PROSES
TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA (MAKROKOSMOS)
NOVALITA
KRISTIAWARDANI, DIANA PUTRI, SAMIK, S.Si., M.Si
ABSTRAK
Makrokosmos sendiri
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang,
planet dan galaksi. Ada tiga teori tentang terbentuknya alam semesta yaitu
teori big bang, teori steady state dan teori osilasi. Teori Big Bang menganggap alam semesta berawal
dari sebuah ledakan yang sangat hebat, kemudian bagian-bagiannya berputar
membentuk galaksi-galaksi. Teori Steady
State mengatakan bahwa galaksi-galaksi menjauh dan dunia ini mengambang,
kemudian di sela-selanya akan muncul galaksi-galaksi baru. Teori Oscillation atau teori ekpansi-kontraksi
menganggap bahwa alam semesta yang terdiri dari galaksi-galaksi ini mengalami
penyusutan dan merapat kemudian meledak dan galaksi-galaksi penyusun alam
semesta ini kembali merapat lagi dan proses berulang tetapi dalam waktu yang
sangat lama.
ISI
1. Makrokosmos
(Terbentuknya Alam Semesta)
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan
makrokosmos. makrokosmos sendiri adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang
sangat besar, misalnya bintang, planet dan galaksi.
Setelah
Galilie (1564-1642) menemukan teleskop, makin banyak benda langit ditemukan.
Tetapi bukan berarti para ilmuwan sebelumnya tidak mengamati gerak-gerik tata
surya. Keindahan benda langit sangat menarik perhatian. Ada tiga teori tentang
terbentuknya alam semesta yaitu teori big bang, teori steady state dan teori
osilasi.
·
Teori Big Bang menganggap alam semesta berawal dari sebuah ledakan yang
sangat hebat, kemudian bagian-bagiannya berputar membentuk galaksi-galaksi.
Teori ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar sekali dan
mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya
reaksi ini. Massa itu kemudian bergerak mengembang dengan sangat cepatnya
menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu
terbentuk menjadi kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka terus
bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukung oleh kenyataan dari
pengamatan bahwa galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang
sama.
·
Teori Steady State mengatakan bahwa galaksi-galaksi menjauh dan dunia ini
mengambang, kemudian di sela-selanya akan muncul galaksi-galaksi baru. Teori
keadaan tetap dikemukakan oleh ilmuan yang berasal dari Universitas Cambridge
pada tahun 1948 yaitu Fred Hoyle, Hermann Bondi, dan Thomas Gold. Teori ini
tidak lebih dari perpanjangan paham materialistis abad ke-19 yang mengabaikan
adanya sang Pencipta dan model semesta yang tanpa batas. Menurut teori ini,
alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau degan kata lain alam
semesta statis atau tetap yaitu tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya.
Ketika alam semesta mengembang, materi baru terus-menerus muncul dengan
sendirinya dalam jumlah tepat sehingga alam semesta dalam “keadaan stabil”.
Setiap saat ada materi yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Materi-materi
tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang
dan jasad-jasad alam semesta. Materi yang dilahirkan lebih besar dari yang
lenyap, sehingga mengakibatkan jumlah materi semakin bertambah dan
mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas
kritis pada 10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan
kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah hidrogen dan
hidrogenin, kemudian akan terbetuk helium dan zat-zat lainnya. Walaupun mereka
mengakui bahwa alam semesta berekspansi, namun mereka menyatakan bahwa alam
semesta akan tetap sama kelihatannya sampai kapanpun. Teori ini segera runtuh
dan tidak banyak penggemarnya ketika ditemukan radiasi latar belakang kosmik.
·
Teori Oscillation atau teori ekpansi-kontraksi menganggap bahwa alam
semesta yang terdiri dari galaksi-galaksi ini mengalami penyusutan dan merapat
kemudian meledak dan galaksi-galaksi penyusun alam semesta ini kembali merapat
lagi dan proses berulang tetapi dalam waktu yang sangat lama, yaitu ratusan
juta tahun.teori ini berdasarkan pemikiran bhawa ada suatu siklus dari alam
semesta, yaitu masa ekspansi. Diduga bahwa siklus ini berlangsung dalam waktu
30.000 juta tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta
bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenaga yang bersumber
dari reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya akan membentuk berbagai
unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas
yang tinggi.
Kedua teori (teori Big-Bang maupun teori Oscillation atau Ekspansi-Kontraksi) mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang
ada pada zaman sekarang ini berasal dari partikel yang ada pada zaman dahulu.
Berdasarkan teori ekspansi dan kotraksi maka sebenarnya alam semesta ini tidak
berawal dan tidak berakhir.
TEORI BIG-BANG
TEORI STEADY
STATE
TEORI
OSCILLATION
2. Sekelumit
tentang sejarah singkat Alam semesta dari abad ke abad
Dahulu
orang Yunani Kuno mengira bahwa bumi itu sangat kecil dan langit sangat dekat
padanya. Anggapan mereka bahwa bumi itu diatur oleh Dewa misal Dewa Zeus
sebagai Dewa guntur, Helius sebagai Dewa matahari. Tetapi Pythagoras yang hidup
2500 tahun yang lalu mengatakan bahwa bumi itu seperti bola tanpa ujung
pangkal.
Aristoteles
seorang
filosof Yunani yang hidup 200 tahun setelah Pythagoras, mencoba
menerangkan tentang peredaran bulan, venus, mars dan planet-planet lain. la
berpendapat bahwa matahari planet-planet dan bintang itu beredar mengelilingi
bumi, tetapi ia tidak mengetahui apa yang menggerakkannya, apa pula yang menyebabkan
benda-benda langit dapat melayang-layang tanpa berjatuhan.
Aristoteles
berpendapat bahwa di atas bumi terdapat delapan
langit yang terdiri dari kristal (kaca) tembus cahaya. Langit bulan yang
beredar pada bumi dan terikat padanya sebagai langit yang terdekat, disamping
itu ada langit Venus, ada langit Merkurius, langit Matahari, Mars, Yupiter, dan
langit Saturnus. la berpendapat bahwa bintang-bintang terkait dengan langit ke
delapan. Aristoteles tidak percaya pada dongeng yang disampaikan pendeta
mengenai Dewa Helius dan Dewa-Dewa lain yang bersemayam di gunung Olympus.
Akibatnya para pendeta marah karena pendapat Aristoteles ini bisa merusak
agama. Aristoteles dijuluki orang atheis dan diusir dari negaranya yang
akhirnya meninggal di negara asing.
Ptolomeus(hidup
100 tahun) setelah Aristoteles. la menyusun teori baru mengenai
cakrawala (kosmos) dan ia mengajarkan pada pengikut-pengikutnya bahwa
benda-benda langit itu semua beredar mengelilingi bumi pada ruang kosong.
Kemudian teori ini diakui juga kebenarannya oleh gereja Kristen (200 tahun)
setelah Ptolomeus meninggal di Iskandaria (Mesir). Teori Ptolomeus ini terkenal
dengan teori Geosentris.
Nicolas
Copernicus(1473-1543). Ia lahir di kota Torun (Polandia).
la anak seorang uskup agama Katholik, ia belajar ke Italia tentang teologi,
farmasi, teknologi, kedokteran, mekanik, tetapi ia lebih senang belajar
astronomi setelah bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan planet-planet
itu menemukan bahwa hanya bulan saja yang betul-betul beredar mengelilingi
bumi, sedangkan yang lain kesemuanya beredar mengelilingi matahari. Hasil
penemuannya dirahasiakan karena takut hukumaa Teorinya dikenal dengan teori
Heleosentris.
Galileo
Galilei membenarkan teori Copernicus. Pada zamannya
diketemukan teleskop, sebagai alat yang sangat penting artinya bagi ilmu
astronomi. Dengan alat ini pula pada tanggal 7 Januari 1610, ia menemukan bulan
Yupiter bukan hanya satu titik cahaya kecil, melainkan berupa sebuah bola besar
dengan empat buah pengiringnya. Oleh karena Galileo Galilei menyetujui teori
Copernicus maka ia dipenjara (dihukum) oleh pengadilan Gereja sampai ia wafat.
Teori
Heleosentris ini berkembang terus bahkan sampai abad 20 sekarang. Ditunjang dan
didukung oleh penemu lain seperti Kepler (1630), sehingga muncul hukum
Kepler I (tentang orbit), hukum Kepler II (tentang bidang edar), dan Kepler III
tentang skala revolusi planet.
Dalam
konsep alam ganda ahli astrofisika modern berpendapat bahwa kemungkinan besar
ada planet-planet yang menyerupai bumi yang terletak di luar sistem matahari.
Karena jumlah bintang-bintang itu bermilyaran maka dimungkinkan susunan
planet-planet bumi juga bermilyaran, dan makhluk seperti manusia di planet
lain.
Adapun
jumlah susunan tata surya itu yang sudah diketahui ahli-ahli sains modern
adalah bimasakti, disamping juga andromeda (bentuk elips). Hemat penulis secara
garis besar bahwa jumlah susunan tata surya yang seperti planet-planet di tata
surya bimasakti ada tujuh.
KESIMPULAN
Ada tiga teori tentang terjadinya alam semesta
(Makrokosmos) yaitu teori big bang, teori steady state dan teori osilasi. Pada Kedua
teori (teori Big-Bang maupun teori Oscillation atau Ekspansi-Kontraksi) mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang
ada pada zaman sekarang ini berasal dari partikel yang ada pada zaman dahulu.
Berdasarkan teori ekspansi dan kotraksi maka sebenarnya alam semesta ini tidak
berawal dan tidak berakhir.
REFERENSI
:
Nasrudin, Harun. Dkk.
2012. Sains Dasar. Edisi Kedua.
Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS.
Salladien. 1984. Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Surabaya : Bina Ilmu.
Setiawan, Dony. 2016.
Teori-Teori Pembentukan Alam Semesta. http://asalusul88.blogspot.co.id/2016/08/teori-teori-pembentukan-alam-semesta.html.
12 Maret 2018.
Romlah,
Siti. 2016. Sains Dan Teknologi Dalam
Al-Qur'an (Fenomena Makrokosmos Dan Mikrokosmos). Jurnal Studi Islam. Vol 11: hal 1-21.
Review : Diana Putri
Tanggal Diberikan : 14 Maret 2018
Tanggal Dikembalikan : 19 Maret 2018
Saran : Isinya sudah sesuai materi hanya saja lebih bagus lagi jika ditambahkan isi yang lebih banyak lagi dengan mencari referensi lainnya.
0 comments:
Post a Comment