Pages

Wednesday, March 21, 2018

Peradaban masyarakat lembah sungai Shindu(indus) dan sungai Gangga  (324 SM)
wiwin musya’adah , indah wulandari , samik. 

Abstrak 

Perkembangan agama Hindu–Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus di India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu–Budha ketempat lain di dunia. Sejarah india kuno diawali dari lembah sungai indus atau hindus sekitar tahun 3000 SM. Bagi penduduk dizaman india kuno sungai indus dikenal sebagai raja sungai. Adapun   sebutan dalm bahasaa sansekertanya adalah shindu artinya “ samudra atau perairan besar”. sungai indus atau hindus merupakan pusat kebudayaan tertua di india. Ini didapatkan dari hasil penggalian arkeologi ( purbakala) dari inggris pada tahun 1924, bahwa di kota muhenjodaro  ( bukti kematian ) dan harappa  sekitar tahun 3000 SM  telah berkembang suatu kehidupan yang teratur dengan tata kota yang megah. Letak peradaban terbesar bangsa India adalah terletak di Mohenjodaro dan Harapa. Peradaban India sering disebut dengan peradaban sungai Indus yang dialiri oleh lima anak sungai yaitu; Yellum, Chenab, Ravi, Beas, Suttly yang kemudian terkenal dengan sebutan Punjab (Daerah lima Aliran Sungai). Penggalian – penggalian disitus Mohenjodaro – Harappa, mengungkapkan bahwa pendukung peradaban ini telah memiliki tingkat peradaban yang tinggi.Dari bukti – bukti peninggalan yang didapat, kita memperoleh gambaran bahwa penduduk Mohenjodaro – Harappa telah mengenal adat istiadat dan telah mempunyai kebiasaan – kebiasaan dalam masyarakatnya misalnya banyak  ditemukannya artefak-artefak yang ditemukan berupa bangunan-bangunan di kota mahejo-daro dan harappa yang nampak megah dan indah. Disamping itu juga ditemukan berbagai patung salah satunya patung gadis menari. masyarakat mahejodaro dan harappa sudah mengenal cara-cara pembangunan rumah sehat dengan melengkapi kamar-kamar dirumah mereka dengan jendela besar untuk mengatur srikulasi udara, selain itu mereka juga telah memiliki kamar mandi dan jamban. Kemudian juga ditemukannya alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah , serta benda dari tanah liat terutama alat-alat rumah tangga . 
 kata kunci: peradaban, masyarakat lembah, sungai indus dan gangga.


ISI

1. Lembah sungai shindu  
Peradaban Lembah Sungai Indus berada sepanjang Sungai Indus di Pakistan sekarang ini. Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 – 1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar – Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir (Sazana,2013).
Sejarah india kuno diawali dari lembah sungai indus atau hindus sekitar tahun 3000 SM. Kebudayaan lembah sungai indus ini merupakan zaman prasejarah india sebab pada masa ini diindia belum dikenal adanya tulisan. Setelah tahun 1500 SM setelah masuknya bangsa arya sebagai pendatang baru dari asia tengah, baru mulai ditemukan bukti-bukti berupa tulisan. Bagi penduduk dizaman india kuno sungai indus dikenal sebagai raja sungai. Adapun   sebutan dalam bahasa sansekertanya adalah shindu artinya “ samudra atau perairan besar” . sungai  indus atau hindus merupakan pusat kebudayaan tertua di india. Ini didapatkan dari hasil penggalian arkeologi ( purbakala) dari inggris pada tahun 1924, bahwa di kota muhenjodaro  ( bukti kematian ) dan harappa  sekitar tahun 3000 SM  telah berkembang suatu kehidupan yang teratur dengan tata kota yang megah. Hal ini menarik perhatian para ahli prbakala yang lain untuk melakukan penelitian di india. Muhenjo daro dan harappa  diperkirakan adalah bangsa dravida dengan orang-orang bibir tebal, kulit hitam, hidung pesek, berbadan tegap, dan berambut ikal. Mata pencarian mereka adalah bercocok tanam sesuai dengan keadaan dalam sekitar lembah indus atau hindus yang subur ( Nurlidiawati, 2014). 
Lembah sungai indus merupakan lembah yang sangat subur, yang berpenghasilan gandum, jagung, padi, aneka buah-buahan dan sayur-sayuran. Sungai indus mengalir lebih dari 3.000 km. Dilembah ini pula didapati dua pusat kebudayaan  kuno india, muhenjo daro dan harappa. Di dekat kota mithankot, sungai indus bertemu dengan lima anak sungainya, yaitu jhelum, chenab, ravi, beas dan sutlej. Wilayah lembah lima anak sungai indus ini, dalam literatur, dikenal sebagai punjab, kata punjab berasal dari kata punche = ima, dan Ab= sungai.      Di lembah ini pula, menetap suku bangsa yang sangat gagah, yaitu sikh, suku bangsa yang selalu siap berperang karena punjab meruapakan wilayah pintu masuk atau pintu gerbang india . Saat ini suku bangsa sikh yang berdiam dinegara bagian punjab ( india) masih terus memperjuangakan separtisme atau pemisahan dari india, untuk mendirikan negara merdeka yang disebut khalistan  ( Suwarno, 2016).

Gambar 1.1: Lokasi kota-kota kuno di LembahSungai Indus

Sumber :  wikipedia, diakses 26 mei 2017


a. Keadaan lingkungan

Gambar 1. 2 : keadaan lingkungan
Sumber : wikipedia, diakses 26 mei 2017 

Jejak-jejak peradaban Harappa ditemuka pertama pada tahun 1820 ketika seorang pembelot dari Maskapai angkatan bersenjata India Timur menemukan beberapa puing-puing peradaban disebuah tempat yang disebut Haripah. Penemuan tersebut merupakan situs kuno kota Harappa, usia reruntuhan-reruntuhan tersebut kaitkan dengan usia berkuasanya Alexander The Great (abad ke 4 S.M). • Keistiwewaan dari situs-situs tersebut belum diakui sampai tahun 1920 ketika penjelasan tentang dua cap peradaban Harappan dipublikasikan di Illustrated London News. Ahli Sumer membaca artikel tersebut dan berpendapat bahwa situssitus Indus tersebut bias jadi sangat kuno, sejaman dengan peradaban Mesopotamia. • Sesudah itu kemudian ilmuwan menyadari, waktu yang paling tepat untuk mengindikasikan peradaban Harappan bukan pada abad 4-3 S.M tetapi millennium ke 3 S.M  (Yuliantri,2004).
Dari penggalian di Kota Harappa (di Punjab) dan Mohenjo-Daro (di Sind) ditemukan beberapa arca. Dari Kota Harappa ditemukan dua buah arca yang telah hilang kepalanya, yang mempunyai bentuk badan yang lebih bersifat naturalistik. Salah satu dari arca itu yang mulamula bertangan empat dan berkepala tiga berdiri di atas kaki kanan, sementara kaki kirinya terangkat. Di beberapa tempat di Mohenjo-Daro ditemukan beberapa benda arca, di antaranya berupa seorang pendeta yang berjanggut. Arca ini memakai pita yang 82 melingkari kepalanya, sedangkan ia berpakaian baju yang berhiaskan gambar-gambar yang menyerupai daun semanggi yang berdaun tiga. Hiasan daun semanggi ini, rupanya juga lazim dipakai di Sumeria, Mesir dan Krete. Dari kedua kota itu juga ditemukan sejumlah materai tanah liat dengan hiasan bermacam-macam. Gambar-gambar itu diduga menggambarkan dewa-dewi. Salah satu gambar wanita dilukiskan dengan bagianbagian badan yang besar. Ciri yang demikian mengacu kepada Dewi Kesuburan. Ada juga gambar-gambar hewan, seperti buaya, gajah dan badak. Materai dengan gambargambar dewa-dewi dan hewan ternyata sama dengan benda sejenis yang ditemukan di Sumeria. Kenyataan ini menunjukkan bahwa telah ada hubungan antara kedua tempat itu (India dan Sumeria). Hubungan ini mungkin berupa hubungan perdagangan. Berdasarkan penggalian di Harappa dan MohenjoDaro, ditemukan pula beberapa bukti tentang adanya perencanaan dan perancangan kota dan arsitektur yang sudah sangat baik pada Zaman Kuno. Di kedua tempat itu ditemukan bekas-bekas kota besar yang ditata berdasarkan petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan kesehatan, keindahan dan pertahanan. Rumahrumah yang besar, yang terbuat dari batu bata, didirikan di tepi jalan raya yang sudah sesuai dengan arah tiupan angin. Jalan dibuat selebar 8 meter, membujur arah Utara-Selatan. Setiap 40 meter, terdapat jalan kecil selebar 1,5 – 3 meter memotong dari arah Barat-Timur sehingga membentuk blok-blok. Semua pintu rumah menghadap ke jalan. Dengan ini angin yang membawa hawa sejuk dapat masuk ke jalan raya dan ke rumah- 83 rumah. Rumah-rumah besar yang bertingkat tiga mempergunakan pipa-pipa dari tanah untuk mengalirkan air dan segala kotoran dari tingkat yang atas ke bawah, yang akhirnya dimasukkan ke dalam selokan di dalam tanah. Bentuk bangunan baik di Harappa maupun di Mohenjo-Daro menyerupai benteng. Di Mohenjo-Daro ditemukan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai kolam pemandian besar dilengkapi pipa-pipa air, ukurannya sekitar 45 x 22,5 meter persegi. Selain itu ada gudang gandum, tempat peleburan logam, tempat menenun kain, tempat bermusyawarah, dan bangunan stupa, tempat pemujaan Agama Budha, lengkap dengan arcanya ( Ashadi,2016 ).

Gambar 1.3: potongan sejarah kota harappa

Sumber : https://www.google.co.id/search?q=POTONGAN+SEJARAH+KOTA+HARAPPA&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=HX6LzGmWC8v17M%253A%252CEugFmVPBr3PqwM%252C_&usg=__4bGEFhcztmKXNgFUuHeLvtQFv7I%3D&sa=X&ved=0ahUKEwjWmIO94unZAhUGJJQKHd1nCqoQ9QEILzAD&biw=1366&bih=613#imgrc=HX6LzGmWC8v17M:

Masyarakat di daerah ini memiliki sains dan teknologi. mereka telah mampu membuat barang-barang dari perak, emas, besi dan perak, alat- alat petanian. Kain dan kapas, serta bangunan-bangunan . kemampuan berhitung mereka sudah tinggi, sehingga ilmu bangunan dan arsitektur berkembang dengan baik.  Hal ini terbukti ditemukannya artefak-artefak yang ditemukan berupa bangunan-bangunan di kota mahejo-daro dan harappa yang nampak megah dan indah. Disamping itu juga ditemukan berbagai patung salah satunya patung gadis menari. masyarakat mahejodaro dan harappa sudah mengenal cara-cara pembangunan rumah sehat dengan melengkapi kamar-kamar dirumah mereka dengan jendela besar untuk mengatur srikulasi udara, selain itu mereka juga telah memiliki kamar mandi dan jamban. Kemudian juga ditemukannya alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah , serta benda dari tanah liat terutama alat-alat rumah tangga . Mereka juga mengenal pertanian  dengan mengalirkan dari sungai ke tempat bercocok tanam dengan baik. mereka mengembangkan lahan pertanian dengan mengusahakan irigasi dan saluran air kepedalaman, sehingga daerah pertanian tidak hanya ada disekitar lembah sungai shindu tetapi juga sampai kepedalaman.  Serta penggunaan pupuk mulai dikembangkan. Dan menunjukkan bahwa peradaban mereka telah tinggi. Hasil  utama pertanian mereka adalah berupa : gandum, padi, kapas , teh dan jelai (tim FMIPA UNESA, 2007).

Gambar 1.4 : Mohenjo-daro

Sumber:https://blogbyutisweet.blogspot.co.id/2013/01/kehancuran-peradaban-mohenjo-daro.html

Peradaban Kota Harappa dan Mohenjo-Daro rusak atau hancur, diduga akibat serangan bangsa barbar, yang datang dari Utara, sekitar 1500 SM. Pada tahun 2000 SM, mereka mengembara, dari kampung halaman mereka di wilayah Rusia Selatan, ke Selatan hingga sampai di Afghanistan. Pada 1700 SM, mereka pindah lagi dari Afghanistan menuju Selatan, dan akhirnya sampailah di sekitar aliran Sungai Sindhu dan Sungai Gangga, di India. Dan bertemulah mereka dengan penduduk setempat, suku bangsa asli India, Bangsa Dravida. Penduduk setempat itu menyebut mereka sebagai bangsa asing: Bangsa Arya. Bagi Bangsa Arya yang menyusuri Sungai Gangga bisa diterima dan bahkan hidup berdampingan dengan penduduk setempat. Di daerah inilah mulai berkembang kebudayaan Arya yang diawali dengan 88 penulisan Kitab Reg Weda, yang kelak menjadi hasil kesusasteraan di India. Manusia Bangsa Arya memiliki ciri: bertubuh tinggi, berhidung mancung, kulit putih, dan rambut pirang. Tidak seperti saudaranya yang di Gangga, Bangsa Arya yang menyusuri aliran Sungai Sindhu, sebelum sampai di Harappa dan Mohenjo-Daro, mereka dihadang oleh beratus-ratus pasukan Bangsa Dravida. Dan untuk sementara Bangsa Arya kalah. Setelah menyusun kekuatan kembali, mereka melakukan balas dendam. Lalu terjadilah pertempuran dahsyat, dan kali ini pasukan Dravida dapat ditaklukkan. Benteng-benteng kota Harappa dan Mohenjo-Daro dihancurkan, seluruh isi dan kemegahan kedua kota itu diporak-porandakan dan akhirnya hancur lebur ( Ashadi, 2016 ).
b. Ciri  budaya harappa
Dari hasil penggalian di kota Harappa ditemukan beberapa arca yang masih sempurna bentuknya dan dua buah torso (arca yang telah hilang kepalanya). Salah satu torso mula-mula bertangan empat dan berkepala tiga. Berdiri diatas kaki kanan dengan kaki kiri terangkat. (patung ini mirip dengan patung siwa Nataraya dari zaman kesenian Cola, India Selatan) Arca   Di kota Mohenjo-daro ditemukan arca seorang pendeta berjanggut. Arca ini memakai pita yang melingkari kepalanya dan berpakaian baju yang berhiaskan gambar-gambar yang menyerupai daun semaggi. Hiasan dengan daun semanggi juga lazim dipakai di daerah Mesopotamia, Mesir, dan Kreta. Arca yang lain ditemukan berbentuk gadis penari yang terbuat dari perunggu ( chandra’s, 2011 ). Pembuatan manikmanik, ditemukan memproduksi manikmanik istimewa dengan pola yang rumit dari emas, tembaga, lapis, gading, tembikar dan Carnelian (Yuliantri,2004).

2. Lembah sungai Gangga 
Di india, selain sungai indus atau hindus ada pula sungai gangga. Sungai indus dan gangga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah peradaban asia. Kedua sungai tersebut terletak dikota muhenjo daro dan harappa. Pendukung peradaban lembah sungai gangga adalah arya dan termasuk bangsa indo-jerman. Bangsa arya memasuki wilayah india sekitar antara tahun 200-1500 SM , melalui celah kaibar di pegunungan himalaya, lambat laun menguasai jazirah dekat lembah  sungai indus. Berawal dari itu bangsa arya adalah bangsa peternak  dengan kehidupan yang terus mengembara. Setelah mengalahkan bangsa dravida di lembah sungai indus  dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka muli hidup menetap. Selanjutnya  bangsa arya menguasi lembah siungai indus dan menduduki lembah sungai gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Perkembangan sistem pemerintan di lembah sungai Gangga merupakan kelanjutan dari sistem pemerintan masyarakat di lembah sungai indus. Kebudayaan campuran antara bangsa dravida dan bangsa arya disebut kebudayaan Hindu. Oleh karena itu, orang india sering menyebut dirinya seorang Hindu , hal ini kemudian diberikan suatu tempat di sepanjang sungai Gangga indi utara, yang mereka sebut dengan Hindustan  yang artinya tanah bangsa Hindu. Dengan demikianlah lahirlah yang dikenal dengan sebutan kebudayaan  Hindu Budha atau agama budaya Hindu Budha. Agama  budha mulai menyebar  dimasyarakat india setelah sidharta gautama mencapai tahap menjadi sang budha. peradaban sungai gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Penting diketahui bahwa salah satu hasil peradaban  yang tinggi dan lahir di lembah sungai Gangga  adalah agama Hindu dan Budha ( Nurlidiawati, 2014).

            Gambar 2.1 : peta sungai Gangga dan anak sungainya
 

Sumber : wikipedia, diakses 23 januari 2017

Sungai Gangga  sering di juluki Gangga mai ( sungai induk), merupakan sungai suci bagi berjuta-juta umat Hindu. Airnya diyakini dapat membersihkan jiwa dari segala dosa dan dapat menyembuhkan badan dari segala penyakit. Lembah sungai Gangga di samping subur, juga merupakan  pusat agama Hindu, Budha dan jainisme. Kota suci agama hindu seperti benares dan allahabad, yang terletak di sungai gangga . panjang sungai ini sekitar 2.575 km. Anak-anak sungai gangga dapat disebutkan  antara lain : jumna, son, ramgangga, gogra, gumti, dan kosi. Lembah yang cukup subur ini pada masa kerajaan-kerajaan hindu tampil menjadi pusat peradaban hindu. Terdapat kota-kota kuno yang terkenal antara lain : kosala, pataliputra, matthura. Di antara mandala budaya indus dengan mandala aliran sungai Gangga terbentang pada pasir yang luas , yakni thar atau rajputana , dimana kedua tepinya dihubungkan oleh sebuah lorong kurusetra. Lorong ini terkenal dalam epos mahabharata sebagai arena perang saudara antara keluarga pandawa dan kurawa. Diseputar wilayah ini bertebaran kota pusat kebudayaankuno yang punya adil dalam sejarah india ( bangsa arya), seperti astinapura , indraprasta,kapilawastu, ayodyapura, kasi, benares. Literatur barat menyebut wilayah yang subur, bagi pertumbuhan kebudayaan kunoindia itu dengan cockpit of india (Suwarno, 2016).


KESIMPULAN 
India adalah negara yang memiliki sejarah peradaban tinggi. Para ahli sejarah memperkirakan peradaban Lembah Sungai Indus pada kurun waktu 2800 SM–1800 SM. Peradaban India Kuno ini dikenal sebagai peradaban Harappa karena penggalian pertamanya di kota Harappa. Adalah seorang arkeolog berkebangsaan Inggris bernama Sir John Hubert Marshall yang mengungkapkan adanya kota kuno Harappa dan Mohenjondaro pada tahun 1924.
Peradaban kuno tersebut berada di tepi aliran dua sungai besar, yaitu Sungai Indus yang masih ada sampai sekarang dan Sungai Sarasvati yang mungkin telah kering pada akhir 1900 SM. Para ahli meyakini  bahwa pusat peradaban Mohejodaro terletak di Lembah Indus yang berada di timur Sungai Indus, tepatnya di provinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa diprovinsi Punjabi, India.
Secara geografis, letak peradaban kuno ini di sebelah utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya.Sebelah barat berbatasan dengan Pakistan.Di selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh.
Peradaban Lembah Indus menurut para arkelog pernah berlangsung di Lembah Sungai Indus sejak 3.000-500 SM. Zaman ini sering disebut zaman Chalcolithicum. Ketika India masih di bawah kekuasaan pemerintah Inggris mulailah dirintis penggalian kota terpendam. Penggalian kota yang terpendam dipimpin oleh Sir John Marshall. Penggalian bekas kota dipusatkan di tepi Sungai Indus yaitu Harappa, Mahenjodaro, dan Chanhudaro.


Daftar pustaka
Nurlidiawati: jurnal Rihlah, Vol. 1 No. 2 2014, hal 99-100, dengan judul ” Sungai sebagai Wadah awal Munculnya Peradaban Umat Manusia.
Suwarno, 2016. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta:  Ombak.
Ashadi,2016.Peradaban dan Arsiktektur Dunia kuno: SUMERIA-MESIR-INDIA. Jakarta  pusat : Arsitektur UMJ Press.
Tim FMIPA-UNESA, 2007. SAINS DASAR . Surabaya: Unesa University press.
Wikipedia, 26 mei 2017.
Wikipedia ,23 januari 2017.
Sazana, juli 2013. 
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198207042010122004/pendidikan/Peradaban+di+Lembah+Sungai+Indus.pdf

0 comments:

Post a Comment