KEANEKARAGAMAN MAMALIA DI INDONESIA
Retno Multi Lestari, Maharani Dwi Pertiwi, Samik.S.Si.M.Si
Abstrak
Indonesia merupakan
salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil
dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Selain itu di Indonesia terdapat
banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran
terbatas). Dalam menilai potensi keanekaragaman hayati , seringkali yang lebih
banyak menjadi pusat perhatian adalah keanekaragaman jenis, karena paling mudah
teramati Mammalia memiliki ciri-ciri khas seperti mempunyai kelenjar mammae,
kelenjar keringat, kelenjar bau, memiliki rambut, pada umumnya melahirkan
(kecuali Monotremata), dan dalam
sejarah evolusi Mammalia merupakan perkembangan lanjut dari Reptilia.
(Kata Kunci : keanekaragaman,
hayati, mamalia)
Keanekaragaman hayati
Indonesia
Indonesia merupakan
salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil
dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah disamping
memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe
Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain
itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan
tumbuhan endemik (penyebaran terbatas). Dalam menilai potensi keanekaragaman
hayati , seringkali yang lebih banyak menjadi pusat perhatian adalah
keanekaragaman jenis, karena paling mudah teramati. Sementara keragaman genetik
yang merupakan penyusunan jenis-jenis tersebut secara umum lebih sulit
dikenali. Sekitar 10 % dari semua jenis makhluk hidup yang pada saat imi hidup
dan menghuni bumi ini terkandung pada kawasan negara Indonesia, yang luas
daratannya tidak sampai sepertujuhpuluhlima dari luas daratan muka bumi. Secara
rinci dapat diuraikan bahwa Indonesia dengan 17.058 pulau-pulaunya mengandung
10 % dari total jenis tumbuhan berbunga di dunia, 12 % dari total mamalia di
dunia, 16 % dari total reptil dan ampibia di dunia, 17 % dari total jenis
burung di dunia dan 25 % atau lebih dari total jenis ikan di dunia.
Dokumen Biodiversity
Action Plan for Indonesia (Bappenas, 1991) menuliskan bahwa hutan tropika
Indonesia adalah merupakan sumber terbesar keanekaragaman jenis –jenis palm,
mengandung lebih dari 400 species meranti-merantian dari Famili
Dipterocarpaceae (yang merupakan jenis kayu pertukangan paling komersil di Asia
Tenggara); dan diperkirakan menyimpan 25.000 species tumbuhan berbunga.
Tingkatan Indonesia untuk keragaman jenis mamalia adalah tertinggi di dunia (
515 species, di antaranya 36 species endemis ), terkaya untuk keragaman jenis
kupu-kupu ekor walet dari famili Papilionidae (121 species, 44 % endemis),
terbesar ketiga utuk keragaman jenis reptilia (lebih dari 600 species),
terbesar keempat untuk jenis burung (1519 species, 28 % endemis), terbesar
kelima untuk jenis amphibi (270 species) dan ke tujuh di dunia untuk tumbuhan
berbunga.
Selain itu luasnya
kawasan perairan teritorial Indonesia yang merupakan kawasan laut terkaya di
wilayah Indo-Pasifik juga mendukung kekayaan habitat laut dan terumbu karang.
Kawasan terumbu karang di Sulawesi dan Maluku adalah salah satu bagian dari
sistem terumbu dunia yang kaya akan species karang, ikan dan organisme karang
lainnya. Negara Indonesia sebagai salah satu pusat biodiversity dunia menyimpan
potensi keanekaragaman hayati yang tidak ternilai harganya. Selama ini lebih
dari 6000 species tanaman dan binatang telah dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup
sehati-hari masyarakat, dan lebih dari 7000 jenis ikan laut dan tawar selama
ini mendukung kebutuhan masyarakat.
Mammalia
Mammalia memiliki
ciri-ciri khas seperti mempunyai kelenjar mammae, kelenjar keringat, kelenjar
bau, memiliki rambut, pada umumnya melahirkan (kecuali Monotremata), dan dalam
sejarahevolusi Mammalia merupakan perkembangan lanjut dari Reptilia. Ciri lain
dari Mammalia diantaranya mempunyai gigi yang heterodon (kecuali pada ikan paus
yang memiliki gigi sisir, dan pada trenggiling tidak memiliki gigi sama
sekali), mempunyai dua set gigi gigi susu dan gigi permanen, mempunyai daun
telinga, pendengaran dan penciuman yang tajam, penyederhanaan rangka, mempunyai
larynx, punya cerebra kortex yang berkembang. Mammalia tingkat tinggi tidak
memiliki kloaka, sedangkan tingkat rendah masih mepunyai kloaka pada ordo
Monotremata).
Dalam kelas Mammalia
ditemukan dua subkelas yaitu: Prototheria
dengan satu ordo yaitu Monotremata dan subkelas Theria yang mempunyai 17 ordo
seperti Rodentia, Chiroptera,
Marsupialia, Insectivora dan lain-lain. Mammalia tersebar mulai dari daerah
tropis, subtropis hingga kutub, ada yang hidup di darat (terestrial), air
(mammalia air) dan udara (mammalia yang terbang/melayang).
Keanekaragaman hayati Mammalia Indonesia
Keanekaragaman jenis
Untuk keanekaragaman
jenis mamalia, Indonesia merupakan negara dengan keanekargaman Mammalia
tertinggi di dunia ( 515 jenis dari 4400 jenis di dunia, di antaranya 36
species endemis ). Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan
Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan.
Indonesia bagian barat (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa dan Kalimantan,
serta pulau-pulaunya memiliki mammalia sebagai berikut.
1.
Banyak spesies mamalia
yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. tidak ada
mammalia berkantung.
2.
Terdapat berbagai
macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling kaya kan jenis-jenis
primata. Ada tiga jenis primata, misalnya bekantan, tarsius, loris hantu, orang
utan.
3.
Terdapat mammalia
endemik, seperti:
o
Badak bercula satu di
Ujung Kulon
o
Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tapi kecil
o
Monyet Presbytis thomasi
o
Tarsius (Tarsius bancanus)
o
Kukang (Mycticebus coucang)
Indonesia bagian Timur, yaitu Irian,
Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri
mammalia di Indonesia bagian Timur adalah:
1.
Mamalia berukuran
kecil
2.
Banyak hewan
berkantung
3.
Tidak terdapat spesies
kera
Irian Jaya memiliki 110 spesies mamalia, termasuk di dalamnya 13 spesies
mamalia berkantung, misalnya kanguru (Dendrolagus ursinus dan Dendrolagus inustus), kuskus (Spilocus maculatus), bandicot, dan oposum. Di Irian
juga terdapat 27 spesies hewan pengerat (rodentia), dan 17 di antaranya
merupakan spesies endemik. Mammalia daerah peralihan yaitu pada daerah Sulawesi
yang merupakan daerah peralihan yang mencolok menurut garis Weber. Hewan-hewan
yang terdapat di pulau itu berasal dari oriental dan Australia. Di Sulawesi
terdapat banyak mammalia endemik, misalnya primata primitif Tarsius sectrum, musang sulawesi (Macrogalida musschenbroecki), babirusa, dan anoa.
Keanekaragaman bentuk hidup
Mammalia tersebar
mulai dari daerah tropis, subtropis hingga kutub, ada yang hidup di darat
(terestrial), air (mammalia air) dan udara (mammalia yang terbang/melayang).
Anggota mammalia sangat teradaptasi dengan bentuk kehidupan dan habitatnya
masing-masing. Sehingga tipe gerak mammalia pun beranekaragam yaitu: cursorial
(pelari cepat seperti rusa), saltorial (pelompat seperti kangguru), plantigrade
(berjalan di atas tanah seperti beruang), fossorial (hidup pada liang/lubang),
swimming (aquatis). Kelompok mammalia dapat ditemukan pada berbagai tipe
habitat, mulai dari hutan primer, hutan sekunder, laut, sungai, desa hingga
perkotaan.
Keanekaragaman makanan
Berdasarkan makanannya mammalia dapat
dikelompokkan menjadi:
·
Karnivora: kelompok
yang memakan daging seperti anjing, harimau, singa, kucing
·
Herbivora: kelompok
yang memakan tumbuhan seperti sapi, gajah, jerapah, badak
·
Omnivora: kelompok
yang memakan tumbuhan dan daging seperti beruang, babi, tikus
·
Nektarivora: kelompok
yang memakan nektar seperti kelelawar (Eonycteris spelaea)
·
Frugivora: kelompok
yang memakan darah (kelelawar vampir)
·
Insectivora: kelompok
yang memakan serangga (berbagai jenis kelelawar)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keanekaragaman Mammalia
Indonesia terletak di
daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan
daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya
keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem
yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau,
ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar,
ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing ekosistem
ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri. Selain itu Indonesia terletak
antara dua benua dan dua samudera. Dua benua ini (Asia dan Australia)
mempengaruhi kenekaragaman hayati di Indonesia termasuk mammalia. Faktor
ekosistem yang beragam, posisi geografis dan sejarah geologi Indonesia inilah
yang membuat mammalia di Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi.
Kesimpulan
Indonesia merupakan
salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Selain itu di Indonesia terdapat
banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran
terbatas). Dalam menilai potensi keanekaragaman hayati , seringkali yang lebih
banyak menjadi pusat perhatian adalah keanekaragaman jenis, karena paling mudah
teramati. Secara rinci dapat diuraikan bahwa Indonesia dengan 17.058
pulau-pulaunya mengandung 10 % dari total jenis tumbuhan berbunga di dunia, 12
% dari total mamalia di dunia, 16 % dari total reptil dan ampibia di dunia, 17
% dari total jenis burung di dunia dan 25 % atau lebih dari total jenis ikan di
dunia. Untuk keanekaragaman jenis mamalia, Indonesia merupakan negara dengan
keanekargaman Mammalia tertinggi di dunia ( 515 jenis dari 4400 jenis di dunia,
di antaranya 36 species endemis ). Indonesia terletak antara dua benua dan dua
samudera. Dua benua ini (Asia dan Australia) mempengaruhi kenekaragaman hayati
di Indonesia termasuk mammalia. Faktor ekosistem yang beragam, posisi geografis
dan sejarah geologi Indonesia inilah yang membuat mammalia di Indonesia
memiliki keanekaragaman yang tinggi.
REFERENSI
1.
Tim Taksonomi
Vertebrata. 2006. Penuntun praktikum taksonomi hewan vertebrata. Laboratorium
Taksonomi Hewan, Jurusan Biologi Universitas Andalas.
2.
Media
Konservasi Vol. 15, No. 3 Desember 2010 : 115 – 119
3.
A Susanto & S
Ngabekti / Jurnal MIPA 37 (2) (2014): 115-122
4.
Nasrudin, harun dkk.
2012. Sains Dasar. Surabaya. Unesa Univercity Express
Review:
Tanggal diberikan:
6 maret 2019
Tanggal dikembalikan:
7 maret 2019
Saran: Tulisan
cukup bagus tetapi kurang jelas untuk menjelaskan hewan hewan pemakan sesuai
dengan golongan.
0 comments:
Post a Comment