SELANGKAH LEBIH MENDEKAT DENGAN ALAM SEMESTA
Naila
Suroyyah, NL Bimo Utomo , Samik S. Si.,M.Si
ABSTRAK
Alam Semesta
merupakan objek kajian bagi ilmu pengetahuan yang tidak ada habisnya untuk di
pelajari. Sampai saat ini baru sebagian kecil rahasia alam semesta yang sudah
terungkap melalui penelitian secara terus – menerus. Galaksi, bintang,
matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet dan bulan hanyalah sebagian
kecil dari materi di jagat raya yang di kenal manusia yang hidup di bumi.
Terbentuknya alam semesta menjadi teka – teki bagi umat manusia. Sejauh
perkembangan teori terbentuknya alam semesta belum ada yang membuktikan secara
empirik kebenarannya. Hal ini dikarenakan manusia sesuatu yang sangat baru di
alam raya. Kemajuan cara berpikir manusia membuat para ilmuwan merumuskan teori
mengenai terbentuknya alam semesta.
ISI
Teori tentang terbentuknya alam
semesta telah menjadi perhatian para ilmuwan sejak lama. Hal ini di ungkapkan
melalui apa yang diketahui tentang ruang angkasa, bintang, galaksi, nebula,
komet, planet, dan sebagainya. Terdapat tiga teori pembentukan alam semesta
yakni teori Big Bang yang biasa disebut teori ledakan besar, teori Steady State
atau keadaan tetap, teori oscillation atau teori ekspansi kontraksi. Penjelasan
dari ketiga teori tersebut sebagai berikut :
1.Teori Big Bang
Teori
Big Bang atau ledakan besar adalah teori terbentuknya alam semesta yang paling
terkenal dan paling masuk akal. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini
berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan
mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Big Bang adalah teori yang
paling banyak didukung oleh sederetan bukti ilmiah sehingga dapat diterima oleh
semua kalangan baik para ilmuwan maupun orang awam. Teori Big Bang pertama kali
ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun
1920-an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom
yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran sangat kecil. Gumpalan itu semakin
lama semakin memadat dan memanas, kemudian meledak dan memuntahkan seluruh isi
dari alam semesta. Big Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam semesta
yang kemudian membentuk seluruh materi alam semesta dan kemudian berkembang
hingga menjadi bentuk yang sekarang ini dan akan terus berkembang.
Atom
hidrogen terbentuk bersamaan saat energi dari Big Bang meluas keluar. Atom
hidrogen tersebut terus bertambah banyak dan berkumpul membentuk debu dan awan
hidrogen atau biasa disebut nebula. Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan
memanas hinga temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen ini menjadi
bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak
bintang, bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok yang kemudian disebut
galaksi. Dari galaksi, lahirlah milyaran tata surya. Salah satunya adalah yang
kita tinggali sekarang ini.
Teori Big Bang juga
menjelaskan bahwa alam semesta memiliki siklus yang berulang. Pada suatu titik,
alam semesta akan berhenti mengembang dan malah menyusut. Semua akan ditarik
dan menyisakan lubang hitam besar. Inilah yang disebut dengan Big Crunch, yang
merupakan kelanjutan teori dari Big Bang. Menurut teori Big Crunch, alam
semesta tidak akan mengalami akhir karena ia membentuk sebuah siklus. Ia akan
meledak, mengembang, menyusut, lalu menghilang dan terus menerus seperti itu.
Dalam kata lain, alam semesta akan bereinkarnasi.
2.Teori Steady State
Teori steady state atau teori keadaan tetap yang
menyatakan bahwa unsur atom baru masih akan membentuk secara terus menerus di
alam semesta. Unsur ini sebagai debu mengalami gerakan melingkar berputar-putar
sampai terbentuknya galaksi baru. Jadi alam semesta terus menerus akan
mengalami pembentukannya sepanjang masa, sehingga teori ini mempercayai bahwa
alam semesta sekarang ini sama halnya dengan jutaan tahun yang lewat, dan akan
sama keadaanya jutaan tahun yang akan datang. Oleh karena itu pengikut teori
ini tidak mempercayai akan berakhirnya alam semesta. Para astronom akan tetap
mempelajari lebih lanjut dan akan menghasilkan teori baru tentang terbentuknya
alam semesta (kosmogenesis) (Ronan dalam Anon 1973). Pada akhirnya teori ini
mempercayai bahwa segala sesuatu di alam semesta mengalami tatanan atau hukum
alam yang pasti sehingga akan terjadi kelangsungan dinamika keadaan alam sesuai
dengan kehendak Tuhan yang menciptakannya. Manusia berkewajiban dengan rasio
dan intuisi (kata hati) untuk mengikuti dengan kearifan dan keikhlasan akan
adanya segenap kenyataan yang dihadapi dengan pendekatan nisbi atau relatif.
Pada pertengahan abad
ke-20 seorang materialis, astronom terkemuka asal Inggris Fred Hoyle
mengemukakan suatu teori yang disebut dengan teori “Steady State” yang mirip
dengan teori alam semesta tetap abad ke-19. Teori ini menyatakan bahwa alam
semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa, tujuannya adalah untuk
mempertahankan faham materialis. Menurur H. Bondi, T. Gold, and F. Hoyle
mengatakan bahwa alam semesta tidak ada awalnya
dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti
sekarang. Materi secara terus menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam
angkasa (space) yang membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang
bergerak menjahui kita dalam ekspansinya.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain
materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang
meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham
Materialisme dialektika Karl Marx.
3.Teori Oscillation
Teori ini dikenal pula dengan nama teori
ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat raya terbentuk karena adanya
suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi (mengembang) yang
disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah
galaksigalaksi. Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun.
Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup
kemudian memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi.
Setelah tahap memampat, maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan
kemudian pada akhirnya memampat lagi. Jagat Raya selama berabad – abad selalu
dalam keadaan yang samadan zat hydrogen yang senantiasa dicipta dari ketiadaan.
Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama yaitu
kira – kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori
ini di ajukan oleh astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris.
Dalam teori pembentukan jagat raya ini
zat baru selalu di ciptakan dalam uang angkasa di antara berbagai
galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang
menjauh.
KESIMPULAN
Teori tentang
terbentuknya alam semesta telah menjadi perhatian para ilmuwan sejak lama, di
ungkapkan melalui apa yang diketahui tentang ruang angkasa, bintang, galaksi,
nebula, komet, planet, dan sebagainya. Terdapat tiga teori pembentukan alam
semesta yakni teori Big Bang yang biasa disebut teori ledakan besar, teori
Steady State atau keadaan tetap, teori Oscillating atau teori ekspansi
kontraksi. Terbentuknya alam semesta menjadi teka – teki bagi umat manusia.
Sejauh perkembangan teori terbentuknya alam semesta belum ada yang membuktikan
secara empirik kebenarannya. Hal ini dikarenakan manusia sesuatu yang sangat
baru di alam raya. Dengan kemajuan cara berpikir manusia membuat para ilmuwan
merumuskan teori mengenai terbentuknya alam semesta.
REFERENSI
Tim FMIPA. 2013. Sains
Dasar. Surabaya : UNESA University Press.
Maharani, Regita Cahya. 2017. Big Bang Teori yang
Menjelaskan Terbentuknya Alam Semesta dan MemprediksiAkhir Alam Semesta. https://www.kompasiana.com. 3 Maret 2019.
Fathoni, Ahmad. 2016.
Alam Semesta. http://www.zonasiswa.com. 3 Maret 2019
0 comments:
Post a Comment