliki dampak positif seperti di atas, teknik kloning juga memiliki kerugian, antara lain:

• Penyalahgunaan teknik kloning seperti menciptakan spesies baru yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
• Individu yang dihasilkan dari teknik kloning sangat rentan terhadap suatu penyakit dikarenakan teknik kloning menghasilkan individu yang tidak memiliki sistem imunitas.
• Teknik kloning akan menyebabkan spesies yang dihasilkan bersifat monoton, karena DNA maupun sifat dan fisik hasil kloning persis sama dengan induknya.
• Individu yang dihasilkan dari teknik kloning cenderung memiliki masa hidup yang sama dengan induknya, karena sel-selnya diperoleh dari induknya.
• Teknik kloning belum sempurna masih terdapat banyak kekurangan, sehingga tak jarang hewan ternak yang dikloning harus di euntanasia.
• Teknik kloning mengacaukan hubungan antara individu baru dengan sel induknya.

KESIMPULAN

Dengan adanya teknik kloning roslin dalam perkembangan rekayasa genetika di dunia dapat menghasilkan spesies yang memiliki kualitas bulu domba yang lebih baik dari spesies yang lainnya, serta unggul dalam produksi secara massal. Peran pemerintah dalam hal ini perlu mendukung serta memfasilitasi produksi peternakan yang lebih berkualitas dan mampu bersaing dengan hewan dari luar negeri. Serta membantu memberdayakan pengembangan rekayasa genetika yang dilakukan pada hewan domba, sehingga mampu menghasilkan produksi yang massal dan dapat menyumbang pendapatan eknomi bagi masyarakat maupun pada negara.

DAFTAR PUSTAKA

Rusda, Muhammad. 2004. Kloning. Majalah USU Digital Library. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Roslin Cloning Technique, http://home.hawaii.rr.com/johns/art.htm

Samil RS. 2002. Masalah Bioetik dalam rekayasa genetika Kedokteran, Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora. Bandung.

http://definisikloning.blogspot.com/2016/11/manfaat-dan-dampak-kloning.html

Tim IAD FMIPA. 2012. Sains Dasar. Jilid Dua. Surabaya: Unesa