Pages

Wednesday, March 21, 2018

Persebaran Manusia di Indonesia

                                            Persebaran Manusia di Indonesia
                                                                Oleh:
                                 ALBERTUS YOLAN DIRA (16040254080)
                                 Reviewer: Isnanda Heni A. Dan Pak. Samik


                                                              ABSTRAK

        Para ahli geologi memperkirakan bahwa pada kala pleistosen khususnya ketika terjadinya glasiasi, Kepulauan Nusantara ini bersatu dengan daratan Asia. Laut dangkal yang ada di antara pulau-pulau di Nusantara bagian barat surut sehingga membentuk paparan yang disebut dengan Paparan Sunda yang menyatukan Indonesia bagian barat dengan daratan Asia. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia bagian timur. Di daerah ini terbentuk paparan yang kemudian dinamakan Paparan Sahul yang menyatukan Indonesia bagian timur dengan daratan Australia. Adanya Paparan Sunda memungkinkan terjadinya perpindahan manusia dan hewan dari daratan Asia ke Indonesia bagian barat, atau sebaliknya. Adapun Paparan Sahul memungkinkan terjadinya perpindahan manusia dan hewan dari daratan Australia ke Indonesia bagian timur, atau sebaliknya. Hal di atas dibuktikan dengan hasil kajian yang dikembangkan oleh Wallace yang menyelidiki tentang persebaran fauna (zoogeografi) di Kepulauan Indonesia. Fauna yang terdapat di daerah Paparan Sunda, yaitu daerahdaerah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, mempunyai persamaan dengan fauna yang terdapat di Daratan Asia. Adapun fauna yang terdapat di daerah Paparan Sahul, yaitu daerah Papua (Irian) dan sekitarnya mempunyai persamaan dengan fauna yang terdapat di Australia. Wallace menyimpulkan bahwa Selat Lombok merupakan garis yang membagi dua jenis daerah zoogeografi di Indonesia.


                                                                 ISI
        Pada kala pleistosen, di bumi terjadi empat kali masa glasial dan tiga kali masa interglasial. Pada zaman glasial, suhu bumi makin dingin sehingga sebagian besar belahan bumi utara dan selatan tertutup oleh lapisan es tebal. Permukaan air laut menurun dan laut yang dangkal ini berubah menjadi daratan. Kondisi demikian memungkinkan bagi manusia ataupun hewan yang hidup pada masa itu melakukan migrasi. Migrasi atau perpindahan dari suatu daerah ke daerah lain dilatarbelakangi oleh upaya untuk mempertahankan hidup. Selain didorong untuk mencari daerah yang lebih nyaman dan hangat, perpindahan dilakukan juga untuk mencari daerah-daerah yang masih sangat kaya akan sumber makanan. Kita ingat bahwa pada masa itu manusia sangat tergantung pada alam. Dengan keterbatasan pemikiran dan kemampuan, mereka menyandarkan hidup sepenuhnya pada alam. Apabila alam tempatnya hidup sudah tidak lagi menyediakan sumber makanan, maka mereka berpindah ke tempat yang masih kaya akan sumber makanan. Manusia pada masa ini masih bersifat food gathering yang artinya kemampuannya hanya terbatas pada mengumpulkan bahan makanan yang tersedia di alam dan belum pada taraf food producing, yaitu kemampuan untuk mengolah alam sehingga menghasilkan sumber makanan atau dalam hal ini kemampuan bercocok tanam.







       Arus migrasi para pendatang dari wilayah Asia ke Kepulauan Nusantara terjadi secara bertahap. Pada sekitar 3.000 - 5.000 tahun lalu, tiba arus pendatang yang disebut proto-Malays (Proto Melayu) ke Pulau Jawa. Keturunan mereka saat ini dapat dijumpai di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, Tengger di Jawa Timur, Dayak di Kalimantan, dan Sasak di Lombok. Setelah itu, tibalah arus pendatang yang disebut Austronesia atau Deutero- Malays (Detro Melayu) yang diperkirakan berasal dari Taiwan dan Cina Selatan. Para ahli memperkirakan kedatangan mereka melalui laut dan sampai di Pulau Jawa sekitar 1.000 - 3.000 tahun lalu. Sekarang keturunannya banyak tinggal di Indonesia sebelah barat. Orang Detro Melayu ini dating ke wilayah Nusantara dengan membawa keterampilan dan keahlian bercocok tanam padi, pengairan, membuat barang tembikar/pecah-belah, dan kerajinan dari batu. Seorang ahli bahasa, yaitu H. Kern, melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat keserumpunan bahasa-bahasa di Daratan Asia Tenggara dan Polinesia. Menurut pendapatnya, tanah asal orang-orang yang mempergunakan bahasa Austronesia, termasuk bahasa Melayu, harus dicari di daerah Campa, Vietnam, Kamboja, dan daratan sepanjang pantai sekitarnya. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Cina Selatan yaitu di daerah Yunan. Selain itu, R. von Heine Geldern yang melakukan penelitian tentang distribusi dan kronologi beliung dan kapak lonjong yang ada di Indonesia tiba pada kesimpulan bahwa alat-alat tersebut merupakan hasil persebaran komplek kebudayaan Bacson-Hoabinh yang ada di daerah Tonkin (Indocina) atau Vietnam sekarang ini. Sebenarnya terdapat beberapa teori yang membahas tentang asal-usul manusia yang sekarang menghuni wilayah Nusantara ini.
Berdasarkan penyalidikan terhadap penggunaan bahasa yang dipakai di berbagai kepulauan, Kern berkesimpulan bahwa bangsa Indonesia berasal dari satu daerah dan menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa Campa dan agak ke utara yaitu daerah Tonkin. Sekitar tahun 1500 SM, nenek moyang bangsa Indonesia  yang berada di daerah Campa didesak oleh bangsa lain dari Asia Tengah (daerahnya lebih ke arah utara).Dalam perkembangan selanjutnya, berbagai bangsa yang mendiami wilayah Indonesia telah membentuk komunitas sendiri sehingga mendapat sebutan tersendiri, seperti di daerah Aceh disebut dengan suku bangsa Aceh, di Jawa Barat disebut dengan suku bangsa Sunda, dan lain-lain.Berdasarkan teori-teori atau pendapat-pendapat dari beberapa ahli disimpulkan, ada dua hal yang menarik tentang asal-usul bangsa yang menempati daerah kepulauan Indonesia. Pertama, bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Kedua, penduduk yang menempati daerah kepulauan Indonesia diperkirakan berasal dari daratan Asia.

                                             KESIMPULAN
      Adanya Paparan Sunda memungkinkan terjadinya perpindahan manusia dan hewan dari daratan Asia ke Indonesia bagian barat, atau sebaliknya. Adapun Paparan Sahul memungkinkan terjadinya perpindahan manusia dan hewan dari daratan Australia ke Indonesia bagian timur, atau sebaliknya. Hal di atas dibuktikan dengan hasil kajian yang dikembangkan oleh Wallace yang menyelidiki tentang persebaran fauna (zoogeografi) di Kepulauan Indonesia. Fauna yang terdapat di daerah Paparan Sunda, yaitu daerahdaerah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, mempunyai persamaan dengan fauna yang terdapat di Daratan Asia.

                                                REFERENSI

SMADANI. Asal Usul Dan Peradaban Manusia di Indonesia. http://tanahkukaili.blogspot.co.id  /2011/04/asal-usul-dan-persebaran-manusia-di.html. 1 April 2011.
Sugeng, Mas. Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia. http://www.gurusejarah.com/2015/03/persebaran-manusia-di-kepualauan.html. Maret 2015.
Djogan, Johanes. Asal Usul Dan Peradaban Manusia di Indonesia. http://owltwelvesc-twoone.blogspot.co.id/2013/01/asal-usul-dan-persebaran-manusia-di.html. Januari 2011.
TIM FMIPA UNESA. 2012. Sains Dasar. Surabaya. Unesa University Press.

0 comments:

Post a Comment