SEJARAH
SINGKAT PERADABAN PADA MASYARAKAT DI LEMBAH SUNGAI KUNING ( 221 SM )
Rahmawati
al chusna, Devi Anita, Samik
Abstract
The civilization has a
meaning in relation to human society. Having characteristics in agricultural
practices, works and settlements, compared to other cultures, members of a
civilization will be structured in complex divisions of labor within the
structure of social hierarchy. In this case every development of time creates
human civilization, as well as civilization of society in the yellow river
valley in the century BC. The civilization became one of civilization when the
development of science began to be traced, the development of science science
for example. Therefore, the civilization of society in the valley of the yellow
river is important as a learning where the development of science can be
traced, because this time people already know the business how to survive even
already know jewelry.
Keywords:
civilization, society, and the development of science.
Abstrak
Peradaban memiliki
makna dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Memiliki karakteristik dalam
praktik, pekerjaan dan permukiman pertanian, dibandingkan dengan budaya lain,
anggota peradaban akan disusun dalam pembagian kerja yang kompleks dalam
struktur hirarki sosial. Dalam hal ini setiap perkembangan waktu menciptakan
peradaban manusia, serta peradaban masyarakat di lembah sungai kuning pada abad
SM. Peradaban menjadi salah satu peradaban saat perkembangan ilmu mulai
ditelusuri, perkembangan ilmu sains misalnya. Oleh karena itu, peradaban
masyarakat di lembah sungai kuning itu penting sebagai pembelajaran dimana
perkembangan ilmu bisa ditelusuri, karena saat ini orang sudah tahu bisnis
bagaimana bertahan bahkan sudah mengenal perhiasan.
Kata kunci: peradaban,
masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan
Masyarakat
Lembah Sungai Kuning ( 221 SM )
Pada
masa pemerintahan Dinasti Qin terjadi kemajuan dalam sistem pertanian, pada
masa ini sudah mengenal sistem irigasi yang baik dan rapi, pupuk untuk
menyuburkan tanaman, pengaturan waktu bercocok tanam. Selain itu mereka sudah
mengenal peralatan dan perhiasan dari emas, perak, peruggu, besi dan wolfram.
Foto : lembah sungai kuning
Lembah
Sungai Huang Ho (Kuning) Cina Utara Wilayah yang sekarang bernama Cina, pada
zaman dahulu disebut Chung- Kuo (negeri tengah). Mereka menyebut Chung-Kuo
karena orang-orang Cina yakin bahwa negerinya terletak di tengah-tengah dunia.
Penduduknyapun disebut Chung Hwa (warga negara tengah).
Kebudayaan tertua cina
terletak di lembah sungai Huang Ho atau lebih dikenal dengan sungai kuning yang
sekarang bernama Huang He. Disebut sungai kuning karena setiap terjadi banjir
lumpurnya berwarna kuning. Daerah ini sangat subur seperti halnya dengan lembah
Nil, Eufrat, Tigris, dan Shindu. Di sebelah Utara, hidup suku-suku kelana, yang
seringkali mengadakan penyerbuan. Penyerbu itu dinamakan orang barbaratau suku
Syung-nu. Kesuburan dan kelebihan yang dimiliki lembah Huang Ho menyebabkan wilayah ini sering mendapatkan serangan dari
suku-suku lain dengan tujuan untuk merampas wilayah Huang Ho. Untuk menghadapi
tantangan-tantangan seperti ini, maka pada masa-masa selanjutnya tepatnya sejak
dinasti Cin berkuasa, di negeri Cina utara tersebut dibangunlah tembok besar
(the great waal of Cina) tujuannya untuk menangkal dan menangkis
serangan-serangan dari musuh. Tembok raksasa ini berketinggian 16 meter dan
panjang kurang lebih 3000 kilometer. Karena dirasakan begitu besarnya manfaat tembok besar itu bagi keamanan Cina, sehingga
pembangunan dan penyempurnaannya berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama
yaitu sejak dinasti Chin 221-206 SM dan baru berakhir pada zaman dinasti Ming
1368-1644 SM (kurang lebih 18 abad). Tembok raksasa atau tembok besar adalah
termasuk tujuh keajaiban dunia. Negeri yang terkenal dengan tembok raksasanya
itu, mengalami masa gemilang pada masa lampau. Mereka memberikan sumbangan
terpenting bagi kehidupan manusia hingga kini, yaitu merekalah yang pertama kali
memperkenalkan cara pembuatan kertas yang dipolopori oleh Tsailun. Selain
tembok besar dan cara pembuatan kertas, diketemukan pula manusia purba yang
disebut Sinanthropus Pekinensis di dekat kota Peking (lembah HuangHo).
Seorang peneliti dari
Inggris bernama Prof. Davidson Black melakukan penelitian di lembah sungai
Huang Ho, dan memberikan kesimpulan tentang hasil penelitiannya yaitu: a.
Pendukung kebudayaan lembah Huang Ho adalah Sinanthropus Pekinensis (manusia
kera dari Cina). Ini berdasarkan karena adanya penemuan manusia purba yang
disebut Sinanthropus Pekinensis. b. Ditemukan barang tembikar berupa jambangan
tempat abu suci. c. Menemukan tulisan kuno Cina, yakni tulisan gambar lambang
apa yang ditulis. d. Diketemukan alat pahat pahat, kapak pemukul, jarum dan
jepitan rambut yang terbuat dari tulang. e. Orang Cina rajin mempelajari
astronomi sehingga muncul ilmu tentang penanggalan atau system kalender. f.
Kepercayaan orang Cina yakni menyembah banyak dewa, seperti dewa Shangti (dewa
langit), dewa hujan, dewa panen, dan lain-lain.
Sejarah Peradaban Lembah
Sungai Kuning (Hwang Ho)
Ø Letak Geografis
Peradaban Lembah Sungai Kuning
Secara garis besar, letak geografis Cina dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
(a) Lembah Sungai Hwang
Ho (Sungai Kuning)
Sungai Hwang Ho dianggap berkah bagi bangsa
Cina, lahan-lahan di sekitar sungai menjadi subur setelah terjadi banjir yang
membawa lumpur-lumpur. Aliran Sungai Huang Ho dari hulu yang berada di Kwen Lun
(Tibet) sampai muara Teluk Tsi-Li.
(b) Lembah Sungai Yang
Tse
Lembah Sungai Yang Tse merupakan pusat pertanian
sehingga banyak ditemui kota-kota di sekitarnya. Sungai Yang Tse memiliki
sumber di Pegunungan Kwen Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur.
(c) Cina Selatan
Di daerah ini banyak ditemukan bahan timah.
Daerah ini sebagai bukti bahwa bangsa Cina di masa prasejarah sudah mampu
membuat perkakas dari bahan-bahan logam.
Kedua sungai yang telah disebutkan merupakan
cikal bakal tumbuhnya peradaban di Cina, namun walau demikian kebudayaan yang
timbul ditemukan berada di Lembah Sungai Hwang Ho.
Ø 2. Mata Pencaharian
Peradaban Lembah Sungai Kuning
Kekayaan
alam Cina yang begitu melimpah menyebabkan kemajuan kebudayaan yang cepat dan
beragam. Mengalirnya Sungai Hwang Ho dan Sungai Yang Tse merupakan sumber
kehidupan bangsa Cina dengan cara bercocok tanam dan beternak.
Tantangan cara hidup bertani mendorong bangsa
Cina membuat perkakas pertanian dari bahan logam, apalagi ditunjang dengan
wilayah Cina Selatan yang kaya akan barang tambang, seperti besi timah, emas
dan tembaga. Selain menjadi perkakas pertanian, logam pun diolah menjadi
perabot rumah tangga seperti periuk, tombak, pisau dan lain-lain. Cepatnya
kemajuan bangsa Cina di bidang teknologi pertanian mendorong terbentuknya
kerajaan, dinasti yang pertama adalah dinasti Hsia.
Ø 3. Pemerintahan
Peradaban Lembah Sungai Kuning
a. Dinasti Shang
(1523-1027 SM)
Dinasti Shang merupakan dinasti tertua di negeri
Cina, namun tidak adanya bukti tertulis maka pada zaman itu bisa dikategorikan
sebagai masa prasejarah. Setelah dinasti Hsia runtuh, muncul Dinasti Shang
dengan ibukota Anyang (sebelah Utara Lembah Sungai Hwang Ho). Posisi wilayah
kerajaan ini sangat aman, terutama ditunjang oleh kondisi geografi yang tidak
mendukung adanya serbuan dari luar, sebelah Barat sampai Barat Daya dikelilingi
oleh pegunungan, sebelah Utara adalah padang Gurun Gobi dan sebelah Timur dan
Selatan adalah Laut Pasifik.
Pada zaman Dinasti Shang muncul kepercayaan
menyembah banyak dewa, sebagai dewa tertinggi adalah dewa langit Shang Ti,
tetapi bangsa Cina tidak meninggalkan kepercayaan kepada roh nenek moyang.
b. Dinasti Chou (1027 –
256 SM)
Dinasti Chou menggantikan Dinasti Shang setelah
terjadi perebutan kekuasaan dengan alasan raja dari Dinasti Shang dianggap
salah mengurus negara dan telah meninggalkan mandat dari Dewa Langit. Sebagai
ibukota dipilih Kota Hao. Kondisi sosial dalam masyarakat semasa Dinasti Shang
sudah terbentuk, secara tidak disadari telah terbentuk dua golongan, yaitu
golongan bangsawan dan golongan rakyat biasa.
Adanya kondisi ini melahirkan sistem feodalisme
yang diterapkan pada masa Dinasti Chou. Sistem pemerintahan pada Dinasti Chou
dikuasai secara terpusat di bawah kekuasaan Kaisar, dan daerah-daerah yang
dikuasai raja dipimpin oleh raja bawahan (Raja Vazal) sebagai pembantu. Sistem
seperti ini, Raja Vazal selalu menekan kepada rakyatnya untuk membayar upeti
dan memperkuat daerahnya sendiri dengan membentuk pasukan militer yang
menguasai daerah-daerah tetangga yang lemah dengan alasan memperkuat kekuatan pusat
apabila dibutuhkan.
Adanya serangan bangsa barbar dari sebelah barat
Cina ke ibukota Hao, menyebabkan dipindahkannya ibukota ke Loyang di sebelah
Timur. Akibat serangan ini memperlemah kekuatan Dinasti Chou ditambah lagi
dengan lemahnya kekuatan pusat yang beralih ke daerah maka tahun 770 SM terjadi
pergantian kekuasaan oleh persekutuan raja-raja Vazal. Karena lemahnya
kerajaan, pada tahun 480 SM Cina terbagi menjadi tiga penguasa, yaitu Chi di
Shantung, Chu di bagian Utara Sungai Yang Tse dan Chin di Lembah Sungai Hwang
Ho. Kondisi pemerintahan seperti ini melahirkan para tokoh filsafat, di
antaranya Lao Tse, Kong Fu Tse, Meng Tse, dan lain-lain.
c. Dinasti Chin (221 –
206 SM)
.
Foto
: Chin Shihuangdi
Di antara tiga penguasa,
Chin adalah penguasa yang agresif dan mengalahkan kekuatan lainnya. Barulah
tahun 221 SM, Pangeran Cheng sebagai penguasa Chin membeli wilayah untuk
kekuasaanya dari Manchuria sampai Yang Tse. Keberhasilannya itu, Pangerang
Cheng menamai dirinya Shih Huang Ti (Kaisar Pertama).
Kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh
Shih Huang Ti selama berkuasa, yaitu:
(1) Penghapusan sistem feodalisme dan raja
vazal.
(2) Sistem birokrasi terpusat, dengan seorang
gubernur untuk mengatur provinsi.
(3) Menyusun tulisan yang seragam.
(4) Memperluas wilayah Cina, bahkan hingga
Korea.
(5) Memerintahkan pembangunan tembok Cina, untuk
menahan serangan tentara Mongol dari Utara.
(6) Pengaturan takaran dalam perdagangan.
(7) Petani dan masyarakat golongan biasa dikenai
wajib militer, pajak tinggi dan kerja paksa.
(8) Menghancurkan faham Kong Fu Tse dengan
membunuh sarjana dan membakar buku-buku ajarannya.
Shih Huang Ti wafat tahun 210 SM, terjadi
kekacauan di provinsi yang diakibatkan oleh keserakahan para gubernur dan
bangsawan yang ingin mengambil kekuasaan di Cina, dan timbulnya pemberontakan
rakyat terhadap sistem yang diterapkan oleh Shih Huang Ti. Salah seorang petani
bernama Liu Pang berhasil mengatasi kekacauan dan menduduki tahta kerajaan
dengan mendirikan Dinasti Han.
d. Dinasti Han (206 SM –
221 M)
Kedekatan Liu Pang kepada rakyat dan pendidikan,
ajaran Kong Fu Tse dihidupkan kembali bahkan ajarannya dipakai sebagai seleksi
calon pegawai negara dan kenaikan jabatan, sistem feodalisme dikekang,
penghapusan pajak, dan pembangunan irigasi dan jalan yang baru.
Dinasti Han, tetap mempertahan tradisi
dinasti-dinasti sebelumnya untuk memperluas wilayah Cina, bahkan pada saat
kekuasaan kaisar Wu Ti menghasilkan sebuah imperium yang luas hingga ke Korea,
Turkestan, sebagian India dan IndoCina.
Berkat imperium ini, terjadi hubungan
perdagangan antara Cina dan India sehingga terjadi percampuran kebudayaan dan
dimulainya masuk ajaran agama Buddha. Jalur perdagangan Cina dengan Asia Tengah
menggunakan Jalur Sutera, yaitu jalur perjalanan dari Cina ke Asia Tengah
melalui India Utara. Adanya kerawanan keamanan selama perjalanan, jalur
perdagangan diganti melalui laut melalui Indonesia. Sepeninggal Wu Ti, Cina
mengalami kemunduran akibat kebijakan yang tidak menguntungkan orang kaya
dengan cara penghapusan budak, pembagian pemilikan tanah dan penetapan harga.
Kehancuran Dinasti Han terjadi pada tahun 221 SM.
e. Dinasti T’ang (618 –
906 M)
Pada zaman Dinasti T’ang bangsa Cina mengalami
kejayaan kembali yang sebelumnya telah hancur dan terpecah-pecah menjadi negara
kecil. Kemajuan Dinasti T’ang ditunjang kedekatannya kepada para petani dan
kaum bangsawan dengan diberlakukannya Undang-undang tentang pembagian tanah dan
perpajakan. Wilayah Cina diperluas hingga ke Persia dan Laut Kaspia sehingga
terjalin hubungan perdagangan dengan Asia Tengah. Dari perdagangan inilah
masuknya agama Kristen dan Islam ke daratan Cina.
Ø 4. Pengetahuan dan
Teknologi Peradaban Lembah Sungai Kuning
Ilmu pengetahuan bangsa Cina diketahui dari
tulisan-tulisannya yang berbentuk gambar (piktograf). Tulisan ini menunjukkan
lambang dari suatu kata atau kalimat, sehingga komunikasi antar daerah bisa
terwujud apalagi daerah yang ditempati oleh kelompok-kelompok terpisah-pisah.
Pada awalnya tulisan-tulisan ditulis di kayu, kulit, bambu, dan bahkan tulang
binatang.
Kemajuan lain bangsa Cina dapat dirasakan dengan
banyaknya sisa-sisa peninggalannya dari bahan logam yang kemudian
diperdagangkan hingga ke luar negeri. Iklim di Cina mengenal empat musim,
adanya keteraturan pergantian musim dimanfaatkan dengan membuat penanggalan dan
ilmu perbintangan sehingga dapat dipakai untuk keperluan pola tanam pertanian,
perdagangan dan pelayaran. Penemuan swipoa adalah salah satu bentuk keahlian
bangsa Cina di bidang matematika yang digunakan untuk mempercepat perhitungan
saat berdagang.
Ø 5. Ilmu Filsafat
Pada masa Dinasti Chou muncul beberapa tokoh
filsafat, tiga diantaranya merupakan yang terbesar, yaitu Lao Tse, Kong Fu Tse
dan Meng Tse.
a. Lao Tse
Lao Tse merupakan pencetus dasar-dasar Tao (Tao
artinya jalan) dalam buku yang berjudul Tao Tse Ting. Oleh karena itu, ajaran
Lao Tse dikenal dengan nama Taoisme. Dalam Taoisme, manusia diharuskan untuk
pasrah terhadap hal-hal yang dialaminya dan selalu menjalankan kehidupannya
dengan baik karena senang ataupun susah tidak ada bedanya, yang penting adalah
cara menjalaninya yang harus diperbaiki. Taoisme mengajarkan tentang
keseimbangan alam dengan yin dan yang. Yin adalah unsur-unsur negatif misalnya:
malam, gelap, dingin, perempuan. Yang adalah unsur-unsur positif, misalnya
siang, terang, panas, laki-laki.
b. Kong Fu Tse
Ajaran Kong Fu Tse mengacu pada ajaran Taoisme
yang mengharuskan adanya keselarasan dalam kehidupan bermasyarakat. Kong Fu Tse
memusatkan ajarannya pada kehidupan sehari-hari, dan keluarga adalah inti dari
masyarakat. Keselarasan hidup dalam keluarga bisa dirasakan saat orang tua
menyayangi anak, anak menghormati orang tua, laki-laki sebagai kepala keluarga,
perempuan sebagai pengurus rumah tangga. Pemikiran ini diterapkan pada sistem pemerintahan
dimana raja harus menyayangi rakyatnya begitu pula rakyat harus taat kepada
raja.
c. Meng Tse
Meng Fu Tse mengikuti ajaran gurunya, Kong Fu
Tse. Ia mengajarkan bahwa rakyat boleh mengingatkan raja dan memberontak
apabila haknya diabaikan, begitu pula rakyat harus tunduk, taat dan
melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh raja. Timbal balik antara raja
dan rakyat merupakan dasar-dasar kehidupan dalam negara demokrasi, sama seperti
yang pernah dilontarkan pula oleh Plato.
Kesimpulan
Sungai Kuning atau Huang
He adalah tempat lahirnya peradaban Tionghoa dimana aktivitas pertanian bermula
di lembah Sungai Kuning. Sungai ini memegang peranan penting tidak hanya bidang
ekonomi tetapi juga sejarah. Lembah Sungai Kuning telah dihuni selama 7 ribu
tahun lalu bersamaan dengan perkembangan agrikultur di kawasan tersebut .
Ketersediaan bahan gizi karena kesuburan tanahnya merupakan faktor utama peran
Huang He dalam perkembangan peradaban Tiongkok. Ironisnya , selain
berkontribusi dalam memberi nafas kehidupan bagi rakyat disekitarnya Huang He
juga bagaikan malaikat pencabut nyawa melalui katastrofi banjir besar yang
datang lagi dan lagi sehingga sungai ini juga dijuluki "China's
Sorrow". Fenomena alam bencana ini juga berhubungan dengan perubahan kekuasaan
atau pergantian dinasti.
DAFTAR PUSTAKA
UNESA-TIM FMIPA.2012.Sains Dasar. Surabaya:Unesa University Press
Nurlidiawati.2014.Sungai Sebagai Wadah
Awal Munculnya Peradaban Umat Manusia.Jurnal
Rihlah.Vol 1 hal : 101-102
Yasin Musdalifah. 2012. Ilmu Alamiah
Dasar. https://musdalifahyasin.wordpress.com/2012/05/22/ilmu-alamiah-dasar-perkembangan-dan-pengemmbangan-ipa/
Kaimoto Irwan. 2014 Makalah Peradaban
Sunggai Kuning. http://irwankaimoto.blogspot.co.id/2014/11/makalah-peradaban-lembah-sungai-kuning.html
Kusfantarini Ririn. 2015. http://ririnkusfantarini.blogspot.co.id/2015/10/
Komentar dan Saran Teman
(Review)
Nama teman pereview : Devi anita sari
Diberikan untuk view : 18 Maret 2018
Dikembalikan ke Rahma :
19 Maret 2018
Komentar dan Saran
Abstract di rata kanan kiri
biar rapi.
Gambarnya di taruh di tengah
dan keterangan di bawahnya.
Di tab, setiap paragraf baru
itu agar kelihatan rapi dan bisa di pahami oleh pembaca.
Dan diberi tulisan Daftar
Pustaka.
Untuk isi dari bahasan, sudah
baik.
Asslamualaikum....
ReplyDeletesaya hanya sebagai perantara untuk menyampaikan tentang dana ghaib diperoleh melalui media doa-doa dzikir khusus bersama anak-anak yatim/piatu dan muda/mudi pesantren sehingga jauh dari hal-hal klenik/mistik yang tentunya dilarang oleh Agama.
PROGRAM PENARIKAN DANA GHOIB 1/2 HARI CAIR
Tingkat 1 = Untuk Hasil 500 Juta
Tingkat 2 = Untuk Hasil 1 Milyar
Tingkat 3 = Untuk Hasil 2 Milyar
Tingkat 4 = Untuk Hasil 3 Milyar
Tingkat 5 = Untuk Hasil 4 Milyar
Tingkat 6 = Untuk Hasil 5 Milyar
Tingkat 7 = Untuk Hasil 6 Milyar
Tingkat 8 = Untuk Hasil 7 Milyar
insyallah akan sukses jika anda mau mengambil keputusan untuk mengikuti program ini. ingat bahwa kita yang menjalakan tapi allah yang akan menentukan hasilnya.
JIKA ANDA BERMINAT, YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH AKAN BERHASIL, SAYA SENDIRI SUDAH BUKTIKAN ALHAMDULILLAH BERHASIL. JIKA ANDA BERMINAT SILAHKAN MBAH SORE - 085-256-133-981-Terima Kasih