BIOMA DALAM HUTAN
MERANGGAS (PELURUH)
(Nofan Maldini, Aldin Dwi K, Samik, S. Si., M. Si.)
ABSTRAK
Berbicara
tentang Hutan Meranggas, apakah anda tahu apa itu Hutan Meranggas? Pernahkan
anda berpikir dimana saja persebaran hutan meranggas itu? Hutan yang menjadi
tempat hidup segala jenis binatang saat ini mulai mengalami pergeseran dan jika
dibiarkan akan menjadi pengaruh besar pada kehidupan makhluk dimuka bumi tidak
terkecuali manusia.
PENGERTIAN HUTAN
Hutan
adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan
lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia
dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan,
modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu
aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan menurut Undang-Undang tentang
Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang
tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau
kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan
dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati
daerah yang cukup luas.
PENGERTIAN
HUTAN MERANGGAS
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Meranggas memiliki arti “menjadi kering”. Maksudnya disini adalah tumbuhan
dengan menggugurkan dedaunan untuk mengurangi penguapan dan mengurangi
kebutuhan (asupan) nutrisi. Meranggas biasa terjadi pada tumbuhan tertentu pada
musim atau iklim tertentu. Meranggas tak berarti mati.
Hutan Meranggas juga biasa disebut Hutan
peluruh. Tumbuhan
peluruh atau tumbuhan gugur merupakan sebutan
bagi tumbuhan, terutama pepohonan, yang menggugurkan daun-daunnya pada musim atau keadaan iklim tertentu. Tumbuhan peluruh dapat mendominasi suatu
vegetasi (penutup permukaan bumi) dan membentuk bioma hutan peluruh atau hutan gugur.
Di daerah beriklim sedang,
seperti di Eropa bagian
Tengah, tumbuhan peluruh menggugurkan daunnya pada musim gugur,
di saat suhu udara
rata-rata menurun. Perubahan warna daun
akibat perombakan klorofil terjadi
hampir serentak sehingga warna hutan menjadi kuning, merah, atau coklat akibat
warna dedaunan yang mengering. Suhu yang meningkat di penghujung musim dingin
akan memicu munculnya daun-daun baru, seringkali diawali dengan bermunculannya
bunga terlebih dahulu.
Di
daerah tropika dengan
musim kering yang jelas, pepohonan menggugurkan daunnya di saat curah hujan
berkurang. Pengguguran ini dapat sebagian maupun seluruhnya. Pohon Jati, misalnya, akan menggugurkan semua
daunnya. Pengguguran daun akan mengurangi transpirasi di musim kemarau dan
dianggap sebagai mekanisme penghematan energi.
HUTAN MERANGGAS
BERIKLIM SEDANG
Bioma hutan
peluruh (deciduous forest) adalah hutan dengan ciri tumbuhannya sewaktu musim dingin,
daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Cile. Bioma ini terbentuk
pada wilayah dengan ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun (75 - 100 cm
per tahun), mempunyai empat musim, dan keanekaragaman jenis tumbuhan jauh lebih
rendah daripada bioma hutan tropis.
Musim panas pada bioma hutan gugur,
energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan
presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini
menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat
menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang
ada di daerah ini adalah serangga, burung,
bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin,
radiasi sinar matahari mulai berkurang, suhu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit
mendapatkan airsehingga
daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim
gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul
dan tidak melakukan kegiatan fotosintesis.
Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi
(tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair,
tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.
HUTAN
MERANGGAS DAERAH TROPIKA
Hutan peluruh daun tropika, hutan
musim tropika atau hutan
monsun (monsoon forest) adalah suatu bioma berupa hutan di wilayah tropika dan subtropika yang memiliki iklim hangat sepanjang tahun,
namun mengalami musim kering (kemarau) yang panjang selama beberapa bulan. Walaupun
wilayah ini dicurahi hujan hingga beberapa ratus milimeter tiap tahunnya
–bahkan lebih, musim kering panjang itu memaksa kebanyakan tumbuhan
menggugurkan daun-daunnya, dan dengan demikian memengaruhi kehidupan makhluk di
dalam hutan itu. Itulah sebabnya hutan ini disebut musiman, atau ada pula yang
menyebutnya hutan luruh daun.
KESIMPULAN
Hutan Meranggas adalah hutan yang dimana terdapat tumbuhan yang menggugurkan dedaunan untuk mengurangi penguapan dan mengurangi
kebutuhan (asupan) nutrisi. Meranggas biasa terjadi pada tumbuhan tertentu pada
musim atau iklim tertentu. Meranggas tak berarti mati.Hutan Meranggas ada dua macam yakni Hutan Meranggas Beriklim sedang dan Hutan Meranggas Daerah Tropika.
Referensi
:
1. TIM
FMIPA. 2013. Sains Dasar. Surabaya : Unipres Unesa
2. Arief,
Arifin. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
3. Magetan,
Aris. 2012. Meranggas.
https://trans1arsyifa.wordpress.com/2012/09/05/meranggas/.
5 september 2012.
4. Dudeja,
Anshul. 2012. Pengertian Hutan Peluruh (Meranggas). http://worldhealth-bokepzz.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-hutan-peluruh-meranggas.html.
April 2012.
5. Anonim.
2012. Bioma Hutan Peluruh. http://herynalom.blogspot.co.id/2012/08/bioma-hutan-peluruh.html.
5 Agustus 2012.
0 comments:
Post a Comment