Pages

Wednesday, March 13, 2019

PERADABAN MASYARAKAT KUNO

Peradaban Masyarakat Kuno

Karolina Ratnasari, Sasmitaningtyas, Samik

Abstrak
Peradaban adalah tingkat kemajuan sebuah kebudayaan suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dalam bahasa Inggris peradaban dikenal dengan istilah civilization, yang biasanya dipakai dipakai untuk menyebut bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus, maju, indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, dan sebagainya. (Prof. Dr. Koentjaraningrat, 2015). Istilah peradaban juga sering dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang memiliki sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dari masyarakat yang maju dan kompleks. Setiap bangsa yang berkuasa masing-masing menghasilkan peradaban yang berbeda walaupun ada juga yang tinggal melanjutkan peradaban yang sudah ada sebelumnya. Terciptanya suatu peradaban karena adanya kemampuan berpikir (akal) yang dimiliki oleh manusia. Hasil pemikiran manusia inilah yang akhirnya dituangkan melalui sikap, etika atau estetik secara realistik. Hasil pemikiran ini dapat berupa ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi, seni, politik, olahraga, dan lain-lain.
Kata kunci: kebudayaan, manusia

Pembahasan
  1. Masyarakat Lembah Sungai Nil
Sekitar tahun 3.000 SM, Mesir mengalami peradaban yang tinggi hal ini dikarenakan adanya sungai Nil yang menjadi salah satu syarat majunya suatu kebudayaan yang dimiliki Mesir. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6.400 km, mengalir dari selatan ke utara bermuara ke laut tengah. Dengan adanya sungai Nil corak kehidupan masyarakat Mesir adalah menjadi negara agraris yang sangat bergantung pada irigasi sungai Nil. Oleh sebab itu Mesir menjadi negara penghasil gandum dan kapas terbesar di wilayah Timur Laut Tengah.
Dalam konsep kepercayaan masyarakat Mesir Kuno menganut aliran Politeisme yaitu, percaya dan memuja banyak dewa seperti: Dewa Osiris (Dewa Tertinggi), Dewa Thor ( Dewa Pengetahuan), Dewa Anubis ( Dewa Berkepala Anjing) sebagai dewa kematian, Dewa Apis berwujud sapi, Dewa Ra (Dewa Matahari) dan Dewa Amon-Ra (Dewa Bulan Matahari). Bangsa Mesir Kuno juga percaya bahwa roh orang meninggal akan hidup terus asal badannya utuh. Oleh karena itu, mayat diawetkan menjadi mumi. Bangsa Mesir Kuno juga beranggapan bahwa kehidupan di alam baqa sama dengan di dunia.
Bangsa Mesir Kuno juga telah mengenal ilmu pengetahuan, seperti: Ilmu Astronomi ( ilmu bintang) yaitu, mengamati siklus bintang Sirius atau Sothis yang bertepatan dengan pasang naiknya air sungai Nil. Dengan hal ini mereka berhasil mengenal kalender, yaitu dalam satu tahun terdiri dari 12 bulan dan 365 hari, serta dalam satu bulan terdiri dari 30 hari. Selain itu, dalam Ilmu Kedokteran, masyarakat Mesir Kuno juga mengenal 3 aliran. Aliran pertama adalah mengutamakan penyembuhan penyakit dengan obat-obatan, aliran kedua adalah mengutamakan penyembuhan penyakit secara anatomi tubuh dan bagian-bagiannya (pijat refleksi), aliran ketiga adalah mengutamakan penyembuhan penyakit secara gaib (magis).
Piramida, bentuk kebudayaan masyarakat lembah sungai Nil

  1. Masyarakat Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
Daerah ini disebut Mesopotamia karena berada diantara dua sungai besar atau lebih dikenal dengan sebutan "Bulan Sabit" karena bentuknya wilayahnya yang menyerupai bulan sabit. Pada awalnya sungai-sungai tersebut berupa rawa-rawa bahkan menjadi sarang malaria. Akan tetapi masyarakat yang merubah dan mengolahnya menjadi irigasi-irigasi sehingga dapat mengairi daerah pertanian lainnya. Kesuburan tanah akan kelebihan alam lainnya yang terdapat disekitar sungai itu menjadi incaran dan daya tarik bangsa-bangsa tandus disekitarnya. Oleh karena itu, daerah Mesopotamia dihuni oleh beberapa bangsa secara bergantian antara lain:
1. Sumeria (3000 SM)
Nenek moyang bangsa Sumeria telah berhasil menjawab tantangan alam yaitu, mengubah lembah menjadi sungai dari rawa-rawa dan hutan belukar menjadi daerah pertanian yang subur. Dengan hasil pertanian yang melimpah bangsa Sumeria berhasil membangun beberapa kota besar seperti kota Ur, Uruk, Lagash, dan Nippun. Dalam perasaannya bangsa Sumeria telah mengenal 350 jenis huruf paku serta memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi karena mereka sudah dapat menghitung dengan sistem penanggalan atau kalender dan mengenal perhitungan dengan dasar 60.
2. Babylonia Lama ( 2000 SM)
Raja yang terkenal adalah Hammurabi. Dikenal karena Undang-Undangnya yang berisi tentang larangan main hakim sendiri dan sangat menjunjung tinggi keamanan dan keadilan. Kemunculan Undang-Undang ini menjadi yang pertama kali di dunia. Pada masa itu terjadi kemakmuran dan kesejahteraan karena masyarakat sangat taat pada hukum.
3. Assyria (1200 SM)
Bangsa Assyria termasuk bangsa militer yang melakukan kekejaman-kekejaman terhadap lawan-lawannya dengan keunggulan persenjataannya serta memiliki kereta perang yang terbuat dari besi dan ditarik oleh kuda. Selain itu, bangsa Assyria berhasil membangun perpustakaan dikotak Niniveh dan menjadi perpustakaan tertua di dunia.
4. Babylonia Baru ( 612 SM)
Peradaban babylonia baru tinggal melanjutkan peradaban-peradaban sebelumnya khususnya babylonia lama. Namun peninggalan Babylonia yang tak kalah penting adalah ilmu Falak yaitu, memperhitungkan gerhana matahari dan gerhana bulan.
  1. Masyarakat Lembah Sungai Kuning
Kebudayaan tertua Cina terletak di lembah sungai Huang Ho (sungai Kuning). Disebut sungai Kuning karena setiap banjir lumpurnya berwarna kuning. Daerah ini sangat subur sehingga masyarakat Cina hidup bercocok tanam, seperti menanam padi, gandum, teh, jagung, dan kedelai. Pada masa pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi kemajuan yang mencolok pada pertanian yaitu penggunaan pupuk untuk kesuburan tanah, penggarapan lahan dilakukan secara teratur agar tanah dapat bertahan, irigasi sudah tertata dengan baik, dan lahan gandum sudah diusahakan secara luas. Kesuburan dan kelebihan yang dimiliki lembah Huang Ho menyebabkan daerah ini sering mendapat serangan dari suku-suku lain dengan tujuan untuk merampas wilayah Huang Ho. Maka untuk menangkal atau menangkis serangan dari musuh dibangunlah tembok besar Cina (the great wall of China). Tembok raksasa ini memiliki tinggi 16 m dan panjang kira-kira 3.000 km.
Selain pertanian yang unggul, daerah Cina juga mengandung berbagai barang tambang seperti batu bara, besi, timah, wolfram, emas, dan tembaga sehingga muncullah beberapa perabot rumah tangga yang terbuat dari besi. Dengan hal ini dapat menunjukkan bahwa tingginya tingkat perkembangan teknologi masyarakat Cina pada masa itu.
Dalam perabadannya masyarakat Cina telah mengenal tulisan, yaitu tulisan gambar merupakan. Sebuah lambang dari apa yang hendak ditunjukkan. Tulisan ini merupakan salah satu sarana komunikasi. Tetapi pada abad 20 telah dikembangkan pemakaian bahasa persatuan, yaitu bahasa Kuo Yu.


Kesimpulan
Kehidupan pada masa perabadan kini banyak terjadi di sekitar lembah sungai. Hal ini dikarenakan lembah sungai banyak mengandung sedimen yaitu berupa serbuk yang terdapat di dalam air yang dapat menyuburkan lahan atau tanah, sehingga tidak heran jika lembah-lembah sungai sering menjadi kawasan paling subur dan menjadi incaran bagi setiap bangsa yang ada disekitarnya. Dilembah sungai yang subur inilah manusia bertempat tinggal dan menetap dengan cara bercocok tanam serta menghasilkan berbagai kebudayaan.


Referensi

Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasrudin, Harun. dkk. 2012. Sains Dasar. 2. Surabaya: Unesa University Press.
Rossalia, Dewi. dkk. 2017. Mega Bank SBMPTN SOSHUM 2018. Jakarta Selatan: Cmedia
Umar, Mustofa. 2009. Mesopotamia dan Mesir Kuno: Awal Peradaban Dunia. Vol 11: hal 198-215.



0 comments:

Post a Comment