Pages

Tuesday, March 20, 2018

SEMESTAKU



SEMESTAKU

Alfian Mubarok, Askhabul Yamin, Samik, S.Si., M.Si.

Abstrak
Bumi hingga sekarang ini merupakan satu-satunya planet pada tata surya yang mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya suatu kehidupan. Sebagaimana planet yang lain, dari jauh bumi tampak sebagai bola yang melayang mengedari matahari yang mempunyai sebuah satelit yang disebut bulan. Terjadinya alam semesta hanya Allah SWT yang tahu. Bagi manusia alam semesta masih merupakan misteri, masih merupakan peristiwa yang gaib dan penuh rahasia. Pada awal mulanya semesta ini dibagi dalam dua bagian yaitu alam mikrokosmos dan alam makrokosmos. Alam mikrokosmos mencakup tentang benda-benda dengan ukuran yang sangat kecil seperti sel, jaringan, atom, proton, elektron sehingga membutuhkan alat khusus untuk melihatnya atau hanya mengamati dari gejalanya saja. Alam makrokosmos yang mencakup objek yang sangat besar misalnya bulan, bintang, satelit dan semua isi alam semesta lainnya. Ada tiga teori tentang terbentuknya alam semesta yaitu teori big bang, teori steady state dan teori osilasi. Teori Big Bang dan teori osilasi mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang ada pada zaman ini berasal dari zaman dulu. Berdasarkan teori osilasi sebenarnya alam semesta ini tidak berawal dan tidak berakhir.

Kata kunci: tata surya, mikrokosmos, makrokosmos

Isi
Bumi hingga sekarang ini merupakan satu-satunya planet pada tata surya yang mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya suatu kehidupan. Sebagaimana planet yang lain, dari jauh bumi tampak sebagai bola yang melayang mengedari matahari yang mempunyai sebuah satelit yang disebut bulan. Terjadinya alam semesta hanya Allah SWT yang tahu. Bagi manusia alam semesta masih merupakan misteri, masih merupakan peristiwa yang gaib dan penuh rahasia. Namun, walaupun demikian, para ahli ilmu pengetahuan alam masih terus mengadakan penelitian-penelitian untuk mengungkapkan tabir misteri tersebut. Pada awalnya, manusia menganggap bahwa bumi ini merupakan kedudukan yang istimewa dialam semesta ini. Karena, melihat bahwa matahari terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat. Hal ini berarti matahari mengitari bumi. Anggapan ini pula mendasari hipotesis “Geosentris” dari Ptolomeus.Pandangan geosentris berubah setelah Copernicus mengemukakan teori “heliosentris” yang mengemukakan bahwa sebenarnya bumi tidak memiliki kedudukan istimewa di alam semesta ini. Bumi hanyalah salah satu planet yang bersama planet-planet lain bergerang mengitari matahari. Meskipun sejak abad ke-18 manusia sudah menyadari bahwa bumi adalah sebuah planet yang bergerank mengitari matahari, kesadaran ini baru muncul dengan kuat pada paro abad ke-20. Pada masa ini penerbangan pesawat luar angkasa semakin maju. Selanjutnya, akan di bahas singkat tentang bumi sebagai planet, bulan sebagai satelit bumi, dan alam semesta dari terbentuknya, alam semesta, galaksi, tata suryaserta bagian dari tata surya.
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “alam” memiliki arti segala yang ada di langit dan di bumi (seerti bumi, bintang, kekuatan). Sedangkan kata “semesta” berarti seluruh; segenap; semuanya: semua yang ada di alam tidak dapat lepas dari takdirnya masing-masing; (berlaku untuk) seluruh dunia, universal. Alam semesta, menurut orang Babylonia (kuranglebih 700-600 SM), merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak. Di abad 19, gagasan yang umum adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotic maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Atau ada pula yang mengatakan bahwa pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Pada awal mulanya semesta ini dibagi dalam dua bagian yaitu alam mikrokosmos dan alam makrokosmos. Alam mikrokosmos mencakup tentang benda-benda dengan ukuran yang sangat kecil seperti sel, jaringan, atom, proton, elektron sehingga membutuhkan alat khusus untuk melihatnya atau hanya mengamati dari gejalanya saja. Pada tahun 1665 ilmuwan Inggris, Robert Hooke menggunakan mikroskop yang sederhana untuk melihat bahwa gabus terdiri dari struktur gelembung berdinding seperti lebah. Seiring berjalannya waktu, mikroskop mengalami perkembangan bentuk menjadi lebih modern. Pada tahun 1869, Friedrich Miesher seorang ahli biokimia berhasil memisahkan suatu zat dari inti sel. Zat tersebut oleh para ilmuwan dinamakan dengan asam deoksiri bonykleat atau zat bernyawa atau tidak bernyawa. Sedangkan untuk alam makrokosmos yang mencakup objek yang sangat besar misalnya bulan, bintang, satelit dan semua isi alam semesta lainnya. Pada tahun 1564-1642 Galilei berhasil menemukan teleskop untuk menemukan benda langit yang lainnya. Ada tiga teori tentang terbentuknya alam semesta yaitu teori big bang, teori steady state dan teori osilasi.
Teori Big Bang  pertama kali dikemukakan oleh seorang kosmolog asal Belgia Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1920-an. Teori Big Bang menganggap bahwa alam semesta berasal dari ledakan yang dahsyat kemudian bagian-bagiannya berputar membentuk galaksi-galaksi. Teori ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar sekali mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Kemudian massa itu berkembang dengan cepat menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta tahun, massa yang berserakan itu terbentuk menjadi galaksi sekarang. Mereka terus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukung oleh kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Selain itu, teori ini didukung oleh pakar astronomi Arno Penzias dan Robert Wilson yang menemukan radiasi gelombang mikro.

Sumber : learniseasy.com
Teori Steady State ( Keadaan Tetap) ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold (1948). Teori ini berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu dimasa yang telah lalu sampai sekarang. Segala sesuatu di alam semesta ini selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling begerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan kata lain bahwa tiap-tiao galaksi yang terbentuk, tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tidak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya (tanpa awal dan tanpa akhir)
Sumber : theuniversetheories.wordpress.com
Teori osilasi atau teori ekspansi kontraksi menganggap bahwa alam semesta yang terdiri dari galaksi-galaksi ini mengalami penyusutan dan merapat kemudian meledak dan galaksi-galaksi penyusun alam semesta ini kembali merapat lagi dan proses berulang tetap dalam waktu yang sangat lama. Teori ini berdasarkan pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu masa ekspansi. Siklus ini berlangsung dalam kurun waktu 30.000 juta tahun, dalam masa ekspansi galaksi dan bintang terbentuk. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari inti hidrogen yang pada akhirnya akan membentuk berbagai unsur yang terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori Big Bang dan teori osilasi mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang ada pada zaman ini berasal dari zaman dulu. Berdasarkan teori osilasi sebenarnya alam semesta ini tidak berawal dan tidak berakhir.
    Kesimpulan
Bumi memang menjadi hadiah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk makhluk hidup saat ini. Bumi hingga sekarang ini merupakan satu-satunya planet pada tata surya yang mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya suatu kehidupan. Bagi manusia alam semesta masih merupakan misteri, Namun, walaupun demikian, para ahli ilmu pengetahuan alam masih terus mengadakan penelitian-penelitian untuk mengungkapkan tabir misteri tersebut. Pada awalnya, manusia menganggap bahwa bumi ini merupakan kedudukan yang istimewa dialam semesta ini. Karena, melihat bahwa matahari terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat. Hal ini berarti matahari mengitari bumi. Anggapan ini pula mendasari hipotesis “Geosentris” dari Ptolomeus.Pandangan geosentris berubah setelah Copernicus mengemukakan teori “heliosentris” yang mengemukakan bahwa sebenarnya bumi tidak memiliki kedudukan istimewa di alam semesta ini. Pada awal mulanya semesta ini dibagi dalam dua bagian yaitu alam mikrokosmos dan alam makrokosmos. Alam mikrokosmos mencakup tentang benda-benda dengan ukuran yang sangat kecil seperti sel, jaringan, atom, proton, elektron sehingga membutuhkan alat khusus untuk melihatnya atau hanya mengamati dari gejalanya saja sedangkan alam makrokosmos yang mencakup objek yang sangat besar misalnya bulan, bintang, satelit dan semua isi alam semesta lainnya. Ada tiga teori tentang terbentuknya alam semesta yaitu teori big bang, teori steady state dan teori osilasi. Teori Big Bang menganggap bahwa alam semesta berasal dari ledakan yang dahsyat kemudian bagian-bagiannya berputar membentuk galaksi-galaksi. Teori Steady State ( Keadaan Tetap), Teori ini berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Teori osilasi atau teori ekspansi kontraksi menganggap bahwa alam semesta yang terdiri dari galaksi-galaksi ini mengalami penyusutan dan merapat kemudian meledak dan galaksi-galaksi penyusun alam semesta ini kembali merapat lagi dan proses berulang tetap dalam waktu yang sangat lama
 Referensi
Barry, R.G 1987 Atmosphere, weater & climate fifth edition. New York: Methuen
History of Cosmology. British Broadcasting co.UK. diakses tanggal 2011-03-09
Mahadua. 2014. teori terbentuknya alam semesta. https://mahadua.wordpress.com/2014/02/24/teori-terbentuknya-alam-semesta/amp. 24 februari 2014
The Astrophysical Journal Supplement series 192:14
Tim FMIPA. 2013. Sains Dasar. Surabaya: UNESA University Press.
REVIEW : Askhabul Yamin
tanggal diberikan : 13 Maret 2018
Tanggal dikembalikan : 15 Maret 2018
Saran : Tulisan sudah bagus perlu di tingkatkan lagi.


0 comments:

Post a Comment