Pages

Thursday, March 22, 2018

Kunci Dikotomi Tumbuhan Paku Ekor Kuda (Equisetinae)

Yolanda Ovilia Vionita, Amida Nur Hidayanti, Samik
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi karakteristik anatomis dari 9000 spesies Tumbuhan Paku dan Tumbuhan Paku Ekor Kuda yang memiliki 20 spesies. Dari sekian banyaknya spesies yang dimiliki Tumbuhan Paku, maka dengan mempermudahnya pengklasifikasian salah satu jenis Tumbuhan Paku yaitu Tumbuhan Paku Kuda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karakter anatomis dapat dikompilasi menjadi kunci untuk mengidentifikasi Tumbuhan Paku pada tingkat genus dan spesies.


            Di dalam Kunci Dikotomi ada ilustrasi tentang organisme dan informasi tentang tempat hidupnya dapat membantu identifikasi. Kunci dikotomi yang digunakan oleh ilmuwan disusun dengan langkah-langkah dengan dua pernyataan deskriptif pada masing-masing langkah. Untuk menggunakan kunci, harus diawali dengan dengan pilihan dari pasangan deskripsi pertama. Perhatikan bahwa tiap-tiap akhir setiap deskripsi adalah menunjukkan nama spesies atau petunjuk menuju tahap lain kelanjutannya. Jika kunci dikotomi yang digunakan tepat, maka akan dapat menemukan nama yang tepat untuk spesiesmu.
            Paku Ekor Kuda merujuk pada segolongan kevil tumbuhan (sekitar 20 spesies) yang masuk genus Equisetum (dari equus yang berarti “kuda” dan setum yang berarti “rambut tebal” dalam bahasa latin). Anggota – anggotanya dapat dijumpai di seluruh dunia kecil Antartika. Di kawasan Asia Tenggara (Indonesia termasuk di dalamnya) hanya dijumpai satu spesies saja. Semua anggota paku ekor kuda berusia tahunan.

Tabel 1. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan Paku Ekor Kuda
Kingdom
Devisi
Kelas
Ordo
Famili
Equisetaceae

           
Gambar 1. Tumbuhan Paku Ekor Kuda



Tabel 2. Kunci Dikotomi untuk Tumbuhan Paku Ekor Kuda
1a. Jika ada daun, dan berwarna hijau, lanjut ke tahap 2.
1b. jika tidak ada daun, lanjut ke tahap 3.
2a. Bentuknya menyerupai lembaran, daunnya besar dengan daun muda yang menggulung               dan memiliki tulang daun, spesies Filicinae.
2b. jika bentuknya tidak menyerupai lembaran, daunnya duduk berkarang menutupi ruas.  Spesies Arthrophyta.
3a. Jika tumbuhan berukuran panjangnya hanya 10 cm, merupakan paku kawat, Lycophyta.
3b. jika tingginya 6-8 m, lanjut ke tahap 4.
4a. Proses terjadinya fotosintesis di batang, sebab batang banyak mengandung klorofil. Spesies Psilophyta.
4b. Batang yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan ini. Spesies Equisetinae




             Dari tabel diatas dapat diidentifikasikan. Mulai dari 1a 2b 3b 4b kunci dikotomi menunjukkan bahwa tumbuhan paku adalah contoh dari spesies Equisetinae, yaitu Tumbuhan Paku Ekor Kuda.
            Batang tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya, berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak mengandung silika. Ada kelompok yang batangnya bercabang-cabang dalam posisi berkarang dan ada yang bercabang tunggal. Berukuran kecil (tinggi 0.2-1.5 m), meskipun beberapa anggotanya (yang hidup di Amerika Tropik bisa tumbuh mencapai 6–8 m (E. giganteum dan E. myriochaetum). Daun pada semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas. Spora tersimpan pada struktur berbentuk gada yang disebut strobilus (jamak strobili) yang terletak pada ujung batang (apical). Pada banyak spesies (misalnya E. arvense), batang penyangga strobilus tidak bercabang dan tidak berfotosintesis (tidak berwarna hijau) serta hanya muncul segera setelah musim salju berakhir. Jenis-jenis lain tidak memiliki perbedaan ini (batang steril mirip dengan batang pendukung strobilus), misalnya E. palustre dan E. debile.
            Spora yang dihasilkan Tumbuahan Paku Ekor Kuda umumnya hanya satu macam (homospor) meskipun spora yang lebih kecil pada E. Arvense  tumbuhan menjadi protalium jantan. Spora keluar dari sporangium yang tersusun pada strobilius. Sporanya berbeda dengan spora paku-pakuan yang lain karena memiliki empat “rambut” yang disebut elater. Elater berfungsi sebagai pegas untuk membantu pemencaran spora. Gametofit ekor kuda bersifat thalloid serupa dengan (thallus) dan tidak memiliki klorofil, sehingga kehidupannya tergantung pada asosiasi dengan cendawa tanah dalam bentuk mikoriza. Ukurannya kecil sehingga biasanya diamati dengan mikroskop. Bentuknya tidak menyerupai lembaran seperti pada jenis Tumbuhan Paku Sejati melanikan menyerupai tangkai memanjang menghasilkan anteridium dan arkegonium.  
            Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun berlempung, beberapa bahkan tumbuhan di air (batang yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense dapat tumbuh menjadi gulma di ladang karena rimpangannya yang sangat dalam dan menyebar luas di tanah. Herbisida pun sering tidak berhasil mematikannya. Di Indonesia, rumput betung (E. debile) digunakan sebagai sikat untuk mencuci dan campuran obat. Pada masa lalu, sekitar zaman Karbonifer, paku ekor kuda purba dan kerabatnya (Calamites, yang devisio yang sama, sekarang sudah tidak ada) mendominasi di hutan-hutan. Beberapa spesies dapat tumbuh sangat besar, mencapai 30 m, seperti ditunjukkan pada fosil-fosil yang ditemukan pada deposit batu bara. Batu bara dianggap sebagai pengerasan sisa-sisa serasah dari hutan purba ini.

Gambar 2. Akar Tumbuhan Paku Ekor Kuda


Kesimpulan

            Tumbuhan Paku Ekor Kuda (Equisetinae) memiliki ciri Batang tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya, berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak mengandung silika. Ada kelompok yang batangnya bercabang-cabang dalam posisi berkarang dan ada yang bercabang tunggal. Berukuran kecil (tinggi 0.2-1.5 m), meskipun beberapa anggotanya (yang hidup di Amerika Tropik bisa tumbuh mencapai 6–8 m (E. giganteum dan E. myriochaetum).
            Daun pada semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas. Spora tersimpan pada struktur berbentuk gada yang disebut strobilus (jamak strobili) yang terletak pada ujung batang (apical). Ukurannya kecil sehingga biasanya diamati dengan mikroskop. Bentuknya tidak menyerupai lembaran seperti pada jenis Tumbuhan Paku Sejati melanikan menyerupai tangkai memanjang menghasilkan anteridium dan arkegonium.  
            Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun berlempung, beberapa bahkan tumbuhan di air (batang yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense dapat tumbuh menjadi gulma di ladang karena rimpangannya yang sangat dalam dan menyebar luas di tanah. 

Referensi
TIM FMIPA-UNESA.2012.Sains Dasar. Surabaya: Unesa Press.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Purnawati, U., Turnip, M & Lovadi, I. 2014. Eksplorasi Paku-pakuan (Pteridophyta) di Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak. Protobiont, 3 (2), 155-165.
Belajar Berkebun. 2016. Macam macam Tumbuhan Paku dan Nama Latinnya. First edition.


0 comments:

Post a Comment