Rumusan Masalah dan
Rumusan Hipotesis
Penulis : Ahmad Nashruddin Fahmi.Alvio Nita.Abdul
Samik
Jurusan
Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara
Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas
Negeri Surabaya
Penulis : : Ahmad Nashruddin Fahmi.Alvio Nita.Abdul Samik
Abstrak
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang
diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu kriteria
pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang
bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban
deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua dari
suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya
pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas,
diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai
pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah
ada.
Kriteria ketiga,
adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di
dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya
menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara
nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Berkenaan dengan
penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain
(1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti,
(2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar
belakang penelitian dan (3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan
penelitian.
Di manapun rumusan
masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak akan
mengganggu kegiatan penelitian yang bersangkutan, karena yang penting adalah
bagaimana kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan
masalah sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan
penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya memiliki sifat yang
konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang ada. Kesimpulan yang didapat
dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali mengacu pada judul dan
permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
Rumusan Masalah dan
Rumusan Hipotesis
A. Rumusan masalah :
Pengertian Rumusan Masalah adalah
usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang
perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya. Rumusan masalah
merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan
rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas
identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Suatu perumusan masalah yang baik
berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau dari masalah. Masalah yang
telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu memusatkan pikiran,
sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.
Tujuan Utama
Penelitian Ilmiah yaitu untuk mencari hubungan atau membedakan dua variabel
atau lebih secara konsepsional. Oleh karena itu, rumusan masalah sebaiknya
dikaitkan dengan tujuan tersebut. Peneliti sebaiknya menggunakan kata-kata
hubungan atau perbedaan, contohnya yaitu korelasi. Karena korelasi merupakan
terminologi statistika.
Menurut Garis Besarnya, rumusan masalah
dapat dibagi atas rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif dan
juga rumusan masalah asosiatif. Contoh-contoh rumusan masalah yang dimaksud sebagai
berikut.
1.
Deskriptif
·
Berapa persen tingkat disiplin kerja di peternakan A ?
·
Seberapa jauh efektivitas kerja di peternakan A ?
2.
Komparatif
·
Bagaimana perbedaan disiplin kerja di peternakan A dengan di
peternakan B ?
·
Apakah terdapat perbedaan efektivitas kerja di peternakan A
dengan peternakan B ?
3.
Asosiatif
·
Apakah terdapat hubungan antara peternakan A dan peternakan B ?
·
Bagaimana hubungan antara peternakan A dan peternakan B ?
Beberapa contoh
kesalahan kesalahan umum yang sering terjadi di dalam merumuskan masalah.
1)
Berusaha mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang dengan
harapan sesuatu pasti akan dapat timbul dari analisis.
2)
Menggunakan data yang sudah dikumpulkan atau yang telah ada,
kemudian dilanjutkan dengan mencari masalah yang kira kira cocok dengan data
yang ada.
3)
Merumuskan tujuan secara mengambang atau terlalu umum sehingga
kesimpulannya juga bersifat umum. Akibatnya, tujuan menjadi kurang terpusat.
4)
Melaksanakan penelitian tanpa mengadakan kajian pustaka terhadap
penelitian lainnya yang relevan.
5)
Melakukan penelitian ad-hoc, unik untuk suatu situasi khusus
sehingga tidak memungkinkan perluasan (generalisasi) dan tidak menghasilkan
sumbungan berarti dalam memajukan ilmu.
6)
Melakukan penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberi
kesempatan membandingkan hasilnya dan mengevaluasi kesimpulannya.
7)
Dalam merumuskan hipotesis tidak mengkaji secara tuntas adanya
kemungkinan hipotesis tandingan yang dapat menjaga interpretasi atau kesimpulan
penelitian.
8)
Tidak menyadari kekurangan metodologi penelitian yang digunakan,
sehingga yang terjadi dapat membatasi penafsiran kesimpulan penelitian.
B.
Rumusan Hipotesis :
Pengertian Hipotesis adalah jawaban
atau pernyataan sementara mengenai rumusan dari penelitian yang dikemukakan.
Perumusan Hipotesis adalah
kesimpulan yang ditarik sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Tujuan perumusan
hipotesis adalah sebagai
langkah untuk menfokuskan masalah, mengidentifikasikan data-data yang relevan
untuk dikumpulkan, menunjukkan bentuk desain penelitian, termasuk teknik
analisis yang akan digunakan, menjelaskan gejala sosial, mendapatkan kerangka
penyimpulan, merangsang penelitian lebih lanjut.
Hipotesis harus
memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut.
1)
Hipotesis harus menyatakan pertautan dua variabel atau lebih.
2)
Hipotesis harus jelas, tidak membingungkan dan dalam bentuk
deklaratif atau pernyataan.
3)
Hipotesis harus dapat diuji secara empiris, yang berarti bahwa
seseorang mengumpulkan data yang tersedia di lapangan untuk menguji kebenaran
hipotesis tersebut.
Hipotesis menurut
jenisnya terdiri atas 3 (tiga), yaitu :
1)
Hipotesis penelitian (hipotesis alternatif) atau hipotesis
kerja, yang biasanya dimulai dengan kata “terdapat hubungan” atau “terdapat
perbedaan”.
2)
Hipotesis nol, yang biasanya dimulai dengan kata “tidak terdapat
hubungan” atau “tidak terdapat perbedaan”.
3)
Hipotesis Statistika.
Dalam penelitian,
hipotesis penelitian cenderung untuk diterima.
Contoh hipotesis
penelitian :
a)
Terdapat hubungan antara waskat dengan disiplin kerja.
b)
Tidak terdapat perbedaan disiplin kerja antara wanita dan pria.
Setelah perumusan
hipotesis telah dibuat, maka dapat digambarkan hubungan antara variabel dengan
suatu gambar. Jika definisi operasionalnya belum disebutkan dalam BAB
pendahuluan, maka dapat diungkapkan setelah gambaran tersebut.
Berdasarkan rumusan
masalah dan hipotesis, maka peneliti dapat menentukan suatu judul dengan tepat.
Pada umumnya judul ditentukan sebelum segala sesuatu dipermasalahkan. Namun
judul baru dapat ditentukan setelah kita mengetahui rumusan masalahnya atau
setelah kita mengadakan observasi kepustakaan, baik secara teoritis maupun
praktis (ke lapangan).
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam membuat judul, yaitu :
a)
Judul harus menggambarkan keseluruhan isi yang terdapat di dalam
tulisan atau tesis.
b)
Judul harus dirumuskan dalam bentuk kalimat yang sederhana dan
jelas maksudnya.
c)
Judul harus dalam bentuk kalimat pernyataan, bukan merupakan
kalimat tanya.
d)
Judul harus singkat, yaitu tidak lebih dari 10 kata. Nama
organisasi atau instansi dianggap satu kata.
e)
Judul harus menggunakan tata bahasa baku.
f)
Judul harus jelas objeknya.
C. Perbedaan Rumusan Masalah
dan Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan
sementara yang diragukan kebenarannya atau perkiraan yang belum tentu benar
salahnya. Hipotesis akan berubah menjadi sebuah teori jika sudah dipastikan
kebenarannya melalui penelitian. Ada dua jenis pengujian hipotesis melalui
suatu penelitian. Jika suatu penelitian menguji apakan suatu hipotesis yang
sudah diketahui kebenarannya atau ketidakbenarannya, terjadi pada suatu
populasi atau sampel; maka jenis hipotesis penelitian ini adalah hipotesis
statistik. Sedangkan pengujian hipotesis yang membuktikan terjadinya suatu
hipotesis pada suatu sampel disebut sebagai hipotesis penelitian.
Rumusan masalah adalah
merupakan pertanyaan murni yang perlu dicarikan jawaban dengan cara
mengumpulkan data-data. Rumusan masalah dapat berupa deskriptif yaitu
pertanyaan tentang suatu variabel mandiri yang ingin diketahui. Rumusan masalah
komparatif pertanyaan tentang perbandingan satu variabel atau lebih dari satu
variabel yang terdapat dalam dua sampel / populasi yang berbeda. Sedangkan
rumusan masalah asosiatif adalah pertanyaan tentang hubungan dua variabel atau
lebih dalam suatu populasi atau sampel.
Kesimpulan
Hipotesis adalah dugaan awal, dugaan sementara, atau asumsi
dasar yang menjadi alasan sebuah penelitian dilaksanakan. s\hubungannya dengan
rumusan masalah adalah, rumusan masalah memperuncing latar belakang menjadi
poin-poin pertanyaan penelitian yang akan memudahkan peneliti melakukan
pekerjaannya. Tujuanya adalah untuk membuktikan hipotesisnya benar artau salah.
Daftar Pustaka
Husaini Usman dan
Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit PT Bumi
Aksara : Jakarta.
kumpulan-makalah-adinbuton.blogspot.co.id/2015/05/makalah-perumusan-masalah-penelitian.html
buku sains dasar oleh
TIM FMIPA - UNESA
Komentar:
Sudah sangat bagus pengunaan bahasa dan mengurutkan sudah dengan mudah
dimengerti. Referensi yang ada pun dapat menambah wawasan serta dapat
diterapkan langsung ketika kita mau mempraktekannya. Sekiranya itu yang dapat
saya sampaikan. Terimakasih
0 comments:
Post a Comment