MASYARAKAT TIMUR TENGAH
Nama : Landung Setia Wahyu Aji
Reviewers : Rahmah Harliandini
Dosen : Bapak Samik S.Si M.Si
ABSTRAK
Kawasan
Timur Tengah adalah sebuah kawasan yang sangat strategis, tidak saja dilihat
dari sudut pandang Geopolitik tapi juga dari sudut pandang agama dan peradaban.
Sebutan Timur Tengah rupanya diciptakan oleh sejarawan Angkatan Laut Amerika
Serikat A.T. Mahan sekitar tahun 1900 sebagai bagian dari analisis strategisnya
tentang kawasan itu dan kawasan Asia Timur. Tulisan ini akan meninjau secara
kritik-historis tentang faktor agama dan budaya dalam kehidupan masyarakat
kawasan itu, yang lebih merupakan potret latar belakang bagi kajian – kajian
yang bersifat kontemporer. Dengan latar belakang ini, observasi terhadap kawasan
yang penuh dengan gejolak itu akan tetap berbijak pada akar umbi kebudayaan
yang sudah berlapis-lapis yang berbentuk sejak ribuan tahun yang lalu.
ISI
Kawasan ini dahulunya adalah sebuah
mozaik budaya yang sangat kaya. Dan pada abad ke 7 – 8 Masehi, budaya
intelektual yang penuh warna inilah Islam menyeruak ke permukaan sejarah dengan
sikap kritis – kreatif. Sebagai kawasan tempat bersumbernya peradaban –
peradaban besar dunia, Asia Barat dan Afrika Utara telah memainkan peran yang
amat penting dalam mencoraki peta bumi batiniah umat manusia dalam kurun –
kurun yang panjang. Kebudayaan dan peradaban Mesir Kuno di lembah sungai Nil,
babilonia dan Assiria di Mesopotamia yang dialiri sungai Tigris dan Furat.
Sistem – sistem sungai inilah yang memberikan nafas hidup kepada peradaban –
peradaban besar itu jauh sebelum kedatangan Islam.
Agama lain yang
juga banyak dibicarakan orang adalah ajaran yang berasal dari Zarathustra
(Zoroaster), tapi pengaruhnya tidak pernah mendunia, sekalipun telah mengilhami
F. Nietzsche untuk menulis karyanya. Zoroasterisme lebih bercorak Persi,
sekalipun pengaruhnya pernah juga dirasakan di Oman, Bahrain, Qatar dan Yaman
sebelum kedatangan Islam. Di antara agama – agama monoteistik di atas, hanya
agama Nasrani dan Islam yang memperoleh pengikut banyak. Agama Yahudi
(Judaisme) dalam perkembangan sejarahnya lebih bercorak etnosentris, hingga
hampir – hampir tidak dianut oleh bangsa lain kecuali bangsa Yahudi.
Pada masa modern, dengan berdirinya
Israel tahun 1948 ini lebih merupakan proyek neo-imperialisme Barat di Asia
Barat, Partikularisme etnosentris itu mendapatkan tempat berpijak, sekalipun
dengan mengorbankan rakyat Palestina. Yang tidak dapat dipahami disini adalah
bahwa setelah orang Yahudi banyak yang binasa dalam kamp – kamp Nazisme Jerman
pada masa Perang Dunia II, kebiadaban yang serupa lalu ditimpakan kepada rakyat
Palestina yang tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa itu. Fokus perhatian
perhatian mereka yang utama tidak lain dari bagaimana mempertahankan dinasti
mereka yang notarius itu dengan segala biaya, dan bila perlu sebagai
perpanjangan tangan Amerika Serikat, Boss pelindung Israel di Asia Barat dan
Afrika Utara. Paradoks sejarah semacam inilah yang semakin merumitkan situasi di
kawasan yang eksploratif itu. Bahwa Israel berkepala batu, ini merupakan bagian
dari partikularisme etnosentrisnya, semua orang tahu. Sebab bukanlah Israel
tanpa sifat yang semacam itu. Yang konyol adalah sikap kepala batu dihadapi
oleh pemimpin – pemimpin yang berkepala lembut, bila bukan tanpa kepala sama
sekali.
Kita kembali kepada akar pembicaraan kita tentang agama,
budaya dan etnisitas. Agama yang dominan dikawasan ini sekarang adalah Islam.
Arus besarnya di wakili oleh Sunni dan arus kecilnya diwakili oleh Syiah, khususnya
di Iran (mayoritas mutlak) dan di Irak (sekitar 50%). Agama penting lainnya
adalah Kristen (terutama di Lebanon dan Mesir), sementara agama
Yahudi berpusat di Israel. Islam sunni selain merupakan aliran agama sebagian
besar orang Arab, juga bangsa Turki seluruhnya adalah Muslim Sunni. Dari sudut
pandang rasial, di Asia Barat dan Afrika Utara secara kasar terdapat empat suku
bangsa. Mereka adalah bangsa Semit yang menurunkan bangsa Arab dan Yahudi,
bangsa Aria yang menurunkan bangsa Iran, bangsa Turki, dan Berber di Afrika
Utara. Yang terakhir ini telah lama berasimilasi dengan bangsa Arab karena
faktor agama dan bahasa. Patut juga dicatat bahwa diIran dan Yaman terdapat
kelompok kecil Yahudi yang berbahasa Arab. Apakah mereka bangsa Arab?
Setiawan, Nur. 2013. Agama dan Budaya dalam Masyarakat Timur
Tengah.
7 Maret 2019
Nasrudin, Harun dkk.
2012. Sains Dasar. Edisi kedua. Surabaya: Unesa University Press
Fahrudin. 2011. Mengenal Etnis –
Etnis di Timur Tengah.
7 Maret 2019
0 comments:
Post a Comment