Pages

Wednesday, March 21, 2018

Midnight Sun sebagai Salah Satu Fenomena Keindahan Matahari di Belahan Dunia Bagian Utara


Midnight Sun sebagai Salah Satu Fenomena Keindahan Matahari di Belahan Dunia Bagian Utara
Suci Aminatul Sa’adah, Meri Yulianingsih, Samik,S.Si.M.Si

Abstrak
Matahari adalah bintang di pusat tata surya. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya 100 kali diameter bumi. Lapisannya terdiri dari photosfer, chromosfer dan korona. Matahari merupakan sumber kehidupan di bumi ini, memancarkan energinya dalam bentuk radiasi yang memiliki rentang panjang gelombang yang sangat lebar. Radiasi matahari yang tiba di permukaan bumi per satuan luas dan waktu dikenal sebagai insolasi. Insolasi diukur dalam satuan jam/hari. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar. Norwegia merupakan Negara yang memiliki fenomena matahari bersinar selama 24 jam atau yang biasa disebut Midnight Sun.Midnight sun terjadi karena kemiringan aksial bumi yang sebesar 23,5 derajat. Masyarakat Norwegia tetap melakukan aktivitas seperti biasa.Namun, pada pekan pertama Midnight Sun, penduduk tetap beradaptasi terlebih dahulu. Meskipun matahari terus bersinar sepanjang waktu, namun suhu di sana hanya berada di kisaran belasan derajat Celsius saja.

Pembahasan
 


Gambar 1 : Matahari

Matahari merupakan suatu bola gas yang pijar. Ia memunyai semacam ekuator dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Jarak matahari ke bumi adalah 93.000.000 mil. Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 100 kali diameter bumi. Sedangkan gaya gravitasi matahari kira-kira 30 kali gaya gravitasi bumi.
Menurut para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000 derajat celcius yang mampu meleburkan jenis batuan atau logam apapun di bumi ini. Temperature tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat celcius. Pada daerah tertentu tampak ada bercak hitam yang menunjukkan suhu yang lebih rendah dari sekitarnya. Melalui bercak hitam tersebut, orang dapat menghitung kecepatan rotasi matahari yaitu 27 hari. Namun semakin dekat ke kutubnya maka kecepatan rotasinya semakin lambat yaitu 34 hari. Kemudian para ahli menyimpulkan bahwa matahari bukan benda pejal tetapi berupa bola gas pijar.
 
   





Gambar 2 : Lapisan Matahari


Lapisan bola matahari bagian dalam disebut photosfer, tebalnya kira-kira 220 mil. Pada lapisan ini terdapat semburan api yang berasal dari suatu ledakan yang mencapai ketinggian 140.000 mil. Lapisan luar dari photosfer disebut chromosfer, berwarna kemerahan dan berasal dari hydrogen pijar. Lapisan ini memunyai lidah-lidah api yang menjilat ke luar. Tebal chromosfer adalah korona yang berupa sinar kemilauan yang tebalnya kadang-kadang melebihi garis tengah matahari itu sendiri. Korona nampak jelas ketika gerhana matahari.
Energi total radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi ditentukan oleh beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut: (i) Jarak bumi-matahari (ii) sudut datang matahari (iii) panjang siang dan (iv) pengaruh atmosfer. Energi yang memasuki atmosfer bumi merupakan energi yang datang melalui proses radiasi, dan besarnya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.
Faktor yang kedua adalah sudut datang sinar matahari yang menyebabkan lintasan yang dilalui oleh radiasi matahari menjadi lebih panjang ketika sinar matahari datang tidak tegak lurus (90⁰) terhadap bidang permukaan bumi. Semakin bertambah kemiringan sudut datang sinar matahari maka semakin berkurang energi matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Panjang siang merupakan faktor ketiga yang memengaruhi besar (jumlah) energi matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Akibat adanya deklinasi sebesar 23,5⁰ menyebabkan panjang siang dan malam dalam satu tahun tidaklah tetap.
Faktor keempat adalah pengaruh atmosfer bumi. Ketika memasuki atmosfer bumi maka cahaya matahari akan mengalami beberapa proses antara lain pemantulan, penghamburan, dan penyerapan. Proses-proses tersebut sangat bergantung pada komposisi atmosfer, terutama aerosol, ozon stratosfer, kandungan uap air atau awan, serta senyawa-senyawa kimia lainnya (GRK dan lain-lain).
Cuaca merupakan keadaan atmosfer suatu daerah yang relatif sempit dalam waktu yang singkat. Menurut Bayong [1] “Cuaca adalah variasi atmosfer periode pendek atau keadaan atmosfer pada suatu saat tertentu pada wilayah tertentu”. Adapun unsur-unsur atau parameter cuaca diantaranya suhu udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara, awan, hujan, dan penyinaran matahari.
Penyinaran matahari mempengaruhi naik turunnya temperatur permukaaan bumi serta mempengaruhi unsur-unsur cuaca lainnya. Selain sebagai pengendali iklim dan cuaca, matahari adalah sumber energi yang penting bagi kehidupan. Potensi energi matahari dapat dimanfaatkan bagi lingkungan hidup manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan, pengembangan industri solar sel sebagai energi alternatif dan lain sebagainya.
Matahari merupakan sumber kehidupan di bumi ini, memancarkan energinya dalam bentuk radiasi yang memiliki rentang panjang gelombang yang sangat lebar. Radiasi matahari yang tiba di permukaan bumi per satuan luas dan waktu dikenal sebagai insolasi (berasal dari insolation = incoming solar radiation), atau kadang-kadang disebut sebagai radiasi global, yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak langsung (dari langit) yang disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer (Tjasyono, 2004).
Insolasi biasanya dinyatakan dalam satuan Watt/m2-detik yang mengandung makna intensitas atau kekuatan. Dalam bentuk yang lain, insolasi juga diukur dalam satuan jam/hari, yaitu lamanya matahari menyinari bumi dalam periode satu hari. Periode satu hari disebut juga sebagai panjang hari, yaitu lamanya matahari berada pada horizon. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat dengan ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar (Lakitan, 1994).




 
          
Gambar 3 : Peta Norwegia

Norwegia adalah Negara yang berada di utara Benua Eropa, yang berbatasan langsung dengan Semenanjung Skandinavia ini sangat dekat dengan kutub utara dan memiliki keunikan alamnya tersendiri yang tidak banyak dimiliki oleh Negara lain. Beberapa Negara yang memiliki fenomena ini adalah Kanada, Greenland (Denmark), Swedia, Finlandia, Rusia. Fenomena yang dimaksud adalah “Matahari Tengah Malam” atau Midnight Sun”. Fenomena itu terjadi di mana matahari selalu muncul selama 24 jam dan tidak pernah terbenam. Sehingga pada malam haripun matahari selalu ada, tepatnya berada di horizontal. Matahari tengah malam tersebut dapat dilihat ketika cuaca sedang tidak berawan. Fenomena tersebut biasanya muncul pada musim panas, bahkan di daerah kutub bisa terjadi selama 6 bulan
 


   
Gambar 4 : Matahari yang terbit di malam hari



Midnight sun terjadi karena kemiringan aksial bumi yang sebesar 23,5 derajat. Saat musim panas, semakin utara suatu tempat, kemiringan itu mengakibatkan siang yang lebih panjang atau matahari tetap berada di horizonpada musim panas di pertengahan tahun. Semakin dekat dengan Kutub Utara, fenomena Midnight Sun akan lebih lama terjadi.
 








Gambar 5 : Keadaan matahari tengah malam di daerah kutub utara

Fenomena Midnight Sun di Norwegia terjadi di 12 tempat, seperti Bodo, Harstad, Trosmo, Alta, Vardo, Hammerfest, dan Bardufoss. Rata-rata terjadi pada 3 bulan dari Mei sampai Juni. Tempat yang paling special di antara 12 tempat terjadinya Midnight Sun di Norwegia tersebut adalah Kota Longyearbyen di Kepulauan Svalbard. Longyearbyen memiliki waktu terpanjang untuk Midnight Sun, dengan rentang dari 20 April sampai 22 Agustus, yaitu kurang lebih selama 5 bulan.
 











Gambar 6 : Rumah-rumah di Longyearbyen, jika ingin tidur pintu dan jendela harus ditutup rapat-rapat agar cahaya tidak masuk ke rumah

Masyarakat Norwegia tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Ketika mereka ingin tidur, mereka akan menutup jendela dengan tirai yang cukup tebal agar cahaya matahari tidak masuk ke dalam rumah. Namun, pada pekan pertama Midnight Sun, penduduk tetap beradaptasi terlebih dahulu. Kebanyakan orang-orang menjadi temperamen dan sedikit galak. Hal tersebut terjadi karena mereka terus beraktivitas sepanjang hari. Setelah pekan pertama terlewati, keadaan kembali seperti semula. Patut diketahui pula, meskipun matahari terus bersinar sepanjang waktu, namun suhu di sana hanya berada di kisaran belasan derajat Celsius saja.

Kesimpulan
Matahari merupakan suatu bola gas yang pijar. Ia memunyai semacam ekuator dan kutub karena gerak rotasinya.Menurut para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000 derajat celcius yang mampu meleburkan jenis batuan atau logam apapun di bumi ini. Lapisan bola matahari bagian dalam disebut photosfer. Lapisan luar dari photosfer disebut chromosfer. Tebal chromosfer adalah korona.
Energi total radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi ditentukan oleh beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut: (i) Jarak bumi-matahari (ii) sudut datang matahari (iii) panjang siang dan (iv) pengaruh atmosfer. Cuaca merupakan keadaan atmosfer suatu daerah yang relatif sempit dalam waktu yang singkat. Penyinaran matahari mempengaruhi naik turunnya temperatur permukaan bumi serta mempengaruhi unsur-unsur cuaca lainnya.
Matahari merupakan sumber kehidupan di bumi ini, memancarkan energinya dalam bentuk radiasi yang memiliki rentang panjang gelombang yang sangat lebar. Radiasi matahari yang tiba di permukaan bumi per satuan luas dan waktu dikenal sebagai insolasi. Insolasi biasanya dinyatakan dalam satuan Watt/m2-detik yang mengandung makna intensitas atau kekuatan. Dalam bentuk yang lain, insolasi juga diukur dalam satuan jam/hari, yaitu lamanya matahari menyinari bumi dalam periode satu hari. Periode satu hari disebut juga sebagai panjang hari, yaitu lamanya matahari berada pada horizon. Norwegia adalah Negara yang berada di utara Benua Eropa, yang berbatasan langsung dengan Semenanjung Skandinavia.
Fenomena yang dimaksud adalah “Matahari Tengah Malam” atau Midnight Sun”. Fenomena itu terjadi di mana matahari selalu muncul selama 24 jam dan tidak pernah terbenam. Sehingga pada malam haripun matahari selalu ada, tepatnya berada di horizontal. Midnight sun terjadi karena kemiringan aksial bumi yang sebesar 23,5 derajat. Saat musim panas, semakin utara suatu tempat, kemiringan itu mengakibatkan siang yang lebih panjang atau matahari tetap berada di horizon pada musim panas di pertengahan tahun.Masyarakat Norwegia tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Ketika mereka ingin tidur, mereka akan menutup jendela dengan tirai yang cukup tebal agar cahaya matahari tidak masuk ke dalam rumah. Namun, pada pekan pertama Midnight Sun, penduduk tetap beradaptasi terlebih dahulu. Kebanyakan orang-orang menjadi temperamen dan sedikit galak. Hal tersebut terjadi karena mereka terus beraktivitas sepanjang hari.Namun, meskipun matahari selalu bersinar dengan terik, suhu di sana hanya berada di kisaran belasan derajat Celsius saja.

Referensi
Nasrudin, Harun, dkk. 2012. “Sains Dasar”. Surabaya : UNESA UNIVERSITY Press
Hamdi, Saipul. “Mengenal Lama Penyinaran Matahari Sebagai Salah Satu Parameter Klimatologi”.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.jurnal.lapan.go.id/i
ndex.php/berita_dirgantara/article/download/2068/1878&ved=2ahUKEwictYCxj0nZAhVGabwKHWQnAv0QFjAAegQICRAB&usg=A0vVawlmB9c2NEJ_5RxUh_q2F7ul. Diakses pada 13 Maret 2018
Hamdi, Saipul dan Sumaryati. “Distribusi Lama Penyinaran Matahari di LPD Sumedang LAPAN”.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://hfidiyjateng.or.id/sites/de
fault/files/l/FULLDistribusi%2520Lama%2520Penyinaran%2520Matahari%2520di%2520L
PD%2520Sumedang%2520%25286%252C91%25E2%2581%25B0%2520LS%2520dan%2
520107%252C84%25E2%2581%25B0%2520BT%2529%2520LAPAN%2520.pdf&ved=2a
hUKEwiiv8PulnZAhXiqJQKHZsMCRcQFjADegQlBhAB&usg=AOvVawlVnr_QeXFc4Cc
s_6fj0zSl. Diakses pada 13 Maret 2018
Sari, Mona Berlian, dkk. “Sistem Pengukuran Intensitas dan Durasi Penyinaran Matahari Realtime
PC Berbasis LDR dan Motor Stepper”.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journals.itb.ac.id/index.php/joki/article/download/3985/2097&ved=2ahUKEwiiv8PulnZAhXlqJQKHZsMCRcQFjAlegQIBRAB&usg=AOvVaw3BOENM92QDKYp6b3KNZ2CI. Diakses pada 13 Maret 2018
Fauziah, Khilda Rahmah. Kompasiana. “Matahari Tengah Malam ‘Midnight Sun’ di Norwegia. 28
Oktober 2013. https://www.kompasiana.com/khildafauziah/matahari-tengah-malam-
midnight-sun-di-norwegia_5529fce0f17e611d3fd624a8. Diakses pada 13 Maret 2018
Farhan, Afif. Detik travel. ‘Tempat Matahari Tidak Tenggelam Selama 5 Bulan”. 1 Agustus 2016.
https://m.detik.com/travel/international-destination/d-3265497/tempat-matahari-tidak-
tenggelam-selama-5-bulan. Diakses pada 13 Maret 2018
Yusuf, Nur Maulana. Beranda inovasi. “Midnight Sun : Fenomena Matahari yang Tak Pernah
Tenggelam di Belahan Bumi Utara”. 1 Agustus 2016. http://berandainovasi.com/midnight-
sun-fenomena-matahari-yang-tak-pernah-tenggelam-di-belahan-bumi-utara/. Diakses pada
13 Maret 2018

Reviewer : Meri Yulianingsih (16040254063)
Bagian yang direvisi :
1.      Penulisan kata dalam kalimat banyak yang kurang lengkap hurufnya, jadi harus diperbaiki
2.      Bagian cakupan isi dalam abstrak kurang banyak, sehingga perlu ditambah lagi

0 comments:

Post a Comment