Pages

Thursday, March 22, 2018

Rumusan Masalah dan Rumusan Hipotesis


Rumusan Masalah dan Rumusan Hipotesis



Penulis : Ahmad Nashruddin Fahmi.Alvio Nita.Abdul Samik


Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya




Penulis : : Ahmad Nashruddin Fahmi.Alvio Nita.Abdul Samik

Abstrak
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain (1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti, (2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang penelitian dan (3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.
Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.







Rumusan Masalah dan Rumusan Hipotesis
A.    Rumusan masalah :
         Pengertian Rumusan Masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya. Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Suatu perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.

Tujuan Utama Penelitian Ilmiah yaitu untuk mencari hubungan atau membedakan dua variabel atau lebih secara konsepsional. Oleh karena itu, rumusan masalah sebaiknya dikaitkan dengan tujuan tersebut. Peneliti sebaiknya menggunakan kata-kata hubungan atau perbedaan, contohnya yaitu korelasi. Karena korelasi merupakan terminologi statistika.

Menurut Garis Besarnya, rumusan masalah dapat dibagi atas rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif dan juga rumusan masalah asosiatif. Contoh-contoh rumusan masalah yang dimaksud sebagai berikut.
1.      Deskriptif
·         Berapa persen tingkat disiplin kerja di peternakan A ?
·         Seberapa jauh efektivitas kerja di peternakan A ?

2.      Komparatif
·         Bagaimana perbedaan disiplin kerja di peternakan A dengan di peternakan B ?
·         Apakah terdapat perbedaan efektivitas kerja di peternakan A dengan peternakan B ?

3.      Asosiatif
·         Apakah terdapat hubungan antara peternakan A dan peternakan B ?
·         Bagaimana hubungan antara peternakan A dan peternakan B ?

Beberapa contoh kesalahan kesalahan umum yang sering terjadi di dalam merumuskan masalah.
1)      Berusaha mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang dengan harapan sesuatu pasti akan dapat timbul dari analisis.
2)      Menggunakan data yang sudah dikumpulkan atau yang telah ada, kemudian dilanjutkan dengan mencari masalah yang kira kira cocok dengan data yang ada.
3)      Merumuskan tujuan secara mengambang atau terlalu umum sehingga kesimpulannya juga bersifat umum. Akibatnya, tujuan menjadi kurang terpusat.
4)      Melaksanakan penelitian tanpa mengadakan kajian pustaka terhadap penelitian lainnya yang relevan.
5)      Melakukan penelitian ad-hoc, unik untuk suatu situasi khusus sehingga tidak memungkinkan perluasan (generalisasi) dan tidak menghasilkan sumbungan berarti dalam memajukan ilmu.
6)      Melakukan penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberi kesempatan membandingkan hasilnya dan mengevaluasi kesimpulannya.
7)      Dalam merumuskan hipotesis tidak mengkaji secara tuntas adanya kemungkinan hipotesis tandingan yang dapat menjaga interpretasi atau kesimpulan penelitian.
8)      Tidak menyadari kekurangan metodologi penelitian yang digunakan, sehingga yang terjadi dapat membatasi penafsiran kesimpulan penelitian.

B.     Rumusan Hipotesis :

Pengertian Hipotesis adalah jawaban atau pernyataan sementara mengenai rumusan dari penelitian yang dikemukakan.
Perumusan Hipotesis adalah kesimpulan yang ditarik sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

Tujuan perumusan hipotesis adalah sebagai langkah untuk menfokuskan masalah, mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk dikumpulkan, menunjukkan bentuk desain penelitian, termasuk teknik analisis yang akan digunakan, menjelaskan gejala sosial, mendapatkan kerangka penyimpulan, merangsang penelitian lebih lanjut.

Hipotesis harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut.
1)      Hipotesis harus menyatakan pertautan dua variabel atau lebih.
2)      Hipotesis harus jelas, tidak membingungkan dan dalam bentuk deklaratif atau pernyataan.
3)      Hipotesis harus dapat diuji secara empiris, yang berarti bahwa seseorang mengumpulkan data yang tersedia di lapangan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut.

Hipotesis menurut jenisnya terdiri atas 3 (tiga), yaitu :
1)      Hipotesis penelitian (hipotesis alternatif) atau hipotesis kerja, yang biasanya dimulai dengan kata “terdapat hubungan” atau “terdapat perbedaan”.
2)      Hipotesis nol, yang biasanya dimulai dengan kata “tidak terdapat hubungan” atau “tidak terdapat perbedaan”.
3)      Hipotesis Statistika.

Dalam penelitian, hipotesis penelitian cenderung untuk diterima. 
Contoh hipotesis penelitian :
a)      Terdapat hubungan antara waskat dengan disiplin kerja.
b)      Tidak terdapat perbedaan disiplin kerja antara wanita dan pria.

Setelah perumusan hipotesis telah dibuat, maka dapat digambarkan hubungan antara variabel dengan suatu gambar. Jika definisi operasionalnya belum disebutkan dalam BAB pendahuluan, maka dapat diungkapkan setelah gambaran tersebut.

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis, maka peneliti dapat menentukan suatu judul dengan tepat. Pada umumnya judul ditentukan sebelum segala sesuatu dipermasalahkan. Namun judul baru dapat ditentukan setelah kita mengetahui rumusan masalahnya atau setelah kita mengadakan observasi kepustakaan, baik secara teoritis maupun praktis (ke lapangan).

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat judul, yaitu :
a)      Judul harus menggambarkan keseluruhan isi yang terdapat di dalam tulisan atau tesis.
b)      Judul harus dirumuskan dalam bentuk kalimat yang sederhana dan jelas maksudnya.
c)      Judul harus dalam bentuk kalimat pernyataan, bukan merupakan kalimat tanya.
d)     Judul harus singkat, yaitu tidak lebih dari 10 kata. Nama organisasi atau instansi dianggap satu kata.
e)      Judul harus menggunakan tata bahasa baku.
f)       Judul harus jelas objeknya.


C.    Perbedaan Rumusan Masalah dan Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang diragukan kebenarannya atau perkiraan yang belum tentu benar salahnya. Hipotesis akan berubah menjadi sebuah teori jika sudah dipastikan kebenarannya melalui penelitian. Ada dua jenis pengujian hipotesis melalui suatu penelitian. Jika suatu penelitian menguji apakan suatu hipotesis yang sudah diketahui kebenarannya atau ketidakbenarannya, terjadi pada suatu populasi atau sampel; maka jenis hipotesis penelitian ini adalah hipotesis statistik. Sedangkan pengujian hipotesis yang membuktikan terjadinya suatu hipotesis pada suatu sampel disebut sebagai hipotesis penelitian.

Rumusan masalah adalah merupakan pertanyaan murni yang perlu dicarikan jawaban dengan cara mengumpulkan data-data. Rumusan masalah dapat berupa deskriptif yaitu pertanyaan tentang suatu variabel mandiri yang ingin diketahui. Rumusan masalah komparatif pertanyaan tentang perbandingan satu variabel atau lebih dari satu variabel yang terdapat dalam dua sampel / populasi yang berbeda. Sedangkan rumusan masalah asosiatif adalah pertanyaan tentang hubungan dua variabel atau lebih dalam suatu populasi atau sampel.








Kesimpulan
Hipotesis adalah dugaan awal, dugaan sementara, atau asumsi dasar yang menjadi alasan sebuah penelitian dilaksanakan. s\hubungannya dengan rumusan masalah adalah, rumusan masalah memperuncing latar belakang menjadi poin-poin pertanyaan penelitian yang akan memudahkan peneliti melakukan pekerjaannya. Tujuanya adalah untuk membuktikan hipotesisnya benar artau salah.


Daftar Pustaka
Husaini Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta.
kumpulan-makalah-adinbuton.blogspot.co.id/2015/05/makalah-perumusan-masalah-penelitian.html
buku sains dasar oleh TIM FMIPA - UNESA

Komentar: Sudah sangat bagus pengunaan bahasa dan mengurutkan sudah dengan mudah dimengerti. Referensi yang ada pun dapat menambah wawasan serta dapat diterapkan langsung ketika kita mau mempraktekannya. Sekiranya itu yang dapat saya sampaikan. Terimakasih






0 comments:

Post a Comment