SERPIHAN
KISAH PERANG DUNIA II YANG TERTINGGAL DI INDONESIA
(Elsa,
Dian, Samik S. Si., M.Si)
Abstrak
Negara adikuasa di dunia terbagi dalam Blok Sekutu dan
Blok Sentral yang keduanya ingin menguasai satu sama lain untuk berbagai
kepentingan diantaranya ekonomi,
politik, maupun persenjataan yang cara memperolehnya melalui perang, lebih
tepatnya Perang Dunia. Oleh karena pada Perang Dunia I terdapat pihak yang
tidak menerima kemenangan Blok Sekutu, maka terjadilah Perang Dunia II yang
dampaknya hampir meliputi seluruh dunia, termasuk Negara Indonesia, sehingga di
beberapa daerah masih terdapat bekas sarana pertahanan pada Perang Dunia II.
Isi
Kemajuan industri, politik kolonialisme dan
imperialisme, politik mencari kawan dan perdagangan senjata menjadi faktor
penyebab timbulnya persengketaan antarbangsa dan akhirnya terjadi Perang Dunia
I pada tahun 1914 – 1918. Negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman,
Italia, Belanda dan Belgia saling berlomba memajukan industrinya hingga
akhirnya muncul pertentangan, politik persekutuan dan perlombaan senjata.
Perang Dunia I diakhiri dengan kemenangan Blok Sekutu (Inggris, Prancis,
Belanda dan Belgia) atas Blok Sentral (Jerman, Italia dan Jepang).
Namun Perang Dunia I tidak selesai begitu saja, pihak
yang sebelumnya mengalami kekalahan akhirnya melakukan politk balas dendam.
Politik mencari teman (politik aliansi) untuk melempar industri senjata dan
kepentingan ekonomi menjadi sangat tajam, sehingga pada tahun 1939 meletus
Perang Dunia II. Selama perang ini kehancuran di bidang ekonomi dan pangan
melanda dunia, sehingga pada masa ini perkembangan sains dan teknologi menjadi
terhenti, karena tidak menunjukkan kemajuan yang berarti. Pada tanggal 7
Desember 1941 Jepang melakukan penyerbuan terhadap Amerika di Pearl Harbour,
akhirnya menyerang koloni Inggris di Hongkong, Borneo, Malaya serta Hindia
Belanda (Indonesia). Hingga muncul peperangan antara pemerintahan Jepang dan
Sekutu di beberapa daerah di Indonesia. Wilayah kekuasaan Jepamg sendiri dibagi
menjadi Wilayah I (Pulau Jawa dan Madura), Wilayah II (Pulau Sumatera) dan
Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor dan Maluku).
ILUSTRASI – Tentara Jepang
saat Perang Dunia II
Yang menjadi fokus pada pembahasan kali ini adalah
pada wilayah III karena cakupan daerahnya paling luas dan tentunya terdapat
berbagai peristiwa yang perlu kita ketahui bersama mengenai apa yang pernah
terjadi di wilayah tersebut. Bagian dari wilayah III yang dibahas yaitu di
daerah Ambon, Manado dan Pulau Buru serta peninggalan sejarah yang merupakan
bekas tinggalan Perang Dunia II. Yang pertama di Daerah Ambon, berdasarkan
hasil survei inventarisasi yang dilakukan oleh Badan Arkeologi pada tahun 2007,
terdapat lima titik lokasi sarana pertahanan pada masa Perang Dunia II yaitu :
1.
Laha
Di lokasi ini terdapat
Bandara Pattimura yang merupakan peninggalan Belanda yang direbut oleh Jepang
pada masa Perang Dunia II. Sarana pertahanan yang ditemukan dalam lokasi ini
berupa pillbox atau stelling yang tersebar di dekat pantai
dan perbukitan. Selain itu juga ditemukan bagian-bagian sisa amunisi yang sudah
tidak aktif.
2.
Paso-Batugong
Paso merupakan daerah
dataran sedangkan Batugong merupakan daerah berbukit. Sarana pertahanan yang
ditemukan adalah dua bunker yang letaknya berada di pinggir jalan yang
berhadapan dengan Kantor Negeri Paso. Peninggalan lain yang ditemukan adalah
dua bangunan yang fungsinya sebagai gudang senjata atau amunisi. Di lokasi ini
juga ditemukan pillbox yang tersebar
didua daerah yang berbeda, yang pertama ditemukan di sekitar pantai dan yang
kedua ditemukan di daerah Batugong (di daerah perbukitan).
3.
Waai
Sarana pertahanan yang
ditemukan di lokasi ini adalah pillbox yang
tersebar di sepanjang garis pantai dan gua alam (ceruk) yang berada di tebing. Ceruk
ini dimanfaatkan Jepang sebagai sarana pertahanan.
4.
Airsalobar
(Amahusu)
Sarana pertahanan yang
ditemukan di lokasi ini adalah meriam, pillbox,
bunker, gudang amunisi serta struktur bangunan yang sudah tidak diketahui lagi
bentuknya yang tersebar di daerah
perbukitan.
Pada tanggal 15 Januari 1942 negara-negara Eropa membentuk aliansi dengan
nama ABDA (Amerika, Inggris, Belanda dan Australia) yang menyusun strategi
untuk mengahalau Jepang di Pulau Ambon. Amerika memiliki alat perang yang lebih
lengkap dan modern. hingga pada akhirnya sekutu mampu meluluhlantakkan kota
Ambon pada 28 Agustus 1944.
Yang
kedua adalah Manado, di Manado terdapat Monumen Perang Dunia II yang terletak
di Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara. Perang
Dunia II yang diawali kedatangan dua Negara yaitu Sekutu dan Jepang pada 11
Januari 1942 di Manado merupakan awal dari sebuah kehancuran. Yang
mengakibatkan banyak rakyat yang tewas atas peristiwa ini. Sehingga pada tahun
1946 dibangunlah monumen korban Perang Dunia II oleh sekutu (NICA) untuk
mengenang para pahlawan Indonesia maupun pihak sekutu. Pihak sekutu mengutus
arsitek bernama Ir. C. J. Uit den Bosch untuk merancang dan membangun Tugu
Perang Dunia II yang berarsitektur Kolonial di halaman Gereja Sentrum milik
Negara.
Yang terakhir adalah Pulau Buru, Pulau Buru memiliki
rentang historis yang panjang ketika kedatangan bangsa Eropa dimana Pulau Buru
juga menjadi lokasi pembuangan tahanan
politik pada awal era orde baru oleh pemerintah Jepang. Sehingga terdapat sisa
sarana pertahanan masa Perang Dunia II di Pulau Buru, diantaranya :
1.
Lokasi
pendaratan tentara Australia
Lokasi ini berada di daerah
pesisir pantai di Kampung Jiku Merasa, yang terdapat bukti temuan berupa dua
struktur dari beton dengan campuran batu karang yang memiliki penutup yang
memliki lubang, yang terbuat dari semen dengan rangka besi.
2.
Lapangan
terbang
Lapangan terbang bekas
peninggalan Perang Dunia II ini memiliki landasan pacu sepanjang 750 meter
dengan lebar 23 meter yang saat ini dikuasai oleh TNI-AU dan menjadi bandara
komersial yang menghubungkan Namlea dengan Ibukota Provinsi.
3.
Pillbox
Di Pulau Buru juga terdapat
temuan berupa dua pillbox dengan
bentuk dan ukuran yang berbeda. Pada bagian pillbox
ini juga terdapat lubang intip.
Periode penguasaan militer Jepang dan pasukan sekutu
di Pulau Buru berlangsung pada masa Perang Dunia II yaitu tahun 1942 hingga
1945. Pasukan Jepang menguasai bandar udara di Pulau Buru pada 2 Februari 1942.
Strategi militer Jepang dalam melakukan serangan ke wilayah Indonesia
mengutamakan titik-titik lokasi yang penting, salah satunya adalah Kota Ambon
yang berhasil mereka kuasai. Hingga pada akhir Perang Dunia II teknologi
persenjataan Jepang jauh tertinggal jika dibandingkan dengan milik sekutu dan
hal ini menjadi kekuatan sekutu untuk menyerang balik Jepang dengan serangan
sporadis yang berlangsung pada tahun 1943 hingga awal 1945. Akhirnya Jepang
nenyatakan kekalahan dan mneyerahkan kekuasaannya kepada pihak sekutu.
Kesimpulan
Setelah bergulirnya Perang Dunia I pada tahun 1914 –
1918 yang ditandai dengan kemenangan Blok Sekutu dan kekalahan Blok Sentral
menimbulkan rasa tidak terima pada pihak yang kalah sehingga melancarkan
serangan balik yang lebih dikenal dengan Perang Dunia II. Peristiwa Perang
Dunia II sendiri wilayahnya meluas sampai Negara Indoneisa karena pemerintah
Jepang hendak menyerang koloni Inggris di Indonesia. Hampir seluruh wilayah di
Indonesia terkena dampaknya, termasuk beberapa daerah di Pulau Sulawesi.
Sehingga ssaat ini masih ada bekas sarana pertahanan milik Jepang maupun Sekutu
yang masih ada. Sarana pertahanan bekas Perang Dunia II yang ada di beberapa wilayah di
Indonesia rata-rata sama, khusunya di wilayah Ambon dan Pulau Buru yaitu
meliputi pillbox atau stelling, bangunan
semacam bunker atau tempat persembunyian yang fungsinya menyimpan amunisi
beserta amunisinya yang masih tersisa, meriam, serta lapangan terbang yang
digunakan sebagai akses masuk dan keluarnya tentara Jepang maupun Sekutu.
Sedangkan di Manado bangunan bersejarah yang menjadi saksi dahsyatnya Perang
Dunia II adalah berupa Monumen Perang Dunia II yang berfungsi sebagai tempat
mengenang para pahlawan yang berjasa dalam perang melawan penjajah yang
menguasai wilayah Manado. Kita sebagai Warga Negara yang baik patut berbangga
dan menghargai jasa para pahlawan yang berjuang sampai titik darah penghabisan
demi Negara Indonesia.
Referensi
TIM F-MIPA UNESA. 2012. SAINS DASAR. Surabaya : UNESA University
Press.
Mansyur, Syahruddin. 2011.
TINGGALAN PERANG DUNIA II DI AMBON : Tinjauan Atas Sarana Pertahanan dan
Konteks Sejarahnya. Jurnal Kapata
Arkeologi. Vol: 7 hal 43 -57.
Mansyur, Syahruddin. 2012.
PULAU BURU MASA PERANG DUNIA II : Perspektif Arkeo-Historis. Jurnal Kapata Arkeologi. Vol: 8 hal 43 -
49.
Rondonuwu, Dwight Mooddy.
2015. KAJIAN SEJARAH DAN ARSITEKTUR TUGU PERANG DUNIA II DI MANADO. Jurnal Media Matrasain. Vol: 12 hal 33 -
46.
0 comments:
Post a Comment