Yuk Belajar Lebih Dekat!
Peran Bioteknologi dan Rekayasa Genetika
dalam Kehidupan Manusia
Nur Fajri Ismia, Sholihatus Ulfa, Samik
ABSTRAK
Cabang
ilmu bidang penerapan biosains dan teknologi yang mempelajari manfaat makhluk
hidup (bakteri,fungsi,virus dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejak
abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di
bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Bioteknologi dibedakan
menjadi bioteknologi tradisional dan
modern. Bioteknologi
tradisional adalah bioteknologi
yang memanfaatkan mikrobia
(organisme) untuk memodifikasi bahan dan dan
lingkungan untuk memperoleh
produk optimal. Misalnya
pembuatan tempe, tape, roti, pengomposan sampah. Sedangkan bioteknologi modern
dilakukan melalui
pemanfaatan ketrampilan manusia
dalam melakukan manipulasi makhluk
hidup agar dapat digunakan untuk
menghasilkan produk sesuai
yang diinginkan manusia. Misalnya
melalui teknik rekayasa genetik.
Rekayasa genetik
merupakan teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru
yang diinginkan atau
kombinasi gen-gen baru atau
dapat dikatakan sebagai
manipulasi organisme. Kemajuan-kemajuan ilmu
pengetahundan teknologi yang telah ada baik di bidang fisika, kimia,
matematika dan biologi
telah memicu majunya bioteknologi. Selain
itu, banyak hal
yang juga ikut berperan dalam
memicu lahirnya bioteknologi, diantaranya adalah
karena semakin besar
tuntutan untuk mencapai target yang diinginkan dengan proses yang lebih
cepat dan terobosan
yang inovatif yang bisa menguntungkan bagi umat manusia.
Bioteknologi juga memiliki peran penting dalam ilmu pengetahuan dewasa
ini, bioteknologi sendiri mengalami berbagai
pembaruan dari bioteknologi yang bersifat
tradisional kearah bioteknologi
yang modern. Manfaat bioteknologi bagi
kehidupan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidup
telah terbukti mengikuti
perkembangan zaman.
ISI
Peran
Bioteknologi
1.Bidang Medis
Bioteknologi
mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pembuatan
antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika dan hormon.
a. Pembuatan Antibodi Monoklonal
Antibodi
monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal, antara lain: untuk mendeteksi kandungan hormon korionik
gonadotropin dalam urine wanita hamil, mengikat racun dan menonaktifkannya mencegah
penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.
b.
Pembuatan Vaksin
Vaksin
digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan
atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut.
c. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika
adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat
diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
d. Pembuatan Hormon
Dengan
rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon - hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon
pertumbuhan, kortison, dan testosteron.
2
.Bidang produksi Pangan
A. Pengolahan Bahan Makanan
·
Pengolahan Produk Susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk -
bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.
a.Yoghurt
Untuk
membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian
besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt,
yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
b.Keju
Dalam
pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan
Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu
menjadi asam laktat.
c.Mentega
Pembuatan
mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan
Lectonostoceremoris. Bakteri - bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.
Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.
Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
·
Produk Makanan Non-Susu
a.
Kecap
Dalam
pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih
dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama - sama dengan bakteri asam laktat yang
tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah
proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan
produk kecap.
b.Tempe
Tempe
kadang - kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke
bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebagai salah satu
menu makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan,
tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam maupun luar negeri.
Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun
yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.
Untuk
membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi
merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam proses
pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus
Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus,
dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping -
keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses
fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak,
dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai
sembilan kali lipat.
3.
Bidang Pertanian
a.Penanaman
Secara Hidroponik
Hidroponik
berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan ponos yang berarti
bekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam
praktiknya hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang
digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode
kultur air (menggunakan media air), metode kultur pasir (menggunakan media
pasir), dan metode porus (menggunakan media kerikil, pecahan batu bata, dan
lain-lain). Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan adalah metode
pasir.
Pada
umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam hidroponik tidak
lagi digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrien sebagai sumber
makanan bagi tanaman. Apakah cukup dengan air dan nutrien? Bahan dasar yang
dibutuhkan tanaman adalah air, mineral, cahaya, dan CO2. Cahaya telah terpenuhi
oleh cahaya matahari. Demikian pula CO2 sudah cukup melimpah di udara.
Sementara itu kebutuhan air dan mineral dapat diberikan dengan sistem
hidroponik, artinya keberadaan tanah sebenarnya bukanlah hal yang utama.
b. Penanaman Secara Aeroponik
Aeroponik
berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti daya. Jadi,
aeroponik adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe
hidroponik (memberdayakan air), karena air yang berisi larutan unsur hara
disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang
ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut.
Prinsip
dari aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian styrofoam diberi lubang-lubang
tanam dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak
semai sayuran ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas
ke bawah. Di bawah helaian styrofoam terdapat sprinkler (pengabut) yang
memancarkan kabut larutan hara ke atas hingga mengenai akar.
4.
Dalam mengatasi masalah Bahan Bakar Masa Depan
Sudah
diketahui bahwa bahan bakar minyak termasuk sumber daya yang tidak bisa
diperbarui. Oleh karena itu, suatu saat akan habis. Hal itu merupakan tantangan
bagi para ilmuwan untuk menemukan bahan bakar pengganti yang diproduksi melalui
bioteknologi. Saat ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi
dari fermentasi limbah, yaitu gasbio (metana) dan gasahol (alkohol). Alternatif
bahan bakar masa depan untuk menggantikan minyak, antara lain adalah biogas dan
gasohol. Biogas dibuat dalam fase anaerob dalam fermentasi limbah kotoran
makhluk hidup. Pada fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang dibakar dan
digunakan untuk bahan bakar.
Di
negara Cina, dan India terdapat beberapa kelompok masyarakat yang hidup di desa
yang telah menerapkan teknologi fermenter gasbio untuk menghasilkan metana.
Bahan baku teknologi fermenter tersebut adalah feses hewan, daun - daunan,
kertas, dan lain - lain yang akan diuraikan oleh bakteri dalam fermenter.
Sedangkan teknologi gasohol telah dikembangkan oleh negara Brazil sejak harga
minyak meningkat sekitar tahun 1970. Gasohol dihasilkan dari fermentasi kapang
terhadap gula tebu yang melimpah. Gasohol bersifat murah, dapat diperbarui dan
tidak menimbulkan polusi.
5.
Dalam Pengolahan Limbah
Kaleng,
kertas bekas, dan sisa makanan, sisa aktivitas pertanian atau industri
merupakan bahan yang biasanya sudah tak dikehendaki oleh manusia. Bahan - bahan
tersebut dinamakan limbah atau sampah. Keberadaan limbah sangat mengancam
lingkungan. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk menanganinya. Penanganan
sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan ditimbun, dibakar,
atau didaur ulang. Di antara semua cara tersebut yang paling baik adalah dengan
daur ulang.
Salah
satu contoh proses daur ulang sampah yang telah diuji pada beberapa sampah tumbuhan
adalah proses pirolisis. Proses pirolisis yaitu proses dekomposisi bahan-bahan
sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen. Dengan cara ini sampah
dapat diubah menjadi arang, gas (misal: metana) dan bahan anorganik.
Bahan
- bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar. Kelebihan
bahan bakar hasil proses ini adalah rendahnya kandungan sulfur, sehingga cukup
mengurangi tingkat pencemaran. Bahan hasil perombakan zat - zat makroorganik
(dari hewan, tumbuhan, manusia ataupun gabungannya) secara biologiskimiawi
dengan bantuan mikroorganisme (misalnya bakteri, jamur) serta oleh hewan -
hewan kecil disebut kompos.
Dalam
pembuatan kompos, sangat diperlukan mikroorganisme. Jenis mikroorganisme yang
diperlukan dalam pembuatan kompos bergantung pada bahan organik yang digunakan
serta proses yang berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob).
Selama
proses pengomposan terjadilah penguraian, misalnya selulosa, pembentukan asam
organik terutama asam humat yang penting dalam pembuatan humus. Hasil
pengomposan bermanfaat sebagai pupuk. Bioteknologi dapat diterapkan dalam
pengolahan limbah, misalnya menguraikan minyak, air limbah, dan plastik. Cara
lain dalam mengatasi polusi minyak, yaitu dengan menggunakan pengemulsi yang
menyebabkan minyak bercampur dengan air sehingga dapat dipecah oleh mikroba.
Salah satu zat pengemulsi, yaitu polisakarida yang disebut emulsan, diproduksi
oleh bakteri Acinetobacter calcoaceticus. Dengan bioteknologi, pengolahan
limbah menjadi terkontrol dan efektif. Pengolahan limbah secara bioteknologi
melibatkan kerja bakteri - bakteri aerob dan anaerob.
6. Bidang Peternakaan
a.Transplantasi
Nukleus (Kloning)Teknologi ini lebih dikenal dengan teknologi kloning yaitu
teknologi yang digunakan untuk menghasilkan individu duplikasi (mirip
dengan induknya). Teknologi kloning
telah berhasil dilakukan
pada beberapa jenis hewan.
Salah satunya adalah pengkloningan domba
yang dikenal dengan
domba Dolly. Melalui
kloning hewan,
beberapa organ manusia untuk
keperluan transplantasi penyembuhan suatu penyakit berhasil dibentuk.
b.Inseminasi
BuatanTeknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, suatu teknik untuk
memasukkan sperma yang
telah dicairkan dan diprosesterlebih dahulu
yang berasal dari ternak
jantan ke dalam
saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan
alat khusus.
c.
Transfer
EmbrioApabila kawin suntik
memfokuskan pada sperma jantan, maka transfer embrio tidak
hanya potensi dari jantan saja yang dioptimalkan,
melainkan potensi betina berkualitas
unggul juga dapat
dimanfaatkan secara optimal. Teknik
TE ini, betina
unggul tidak perlu bunting
tetapi hanya berfungsi
menghasilkan embrio yang untuk
selanjutnya bisa ditransfer
pada induk titipan dengan kualitas yang tidak perlu bagus tetapi memiliki
kemampuan untuk bunting.
Embrio yang didapat dapat langsung di transfer ke dalam sapi resipien atau
dibekukan untuk disimpan
dan di transfer pada waktu lain.
Peran
Rekaya Genetika
1.Bidang
Pertanian dan Peternakan
Teknik
bioteknologi tanaman di bidang pertanian telah dimanfaatkan terutama untuk
memberikan karakter atau sifat baru pada berbagai jenis tanaman. Teknologi
rekayasa genetika tanaman memungkinkan pengintegrasian gen-gen yang berasal
dari organisme lain untuk perbaikan sifat tanaman. Beberapa contoh aplikasi
rekayasa genetika di bidang pertanian adalah mengembangkan tanaman transgenik
yang memiliki sifat: 1) toleran terhadap zat kimia tertentu (tahan herbisida);
2) tahan terhadap hama dan penyakit tertentu; 3) mempunyai sifat-sifat khusus
(misalnya tomat yang matangnya lama, padi yang memproduksi beta-karoten dan
vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh rendah, kentang dan pisang yang
berkhasiat obat, dll.); 4) dapat mengambil nitrogen sendiri dari udara (gen
dari bakteri pemfiksasi nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat
memfiksasi nitrogen udara sendiri); dan 5) dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan buruk (kekeringan, cuaca dingin, dan tanah dengan kandungan garam
tinggi).
Pada
dasarnya rekayasa genetika di bidang pertanian bertujuan untuk menciptakan
ketahanan pangan suatu negara dengan cara meningkatkan produksi, kualitas, dan
upaya penanganan pascapanen serta prosesing hasil pertanian. Peningkatkan
produksi pangan melalui revolusi gen ini ternyata memperlihatkan hasil yang
jauh melampaui produksi pangan yang dicapai dalam era revolusi hijau. Di
samping itu, kualitas gizi serta daya simpan produk pertanian juga dapat
ditingkatkan sehingga secara ekonomi memberikan keuntungan yang cukup nyata.
Adapun dampak positif yang sebenarnya diharapkan akan menyertai penemuan produk
pangan hasil rekayasa genetika adalah terciptanya keanekaragaman hayati yang
lebih tinggi.
Di
bidang peternakan hampir seluruh faktor produksi telah tersentuh oleh teknologi
DNA rekombinan, misalnya penurunan morbiditas penyakit ternak serta perbaikan
kualitas pakan dan bibit. Vaksin-vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada
sapi, rabies pada anjing, blue tongue pada domba, white-diarrhea pada babi, dan
fish-fibrosis pada ikan telah diproduksi menggunakan teknologi DNA rekombinan.
Di samping itu, juga telah dihasilkan hormon pertumbuhan untuk sapi
(recombinant bovine somatotropine atau rBST), babi (recombinant porcine
somatotropine atau rPST), dan ayam (chicken growth hormone). Penemuan ternak
transgenik yang paling menggegerkan dunia adalah ketika keberhasilan kloning
domba Dolly diumumkan pada tanggal 23 Februari 1997.
2.Bidang Perkebunan, Kehutanan, dan
Florikultur
Perkebunan
kelapa sawit transgenik dengan minyak sawit yang kadar karotennya lebih tinggi
saat ini mulai dirintis pengembangannya. Begitu pula, telah dikembangkan
perkebunan karet transgenik dengan kadar protein lateks yang lebih tinggi dan
perkebunan kapas transgenik yang mampu menghasilkan serat kapas berwarna yang
lebih kuat dan jugaketahanan tanaman terhadap hama, dengan mengintroduksi gen
Bt yang berhubungan dengan ketahanan serangga hama hasil isolasi bakteri tanah
Bacillus thuringiensis yang dapat memproduksi protein kristal yang bekerja
seperti insektisida (insecticidal crystal protein) yang dapat mematikan
serangga hama (Macintosh et al., 1990).
Di
bidang kehutanan telah dikembangkan tanaman jati transgenik, yang memiliki
struktur kayu lebih baik. Selain itu Fasilitas Uji Terbatas Pusat Penelitian
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghasilkan tanaman
sengon (Albazia falcataria) transgenik pertama di dunia pada tahun 2010 lalu.Tanaman
sengon transgenik yang mengandung genxyloglucanase terbukti tumbuh lebih cepat
dan mengandung selulosa lebih tinggi daripada tanaman kontrol. Tanaman ini
berpotensi tumbuh lebih cepat saat dipindah ke lapangan.
3. Bidang Hukum dan Forensik
Pada kriminalitas dengan kekerasan,
darah atau jaringan lain dengan jumlah kecil dapat tertinggal di tempat
kejadian perkara atau pada pakaian atau barang-barang lain milik korban atau
penyerangnya. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan
dari tubuh korban. Pengujian yang digunakan biasanya menggunakan antibodi untuk
menguji protein permukaan sel yang spesifik. Namun pengujian ini membutuhkan
jaringan yang agak segar dengan jumlah yang relatif banyak. Pengujian DNA dapat
mengidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian yang jauh lebih tinggi karena
urutan DNA setiap orang itu unik. Analisis RFLP (Restriction Fragment Length
Polymorphims) dengan Southern blotting merupakan metode ampuh untuk
pendeteksian kemiripan dan perbedaan sampel DNA dan hanya membutuhkan darah
atau jaringan lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Misalnya dalam kasus
pembunuhan metode ini dapat digunakan untuk membandingkan sampel DNA dari
tersangka, korban, dan sedikit darah yang dijumpai di TKP. Probe radioaktif
menandai pita elektroforesis yang mengandung penanda RFLP tertentu. Biasanya
saintis forensik menguji kira-kira lima penanda, dengan kata lain hanya
beberapa bagian DNA yang diuji. Akan tetapi, rangkaian penanda dari suatu
individu yang demikian sedikitpun sudah dapat memberikan sidik jari DNA atau
pola pita spesifik yang berguna untuk forensik karena probabilitas bahwa dua
orang akan memiliki rangkaian penanda RFLP yang tepat sama adalah kecil.
Autoradiografi meniru jenis bukti yang disajikan kepada para juri dalam
pengadilan percobaan pembunuhan.
Seperti yang diungkapkan oleh
analisis RFLP, DNA dari noda darah pada pakaian terdakwa sama persis dengan
sidik jari DNA korban tetapi berbeda dari sidik jari terdakwa. Ini membuktikan
bahwa darah dari pakaian terdakwa berasal dari korban bukan dari terdakwa
sendiri.
4. Lingkungan
Rekayasa genetika
ternyata sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam upaya penyelamatan
keanekaragaman hayati, bahkan dalam bioremidiasi lingkungan yang sudah
terlanjur rusak. Dewasa ini berbagai strain bakteri yang dapat digunakan untuk
membersihkan lingkungan dari bermacam-macam faktor pencemaran telah ditemukan
dan diproduksi dalam skala industri. Keragaman metabolisme mikroba juga
digunakan dalam menangani limbah dari sumber-sumber lain. Pabrik pengolahan air
kotor mengandalkan kemampuan mikroba untuk mendegradasi berbagai senyawa
organik menjadi bentuk nontoksik. Akan tetapi, peningkatan jumlah senyawa yang
secara potensial berbahaya yang dilepas ke lingkungan tidak lagi bisa
didegradasi oleh mikroba yang tersedia secara alamiah, hidrokarbon klorinasi merupakan
contoh utamanya. Para ahli bioteknologi sedang mencoba merekayasa mikroba untuk
mendegradasi senyawa-senyawa ini.
Kesimpulan
Peran
bioteknologi dan Rekayasa Genetika memiliki peran penting seiring berkembangnya
zaman yang kian melesat pesat kemajuan teknologi yang canggih. Berbagai bidang
amulai dari pertanian, peternakan, perkebunan, medis, forensik, bahan pangan
dan bahkan bahan bakar mengatasi masa depan yang mendorong dalam kehidupan
manusia. Dari masing-masing bidang memiliki hasil dampak tersendiri baik
positif maun negatif di kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
UNESA-
TIM FMIPA. 2012. Sains Dasar.Jilid Dua. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Rasyak,Rezki.
2012. Penerapan Rekayasa Genetika Dalam Kehidupan kita (Rekayasa genetika dalam
kehidupan sehari-hari). http://rezkirasyak.blogspot.com/2012/10/penerapan-rekayasa-genetika-dalam.html.
2Maret 2019.
Eka,Tito.
2012 PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA. http://tito-eka.blogspot.com/2012/09/peran-bioteknologi-dalam-kehidupan.html.
3 Maret 2019.
Sutarno.
2016. REKAYASA GENETIK DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PETERNAKAN. Proceeding Biology Education Conference.
Vol 13(1): 23.
0 comments:
Post a Comment