Penulis : Hening Alifia, Geraldin Dona Caesarina, Samik S.Si., M.Si.
ABSTRAK
Ilmu
pengetahuan dalam bidang revolusi genetika mengalami perkembangan yang luar
biasa. Perkembangannya diharapkan mampu memberikan solusi atas berbagai
permasalahan. Pengetahuan dan perkembangan teknologi pada zaman sekarang
semakin maju dan sangat pesat. Berbagai hal dilakukan dengan sesuatu yang
canggih untuk menghasilkan efek yang bagus dan berkualitas serta proses
waktunya sangat cepat. Adanya cara teknologi yang dilakukan yaitu mutasi gen
dan revolusi genetika. Pada dasarnya revolusi genetika untuk menghasilkan
hormon insulin ini dapat dilihat dari segi kesehatan.
Penerapan bioteknologi merupakan
suatu teknik dengan pendayagunaan organisme hidup untuk membuat, memodifikasi,
meningkatkan, atau memperbaiki sifat makhluk hidup serta mengembangkan
mikroorganisme untuk penggunaan khusus. Hal ini akan menerapkan suatu
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerevolusian dalam menangani dan mengelola
bahan dengan bantuan agen biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa dengan
pencangkokan Gen atau DNA Rekombinan
Adanya produk hasil revolusi
genetika memiliki tujuan untuk mengatasi kekurangan pengetahuan akan adanya
obat penyembuh penyakit, defisiensi nutrisi, peningkatan produktivitas
kesehatan, ketahanan terhadap berbagai penyakit. Salah satunya menghasilkan
hormon insulin bagi penderita penyakit diabetes mellitus.
Kata kunci : Revolusi
Genetika, Insulin, Diabetes Mellitus.
ISI
a. Definisis
Revolusi Genetika
Gambar 1.1 Revolusi
Genetika
https://i1.wp.com/saintif.com/wp-content/uploads/2018/12/CRISPR.png?resize=759%2C500&ssl=1
Revolusi Genetika adalah cabang dari Revolusi Hijau.
Ini adalah gerakan yang didasarkan pada peningkatan penggunaan modifikasi
genetik melalui bioteknologi, dengan tujuan meningkatkan pertanian, produksi
makanan, dan kesehatan. Perubahan lingkungan memainkan peran besar dalam
serangan balik terhadap organisme yang dimodifikasi secara genetik (GMO),
sementara pertumbuhan ekonomi dan kemungkinan adanya penurunan kelangkaan
pangan berfungsi sebagai motivasi kuat untuk menjaga gerakan agar tetap
berjalan.
Dalam dekade terakhir, revolusi genetika telah
meledak. Ledakan ini sebagian besar merupakan hasil dari identifikasi Genom
Manusia. Pengetahuan yang diperoleh penting karena dapat digunakan untuk
mendiagnosis, mengelola, dan bahkan menyembuhkan penyakit, meskipun peluang
untuk penyalahgunaannya merupakan masalah etika yang mendesak. Masalah ini
berfokus pada tinjauan umum revolusi genetika dan penerapannya untuk praktik
keperawatan klinis.
Sejak
tahun 1970-an, bagaimana jenis manipulasi genetik ini telah bergeser dari
teknik seleksi ke penggunaan transgenik, proses mengubah gen secara langsung.
Dua alasan untuk pergeseran ini adalah peningkatan akurasi dan penurunan waktu.
Meskipun ini adalah bentuk manipulasi, proses seleksi juga lebih alami,
berdasarkan cara evolusi mengubah semua organisme selama berjalannya waktu.
Namun, ini juga melibatkan banyak memakan waktu dan mengantisipasi. Beberapa
generasi dapat berlalu, dan bahkan kemudian, hasil yang diinginkan mungkin
tidak ditampilkan. Kesempatan yang terlibat dengan proses seleksi, serta waktu
yang dihabiskan untuk itu, tidak mudah untuk ditangani ketika hasilnya
dibutuhkan dengan cepat pertama kali.
Revolusi genetika dapat dilakukan
dengan menggunakan bioteknologi, yang bertujuan untuk mengubah susunan genetik
melalui manipulasi gen dan yang bertujuan untuk mendapatkan organisme yang
unggul. Hasil dari revolusi genetika adalah sebuah organisme yang memiliki
sifat yang diingingkan atau organisme dengan sifat unggul. Organisme tersebut
sering disebut sebagai organisme transgenik. Revolusi genetika dapat diterapkan
pada tanaman, hewan, dan makhluk hidup lainnya, seperti bakteri.
b.
Insulin
Insulin
merupakan suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β kelenjar Langerhaens
pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula darah (kadar gula
darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh
kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika
kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin,
disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa
obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen.
Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus
tergantung insulin (diabetes tipe 1) (Adimas Shidiq Nugroho,dkk, 2015).
Revolusi genetika juga dapat
digunakan dalam pembuatan hormon insulin bagi penderita diabetes mellitus
melalui bioteknologi. Proses bioteknologi ini termasuk bioteknologi yang
bersifat modern. Proses ini melibatkan vektor, yaitu pembawa gen seperti
plasmid bakteri dan enzim. Enzim yang digunakan dalam revolusi genetika adalah
restriksi endonuklease yang berperan sebagai enzim pemotong gen dan ligase yang
berperan sebagai enzim penyambung gen (Annisa Rahmah, 2015). Melalui proses
tersebut, terbentuknya hormon insulin yang berasal dari teknik bioteknologi.
Teknologi
revolusi genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen
lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen. Revolusi
genetika juga diartikan sebagai perpindahan gen. Misalnya gen pankreas babi
ditransplantasikan ke bakteri Escheria coli sehingga dapat menghasilkan insulin
dalam jumlah yang besar. Pada manusia produksi insulin untuk pengobatan
diabetes diproduksi di dalam sel bakteri E. coli di mana gen penghasil
insulin diisolasi dari sel pankreas manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan
ke dalam sel E. coli. Dengan demikian produksi insulin dapat dilakukan
dengan cepat, massal, dan murah.
c.
Insulin bagi Penderita Diabetes Mellitus
Gambar 1.2 Hormon Insulin
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYqkw3wsNvhVD73nJTlfsLnlv-7V7ilZpRNx9HXWqLsWRXbs2dVNPAbBh7vK2LG_VuiWjbr9pZH-vENdkXLISuDHu760wskdxWhyvgjT3M8dymZLsYs91qscyEub2n21WRJpy1CRm6BNQN/s1600/hormon+insulin.jpg
Insulin
bekerja mengatur kadar glukosa dalam darah dengan cara mempermudah masuknya
glukosa ke dalam semua jaringan tubuh. Jika jumlah insulin yang diproduksi
tidak memadai, kadar glukosa dalam darah akan meningkat dan sebagai akibatnya
glukosa akan di ekskresi dalam urine. Defisiensi insulin dalam manusia
menyebabkan penyakit genetik diabetes mellitus jenis I atau disebut IDDM
(Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Bila tidak diobati penyakit ini akan
membahayakan kehamilan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Adanya insulin yang
dapat membantu mengatur kadar glukosa darah.
Pemberian injeksi
insulin secara teratur dalam meningkatkan kadar insulin dalam darah penderita
dapat meminimumkan komplikasi. Pengobatan ini hanya mungkin dilaksanakan bila
insulin tersedia dalam jumlah besar dengan kemurnian dan mutu yang baik.
Pemberian insulin kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan cara
suntikan.Setelah disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran darah dan
dibawa ke seluruh tubuh. Disini insulin akan bekerja menormalkan kadar gula
darah (blood glucose) dan merubah glucose menjadi energi. Perlu diperhatikan
daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat menyuntikkan insulin. Penyuntikkan
insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan.
Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya
perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Daerah suntikkan
sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya. Dalam
satu daerah selama satu minggu perlu dilakukan rotasi, lalu pindah ke daerah
yang lain.
KESIMPULAN
Revolusi
Genetika adalah gerakan yang didasarkan pada peningkatan penggunaan modifikasi
genetik melalui bioteknologi, dengan tujuan meningkatkan pertanian, produksi
makanan, dan kesehatan. Revolusi genetika sebagian besar merupakan hasil dari
identifikasi Genom Manusia. Pengetahuan yang diperoleh penting karena dapat
digunakan untuk mendiagnosis, mengelola, dan bahkan menyembuhkan penyakit,
salah satunya Diabetes Mellitus.
Revolusi
genetika dapat dilakukan dengan menggunakan bioteknologi yang merupakan suatu teknik dengan pendayagunaan
organisme hidup untuk membuat, memodifikasi, meningkatkan, atau memperbaiki
sifat makhluk hidup serta mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus.
Melalui bioteknologi yang berdasar pada revolusi genetika dapat menghasilkan
hormon insulin yang dibentuk dengan melibatkan vektor,
yaitu pembawa gen seperti plasmid bakteri dan enzim. Enzim yang digunakan dalam
revolusi genetika adalah restriksi endonuklease yang berperan sebagai enzim
pemotong gen dan ligase yang berperan sebagai enzim penyambung gen (Annisa
Rahmah, 2015).
Insulin bekerja mengatur kadar
glukosa dalam darah dengan cara mempermudah masuknya glukosa ke dalam semua
jaringan tubuh. Jika jumlah insulin yang diproduksi tidak memadai, kadar
glukosa dalam darah akan meningkat dan sebagai akibatnya glukosa akan di
ekskresi dalam urine. Defisiensi insulin dalam manusia menyebabkan penyakit
genetik diabetes mellitus jenis I atau disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes
Mellitus).
Pada
manusia produksi insulin untuk pengobatan diabetes diproduksi di dalam sel
bakteri E. coli di mana gen penghasil insulin diisolasi dari sel
pankreas manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. coli.
Dengan demikian produksi insulin dapat dilakukan dengan cepat, massal, dan
murah.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmah,
Annisa. 2015. Big Book Biologi.
Jakarta Selatan : Cmedia Imprint Kawan Pustaka.
Saktiyono.
2007. Seribu Pena Biologi. Jakarta :
Erlangga.
Nugroho,
Adimas Shidiq. 2015. Rekayasa Genetika dalam Proses Pembuatan Insulin sebagai Salah Satu
Terapi Penyakit Diabetes Mellitus. Program
Studi Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret. Surakarta : 2015.
Wati, Eniya Rawi. 2014. Rekayasa Genetika Tumbuhan
Bidang Perkebunan dan Pertanian. Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Jambi. Jambi : 2014.
0 comments:
Post a Comment