“APLIKASI
BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN”
Penulis : Bayu Gunawan
Reviewer : Peri Setiawan
Samik S. Si.,M.Si
ABSTRAK
Bioteknologi
sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang silam dengan cara
pembuatanya
melalui proses fermentasi yang dilakukan mikroba yang telah dikerjakan
sejak
sekitar 3.000 tahun sebelum masehi. Meskipun belum di ketahui dasar
ilmiahnya,
namun dasar-dasar ilmiah bioteknologi mula diketahui seja Antonie Van
Leeuwenhoek
yang dilakukan pengamatan bentuk sel pada tahun 1680. Dan
pengenalan
konsep pewarisan sifat yang dilakukan oleh Grego Mendel pada awal abad
20. Pada
masa sekarang, bioteknologi berkembang dengan sangat pesat, khususnya di
negara
maju. Perkembangan bioteknologi ditandai dengan ditemukannya berbagai
penemuan,
misalnya rekayasa genetika, kultur jaringan , pengembangbiakan sel induk.
Bioteknologi
sendiri merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
kegunaan
atau manfaat makhluk hidup ( bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun
produk
dari makhluk hidup (enzim, alcohol) dalam sebuah proses produksi untuk
menghasilkan
produk berupa barang atau jasa. Perkembang bioteknologi tidak hanya
didasari
pada ilmu biologi semata, tapi juga ilmu lainnya, seperti biokimia, computer,
biologi
molecular, mikrobiologi, genetika, kimia, dan ilmu lainnya. Bioteknologi
selalu
berkaitan dengan yang dilakukan oleh jasad hidup sebagai suatu individu atau
kompenen-komponennya
yang dapat berupa organel, sel, atau jaringan, atau molekul-
molekul
tertentu, misalnya DNA, RNA, protein. Dll
PENDAHULUAN
II. Bioteknologi dalam bidang
Pertanian
Kebutuhan
pangan adalah kebutahan dasar manusia yang sampai sekarang
masih saja
menemui kendala. Sejak dahulu pemenuhan pangan sesungguhnya memicu
manusia
untuk bereksporasi mencari sumber-sumber pangan lainnya. Ditambah
pesatnya
pertambangan penduduk dari waktu ke waktu. Dengan itu mendorong naluri
keingintahuan
manusia untuk berekreasi mencari cara mudah memperoleh pangan
dengan
memakai kecerdasan aka dan tenaga. Dimulai sejak 5.000 – 10.000 tahun yang
lalu nenek
moyang kita telah mengenal apa itu benih yang unggul (hereditas) yang
merupakan
cikal bakal dari bioteknologi bidang pertanian.
Manfaat Bioteknologi dalam Bidang
Pertanian
Sekarang
ini di dalam bidang pertanian para ilmuan berhasil meningkatkan
tampilan
buah dan sayur, memperpanjang waktu makanan untuk di simpan,
meningkatkan
kandungan nutrisi tanaman dan membuat tanaman tahan terhadap
penyakit
dan hama. Pada masa yang akan datang, para ahli pertanian mengharapkan
bioteknologi
mampu menghasilkan tanaman yang tahan lama terhadap segala kondisi
iklim,
seperti iklim kering, iklim panas, atau dingin.
yang
sebelumnya jarang diusahakan. Dengan memanfaatkan bioteknologi ini dapat
menghasilkan
tanaman yang identik dalam waktu singkat. Selain itu modifikasi
sehingga
mampu meningkatkan nilai varietas dan nilai ekonominya.
Perkembangan Bioteknologi dalam
Bidang Pertanian
Dalam
bidang pertanian bioteknologi menggunakan sistem transgenik yang mulai di
kembangkan,
namun menuai penolakan dari berbagai pihak yang menyebabkan
teknologi
ini tidak pesat perkembanganya. Tanaman pertanian yang telah berhasil
meningkatkan
produksi dan kualitas melalui transgenik antara lain kapas dan jagung.
Penggunaan
marka molekuler (penanda molekuler) untuk menyeleksi sifat yang di
inginkan
dari keturunan hasil persilangan dengan sifat-sifat yang tanaman berdasarkan
DNA yang
dimiliki tanaman akan mempercepat prossnya.
dengan
cara konvensiaonal di perlukan waktu sedikitnya 5tahun, sedangkan dengan
cara ini
hanya di perlukan waktu paling lama 3 tahun.dengan marka molekuler, pada
generasi
ketiga tanaman hasil persilangan sudah stabil. Pada tanaman jagung marka
molekuler
digunakan untuk mengetahui jarak genetik (hubungan kekerabatan) jagung.
Dengan
begitu, para pemulia menjadi lebih mudah dalam melakukan persilangan.
Selanjutnya
yang tak kalah pentingnya adalah perlindungan terhadap sumber genetik
pertanian
Indonesia dari ancaman kepunahan. Rekayasa genetika dalam bidang
tanaman
dilakukan dengan mentransfer gen asing ke dalam tanaman. Hasil rekayasa
genetika
pada tanaman seperti ini disebut tanaman transgenik. Sudah diperoleh
beberapa
tanaman transgenik yang toleran terhadap salinitas, kekeringan dan hama
penyakit
Tanaman Transgenik Toleran Salin
Dengan
teknologi kultur jaringan telah dapat dikembangkan tanaman
transgenik
toleran salin. Rekayasa genetika mentransfer gen dari padi liar yang toleran
terhadap
salin ke padi yang biasa digunakan sebagai bahan pangan melalui fusi
protoplasma.
Dapat juga ditransfer dari sejenis jamur yang tahan salin kepada tanaman
yang akan
dijadikan tanaman transgenik. Beberapa tomat, melon, dan barley
transgenik
yang toleran dengan salin
Tanaman Transgenik Resisten Hama
atau saat
bakteri membentuk spora. Dalam bentuk spora berat toksin 20% dari berat
badan
spora. Apabila larva insek memakan spora maka di dalam alat pencernaan larva
insek,
spora bakteri dipecah dan keluarlah toksin. Toksin masuk ke dalam membran
sel alat
pencernaan larva, mengakibatkan alat pencernaan mengalami paralisis, pakan
tidak
dapat diserap sehingga larva mati. Dengan membiakkan Bacillus thuringiensis
kemudian
diektrak dan dimurnikan maka akan diperoleh insektisida biologis
(biopestisida)
dalam bentuk kristal. Insektisida biologis serupa saja aplikasinya
maupun
untung ruginya dengan insektisida kimia lainnya. Oleh karena itu, pada tahun
1985
dimulai rekayasa gen dari Bacillus thuringiensis dengan kode gen Bt toksin.
yang
menggunakan gen Bt toksin, disusul famili tembakau, yaitu tomat dan kentang.
Dengan
sinar ultraviolet gen penghasil insektisida pada tanaman dapat diinaktifkan.
Jagung
juga telah direkayasa dengan menggunakan gen Bt toksin, tetapi diintegrasikan
dengan
plasmid bakteri Salmonella parathypi, yang menghasilkan gen yang
menonaktifkan
ampicillin.
insektisida
sehingga tanaman transgenik jagung memiliki berbagai jenis resistensi
hama
tanaman. Bt toksin gen juga direkayasa ke tanaman kapas bahkan multiple-gene
dapat direkayasa
genetika pada tanaman transgenik. Toksin yang diproduksi dengan
tanaman
transgenik menjadi nonaktif apabila terkena sinar matahari, khususnya sinar
ultraviolet
Tanaman Transgenik Resisten
Penyakit
barli
(DB4) yang memakai promoter 35S cauliflower mosaic virus (CaMV), dengan
mengikutsertakan
Bintje tipe liar yang sangat peka terhadap serangan Phytophthora
infestans
sebagai kontrol, menunjukkan bahwa klon “Bintje” dapat mengekspresikan
mengalami
penurunan lebih dari 55% jika dibandingkan dengan tipe liar. Pendekatan
ini sangat
bermanfaat untuk menekan perkembangbiakan P. infestans sehingga
kerugian
secara ekonomi dapat direduksi.
memproduksi
tanaman transgenik yang bebas dari serangan virus. Dengan
memasukkan
gen penyandi protein selubung {coat protein) Johnsongrass mosaic
potyvirus
(JGMV) ke dalam suatu tanaman diharapkan tanaman tersebut menjadi
resisten
apabila diserang oleh virus yang bersangkutan.
padi-padian
untuk mendapatkan varietas yang resisten terhadap virus padi. Di samping
itu, usaha
untuk meningkatkan kualitas beras seperti yang diinginkan oleh manusia
juga
sedang diusahakan. Jepang memberikan investasi yang cukup besaruntuk
penelitian
dan pengembangan di bidang biologi molekul padi.
Kultur Jaringan
Juga
tak kalah pentingnya teknologi kultur jaringan yang merupakan kemajuan
besar
dalam bidang pertanian. Kultur jaringan adalah pembuatan bibit dan
perbanyakannya
menggunakan permainan komposisi media. Yang digunakan bisa
segala
sumber organ tumbuhan mulai dari biji, daun, tunas, dsb jadi lebih luas dari
teknologi
pembibitan konvensial dengan stek. Yang dimanipulasi adalah sel penyusun
organ itu
untuk berubah menjadi tanaman sempurna melalui hormon-hormon dalam
media yang
digunakan. Jadi ini adalah bioteknologi tingkat tua, bukan bioteknologi
modern.
Kultur
jaringan tanaman merupakan teknik in vitro (dalam gelas) yang
merupakan
cara untuk memperbanyak tanaamn dengan pengambilan bagian tanaman
yang
mempunyai titik tumbuhnya. Contoh sederhana pada pisang, bila di ambil
cambium
atau ujun-ujung akarnya, lalau di perlakukan dalam gelas dalam
laboratorium,
kemudian bagian itu akan membelah sendiri dan setiap belahanya akan
menghasilkan
tanaman baru. Intinya asalakan pada tanaman itu ada titi tumbuh atau
yang
disebut jaringan meristematik, tanaman tersebut bias diperbanyak. Bayankan
kalau ini
sudah menyeluruh skala nasioanl perbanyak tanaman secara cepar mungkin
saja
dilakukan.
Hidroponik dan Aeroponik
Hidroponik
adalah suatu istilah yang digunakan dalam bercocok tanam tanpa
menggunakan
tanah sebagai media tumbuhnya. Untuk memperoleh zat makanan atau
unsur hara
yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan
dilarutkan
campuran pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari buatan
sendiri atau
pupuk buatan yang siap pakai. Adapun keuntungan dengan cara
hidroponik adalah sebagai berikut.
a.
Tumbuhan
bebas dari hama dan penyakit.
b.
Produksi
tanaman lebih tinggi.
c.
Tumbuh
lebih cepat.
d.
Pemakaian
pupuk lebih efisien.
e.
Mudah
pengerjaannya.
f.
Tidak
tergantung pada kondisi alam.
g.
Tidak
membutuhkan lahan luas.
Selain
hidroponik, saat ini teknik yang sedang dikembangkan adalah teknik
aeroponik.
Jika hidroponik media yang digunakan untuk tumbuh akar adalah air dan
media
lain misalnya kerikil atau pasir. Tapi pada aeroponik tidak menggunakan media
sama
sekali. Akar tanaman di letakkan menggantung dalam suatu wadah yang dijaga
kelembapannya
dari air yang biasanya berasal dari pompa bertekanan sehingga timbul
uap air.
Zat makanan diperoleh melalui larutan nutrien yang disemprotkan ke bagian
akar
tanaman.
Sistem
aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem hidroponik. Pada
sistem
aeroponik, akar yang menggantung akan lebih banyak menyerap oksigen
sehingga
meningkatkan metabolisme dan kecepatan pertumbuhan tanaman.
Tanaman yang Dapat Menfiksasi
Nitrogen
Serealia
atau tumbuhan rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuhan yang
menyuplai
50% makanan pokok penduduk dunia. Namun, serealia tidak memiliki
simbion
bakteri akar-akarnya untuk memfiksasi nitrogen, sehingga kebutuhan nitrogen
(N2)
diperoleh dari penambahan pupuk buatan. Kelebihan pupuk buatan yang
diberikan
dapat terbilas air dan menyemari air minum yang dikonsumsi manusia di
lingkungan
sekitar.
Dengan
bioteknologi, para ilmuwan mengembangkan tumbuhan yang akar-
akarnya
dapat bersimbiosis dengan Rhizobium. Ide ini melibatkan gen nif yang dapat
mengontrol
fiksasi nitrogen. Para ilmuwan menyisipkan gen nif ini pada :
1.
Tumbuhan
serealia
2.
Bakteri
yang berasosiasi dengan tumbuhan serealia
3.
Plasmid
TI (Tumor Inducing) dari Agrobacterium dan kemudian
menginfeksikannya
ke tumbuhan yang sesuai dengan bakteri yang telah
direkayasa.
Bioteknologi dalam Pembentukan
Varietas Tanaman Unggul Baru
Teknik-teknik
bioteknologi juga dimanfaatkan untuk membuat jenis tanaman
tanaman
unggul yang baru. Hal ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan pangan
yang terus
meningkat, sedangkan luas lahan pertanian cenderung menurun. Tanaman
unggul ini
diharapkan mempunyai produktivitas yang lebih baik. Selain itu,
peningkatan
hasil, juga dilakukan upaya perbaikan pada kandungan nutrisi, kelestarian
lingkungan,
usia panen, dan berbagai nilai tambah yang lain.
Sebagai
contoh, nilai tambah pada beberapa tanaman unggul yang telah
dikembangkan
adalah sebagai berikut.
·
Peningkatan
kandungan nutrisi pada tanaman pisang, cabe, stroberi, dan ubi
jalar.
·
Peningkatan
rasa, misalnya pada tanaman tomat, cabe, buncis, dan kedelai.
·
Peningkatan
kualitas produk, misalnya pada pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran
dan tekstur yang lebih baik.
·
Mengurangi
reaksi alergi, misalnya pada tanaman polongpolongan dengan kandungan protein
penyebab alergi yang lebih rendah
·
Kandungan
bahan berkhasiat obat, misalnya pada tomat dengan kandungan lycopene yang
tinggi yang berguna sebagai antioksidan untuk mengurangi kanker, bawang dengan
kandungan allicin untuk menurunkan kolesterol, serta pada padi dengan kandungan
vitamin A dan zat besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.
·
Tanaman
yang mampu memproduksi vaksin dan obatobatan untuk mengobati penyakit manusia,
misalnya pada tanaman tembakau yang telah direkayasa sehingga dapat
menghasilkan vaksin untuk penyakit kanker.
·
Tanaman
dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak
Beberapa
jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan
bioteknologi
adalah sebagai berikut.
1.
Padi
Golden Rice
Padi
merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian padi menjadi
prioritas
utama dalam bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan yang telah
banyak
mendapat sentuhan bioteknologi adalah kentang. Penerapan
bioteknologi
pada tanaman padi sebenarnya telah lama dilakukan. Salah satu
produknya
adalah pari jenis golden rice yang dikenalkan pada tahun 2001.
Diharapkan
padi jenis ini dapat membantu jutaan orang yang mengalami
kebutaan
dan kematian dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin
A sangat
penting untuk penglihatan, respon kekebalan, perbaikan sel,
pertumbuhan
tulang, reproduksi, hingga penting untuk pertumbuhan
embrionik.
Nama
Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning
menyerupai
emas karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika
merupakan
metode yang digunakan untuk produksi Golden Rice. Hal ini
disebabkan
karena tidak ada plasma nutfah padi yang mampu untuk
mensintesis
karotenoid.
2.
Kentang
Russet Burbank
Teknik
bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang.
Baik dalam
teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa
genetika
untuk meningkatkan sifat-sifat unggul kentang. Dalam hal penyediaan
bibit,
saat ini teknik kultur jaringan telah banyak digunakan. Teknik kultur
jaringan
me-mungkinkan petani mendapatkan bibit dalam jumlah besar yang
identik
dengan induknya. Contoh varietas kentang baru adalah kentang Russet
Burbank
yang memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan
kentang
goreng dan kripik kentang dengan kualitas yang lebih baik karena
menyerap
lebih sedikit minyak ketika digoreng.
3.
Tomat
FlavrSavr
Teknologi
rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman
hortiklutura.
Sebagai contoh yang cukup terkenal adalah tomat FlavrSavr,
yaitu
jenis tomat yang buah matangnya tidak lekas rusak/membusuk. Hal ini
sangat
berbeda dengan tanaman tomat lain, di mana buah yang matang cepat
menjadi
rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat berguna dalam pengiriman
buah ke
tempat yang jauh sebelum tiba di tangan konsumen.
4.
Tembakau
Rendah Nikotin
Salah
satu dari sekian banyak kerugian merokok adalah gangguan kesehatan
karena
kadar nikotin yang tinggi. Pendekatan bioteknologi dilakukan untuk
mengatasi
permasalahan ini yaitu dengan merakit tanaman tembakau yang
bebas
kandungan nikotin. Pada tahun 2001 jenis tembakau ini diklaim dapat
mengurangi
resiko serangan kanker akibat merokok. Selain bebas nikotin,
sentuhan
bioteknologi lain juga dilakukan untuk tanaman tembakau misalnya
dengan meningkatkan
aroma menggunakan gen aroma dari tanaman lain. Salah
satu yang
telah berhasil adalah mengabungkannya dengan aroma buah lemon.
Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi,
seprti juga lain, mengandung resiko akan dampak negatif.
Timbulnya
dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh
potensi
terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang
kesehatan
manusia terdapat kemungkinan produk gen asaing, seperti, gen cry dari
bacillus
thuringiensis maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi
pada tubuh
mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke
genom inag
dapat menimbulkan interaksi anatar gen asing dan inang produk bahan
pertanian
dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Dampak
lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan
internasional
dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan
tersebut
dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum
memiliki
teknologi yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut
disebabkan
karena bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan
oleh
negara berkembang. Ketidakadilan, misalnya, sangat terasa dalam produk
pertanian
transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten yang
dimiliki
produsen organisme transgenik juga semakin menambah dominasi negara
maju
Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman
hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan
rekayasa
genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik
donor
maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut,
tumbuhan,
hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis
produk
yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan
menjadi
komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan
rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian
sains baru
yang mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan
kebutuhan
manusi ; Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting.
Perdebatan
tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat
ditimbulkan
bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi
keanekaragaman
Hayati, ( Convetion on Biological Diversity )yang mengikat secara
hukum bagi
negara-negara yang ikut mendatanginnya . Sebagai tindak lanjut
penadatanganan
kovensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No. 5
Tahun
1994. perlu anda ketahui, Negara Amerika Serikat tidak ikut menadatangani
konvensi
tersebut. Di sepakati Pula Cartegena Protocol on Biosafety ( Protokol
Cartegena
tentang pengamanan hayati ). Protokol tersebut menyinggung tentang
prosedur
transpor produk bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang
timbul
akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem, dan
kesehatan
manusia.
Pengertian
klon bioteknologi modern adalah pengadaan sel jasad renik, sel
(jaringan),
molekul bibit tanaman melalui setek yang banyak dilakukan pada tanaman
perenial,
antara lain kopi, teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik
kultur
jaringan, kultur organ, dan embiogenesis somatik dapat pula diterapkan pada
jaringan
hewan dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan
manusia
tidak dapat dikembangkan menjadi individu baru.
Secara
ringkas, berikut ini beberapa implikasi bioteknologi bagi perkembangan
sains dan
teknologi serta perubahan lingkungan masyarakat
·
Bioteknologi
dikembangkan melalui pendekatan multidisipliner dalam wacana molekuler.
Ilmu-ilmu dasar merupakan tonggak utama pengembangan bioteknologi maupun
industri bioteknologi
·
Bioteknologi
dengan pemanfaatan teknologi rekayasa genetik memberikan dimensi baru untuk
menghasilkan produk yang tidak terbatas.
·
Bioteknologi
pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dan lumpur aktif.
·
Bioteknologi
di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar lain vaksin ,
antibiotik, antibodi monoklat, dan intrferon
·
Bioteknologi
dapat meningkatkan variasi dan hasil pertanian melalui kulturjaringan, fiksasi
nitrogen pengendalian hama tanaman, dan pemberian hormon tumbuhan.
·
Bioteknologi
dapat menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan biommasa menjadi etanol
(cair) dan metana (gas)
·
Bioteknologi
di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan minuman, antara lain
pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dan
anggur
Kepentingan Bioteknologi dalam
Pertanian
1.
Meningkatkan
hasil
a.
meningkatkan
kualiti dan kuantiti hasil tanaman dan ternakan
b.
penghasilan
haiwan transgenik secara penyuntikan gen hormon tumbesar
c.
menyebabkan
saiz badan dan kadar tumbesar meningkat
d.
kualiti
hasil seperti mutu daging dan serat daging ditingkatkan
e.
mengubahsuai
kandungan protein dalam susu
2.
Menambahkan
nilai pemakanan
a.
meningkatkan
kandungan protein dan vitamin dalam produk pertanian secara kaedah kejuruteraan
genetik
b.
meningkatkan
kandungan vitamin E dalam minyak kelapa sawit, jagung dan kacang soya
c.
meningkatkan
vitamin A dalam padi
d.
nilai
diet manusia bertambah baik dan manusia menjadi lebih sihat dan dapat
mengurangkan serangan penyakit
3.
Membaiki
ciri fizikal hasil pertanian
a.
membaiki
ciri fizikal seperti saiz, tekstur, warna dan rasa
b.
menggunakan
kaedah kejuruteraan genetik
c.
contoh
– penghasilan varieti orkid yang mempunyai warna lebih menarik dan tangkai
bunga yang pendek
4.
Meningkatkan
resistan terhadap serangan perosak dan penyakit
a.
hasil
tanaman atau ternakan yang resistan patogen
b.
penghasilan
tanaman yang resistan serangan serangga melalui pemindahan gen bakteria
Bacillus thuringiensis (Bt)
c.
contohnya
tanaman yang menerima gen Bt ialah Kapas Bt dan Jagung Bt
5.
Meningkatkan
toleran tanaman dan ternakan terhadap persekitaran
a.
faktor
persekitaran seperti kemasinan tanah, perubahan suhu dan cuaca
b.
boleh
merencatkan pertumbuhan tanaman
c.
atasi
dengan menghasilkan tanaman transgenik
6.
Mengawal
penyakit
a.
aplikasi
bioteknologi menghasilkan vaksin dan antibiotik
b.
mengawal
penyakit yang disebabkan oleh kulat, virus atau bacteria
7.
Mengurangkan
penggunaan bahan kimia pertanian
a.
penggunaan
pestisid dan baja kimia mencemarkan alam sekitar
b.
bioteknologi
menghasilkan :
c.
tanaman
transgenik yang resistan penyakit – dapat kurangkan penggunaan pestisid
d.
tanaman
kekacang mengikat nitrogen dari atmosfera – dapat jimat guna baja N
e.
vaksin
untuk cegah penyakit ternakan
Penggunaan Bioteknologi dalam
Pertanian
1.
Inokulasi
rhizobium
a.
bakteria
Rhizobium sp terdapat dalam nodul akar kekacang
b.
bakteria
ini mengikat nitrogen dari atmosfera
c.
nitrogen
yang diikat digunakan oleh tumbuhan
d.
inokulum
Rhizobium menghasilkan simbiotik antara kekacang dan Rhizobium
8.
Kawalan
perosak secara biologi Kaedah :
a.
Penggunaan
tanaman pencegah
·
struktur
seperti duri, bulu, lendair dan aroma mencegah kehadiran perosak
·
aroma
serai wangi menghalau nyamuk dan lipas
b.
Penanaman
tanaman resistan penyakit
·
menggunakan
kejuruteraan genetik untuk mengubah dan memindahkan gen
·
menghasilkan
varieti baru yang dikehendaki yang resistan terhadap penyakit
·
contohnya
pemindahan gen Bt untuk menghasilkan tanaman yang resistan seranggadan virus
c.
Penggunaan
serangga pemangsa
·
mengawal
perosak menggunakan haiwan pemangsa
·
contoh
: burung jelapang – kawal tikus; burung/semut/bakteria – kawal serangga
2.
Penguraian
sisa pertanian
a.
membersih
pencemaran sisa pertanian
b.
menggunakan
mikroorganisma seperti E. Coli dan Pseudomonas sp
c.
contoh
aktivitas penguraian sisa pertanian yang berguna dalam bidang pertanian:
·
Pengkomposan
– mengubah sisa pertanian kepada bahan organik berguna
·
Landfarming
– mengurai bahan cemar
·
Biostimulasi
– memecahkan bahan cemar kepada hasil kurang bahaya
3.
Industri
makanan berasaskan pertanian
a.
Penghasilan
makanan berasaskan tanaman
·
Penapaian
– tapai, tempe, kicap
·
Kultur
tisu – pembiakan tanaman
·
Trangenik
– ubah sifat tanaman cara pemindahan gen
b.
Penghasilan
makanan berasaskan ternakan
·
Penapaian
– yogurt, keju,
·
Pembiakan
in vitro – pembiakan ternakan secara permanian beradas
·
Transgenik
– hasil pengeluaran yang diubahsuai
4.
Penghasilan
varieti baru melalui kejuruteraan genetik
1.
menghasilkan
organisma baru dikenali sebagai transgenik
2.
melalui
pemindahan gen secara kejuruteraan genetik
3.
contoh
tanaman transgenik:
·
Kapas
Bt – terima gen bakteria Bacillus thuringiensis – resistan kepada kumbang
pengorek batang
·
Betik
– disambat gen protein kapsul – halang penyakit Papaya Ring Spot Virus
4.
contoh
ternakan transgenik ;
·
Biri-biri
– disambat gen enzim sistin – meningkatkan kualiti bulu
·
Kambing
– hasil protein anti pembekuan darah
Aplikasi prinsip bioteknologi
menghasilkan :
1. Baja
organik – kompos
2. Makanan
melalui proses penapaian – tape
III. Daftar Pustaka
1.
http://www.scribd.com/doc/54690425/bioteknologi-pertanian
2.
http://www.anneahira.com/manfaat-bioteknologi.html
3.
www.anneahira.com/bioteknologi-bidang-
pertanian.html
4.
http://sainspertanian.wordpress.com/nota-sp/teknologi-
pertanian/bioteknologi/
5.
http://fembrisma.wordpress.com/science/bioteknologi/bioteknologi-pertanian/ Rifai, M. A. 2001. Bioteknologi
Mendukung Keanekaragaman Hayati dalam Suara Pembaruan, 9 Maret. Sitepoe M.,
2001. Rekayasa Genetika. Penerbit. Grasindo. Jakarta. Tajudin. K. N. 2001.
Menyoalkan Tanaman Transgenik dalam Suara Pembaruan, 26 Februari.
6.
http://bioteknologininik.blogspot.com/2012/03/dampak-bioteknologi.html W.Marlene Nalley. 2001. Tinjauan
Filosofis Bioteknologi. Makalah Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor
7. Buku
IAD
0 comments:
Post a Comment