Pages

Tuesday, March 12, 2019

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK GUNA MENUMBUHKAN SIKAP ILMIAH DI TINGKAT SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK GUNA MENUMBUHKAN SIKAP ILMIAH DI TINGKAT SEKOLAH DASAR
Didin Fatmawati Sukma, Sisika Indah Noviyanti, Samik S.Si.,M.Si.

Abstrak
            Pendekatan saintifik berhubungan erat dengan sikap ilmiah dan proses ilmiah dalam pembelajaran. Sehingga dengan diterapkannya pendekatan saintifik ini dapat menumbuhkan kemampuan berpikir ilmiah, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan hakekat sains, bahwa sains merupakan pengetahuan yang sistematis atau terorganisasi untuk mempelajari aspek tertentu dari alam memalui metode ilmiah. Sains bukan hanya kumpulan pengetahuan yang meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, maupun prinsip-prinsip melainkan juga sebuah proses penemuan. Dengan belajar sains  peserta didik dapat mempelajari bagaimana berinteraksi dengan alam semesta yang ramah lingkungan dan memahami kemampuan diri sendiri. Sudah banyak guru yang menerapkan pendekatan ini dalam proses belajar mengajar, dan sudah terbukti bahwa dengan diterapkannya pendekatan saintifik maka siswa yang berada di Sekolah Dasar akan mempunyai sifat ilmih antara lain jujur, rasa ingin tahu yang tinggi, rendah hati, lebih teliti, obyektif, memiliki sikap keterbukaan, tidak pantang menyerah bila mengalami kegagalan dengan kata lain selalu optimis, disiplin, ulet, tekun dan  berbicara berdasarkan fakta. Banyak manfaat bagi peserta didik dalam imlementasi pendekatan saintifik di tingkat Sekolah Dasar.


Isi
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi / eksperimen, mengasosiasikan/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.
a. Mengamati Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi
b. Menanya Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, dan kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c. Mengumpulkan Informasi/Eksperimen Mengumpulkan informasi/ eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber. 
d. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi Mengasosiasikan/ mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. 
e. Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.  
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum lampiran IV dinyatakan bahwa metode yang direkomendasikan untuk diterapkan adalah pendekatan saintifik yang diperkaya dengan pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis projek. Yang artinya melalui pendekatan saintifik pembelajarannya menekan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk menumbuhkan kompetensi diri agar bisa memehami kondisi sekitar yang ada di alam maupun interaksi sesama manusia dengan baik. Dengan diimplementasikan pendekatan saintifik ini di Sekolah Dasar maka akan sangat menguntungkan, karena apa sejak kecil sudah dibekali oleh sains. Sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam ( Carin, 1993).
Secara otomatis apabila peserta didik Sekolah Dasar proses pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik maka akan mucul sikap ilmiahnya. Sikap ilmiah merupakan kepercayaan atau keyakinan, nilai-nilai, gagasan atau pendapat, obyektif, dan sebagainya. Misalnya : membuat suatu keputusan setelah memperoleh cukup data yang berkaitan dengan permasalahann serta selalu berusaha obyektif dan jujur selama mengumpulkan data (Sund, 1975)
Pendekatan saintifik ini bukan berarti hanya utuk  mata pelajaran IPA, melainkan untuk semua mata pelajaran juga bisa karena pendekatan ini berhubungan sangat erat dengan sikap ilmiah dan proses ilmiah dalam pembelajaran. Seperti halnya dalam mata pelajaran PPKn karena saya sedang mengampu program studi S1 PPKn jadi contoh yang konkrit dapat dilakukan peserta didik tingkat Sekolah Dasar misalnya :
Guru sedang membacakan Pancasila dan menginstuksi siswa agar selalu membaca teks Pancasila setiap hari secara bersama sesudah berdo’a dimulainya pembelajaran, maka siswa akan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga bertanya pada gurunya mengapa kita harus membacakan teks Pancasila stiap hari? Serta apa pentingnya pembacaan teks Pancasila tersebut? Lalu apa manfaat setelah membaca teks Pancasila?. Disatu sisi lain siswa ini juga mempunyai sikap ilmiah yang kritis karena ia bertanya sampai akarnya mangapa ia harus membaca tesk Pancasila setiap hari.
Ada pula beberapa sikap ilmiah yang bisa dilihat dari siswa Sekolah Dasar dengan pembelajaran pendekatan saintifik selain contoh sebelumnya : 

a) Siswa berpartisipasi aktif  saat diskusi kelas 

b) Siswa bekerjasama saat diskusi kelompok 
  
c) Siswa menuliskan hasil diskusi kelas sesuai sumber yang diperoleh

            d) Siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh penjelasan dari guru   
            e)  Siswa bertanya pada guru tentang hal yang ingin diketahuinya terkait materi
 
Jadi jikalau semua mata pelajaran menggunakan pendekatan saintifik pasti akan berimbas bagus dan sangat menguntungkan untuk peserta didik bahwasanya setelah diberikan model pembelajaran seperti itu peserta didik memiliki sikap ilmiah seperti halnya bersikap jujur, rasa ingin tahu yang tinggi, rendah hati, lebih teliti, obyektif, memiliki sikap keterbukaan, tidak pantang menyerah bila mengalami kegagalan dengan kata lain selalu optimis, disiplin, ulet, tekun dan  berbicara berdasarkan fakta. Selain sikap tersebut hal yang paling menonjol atau bisa dilihat  dari peserta didik adalah sikap kritis secara ilmiah jadi membuat generasi muda yang pintar sejak dini. Untuk itu seorang guru harus memperhatikan beberapa faktor-faktor yang  mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. bahwa keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh:
(1) diri siswa sendiri sebagai pelaku utama dalam proses belajar mengajar,
(2) diri guru sebagai pengelola proses belajar mengajar dengan segala keunikannya,
(3) tujuan pendidikan yang menjadi sasaran pencapaian dari proses belajar mengajar,
(4) bahan pembelajaran sebagai bahan penunjang pokok bagi tercapainya tujuan,
(5) kemudahan untuk mencapai sumber bahan pengajaran,
(6) suasana sekitar pada waktu belajar.
Dari semua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha dan berinovasi untuk menemukan strategi, metode, model dan pendekan yang tepat dalam pembelajaran. Adapun salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah pendekatan metode saintifik dalam pembelajaran (Sumayasa, 2015).


Kesimpulan
Dengan mengimplementasikan pendekatan saintifik akan menghasilkan lulusan Sekolah Dasar yang cerdas, inovatif, dan kritis. Karena dengan pendekatan ini berhubungan erat dengan sikap ilmiah dan proses ilmiah dalam pembelajaran. Jika sikap ilmiah tumbuh sejak usia dini maka adanya keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi pribadi yang baik dan pribadi yang memiliki kecakapan dan pengetahuan yang ada disekitar untuk hidup secara layak.




Daftar Pustaka
Carin, Arthur A. 1993. Teaching Modern Science. Sixth Edition. New York: Macmillan
Nasrudin, Harun,dkk.12.sains Dasar.Surabaya.UNESA UNIVERSITY PRESS.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
Sumayasa, I.Y. (2015). Pengaruh implementasi Pendekatan Scientific Approach Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VI di Sekolah Dasar Segugur VI Kecamatan Abang, Karangasem. E Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, 5(1):1-13.
Skripsi_Selly Gusmentari_PGSD_10108241096.pdf

 
 

0 comments:

Post a Comment