IMPLEMENTASI
PENDEKATAN SAINTIFIK GUNA MENUMBUHKAN SIKAP ILMIAH DI TINGKAT SEKOLAH DASAR
Didin
Fatmawati Sukma, Sisika Indah Noviyanti, Samik S.Si.,M.Si.
Abstrak
Pendekatan
saintifik berhubungan erat dengan sikap ilmiah dan proses ilmiah dalam
pembelajaran. Sehingga dengan diterapkannya pendekatan saintifik ini dapat
menumbuhkan kemampuan berpikir ilmiah, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan hakekat
sains, bahwa sains merupakan pengetahuan yang sistematis atau terorganisasi
untuk mempelajari aspek tertentu dari alam memalui metode ilmiah. Sains bukan
hanya kumpulan pengetahuan yang meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, maupun
prinsip-prinsip melainkan juga sebuah proses penemuan. Dengan belajar
sains peserta didik dapat mempelajari
bagaimana berinteraksi dengan alam semesta yang ramah lingkungan dan memahami
kemampuan diri sendiri. Sudah banyak guru yang menerapkan pendekatan ini dalam
proses belajar mengajar, dan sudah terbukti bahwa dengan diterapkannya
pendekatan saintifik maka siswa yang berada di Sekolah Dasar akan mempunyai
sifat ilmih antara lain jujur, rasa ingin tahu yang tinggi, rendah hati, lebih
teliti, obyektif, memiliki sikap keterbukaan, tidak pantang menyerah bila
mengalami kegagalan dengan kata lain selalu optimis, disiplin, ulet, tekun
dan berbicara berdasarkan fakta. Banyak
manfaat bagi peserta didik dalam imlementasi pendekatan saintifik di tingkat
Sekolah Dasar.
Isi
Menurut
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum lampiran IV,
proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi / eksperimen, mengasosiasikan/
mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.
a. Mengamati Kegiatan
belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah
melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi
b. Menanya Kompetensi
yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, dan
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c. Mengumpulkan
Informasi/Eksperimen Mengumpulkan informasi/ eksperimen merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber.
d.
Mengasosiasikan/Mengolah Informasi Mengasosiasikan/ mengolah informasi
merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
e. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya.
Menurut
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum lampiran IV
dinyatakan bahwa metode yang direkomendasikan untuk diterapkan adalah
pendekatan saintifik yang diperkaya dengan pendekatan berbasis masalah dan
pendekatan berbasis projek. Yang artinya melalui pendekatan saintifik
pembelajarannya menekan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk
menumbuhkan kompetensi diri agar bisa memehami kondisi sekitar yang ada di alam
maupun interaksi sesama manusia dengan baik. Dengan diimplementasikan
pendekatan saintifik ini di Sekolah Dasar maka akan sangat menguntungkan,
karena apa sejak kecil sudah dibekali oleh sains. Sains sebagai suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang dalam penggunaannya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam ( Carin, 1993).
Secara
otomatis apabila peserta didik Sekolah Dasar proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan saintifik maka akan mucul sikap ilmiahnya. Sikap ilmiah merupakan
kepercayaan atau keyakinan, nilai-nilai, gagasan atau pendapat, obyektif, dan
sebagainya. Misalnya : membuat suatu keputusan setelah memperoleh cukup data
yang berkaitan dengan permasalahann serta selalu berusaha obyektif dan jujur
selama mengumpulkan data (Sund, 1975)
Pendekatan saintifik
ini bukan berarti hanya utuk mata
pelajaran IPA, melainkan untuk semua mata pelajaran juga bisa karena pendekatan
ini berhubungan sangat erat dengan sikap ilmiah dan proses ilmiah dalam
pembelajaran. Seperti halnya dalam mata pelajaran PPKn karena saya sedang mengampu
program studi S1 PPKn jadi contoh yang konkrit dapat dilakukan peserta didik
tingkat Sekolah Dasar misalnya :
Guru
sedang membacakan Pancasila dan menginstuksi siswa agar selalu membaca teks
Pancasila setiap hari secara bersama sesudah berdo’a dimulainya pembelajaran,
maka siswa akan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga bertanya pada
gurunya mengapa kita harus membacakan teks Pancasila stiap hari? Serta apa
pentingnya pembacaan teks Pancasila tersebut? Lalu apa manfaat setelah membaca
teks Pancasila?. Disatu sisi lain siswa ini juga mempunyai sikap ilmiah yang
kritis karena ia bertanya sampai akarnya mangapa ia harus membaca tesk
Pancasila setiap hari.
Ada
pula beberapa sikap ilmiah yang bisa dilihat dari siswa Sekolah Dasar dengan
pembelajaran pendekatan saintifik selain contoh sebelumnya :
a) Siswa berpartisipasi aktif saat diskusi kelas
b) Siswa bekerjasama saat diskusi kelompok
c) Siswa menuliskan hasil diskusi kelas sesuai sumber
yang diperoleh
d) Siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh
penjelasan dari guru
e) Siswa bertanya pada guru tentang hal yang ingin
diketahuinya terkait materi
Jadi jikalau semua mata
pelajaran menggunakan pendekatan saintifik pasti akan berimbas bagus dan sangat
menguntungkan untuk peserta didik bahwasanya setelah diberikan model
pembelajaran seperti itu peserta didik memiliki sikap ilmiah seperti halnya
bersikap jujur, rasa ingin tahu yang tinggi, rendah hati, lebih teliti,
obyektif, memiliki sikap keterbukaan, tidak pantang menyerah bila mengalami
kegagalan dengan kata lain selalu optimis, disiplin, ulet, tekun dan berbicara berdasarkan fakta. Selain sikap
tersebut hal yang paling menonjol atau bisa dilihat dari peserta didik adalah sikap kritis secara
ilmiah jadi membuat generasi muda yang pintar sejak dini. Untuk itu seorang
guru harus memperhatikan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran. bahwa keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh:
(1) diri siswa sendiri
sebagai pelaku utama dalam proses belajar mengajar,
(2) diri guru sebagai
pengelola proses belajar mengajar dengan segala keunikannya,
(3) tujuan pendidikan
yang menjadi sasaran pencapaian dari proses belajar mengajar,
(4) bahan pembelajaran
sebagai bahan penunjang pokok bagi tercapainya tujuan,
(5) kemudahan untuk
mencapai sumber bahan pengajaran,
(6) suasana sekitar
pada waktu belajar.
Dari
semua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan salah satu komponen
yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru
harus selalu berusaha dan berinovasi untuk menemukan strategi, metode, model
dan pendekan yang tepat dalam pembelajaran. Adapun salah satu pendekatan yang
dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah
pendekatan metode saintifik dalam pembelajaran (Sumayasa, 2015).
Kesimpulan
Dengan
mengimplementasikan pendekatan saintifik akan menghasilkan lulusan Sekolah
Dasar yang cerdas, inovatif, dan kritis. Karena dengan pendekatan ini
berhubungan erat dengan sikap ilmiah dan proses ilmiah dalam pembelajaran. Jika
sikap ilmiah tumbuh sejak usia dini maka adanya keseimbangan antara kemampuan
untuk menjadi pribadi yang baik dan pribadi yang memiliki kecakapan dan pengetahuan
yang ada disekitar untuk hidup secara layak.
Daftar
Pustaka
Carin, Arthur A. 1993.
Teaching Modern Science. Sixth Edition. New York: Macmillan
Nasrudin,
Harun,dkk.12.sains Dasar.Surabaya.UNESA UNIVERSITY PRESS.
Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum.
Sumayasa, I.Y. (2015).
Pengaruh implementasi Pendekatan Scientific Approach Terhadap Motivasi Belajar
dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VI di Sekolah Dasar Segugur
VI Kecamatan Abang, Karangasem. E Jurnal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, 5(1):1-13.
Skripsi_Selly Gusmentari_PGSD_10108241096.pdf
0 comments:
Post a Comment