Pages

Tuesday, March 12, 2019

SERPIHAN KISAH PERANG DUNIA II YANG TERTINGGAL DI INDONESIA


SERPIHAN KISAH PERANG DUNIA II YANG TERTINGGAL DI INDONESIA
(Elsa, Dian, Samik S. Si., M.Si)
Abstrak
            Negara adikuasa di dunia terbagi dalam Blok Sekutu dan Blok Sentral yang keduanya ingin menguasai satu sama lain untuk berbagai kepentingan  diantaranya ekonomi, politik, maupun persenjataan yang cara memperolehnya melalui perang, lebih tepatnya Perang Dunia. Oleh karena pada Perang Dunia I terdapat pihak yang tidak menerima kemenangan Blok Sekutu, maka terjadilah Perang Dunia II yang dampaknya hampir meliputi seluruh dunia, termasuk Negara Indonesia, sehingga di beberapa daerah masih terdapat bekas sarana pertahanan pada Perang Dunia II.

Isi
Kemajuan industri, politik kolonialisme dan imperialisme, politik mencari kawan dan perdagangan senjata menjadi faktor penyebab timbulnya persengketaan antarbangsa dan akhirnya terjadi Perang Dunia I pada tahun 1914 – 1918. Negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Belanda dan Belgia saling berlomba memajukan industrinya hingga akhirnya muncul pertentangan, politik persekutuan dan perlombaan senjata. Perang Dunia I diakhiri dengan kemenangan Blok Sekutu (Inggris, Prancis, Belanda dan Belgia) atas Blok Sentral (Jerman, Italia dan Jepang).
Namun Perang Dunia I tidak selesai begitu saja, pihak yang sebelumnya mengalami kekalahan akhirnya melakukan politk balas dendam. Politik mencari teman (politik aliansi) untuk melempar industri senjata dan kepentingan ekonomi menjadi sangat tajam, sehingga pada tahun 1939 meletus Perang Dunia II. Selama perang ini kehancuran di bidang ekonomi dan pangan melanda dunia, sehingga pada masa ini perkembangan sains dan teknologi menjadi terhenti, karena tidak menunjukkan kemajuan yang berarti. Pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang melakukan penyerbuan terhadap Amerika di Pearl Harbour, akhirnya menyerang koloni Inggris di Hongkong, Borneo, Malaya serta Hindia Belanda (Indonesia). Hingga muncul peperangan antara pemerintahan Jepang dan Sekutu di beberapa daerah di Indonesia. Wilayah kekuasaan Jepamg sendiri dibagi menjadi Wilayah I (Pulau Jawa dan Madura), Wilayah II (Pulau Sumatera) dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor dan Maluku).






ILUSTRASI – Tentara Jepang saat Perang Dunia II

Yang menjadi fokus pada pembahasan kali ini adalah pada wilayah III karena cakupan daerahnya paling luas dan tentunya terdapat berbagai peristiwa yang perlu kita ketahui bersama mengenai apa yang pernah terjadi di wilayah tersebut. Bagian dari wilayah III yang dibahas yaitu di daerah Ambon, Manado dan Pulau Buru serta peninggalan sejarah yang merupakan bekas tinggalan Perang Dunia II. Yang pertama di Daerah Ambon, berdasarkan hasil survei inventarisasi yang dilakukan oleh Badan Arkeologi pada tahun 2007, terdapat lima titik lokasi sarana pertahanan pada masa Perang Dunia II yaitu :

1.      Laha
Di lokasi ini terdapat Bandara Pattimura yang merupakan peninggalan Belanda yang direbut oleh Jepang pada masa Perang Dunia II. Sarana pertahanan yang ditemukan dalam lokasi ini berupa pillbox atau stelling yang tersebar di dekat pantai dan perbukitan. Selain itu juga ditemukan bagian-bagian sisa amunisi yang sudah tidak aktif.
2.      Paso-Batugong
Paso merupakan daerah dataran sedangkan Batugong merupakan daerah berbukit. Sarana pertahanan yang ditemukan adalah dua bunker yang letaknya berada di pinggir jalan yang berhadapan dengan Kantor Negeri Paso. Peninggalan lain yang ditemukan adalah dua bangunan yang fungsinya sebagai gudang senjata atau amunisi. Di lokasi ini juga ditemukan pillbox yang tersebar didua daerah yang berbeda, yang pertama ditemukan di sekitar pantai dan yang kedua ditemukan di daerah Batugong (di daerah perbukitan).
3.      Waai
Sarana pertahanan yang ditemukan di lokasi ini adalah pillbox yang tersebar di sepanjang garis pantai dan gua alam (ceruk) yang berada di tebing. Ceruk ini dimanfaatkan Jepang sebagai sarana pertahanan.


4.      Airsalobar (Amahusu)
Sarana pertahanan yang ditemukan di lokasi ini adalah meriam, pillbox, bunker, gudang amunisi serta struktur bangunan yang sudah tidak diketahui lagi bentuknya  yang tersebar di daerah perbukitan.
Pada tanggal 15 Januari 1942  negara-negara Eropa membentuk aliansi dengan nama ABDA (Amerika, Inggris, Belanda dan Australia) yang menyusun strategi untuk mengahalau Jepang di Pulau Ambon. Amerika memiliki alat perang yang lebih lengkap dan modern. hingga pada akhirnya sekutu mampu meluluhlantakkan kota Ambon pada 28 Agustus 1944.
            Yang kedua adalah Manado, di Manado terdapat Monumen Perang Dunia II yang terletak di Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara. Perang Dunia II yang diawali kedatangan dua Negara yaitu Sekutu dan Jepang pada 11 Januari 1942 di Manado merupakan awal dari sebuah kehancuran. Yang mengakibatkan banyak rakyat yang tewas atas peristiwa ini. Sehingga pada tahun 1946 dibangunlah monumen korban Perang Dunia II oleh sekutu (NICA) untuk mengenang para pahlawan Indonesia maupun pihak sekutu. Pihak sekutu mengutus arsitek bernama Ir. C. J. Uit den Bosch untuk merancang dan membangun Tugu Perang Dunia II yang berarsitektur Kolonial di halaman Gereja Sentrum milik Negara.
Yang terakhir adalah Pulau Buru, Pulau Buru memiliki rentang historis yang panjang ketika kedatangan bangsa Eropa dimana Pulau Buru juga  menjadi lokasi pembuangan tahanan politik pada awal era orde baru oleh pemerintah Jepang. Sehingga terdapat sisa sarana pertahanan masa Perang Dunia II di Pulau Buru, diantaranya :
1.      Lokasi pendaratan tentara Australia
Lokasi ini berada di daerah pesisir pantai di Kampung Jiku Merasa, yang terdapat bukti temuan berupa dua struktur dari beton dengan campuran batu karang yang memiliki penutup yang memliki lubang, yang terbuat dari semen dengan rangka besi.
2.      Lapangan terbang
Lapangan terbang bekas peninggalan Perang Dunia II ini memiliki landasan pacu sepanjang 750 meter dengan lebar 23 meter yang saat ini dikuasai oleh TNI-AU dan menjadi bandara komersial yang menghubungkan Namlea dengan Ibukota Provinsi.
3.      Pillbox
Di Pulau Buru juga terdapat temuan berupa dua pillbox dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pada bagian pillbox ini juga terdapat lubang intip.
Periode penguasaan militer Jepang dan pasukan sekutu di Pulau Buru berlangsung pada masa Perang Dunia II yaitu tahun 1942 hingga 1945. Pasukan Jepang menguasai bandar udara di Pulau Buru pada 2 Februari 1942. Strategi militer Jepang dalam melakukan serangan ke wilayah Indonesia mengutamakan titik-titik lokasi yang penting, salah satunya adalah Kota Ambon yang berhasil mereka kuasai. Hingga pada akhir Perang Dunia II teknologi persenjataan Jepang jauh tertinggal jika dibandingkan dengan milik sekutu dan hal ini menjadi kekuatan sekutu untuk menyerang balik Jepang dengan serangan sporadis yang berlangsung pada tahun 1943 hingga awal 1945. Akhirnya Jepang nenyatakan kekalahan dan mneyerahkan kekuasaannya kepada pihak sekutu.

Kesimpulan
Setelah bergulirnya Perang Dunia I pada tahun 1914 – 1918 yang ditandai dengan kemenangan Blok Sekutu dan kekalahan Blok Sentral menimbulkan rasa tidak terima pada pihak yang kalah sehingga melancarkan serangan balik yang lebih dikenal dengan Perang Dunia II. Peristiwa Perang Dunia II sendiri wilayahnya meluas sampai Negara Indoneisa karena pemerintah Jepang hendak menyerang koloni Inggris di Indonesia. Hampir seluruh wilayah di Indonesia terkena dampaknya, termasuk beberapa daerah di Pulau Sulawesi. Sehingga ssaat ini masih ada bekas sarana pertahanan milik Jepang maupun Sekutu yang masih ada. Sarana pertahanan bekas Perang Dunia II yang ada di beberapa wilayah di Indonesia rata-rata sama, khusunya di wilayah Ambon dan Pulau Buru yaitu meliputi pillbox atau stelling, bangunan semacam bunker atau tempat persembunyian yang fungsinya menyimpan amunisi beserta amunisinya yang masih tersisa, meriam, serta lapangan terbang yang digunakan sebagai akses masuk dan keluarnya tentara Jepang maupun Sekutu. Sedangkan di Manado bangunan bersejarah yang menjadi saksi dahsyatnya Perang Dunia II adalah berupa Monumen Perang Dunia II yang berfungsi sebagai tempat mengenang para pahlawan yang berjasa dalam perang melawan penjajah yang menguasai wilayah Manado. Kita sebagai Warga Negara yang baik patut berbangga dan menghargai jasa para pahlawan yang berjuang sampai titik darah penghabisan demi Negara Indonesia.

Referensi
TIM F-MIPA UNESA. 2012. SAINS DASAR. Surabaya : UNESA University Press.
Mansyur, Syahruddin. 2011. TINGGALAN PERANG DUNIA II DI AMBON : Tinjauan Atas Sarana Pertahanan dan Konteks Sejarahnya. Jurnal Kapata Arkeologi. Vol: 7 hal 43 -57.
Mansyur, Syahruddin. 2012. PULAU BURU MASA PERANG DUNIA II : Perspektif Arkeo-Historis. Jurnal Kapata Arkeologi. Vol: 8 hal 43 - 49.
Rondonuwu, Dwight Mooddy. 2015. KAJIAN SEJARAH DAN ARSITEKTUR TUGU PERANG DUNIA II DI MANADO. Jurnal Media Matrasain. Vol: 12 hal 33 - 46.


0 comments:

Post a Comment