Pages

Tuesday, March 20, 2018

Revolusi Hijau Solusi Pangan Untuk Negeriku


Revolusi Hijau Solusi Pangan untuk Negeriku
Ulthufna Kausarul Fitriya, Wahyu Ratri Anggarini, Samik

Abstrak
Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak Negara berkembang, terutama di Asia. Hasil yang nyata adalah tercapainya swasembada (kecukupan penyediaan) sejumlah bahan pangan di beberapa Negara yang sebelumnya selalu kekurangan persediaan pangan (pokok), seperti India, Bangladesh, Tiongkok, Vietnam, Thailand, serta Indonesia. Untuk menyebut beberapa Negara Norman Borlaug, penerima penghargaan Nobel Perdamaian 1970, adalah orang yang dipandang sebagai konseptor utama gerakan ini. Revolusi hijau diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960).Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur.Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras. Gerakan Revolusi Hijau yang di Indonesia dijalankan sejak rezim Orde Baru berkuasa. Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia mampu membuat Indonesia memenuhi kebutuhan pangan, namun tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap, tetapi hanya mampu dalam waktu lima tahun, yakni antara tahun 1984 – 1989. Pada masa Orde baru digalakkan pertanian dikarenakan tanah Indonesia cocok dengan bidang pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.

Kata Kunci : Kebutuhan Pangan, Teknologi, Pertanian

Isi


Gambar.1 Ilustrasi Beras
 
Pemerintah memutuskan mengimpor beras sebanyak 500.000 ton dari Thailand dan Vietnam pada akhir Januari 2018. Kebijakan ini diambil untuk mengatasi lonjakan harga beras dan menambah pasokan yang sedang menurun. Keputusan impor ini memicu perbedaan pendapat banyak pihak. Ada yang menilai seharusnya impor tidak dilakukan karena masa panen raya akan tiba sekitar akhir Februari mendatang. Namun, bagi pemerintah impor penting dilakukan demi memperkuat cadangan beras nasional dan mengatasi gejolak harga di daerah.
Terlepas dari pro dan kontra perihal impor beras, kejadian ini kembali menyadarkan kita bahwa ketergantungan pada beras sebagai sumber pangan masih demikian tinggi.  Belum makan kalau belum makan nasi, begitulah slogan yang terus membayangi masyarakat sehingga harus selalu tersedia beras untuk memenuhi kebutuhan pangan. Padahal, fakta menunjukkan bahwa pangan pokok penduduk yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras akan melemahkan ketahanan pangan sekaligus menimbulkan kesulitan dalam pengadaannya. Dalam 10-15 tahun mendatang Indonesia diperkirakan akan mengalami kerawanan pangan jika konsumsi masyarakat hanya bergantung pada beras.

Revolusi Hijau Sebagai Solusi dalam menghadapi krisis pangan di Indonesia


Peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional sangat penting dan strategis. Hal ini terutama karena sektor pertanian masih memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk yang ada di pedesaan dan menyediakan bahan pangan bagi penduduk. Peranan lain dari sektor pertanian adalah menyediakan bahan mentah bagi industri dan menghasilkan devisa negara melalui ekspor non migas. Bahkan sektor pertanian mampu menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir ini (Sadono Dwi, 2008). Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia dijalankan sejak rezim Orde Baru berkuasa. Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia mampu membuat Indonesia memenuhi kebutuhan pangan. Pada masa Orde baru digalakkan pertanian dikarenakan tanah Indonesia cocok dengan bidang pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai petani Di Indonesia terkenal dengan adanya Panca Usaha Tani yang terdiri dari:
1.      Pengolahan tanah yang baik
2.      Pengairan/irigasi yang teratur
3.      Pemilihan bibit unggul
4.      Pemupukan
5.      Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi Sapta Usaha Tani: dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Pemasaran.
Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
Intensifikasi Pertanian. Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).
Ekstensifikasi Pertanian. Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
Diversifikasi Pertanian. Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya). Penganekaragaman pangan (diversifikasi pangan) merupakan jalan keluar yang saat ini dianggap paling rasional untuk memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan pangan beras. Melalui penataan pola makan yang tidak tergantung pada satu sumber pangan memungkinkan masyarakat dapat menetapkan pangan pilihan sendiri, membangkitkan ketahanan pangan keluarga masing-masing, yang berujung pada peningkatan ketahanan pangan nasional.
   
Rehabilitasi pertanian. Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.


Dampak dari revolusi hijau antara lain:
Dampak Positif
1.    Lapangan pekerjaan, khususnya pertanian lebih terbuka.
2.    Lahan pertanian menjadi luas.
3.    Pendapatan para petani mengalami peningkatan, tercapainya efisiensi, dan efektivitas dalam pengelolaan pertanian.
4.    Peningkatan kualitas hasil pertanian.
5.    Peningkatan kualitas hasil produksi dan penjualan hasil pertanian.
Dampak Negatif
1.    Munculnya kesenjangan sosial antara petani kaya dan miskin akibat perbedaan ekonomi.
2.    Sistem kekerabatan pada masing-masing lapisan masyarakat mulai memudar.
3.    Masyarakat memiliki budaya industri yang berupa budaya konsumtif.
4.    Munculnya kesengajaan ekonomi yang nampak dari adanya kemiskinan, kemelaratan, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan kenakalan remaja.
5.    Pencemaran lingkungan yang tinggi.




Kesimpulan
Krisis pangan dunia merupakan ancaman bagi semua negara, termasuk Indonesia. Paradigma kebijakan pangan yang diterapkan di Indonesia harus berubah dari ketahanan pangan menjadi kemandirian pangan agar Indonesia tidak tergantung pada negara lain terutama untuk masalah pangan. Salah satu kebijakan yang sesuai untuk untuk diterapkan dalam mencapai kemandirian pangan dan mengantisipasi krisis pangan adalah diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan merupakan suatu proses penganekaragaman pangan atau upaya peningkatan konsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang. Salah satu kendala pengembangan pangan lokal adalah belum dikembangkan produk turunan yang mudah diterima dan dijangkau masyarakat. Selain itu diversifikasi pangan juga terhambat oleh pemikiran masyarakat yang beranggapan bahwa hanya beras makanan pokok mereka. Salah satu cara untuk mengembangkan produk pangan lokal adalah dengan diberikannya insentif bagi perusahaan atau industri pangan yang berbahan dasar pangan lokal.



Daftar Pustaka

Nasrudin, Harun, Soetjipto, dkk. 2012. Sains Dasar. Surabaya. UNESA University Press.

Sadono, Dwi. 2008. Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Jurnal Penyuluhan. Vol 4 No.1 : Hal 66-72.

Naufalin, Rifda. 2018. Beras dan Urgensi Diversivikasi Pangan. https://nasional.sindonews.com/read/1274243/18/beras-dan-urgensi-diversifikasi-pangan-1516130495. 17 Januari 2018.

Dewi, G.P. 2012. Antisipasi Krisis Pangan melalui Kebijakan Diversivikasi Pangan. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik. Vol.3 No.1: Hal 97-118.

Doni. 2014. Revolusi Hijau di Indonesia. https://donipengalaman9.wordpress.com/2014/10/01/revolusi-hijau-di-indonesia/. 1 Oktober 2014.


Reviewer
Oleh                            : Wahyu Ratri Anggarini
Diserahkan                  : Rabu, 14 Maret 2018
Dikembalikan              : Minggu, 18 Maret 2018
Komentar         
·         Penulisan judul dan isi sudah sesuai materi dengan tema "Revolusi Hijau".
·         Kata-kata yang digunakan cukup efektif tidak berbelit-belit sehingga cukup mudah dipahami oleh orang yang membacanya.


0 comments:

Post a Comment