Implementasi
Pendekatan Ilmiah Dalam Proses Pembelajaran pada Kurikulum 2013
Oleh
: Amanda Prasetyawati, Istiqomah Nur Azizah, Samik
ABSTRAK
Pada saat ini dalam
proses pembelajaran peserta didik di SMP mengalami perubahan sejak
diberlakukannya kurikulum 2013, yang dimana proses pembelajaran kurikulum 2013
ini menggunakan pendekatan ilmiah atau biasanya disebut pendekatan santifik.
Dalam implementasi pendekatan santifik pada kurikulum 2013 ini peserta didik
melalui proses mengamati, menanya, mencoba/eksperimen/mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan, dan mencipta. Ada beberapa proses yang menjadi
kegiatan menarik dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 yang menciri khaskan
bahwa belajar dalam kelompok, yang biasanya peserta didik harus lebih aktif.
Sehingga, penerapan pendekatan ini menjadi sebuah tantangan bagi guru melalui
aktifitas peserta didik.
ISI
Pendekatan ilmiah
atau metode keilmuan merupakan suatu
proses perpaduan antara rasionalisme (deduktif) dan empirisme (induktif) yang
bertujuan untuk mengubah kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu pengetahun.
Menurut KBBI pendekatan ilmiah adalah penggunaan teori suatu bidang ilmu untuk
mendekati suatu masalah. Dapat diketahui bahwa dalam berfikir merupakan
kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan tidak dapat dikatakan
sebagai ilmu jika pengetahuan itu tidak dapat dibuktikan kebenarannya yang
melalui banyak persayaratan yang sudah ditentukan dan dilakukan dengan langkah
- langkah secara sistematis. Langkah – langkah secara sistematis yang dimaksud
yaitu metode ilmiah Metode ilmiah merupakan suatu cara yang sistematis yang
bertujuan untuk memecahkan masalah sedang dihadapi. Jadi, dapat dikatakan bahwa
wujud dari pendekatan ilmiah yaitu metode
ilmiah. Metode Ilmiah adalah prosedur atau langkah – langkah yang
sistematis untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Menurut Chekckland (1930),
berdasarkan perkembangan ilmu, didapatkan tiga karakteristik utama dari
pendekatan ilmiah, adalah sebagai berikut :
1.
Reductionism,
adalah pendekatan yang mereduksi kompleksitas permasalahan menjadi bagian –
bagian yang lebih kecil, sehingga dapat diamati dan diteliti. Reductionism ini
nama lain dari pendekatan analitik, yang dimana dalam menacari unsur – unsur
yang menjalaskan tentang fenomena yang akan digali.
2.
Repeatability,
adalah suatu pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu jika dapat dibuktikan
dengan mengulang eksperimen atau penelitian yang dilakukan oleh orang lain
dengan waktu yang berbeda. Pada karakter ini akan menghasilkan suatu
pengetahuan yang bebas dari subjektifitas, emosi dan kepentingan.
3.
Refutatiom,
adalah suatukarakteristik yang mempunyai syarat bahwa suatu ilmu harus memuat
informasi yang dapat ditolak kebenarannya oleh orang lain. Misalnya, sada suatu
pernyataan bahwa besok akan terjadi hujan, pada pengetahuan tersebut bukan
disebut ilmu melainnya hanya pengetahuan yang biasa karena tidak dapat
dibuktikan dengan sebuah teori. Untuk ilmu yang diterima dengan dapat
dibuktikan kebenarannya merupakan pengetahuan yang dapat berkembang, sebagai
contoh Teori Newton ditolak oleh Eisntein sehingga menghasilkan teori baru
tentang relativitas. (blog,6 Juli 2009)
Pada
proses pembelajaran juga menggunakan pendekatan ilmiah yang biasanya disebut
dengan pedekatan santifik.
Implementasi pendekatan santifik dalam proses pembelajaran untuk saat ini
diterapkan pada kurikulum 2013. Proses pembelajaran kurikulum 2013 mempunyai
ciri khas yaitu belajar dalam kelompok, maka sebelum proses pembelajaran
dimulai peserta didik dibentuk kelompok – kelompok. Pada Kurikulum 2013 ini
diyakini bahwa pendekatan ilmiah sebagai titisan emas perkembangan dan
pengembangan sikap keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan
ilmiah diterapkan dalam pembelajaran berbasis fakta yang ada dapat dijelaskan
dalam logika. Sehingga siswa dapat menemukan jawaban yang ada dengan logis dan
tidak berdasarkan pada angan – angan.
Adapun
langkah – langkah pendekatan santifik yang diterapkan dalam proses pembelajaran
salah sataunya pada Kurikulum 2013 yang sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun
2013 tentang Standar Proses, sebagai berikut :
1. Mengamati, merupakan landasan untuk melakukan kegiatan menanya
atau mengajukan pertanyaan – pertanyaan dan melakukan identifikasi hal – hal
yang penting terkait dengan materi pengatahuan yang harus dipelajari, yaitu
dengan menemukan unsur – unsur atau aspek – aspek pengatahuan. Kegiatan dalam
proses mengamati biasanya membaca, mendengarkan, menyimak dan melihat apa yang
akan dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai. Contoh : Pada mata
pelajaran IPA SMP Kelas 7 materi Bab 2
tentang Klasifikasi Makhluk Hidup peserta didik diminta untuk mengamati benda
disekeliling dan diminta untuk memberikan contoh benda yang sudah
1
diamati.
(a) (b)
Gambar 1.1 (a) Makhluk hidup, (b) Benda tak hidup
2 2. Menanya,
dalam langkah ini peserta didik diminta untuk berdiskusi bersama kelompok yang
sudah dibentuk dan merumuskan beberapa pertanyaan – pertanyaan dengan ditulis
diselembar kertas dan diserahkan kepada
guru. Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan biasanya diajukan memenuhi unsur “
5W+1H”. Sebagai contoh, materi IPA kelas 7 Bab 2 tentang Klasifikasi Makhluk
Hidup pertanyaan yang muncul “ Apa persamaan dan perbedaan dari kedua benda
tersebut ? “. Jawaban yang diharapkan yaitu Persamaannya adalah anak kecil yang sedang bermain bola dan robot
sama-sama dapat bergerak. Perbedaannya ialah robot tidak dapat tumbuh dan
berkembang, tidak dapat bernapas, dan tidak dapat berkembang biak. Anak kecil
dapat tumbuh dan berkembang, dapat bernapas, dan dapat berkembang biak.
3
3. Mencoba/eksperimen/mengumpulkan
informasi, merupakan hasil dari kegiatan menanya. Untuk
melakukan kegiatan ini, guru memberikan acuan kepada peserta didik tentang
metode pengumpulan data seperti observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada
kegiatan ini peserta didik dapat berkerja sama dengan membagi tugas untuk
menemukan data atau informasi untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah
dirumuskan. Dalam proses pengumpulan data atau informasi peserta didik selain
dapat menemukan informasi di buku juga dapat melalui internet. Contoh : materi
IPA kelas 7 Bab 2 tentang Klasifikasi Makhluk Hidup perserta didik dapat
mencatat hasil pengamatan berupa ciri – ciri dari makhluk hidup.
4 4. Mengasosiasi,
pada proses ini bisa disebut juga menganalisi data/informasi. Dalam proses
menganalisis data pada dasarnya kegiatan untuk menindaklanjuti data yang
diperoleh dengan cara memilah – milah dan mengkategorikan sesuai dengan aspek –
aspek yang sudah tercakup dalam pertanyaan yang sudah dirumuskan. Sesuai dengan
pertanyaan – pertanyaan yang suadah dirumuskan atau diajukan, setiap kelompok
harus melakukan diskusi dan memberikan jawaban secara rinci berdasarkan data atau
informasi yang telah diperoleh dan mengkumnya sehingga dapat memberikan
kesimpulan. Contoh : materi IPA kelas 7 Bab 2 tentang Klasifikasi Makhluk Hidup
perserta didik dapat mengkasifikasikan benda mati dan makhluk hidup.
5 5. Mengomunikasikan,
untuk memulai langkah ini guru memberikan acuan seperlunya tentang tata cara
berdiskusi. Dalam kegiatan ini peserta didik secara kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya didepan kelas dan akan ditanggapi oleh kelompok lain dan
sebaliknya. Misalnya kelompok 1 mempresentasikan hasil diskusinya lalu kelompok
2 menanggapi hasil diskusi dari kelompok 1 dan memberikan pertanyaan, setiap
peserta didik diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan.
6. Mencipta,
Kegiatan mencipta bukan merupakan langkah wajib dilaksanakan untuk setiap
rangkaian pembelajaran (pembelajaran dengan KD-1 sampai KD-4), namun kegiatan
ini menciptakan sesuatu yang berupa benda yang merupakan penerapan dari
pengetahuan yang telah dipelajar. Contoh : materi IPA kelas 7 Bab 2 tentang
Klasifikasi Makhluk Hidup perserta didik dapat membuat mading yang berisikan
ciri – ciri makhluk hidup, kreteria klasifikasi hewan dan tumbuhan.
KESIMPULAN
Pendekatan
ilmiah atau metode keilmuan merupakan suatu proses perpaduan antara
rasionalisme (deduktif) dan empirisme (induktif) yang bertujuan untuk mengubah
kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu pengetahun. Wujud dari pendekatan
ilmiah yaitu metode ilmiah. Metode Ilmiah adalah prosedur atau langkah –
langkah yang sistematis untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Terdapat tiga karakteristik
pendekatan ilmiah yaitu reductionism, repeatability, dan refutatiom. Pada
kurikulum 2013 juga menggunakan atau menerapkan pendekatan ilmiah dalam proses
pembelajaran yang disebut pendekatan santifik, yang terdapat langkah – langkah
yang sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan data/informasi/eksperimen, mengasosiasi,
mengkomunikasikan dan mencipta.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amasal. 2007. Filsafat
Ilmu. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Checkland, P.B., Systems Thinking, Systems Practice. John Wiley,
New York (1993).
Hidayati, Nurul dan
Endryansyah. 2014. Pengaruh Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)
dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XII TITL 1 SMK Megeri 7
Surabaya pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Kendali Elektronagnetik.
Jurnal Pendidikan Elektro. Vol 03; No 02; hal 25-29.
dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XII TITL 1 SMK Megeri 7
Surabaya pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Kendali Elektronagnetik.
Jurnal Pendidikan Elektro. Vol 03; No 02; hal 25-29.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (2013).
Salinan Lampiran Peraturan Menteri
Pendidian dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pendidian dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pemebelajaran Saintifik. Sidoarjo : Nizamia
Learning Center.
Learning Center.
Nasrudin Harun dkk.
2012. Sains Dasar. Surabaya : Unesa
University Press
Prihadi, Bambang. 2014.
Penerapan Langkah – Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan
Santifik dalam Kurikulum 2013. Pekalongan
Santifik dalam Kurikulum 2013. Pekalongan
0 comments:
Post a Comment