Pages

Wednesday, March 13, 2019

Pseudo science : Ilmu semu? Akankah masih tetap ada dan akan terus ada?

Pseudo science : Ilmu semu? Akankah masih tetap ada dan akan terus ada?

Miftahul Nurul. Q, Mega Ramadhina , Samik, S.Si., M.Si.


Abstrak
Tuhan telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal serta budi pekerti, kebanyakan manusia cenderung memiliki hasrat ingin tau dan daya nalar yang cukup tinggi, yang kemudian memungkinkan manusia untuk selalu bertanya-tanya dan memikirkan segala tentang gejala-gejala alam yang pernah terjadi, sedang terjadi, atau bahkan yang akan terjadi. Dengan demikian, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau segala bentuk rasa ingin taunya, manusia lebih sering menduga-duga atau mereka-reka sendiri jawabannya tanpa mencari informasi lebih lanjut dan menggali lebih dalam lagi tentang kebenaran yang sesungguhnya. Namun bukan berarti dugaan atau rekaan dari manusia tersebut tidak benar, hanya saja perlu dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya dengan mengacu pada metode ilmiah yang ada sehingga nantinya bisa disebut sebagai sebuah ilmu yang sesungguhnya, bukan sekedar ilmu semu serta dugaan atau rekaan semata. Ilmu semu serta dugaan atau rekaan semata tersebut hanya akan menggiring opini masyarakat kepada hal-hal yang belum pasti keberannya, atau justru ada fakta sesungguhnya yang mematahkan dugaan atau rekaan tersebut.
Pembahasan
Menurut wikipedia Ilmu semu atau pseudosains (Inggris: pseudoscience) adalah sebuah pengetahuan, metodologi, keyakinan, atau praktik yang diklaim sebagai ilmiah tetapi tidak mengikuti metode ilmiah. Ilmu semu mungkin kelihatan ilmiah, tetapi tidak memenuhi persyaratan metode ilmiah yang dapat diuji dan seringkali berbenturan dengan kesepakatan/konsensus ilmiah yang umum.
(Sumber gambar : google )

Istilah pseudoscience muncul pertama kali pada tahun 1843 yang merupakan kombinasi dari akar Bahasa Yunani pseudo, yang berarti palsu atau semu, serta Bahasa Latin scientia, yang berarti pengetahuan atau bidang pengetahuan. Istilah tersebut memiliki konotasi negatif, karena dipakai untuk menunjukkan bahwa subjek yang mendapat label semacam itu digambarkan sebagai suatu yang tidak akurat atau tidak bisa dipercaya sebagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, para pembela serta yang mempraktikkan pseudosains biasanya menolak klasifikasi tersebut.  Dalam sejarah pseudosains itu bisa sangat sulit untuk membedakan antara ilmu dan pseudo science, karena beberapa ilmu dikembangkan dari pseudosciences. Contoh dari ini adalah ilmu kimia, yang menelusuri asal-usulnya ke pseudo science alkimia.
Dalam sejarah perkembangan manusia, manusia memiliki hasrat ingin tahu dan daya nalar yang dimiliki yang menyebabkan manusia selalu bertanya tentang gejala-gejala alam. Untuk menjawab pertanyaan / rasa ingin tahunya, manusia sering mereka-reka atau mencari-cari sendiri jawabannya. Jawaban semacam ini umumnya tidak logis tetapi sering dapat diterima masyarakat awam sebagai kebenaran. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai pseudo science, yaitu mirip sains tetapi bukan sains.
Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan pseudo science terutama dilakukan dengan hanya mengandalkan perasaan, keyakinan, dan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat, sehingga persentase kebenarannya masih dapat dikategorikan rendah. Terdapat berbagai cara untuk memperoleh pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, diantaranya adalah:
1.      Otoritas dan tradisi
Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering digunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan kebenaran.

Contoh: sampai abad pertengahan manusia menganggap bahwa bumi adalah pusat dari alam semesta (geosentris).
( Sumber gambar : google )

2.      Prasangka
Suatu dugaan yang kemungkinan bisa benar atau salah. Dengan prasangka orang sering mengambil keputusan atau simpulan yang keliru. Cara ini hanya berguna untuk mencari kemungkinan kebenaran.

3.      Intuisi
Intuisi merupakan kegiatan berpikir yang non-analitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pada pola berpikir tertentu, dan pendapat tersebut diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses terlebih dahulu. Dengan kata lain, cara intuitif tidak mendasarkan pada  aspek logika atau pola berpikir tertentu serta langkah yang sistematik dan terkendali. Ungkapan yang dikemukakan sering masuk akal tetapi belum tentu cocok dengan kenyataan.

Contoh: Ramalan bintang (astrologi), seorang astrolog pada saat meramal nasib seseorang, disamping menggunakan rumusan astrologi juga sering menggunakan intuisinya.
( Sumber gambar : google )


4.      Penemuan kebetulan
Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan secara kebetulan yang beberapa diantaranya sangat berguna.

Contoh: Penemuan obat kina sebagai obat malaria.
Seorang pengembara yang sedang mengalami demam malaria melalui sebuah rawa, dan karena merasa haus dia meminum air rawa tersebut. Air rawa tersebut terasa pahit karena mengandung hancuran (ekstrak) pohon besar yang tumbang di dalamnya. Ternyata setelah meminum air tersebut demam yang dideritanya sembuh.

Beberapa penemuan secara kebetulan yang penting adalah:       
a)      Penemuan Newton tentang hukum gaya,
b)      Penemuan Archimedes tentang gaya angkut air
c)      Penemuan Flemming tentang penisilin.

( Sumber gambar : google )

5.     Cara Coba-ralat (trial and error)
Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal yang tidak didasari oleh teori yang ada sebelumnya, sehingga tidak memungkinkan diperolehnya kepastian pemecahan suatu masalah atau hal yang ingin diketahui.

Contoh: anak kecil yang berusaha mengetahui bagaimana cara kerja mainan yang dimilikinya dengan membongkar mainan tersebut. Kemudian dia akan berusaha memasang atau merakitnya kembali ke bentuk semula.
Hasil percobaannya tersebut dapat menjadi 3 pilihan :
a)      Seperti bentuk semula dan berfungsi dengan baik,
b)      Seperti bentuk semula tetapi tidak berfungsi,
c)      Tidak bisa dibentuk lagi (apalagi berfungsi seperti semula).

Analisis Contoh Peudo Science
1.    Teori aktivasi otak tengah
Pseudosains     : Aktifasi otak tengah dapat meningkatkan kecerdasan berfikir, emosi dan motivasi seseorang.
Sains                : Otak tengah tidak memiliki fungsi berpikir, emosi, dan motivasi. Otak tengah yg merupakan bagian dari batang otak memiliki fungsi otak primitive yaitu mekanisme pertahanan diri dan refleks-refleks pada fungsi vegetative. Sedangkan kemampuan berpikir, proses belajar, dan memori terutama terletak pada korteks dan subkorteks. 

2.    Food combining 
Pseudosains     : Teori food combining mengungkapkan bahwa makan karbohidra harus terpisah dari protein dan lemak. Pagi makan karbohidrat, siang lemak, malam protein. 
Sains                : Pada kenyataannya saluran pencernaan manusia mengeluarkan Enzim enzim untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak secara bersama-sama sehingga tidak perlu adanya pemisahan zat makanan.

3.     Cocokologi
Itilah cocokologi tentu sudah tidak asing. Cocokologi merupakan ilmu mencocok cocokan sesuatu yang sama sekali tidak memiliki hubungan.

Simpulan

Dalam tingkat akademisi, pseudo science ini sudah jelas sangat dikesampingkan karena tidak memenuhi kriteria atau tidak mengikuti kaidah metode ilmiah sehingga tidak dapat disebut sebaggai ilmu yang sesungguhnya. Namun pada masyarakat, nyatanya beberapa ilmu semu sudah memupuk dari dasar menjadi sebuah tradisi selain itu juga ada bebrapa yang menolak untuk menerima kritik ilmiah keyakinan mereka, atau karena kesalahpahaman populer. Popularitas belaka juga faktor, seperti yang dibuktikan oleh astrologi yang tetap populer meskipun ditolak oleh sebagian besar ilmuwan. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab mengapa pseudo science atau ilmu semu ini masih tetap ada dan akan terus ada. Namun tidak dapat dipungkiri pula jika hal tersebut juga akan hilang untuk waktu yang belum bisa ditentukan, karena semua hal/kegiatan yang belum, sedang, dan sudah berlangsung itu tentu ada masanya.

Referensi

Tim FMIPA UNESA. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa Press.
Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 2017. Ilmu Semu. https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_semu. 4 Maret 2019.

Shidqi, Naufal. 2016. Apa Itu Pseudoscience. https://mnaufalshidqi.wordpress.com/2016/02/15/apa-itu-pseudoscience/. 5 Maret 2019.

Prayogo, Sigit. 2017. Mengenal Apa itu Pseudosains dan Contohnya. https://www.mikirsekolah.me/2017/09/mengenal-pseudosains-dan-contohnya.html. 5 Maret 2019.

0 comments:

Post a Comment