Yolanda
Ovilia Vionita, Amida Nur Hidayanti, Samik
ABSTRAK
Penelitian ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi karakteristik anatomis dari 9000 spesies Tumbuhan
Paku dan Tumbuhan Paku Ekor Kuda yang memiliki 20 spesies. Dari sekian
banyaknya spesies yang dimiliki Tumbuhan Paku, maka dengan mempermudahnya
pengklasifikasian salah satu jenis Tumbuhan Paku yaitu Tumbuhan Paku Kuda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
Karakter
anatomis dapat dikompilasi menjadi kunci untuk mengidentifikasi Tumbuhan Paku
pada tingkat genus dan spesies.
Di dalam Kunci Dikotomi ada ilustrasi tentang organisme
dan informasi tentang tempat hidupnya dapat membantu identifikasi. Kunci
dikotomi yang digunakan oleh ilmuwan disusun dengan langkah-langkah dengan dua
pernyataan deskriptif pada masing-masing langkah. Untuk menggunakan kunci,
harus diawali dengan dengan pilihan dari pasangan deskripsi pertama. Perhatikan
bahwa tiap-tiap akhir setiap deskripsi adalah menunjukkan nama spesies atau
petunjuk menuju tahap lain kelanjutannya. Jika kunci dikotomi yang digunakan
tepat, maka akan dapat menemukan nama yang tepat untuk spesiesmu.
Paku Ekor Kuda merujuk pada segolongan kevil tumbuhan
(sekitar 20 spesies) yang masuk genus Equisetum (dari equus yang berarti “kuda” dan setum
yang berarti “rambut tebal” dalam bahasa latin). Anggota – anggotanya dapat
dijumpai di seluruh dunia kecil Antartika. Di kawasan Asia Tenggara (Indonesia
termasuk di dalamnya) hanya dijumpai satu spesies saja. Semua anggota paku ekor
kuda berusia tahunan.
Tabel
1. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan Paku Ekor Kuda
Kingdom
|
|
Devisi
|
|
Kelas
|
|
Ordo
|
|
Famili
|
Equisetaceae
|
Gambar
1. Tumbuhan Paku Ekor Kuda
Tabel
2. Kunci Dikotomi untuk Tumbuhan Paku Ekor Kuda
1a.
Jika ada daun, dan berwarna hijau, lanjut ke tahap 2.
1b.
jika tidak ada daun, lanjut ke tahap 3.
2a.
Bentuknya menyerupai lembaran, daunnya besar dengan daun muda yang
menggulung dan memiliki
tulang daun, spesies Filicinae.
2b.
jika bentuknya tidak menyerupai lembaran, daunnya duduk berkarang menutupi
ruas. Spesies Arthrophyta.
3a. Jika
tumbuhan berukuran panjangnya hanya 10 cm, merupakan paku kawat, Lycophyta.
3b. jika
tingginya 6-8 m, lanjut ke tahap 4.
4a. Proses
terjadinya fotosintesis di batang, sebab batang banyak mengandung klorofil.
Spesies Psilophyta.
4b.
Batang
yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan ini. Spesies Equisetinae
|
Dari tabel diatas
dapat diidentifikasikan. Mulai dari 1a 2b 3b 4b kunci dikotomi menunjukkan
bahwa tumbuhan paku adalah contoh dari spesies Equisetinae, yaitu Tumbuhan Paku
Ekor Kuda.
Batang tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas,
berlubang di tengahnya, berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat
bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak mengandung silika. Ada kelompok yang batangnya
bercabang-cabang dalam posisi berkarang dan ada yang bercabang tunggal. Berukuran kecil (tinggi 0.2-1.5 m), meskipun beberapa anggotanya (yang
hidup di Amerika Tropik bisa tumbuh mencapai 6–8 m (E. giganteum dan E.
myriochaetum). Daun pada
semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang
duduk berkarang menutupi ruas. Spora tersimpan pada struktur berbentuk gada yang
disebut strobilus (jamak strobili) yang terletak pada
ujung batang (apical). Pada banyak spesies (misalnya E. arvense), batang penyangga
strobilus tidak bercabang dan tidak berfotosintesis (tidak berwarna hijau)
serta hanya muncul segera setelah musim salju berakhir. Jenis-jenis lain tidak
memiliki perbedaan ini (batang steril mirip dengan batang pendukung strobilus),
misalnya E. palustre dan E. debile.
Spora yang dihasilkan Tumbuahan Paku Ekor Kuda umumnya
hanya satu macam (homospor) meskipun spora yang lebih kecil pada E. Arvense
tumbuhan menjadi protalium jantan. Spora keluar dari
sporangium yang tersusun pada strobilius. Sporanya berbeda dengan spora
paku-pakuan yang lain karena memiliki empat “rambut” yang disebut elater. Elater berfungsi sebagai pegas
untuk membantu pemencaran spora. Gametofit ekor kuda bersifat thalloid serupa
dengan (thallus) dan tidak memiliki klorofil, sehingga kehidupannya tergantung
pada asosiasi dengan cendawa tanah dalam bentuk mikoriza. Ukurannya
kecil sehingga biasanya diamati dengan mikroskop. Bentuknya tidak menyerupai
lembaran seperti pada jenis Tumbuhan Paku Sejati melanikan menyerupai
tangkai memanjang menghasilkan anteridium dan arkegonium.
Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir
maupun berlempung, beberapa bahkan tumbuhan di air (batang yang berongga
membantu adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense
dapat tumbuh menjadi gulma di ladang karena rimpangannya yang sangat dalam dan
menyebar luas di tanah. Herbisida pun sering tidak berhasil
mematikannya. Di Indonesia, rumput betung (E.
debile) digunakan sebagai sikat untuk mencuci dan campuran obat. Pada masa
lalu, sekitar zaman Karbonifer, paku ekor kuda purba dan kerabatnya (Calamites, yang devisio yang sama, sekarang
sudah tidak ada) mendominasi di hutan-hutan. Beberapa spesies dapat tumbuh
sangat besar, mencapai 30 m, seperti ditunjukkan pada fosil-fosil yang
ditemukan pada deposit batu bara. Batu bara dianggap sebagai pengerasan sisa-sisa
serasah dari hutan purba ini.
Gambar
2. Akar Tumbuhan Paku Ekor Kuda
Kesimpulan
Tumbuhan Paku Ekor Kuda (Equisetinae) memiliki ciri Batang
tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya, berperan
sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat
bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak mengandung silika. Ada kelompok yang batangnya
bercabang-cabang dalam posisi berkarang dan ada yang bercabang tunggal. Berukuran kecil (tinggi 0.2-1.5 m), meskipun beberapa anggotanya (yang
hidup di Amerika Tropik bisa tumbuh mencapai 6–8 m (E. giganteum dan E.
myriochaetum).
Daun pada
semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang
duduk berkarang menutupi ruas. Spora tersimpan pada struktur berbentuk gada yang
disebut strobilus (jamak strobili) yang terletak pada
ujung batang (apical). Ukurannya kecil sehingga biasanya diamati dengan
mikroskop. Bentuknya tidak menyerupai lembaran seperti pada jenis Tumbuhan
Paku Sejati melanikan menyerupai tangkai memanjang menghasilkan
anteridium dan arkegonium.
Paku ekor kuda menyukai tanah yang
basah, baik berpasir maupun berlempung, beberapa bahkan tumbuhan di air (batang
yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense dapat tumbuh menjadi gulma di ladang karena rimpangannya
yang sangat dalam dan menyebar luas di tanah.
Referensi
TIM FMIPA-UNESA.2012.Sains Dasar. Surabaya: Unesa Press.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan.
Yogyakarta: UGM Press.
Purnawati, U., Turnip, M & Lovadi, I. 2014.
Eksplorasi Paku-pakuan (Pteridophyta) di Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten
Landak. Protobiont, 3 (2), 155-165.
Belajar Berkebun. 2016. Macam macam Tumbuhan Paku dan Nama Latinnya. First edition.
0 comments:
Post a Comment