Pages

Wednesday, March 13, 2019

Masyarakat Timur Tengah


MASYARAKAT TIMUR TENGAH
Nama               : Landung Setia Wahyu Aji
Reviewers       : Rahmah Harliandini

Dosen              : Bapak Samik S.Si M.Si


           
ABSTRAK
Hasil gambar untuk masyarakat timur tengah
Kawasan Timur Tengah adalah sebuah kawasan yang sangat strategis, tidak saja dilihat dari sudut pandang Geopolitik tapi juga dari sudut pandang agama dan peradaban. Sebutan Timur Tengah rupanya diciptakan oleh sejarawan Angkatan Laut Amerika Serikat A.T. Mahan sekitar tahun 1900 sebagai bagian dari analisis strategisnya tentang kawasan itu dan kawasan Asia Timur. Tulisan ini akan meninjau secara kritik-historis tentang faktor agama dan budaya dalam kehidupan masyarakat kawasan itu, yang lebih merupakan potret latar belakang bagi kajian – kajian yang bersifat kontemporer. Dengan latar belakang ini, observasi terhadap kawasan yang penuh dengan gejolak itu akan tetap berbijak pada akar umbi kebudayaan yang sudah berlapis-lapis yang berbentuk sejak ribuan tahun yang lalu.


ISI
            Kawasan ini dahulunya adalah sebuah mozaik budaya yang sangat kaya. Dan pada abad ke 7 – 8 Masehi, budaya intelektual yang penuh warna inilah Islam menyeruak ke permukaan sejarah dengan sikap kritis – kreatif. Sebagai kawasan tempat bersumbernya peradaban – peradaban besar dunia, Asia Barat dan Afrika Utara telah memainkan peran yang amat penting dalam mencoraki peta bumi batiniah umat manusia dalam kurun – kurun yang panjang. Kebudayaan dan peradaban Mesir Kuno di lembah sungai Nil, babilonia dan Assiria di Mesopotamia yang dialiri sungai Tigris dan Furat. Sistem – sistem sungai inilah yang memberikan nafas hidup kepada peradaban – peradaban besar itu jauh sebelum kedatangan Islam.
Agama lain yang juga banyak dibicarakan orang adalah ajaran yang berasal dari Zarathustra (Zoroaster), tapi pengaruhnya tidak pernah mendunia, sekalipun telah mengilhami F. Nietzsche untuk menulis karyanya. Zoroasterisme lebih bercorak Persi, sekalipun pengaruhnya pernah juga dirasakan di Oman, Bahrain, Qatar dan Yaman sebelum kedatangan Islam. Di antara agama – agama monoteistik di atas, hanya agama Nasrani dan Islam yang memperoleh pengikut banyak. Agama Yahudi (Judaisme) dalam perkembangan sejarahnya lebih bercorak etnosentris, hingga hampir – hampir tidak dianut oleh bangsa lain kecuali bangsa Yahudi.
            Pada masa modern, dengan berdirinya Israel tahun 1948 ini lebih merupakan proyek neo-imperialisme Barat di Asia Barat, Partikularisme etnosentris itu mendapatkan tempat berpijak, sekalipun dengan mengorbankan rakyat Palestina. Yang tidak dapat dipahami disini adalah bahwa setelah orang Yahudi banyak yang binasa dalam kamp – kamp Nazisme Jerman pada masa Perang Dunia II, kebiadaban yang serupa lalu ditimpakan kepada rakyat Palestina yang tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa itu. Fokus perhatian perhatian mereka yang utama tidak lain dari bagaimana mempertahankan dinasti mereka yang notarius itu dengan segala biaya, dan bila perlu sebagai perpanjangan tangan Amerika Serikat, Boss pelindung Israel di Asia Barat dan Afrika Utara. Paradoks sejarah semacam inilah yang semakin merumitkan situasi di kawasan yang eksploratif itu. Bahwa Israel berkepala batu, ini merupakan bagian dari partikularisme etnosentrisnya, semua orang tahu. Sebab bukanlah Israel tanpa sifat yang semacam itu. Yang konyol adalah sikap kepala batu dihadapi oleh pemimpin – pemimpin yang berkepala lembut, bila bukan tanpa kepala sama sekali.  
             Kita kembali kepada akar pembicaraan kita tentang agama, budaya dan etnisitas. Agama yang dominan dikawasan ini sekarang adalah Islam. Arus besarnya di wakili oleh Sunni dan arus kecilnya diwakili oleh Syiah, khususnya di Iran (mayoritas mutlak) dan di Irak (sekitar 50%). Agama penting lainnya adalah  Kristen (terutama di Lebanon dan Mesir), sementara agama Yahudi berpusat di Israel. Islam sunni selain merupakan aliran agama sebagian besar orang Arab, juga bangsa Turki seluruhnya adalah Muslim Sunni. Dari sudut pandang rasial, di Asia Barat dan Afrika Utara secara kasar terdapat empat suku bangsa. Mereka adalah bangsa Semit yang menurunkan bangsa Arab dan Yahudi, bangsa Aria yang menurunkan bangsa Iran, bangsa Turki, dan Berber di Afrika Utara. Yang terakhir ini telah lama berasimilasi dengan bangsa Arab karena faktor agama dan bahasa. Patut juga dicatat bahwa diIran dan Yaman terdapat kelompok kecil Yahudi yang berbahasa Arab. Apakah mereka bangsa Arab?








DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Nur. 2013. Agama dan Budaya dalam Masyarakat Timur Tengah.
7 Maret 2019

Nasrudin, Harun dkk. 2012. Sains Dasar. Edisi kedua. Surabaya: Unesa University Press

Fahrudin. 2011. Mengenal Etnis – Etnis di Timur Tengah.
7 Maret 2019


0 comments:

Post a Comment