PROSES
PERUBAHAN BENTUK MANUSIA HINGGA MENJADI INDIVIDU UNIK PELUKIS DUNIA
Istiqomah
Nur Azizah, Didin Fatmawati Sukma, Samik
ABSTRAK
Banyak
ilmuwan yang mempertanyakan mengenai asal asul dari manusia. Hingga muncul
beberapa teori mengenai nenek moyang manusia yang dikenal dengan manusia
pertama. Salah satu teori beranggapan bahwa manusia adalah bentuk evolusi dari
kera namun teori ini dipatahkan karena tidak ditemukannya bukti-bukti yang
relevan dan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan modern yang menganggap
bahwa manusia dibangun dari sistem yang sangat rumit namun terdapat mekanisme
yang teratur dan sempurna didalamnya “invisible hand” sehingga menjadi
kebenaran tunggal yaitu penciptaan sempurna tanpa cela oleh Allah SWT. melalui
proses perubahan bentuk manusia yang berawal dari evolusi embrionik hingga ke
wujud manusia sesungguhnya. Diantara makhluk hidup lainnya manusia adalah
makhluk yang mempunyai derajat paling tinggi karena dibekali oleh akal dan
pikiran. Dimana setiap manusia yang lahir mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan
keunikkan masing-masing sebagai makhluk penghuni dan pengelola bumi.
ISI
Asal
Usul Manusia Dan Kebenarannya
Manusia
adalah hal yang menarik untuk dikaji oleh manusia itu sendiri terutama mengenai
asal usul dari manusia. Banyak ahli yang telah menyelidiki mengenai asal-usul
manusia dari berbagai segi bahkan sampai menghasilkan beberapa bidang ilmu
pengetahuan seperti humanisme, psikologi, biologi, hukum, antropologi,
sosiologi, politik maupun kesehatan. Sehingga muncul seorang naturalis amatir
dari Shrewsbury (Inggris), Charles Robert Darwin yang menyusun teori evolusi
secara sistematis dalam buku “The Origin of Species bi Mieans of Natural
Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Strunggle for Life”
(Yatim, 1987:107) dan dalam sekejap, karya Darwin tersebut menggemparkan
ilmuan, masyarakat umum, filosof, dan agamawan. Mendapat reaksi keras dari
kalangan agamawan, khususnya masyarakat Islam yang sangat hati-hati dalam
menrima atau menolak teori evolusi darwin tersebut, karena ajaran Islam baik
Al-Qur’an maupun Hadits telah mengungkapkan proses tahapan-tahapan kejadian
manusia di bumi. Dalam teori Evolusi Darwin tersebut menjelaskan bahwa setiap
spesies hidup berasal dari satu nenek moyang spesies yang ada pada sebelumnya
dan lambat laut berubah menjadi spesies lain, lalu semua spesies muncul dengan
cara ini. Perubahan spesies ini berlangsung secara bertahap dalam waktu jutaan
tahun. Dengan kata lain bahwa manusia itu berevolusi dari bentuk yang
sederhana, kemudian meningkat menjadi bnatang (kera) dan akhirnya menjadi homo
sapiens yang mempunyai akal budi. Namun seiring berjalannya waktu, teori
Evolusi Darwin tersebut dipatahkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan karena
tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan modern didukung oleh bukti-bukti yang sama
sekali tidak ditemukan oleh puluhan ribu ilmuwan dari berbagai cabang ilmu
pengetahuan yang berupaya keras untuk membuktikan mengenai teori Evolusi
Darwin. Ilmu pengetahuan modern menjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada di
dunia ini termasuk makhluk hidup, dirancang dan dibangun dalam sebuah sistem
yang rumit namun terdapat mekanisme yang teratur dan sempurna didalamnya dan
“Invisible Hands” berada dibalik semua ini. Beranggapan bahwa terdapat sesuatu
yang luar biasa pada makhluk hidup. Mekanisme Intellegent Design dapat
disaksikan dimana-mana, bahwa setiap bentuk kehidupan diciptakan bersamaan
dengan seluruh sifat, ciri, dan kelengkapannya dalam suatu waktu.
Gambar 1.1 (a) Asal usul manusia menurut
Teori Evolusi Darwin, (b) asal usul manusia menurut Al-Qur’an
Beberapa
cendekiawan Muslim, jauh sebelum Darwin melakukan penelitian dan analisa
terhadap spesies, dan memperoleh menyimpulkan bahwa manusia diciptakan melalui
fase atau evolusi tertentu dan bahwa ada tingkat-tingkat tertentu menyangkut
ciptaan Allah SWT., dijagat raya ini (Shihab, 1997:281). Dalam agama Islam,
AlQur’an telah menguraikan mengenai proses penciptaan manusia pertama.
Al-Qur’an menunjuk kepada sang Pencipta dengan menggunakan pengganti nama
tunggal, sebagaimana dalam Q.S Shaad (38):71; “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Selanjutnya
dalam Q.S Shaad (38):75; “Apa yang
menghalangi kamu (Iblis) sujud kepada apa yang Aku ciptakan dengan kedua
tangan-Ku?”. Tetapi ketika berbicara tentang proses penciptaan manusia
secara umum, Allah Yang Maha Pencipta ditunjuk dengan menggunakan bentuk jamak.
Dalam Q.S At-Tin (95):4 dinyatakan, “sesungguhnya
kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Hal tersebut
menunjukkan perbedaan proses kejadian manusia secara umum dan proses kejadian
Nabi Adam a.s. Proses penciptaan manusia secara umum melibatkan Tuhan bersama
selain-Nya yakni ibu dan bapak karena keterlibatan ibu dan bapak mempunyai
pengaruh bentuk fisik dan psikis anak. Sedangkan dalam penciptaan Adam, tidak
keterlibatan pihak lain termasuk ibu dan bapak. Al-Qur’an tidak menguraikan
secara rinci mengenai proses kejadian Adam, namun mayoritas ulama menyebut Adam
sebagai manusia pertama. Namun yang ingin disampaikan dalam konteks ini hanya
bagian bahan awal proses penciptaan manusia dari tanah, bahan tersebut
disempurnakan, dan setelah proses penyempurnaan selesai, ditiupkan kepadanya
ruh Ilahi, pernyataan tersebut terdapat didalam Q.S. Al-Hijr (15);28-29) dan
Q.S Shaad (38): 71-72.
Dalam
sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Setiap
orang diantaramu diciptakan dalam rahim ibunya dari setetes ‘nuthfah’ selama
empat puluh hari, lalu dia menjadi ‘alaqah’ selam kurun waktu yang sama,
kemudian menjadi ‘mudghah’ (seperti makanan yang dikunyah) selam kurun waktu
yang sama juga. Kemudian Allah mengutus Malaikat datang kepadanya dengan
membawa empat perintah. Sang Malaikat itu diperintahkan untuk menuliska rezeki,
usia, amal perbuatan, dan akhir nasibnya yang bahagia atau sengsara, lantas
meniupkan ruh kepadanya. (HR. Bukhari, 1971:152) Dalam hadits lain juga
disebutkan: “Ketika ‘nuthfah’ telah
berusia empat puluh hari, Allah mengutus malaikat yang membentuknya,
menciptakan pendengaran, penglihatan, kulit, daging dan tulangnya, lalu
bertanya, Tuhanku, apakah dia laki-laki atau perempuan. (HR. Muslim,
1993:45)
Dapat dilihat dalam
Al-Qur’an dan hadits tersebut bahwa sudah dijelaskan mengenai proses penciptaan
manusia secara berurutan dimulai dari janin yang melalui berbagai tahap dengan
ciri-ciri yang jelas, disaat pengetahuan manusia belum mempunyai pandangan
tentang embriologi dan dalam suatu urutan yang sesuai dengan
pandangan-pandangan ilmiah modern.
Proses
Perubahan Bentuk Manusia
Awal dari proses
peubahan bentuk manusia terjadi didala rahim. Namun, di dalam Al-Qur’an telah
dijelaskan bahwa manusia manusia berasal dari tanah yang melalui proses
bertahap dalam bentuk komposisi kimiawi yang diperlukan dalam penyusunan tubuh
manusia. Sehingga tubuh manusia menjadi darah, daging, dan air mani (sperma
atau nutfah). Sperma tersebut
mengandung sel-sel telur yang disebut spermatozoa dan dimiliki oleh laki-laki,
sedangkan perempuan disebut ovarium atau pengahsil ovum (sel-sel telur).
Terdapat kurang lebih 26 juta sel di dalam sperma dan ketika sel ini masuk
dalam rahim maka terjadi pembuahan (fecundation).
Dan dari pembuahan itulah yang akan menjadi cikal bakal terjadinya manusia. Dari
jutaan sel-sel yang keluar dari pria hanya satu saja yang mampu membuahi
sedangkan sel-sel yang tidak bisa masuk dalam rahim akan mati. Sperma yang
membuahi sel telur (ovum) kemudian turun ke rahim. Setelah pembuahan, sel-sel
itu akan membelah diri menjadi jutaan sel-sel yang teratur dan berkesinambungan
lalu menjadi satu kesatuan yang padat hingga menyerupai sepotong daging dalam
masa petumbuhannya. Kemudian terlepas dari perkumpulan induknya menjadi
bagian-bagian tertentu dalam tubuh embrio.
Gambar 1.2 Pertumbuhan embrio hingga menjadi
janin
Mengenai tahapan
pertumbuhan embrio dan perubahannya, Munawar Ahmad Anees mendeskripsikan secara
lebih lengkap yang dapat dilihat dalam tabel berikut :
Usia
|
Panjang
|
Berat
|
Pola-pola Perkembangan
|
4 Minggu
|
5 mm
|
0.02 gr
|
Pembentukan bagian kepala, jantung dan
hati; Sistem pencernaan sebagai suatu saluran sederhana; ada sebuah ekor yang
khas; jaringan-jaringan ekstra embrionik mulai muncul.
|
8 Minggu
|
30mm
|
1,2
gr
|
Telinga,
mata, jari-jari, mulut, hidung, dan tumit merupakan bentuk-bentuk tersendiri;
pembentukan sistem pencernaan; sistem saraf beserta sistem sirkuler sudah
berfungsi; alat kelamin laur mulai ada tetapi gonade-gonade itu tidak berjenis
kelamin.
|
12 Minggu
|
75-100 mm
|
14-19 gr
|
Ginjal, hati, tangan ,lengan, tungkai,
kaki, dan sistem pencernaan telah berkembang baik; alat kelamin lauar mulai
dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan, paru-paru mulai jelas;
gerak-gerakan kecil janin sudah ada.
|
16 Minggu
|
160
mm
|
105
gr
|
Detak
jantung dapat dirasakan; tulang-tulang mulai terbentuk diseluruh tubuh; kulit
mulai berkembang sepenuhnya; jenis kelamin janin telah pasti; alis, bulu
mata, dan rambut kepala muncul; gerakan-gerakan janin meningkat.
|
38 Minggu
|
500 mm
|
3300 gr
|
Sejak minggu ke 16 sampai kelahiran
terjadi akumulasi lemak di bawah kulit; menjelang minggu ke 22 janin membuka
matanya; gerakan janin dirasakan ibunya; pada 2-3 minggu terakhir terjadi
kenaikan berat badan dengan cepat sekitar 1 pon/seminggu; posisi kepala
kebawah, dibulan ke 7 sampai persiapan kelahiran.
|
Setelah
kelahirannya, tidak seperti anak binatang yang dapat langsung beraktivitas
(jalan, makan), manusia dilahirkan dengan tidak mempunyai kemampuan sehingga
memerlukan pemeliharaan dan perawatan orang tuanya. Masa pertumbuhan manusia
cukup cepat pada masa kanak-kanak sampai remaja kemudian sangat lambat.bentuk
tubuh manusia mengalami perubahan yang sistematis dan teratur sesuai dengan
kodratnya sejak bayi hingga dewasa. Perubahan bentuk tubuh (fisik) yang sangat
sesungguhnya akan terjadi pada masa pubertas. Tubuh dan otak manusia mengalami
proses evolusi, berkembang sesuai dengan perkembangan fungsinya. Daya tahan
tubuh manusia bertambah kuat, disesuaikan dalam perkembangannya untuk menanggulangi
kondisi alam yang selalu berubah dan kadang-kadang sangat keras serta untuk
memenangkan perjuangan hidup dengan persaingan makhluk hidup lainnya. Struktur
otak manusia jauh lebih kompleks yang mempunyai bagian serta fungsinya
masing-masing. Perkembangan tubuh dan otak manusia menghasikan keunikan manusia
jasmani dan naluri kehidupannya. Keunikan manusia ini menambah kemampuannya
dalam menerima rangsangan dari luar. Dan dari sifat tanggap unik ini
menghasilkan keingintahuan dan hasrat untuk belajar pengalaman serta adanya
tekad untuk memenangkan dari perlombaan penguasaan alam, secara evolusi
menuntun alam pikiran manusia untuk terus berkembang. Dan alam pikiran ini
berkembang sejalan dengan perkembangan fisik otak manusia. (Harun Hasrudin,
dkk. 2012)
Hakekat
Manusia
Hakikat
manusia pada dasarnya memiliki tenaga atau dorongan dari dalam yang dapat
menggerakkan hidupnya, biasa yang dikenal dengan istilah hasrat atau keinginan.
Namun dalam diri manusia juga terdapat fingsi yang bersifat rasional yang bertanggung
jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial individu yang mampu mengarahkan
dirinya ke tujuan yang posistif yaitu kendali atas dirinya sendiri. Hal
tersebut menjadikan manusia pada hakikatnya dalam proses ‘menjadi’ dan terus
berkembang.
Menurut Umar Tirta
Raharja dan La Sulo, ada beberapa wujud hakikat (karakteristik) yang dimiliki
manusia yang membedakan bahwa manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya,
meliputi:
· - Kemampuan menyadari diri
· -
Kemampuan bereksistensi
· -
Pemikiran kata hati (Conscience of Man)
· -
Moral dan aturan
· -
Kemempuan bertanggung jawab
· - Rasa kebebasan (kemerdekaan)
·
- Kesediaan melaksanakan kewajiban dan
menyadari hak, dan
· -
Kemampuan menghayati kebahagiaan
Manusia diciptakan Allah
sebagai makhluk sempurna dengan berbagai potensi yang tidak diberikan kepada
makhluk hidup lainnya yaitu akal dan pikiran. Namun apabila manusia tidak bisa
mengembangkan potensinya tersebut bisa saja manusia menjadi lebih rendah dari
makhluk lainnya. Artinya potensi yang diberikan Allah sangatlah lengkap dan sempurna.
Secara fisik manusia terus tumbuh dan secara mental manusia terus berkembang,
mengalami kematangan, dan perubahan. Potensi yang diberikan Allah kepada
manusia itu sejalan dengan sifat-sifat Tuhan, namun dalam batas dan
kemampuannya sebagai manusia.
v Potensi manusia
Menurut Jalaluddin, ada
empat potensi utama yang merupakan fitrah dari Allah sebagai manusia, yaitu :
a.)
Potensi Naluriah (Emosional)
Potensi
ini berasal dari dorongan dalam diri manusia yang diperolah tanpa melalui
proses belajar. Potensi ini disebut juga dengan potensi instingtif yang dipakai
sesuai kebutuhan manusia dan kematangan perkembangannya.
-
Dorongan pertama untuk kelangsungan hidup
misalnya makan, minum, dan penyesuaian diri terhadap lingkungan
-
Dorongan kedua untuk mempertahankan diri
dari berbagai ancaman baik dalam yang berwujud emosi maupuan luar misalnya
rumah, senjata, dan lainnya
-
Dorongan ketiga untuk berkembang biak atau
meneruskan keturunan yaitu naluri seksual. Dengan dorongan ini manusia dapat
mempertahankan jenisnya dari generasi ke generasi
b.)
Potensi Inderawi (Fisikal)
Potensi
ini dijabarkan atas anggota tubuh atau indera-indera yang dimiliki manusia
seperti penglihatan (mata), penciuman (hidung), pendengaran (telinga), peraba
(kulit), perasa (lidah) serta otak dan sistem saraf manusia. Potensi ini
digunakan manusia sebagai alat bantu atau media untuk mengetahui hal-hal yang
ada diluar diri mereka seperti warna, bau, bentuk, suara, rasa dan lainnya.
c.)
Potensi Akal (Intelektual)
Potensi
ini memberi kemampuan manusia untuk memahami simbol-simbol, hal-hal yang
abstrak, menganalisa, membandingkan, membuat kesimpulan, memilih dan memisahkan
antara yang benar dan salah. Akal manusia juga membuatnya bekreasi dan
berinovasi dalam menciptakan kebudayaan dan peradaban, mampu menguasai
teknologi, mengubah dan merekayasa lingkungannya untuk kehidupan yang lebih
baik.
d.)
Potensi Agama (Spiritual)
Potensi
ini mendorong manusia untuk mengakui dan mangabdi kepada sesuatu yang dianggap
manusia mempunyai kekuatan dan kelebihan darpada kemampuannya sendiri.
Pengakuan dan pengabdian ini akan melahirkan berbagai macam bentuk ritual atau
upacara-upacara sakral sebagai wujud penyembahan kepada Tuhannya. Dalam Islam,
potensi ini merupakan anugerah dari Allah.
v Pengembangan
Potensi Manusia
Keseluruhan potensi manusia yang telah dijelaskan diatas harus
dikembangkan secara optimal agar dapat mencapai tujuan yang sebenarnya.
Pengembangan potensi ini harus dilakukan secara terarah, bertahap, dan berkelanjutan
serta dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan. Menurut Jalaluddin,
ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam memngembangkan potensi
manusia, diantaranya :
Ø Pendekatan Filosofis
Menurut pendekatan ini, manusia diciptakan
untuk memberikan kesetiaan, mengabdi, dan menyembah hanya kepada penciptannya
karena keberadaan atau eksistensi manusia akan berarti jikapola hidup manusia
telah sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.
Ø Pendekatan Kronologis
Pendekatan ini memandang potensi manusia
sebagai makhluk yang tumbuh dan berkembang secara bertahap. sehingga
pengembangan potensi manusia harus mengikuti pertumbuhan fisik dan perkembangan
mentalnya sehingga harus diarahkan dan dibina sesuai dengan tahap-tahap tumbuh
kembang manusia.
Ø Pendekatan Fungsionalis
Potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia
mempunyai fungsi untuk dapat digunakan dalam kehidupan mereka. Menurut
pendekatan ini, pengembangan potensi manusia harus dilaksanakan sesuai dengan
manfaat dan potensi itu sendiri, misalnya dorongan naluri (makan, minum, dan
mempertahankan diri) digunakan untuk kelangsungan hidup bukan mengumbar nafsu.
Ø Pendekatan Sosial
Dalam pendekatan ini, manusia dipandang
sebagai makhluk sosial yang cenderung hidup bersama dalam kelompok kecil (keluarga)
maupun kelompok besar (masyarakat) sehingga harus bisa mengembangkan potensinya
dalam berinteraksi didalam lingkungannya dan mampu memainkan peran beserta
fungsinya di tengah lingkungannya. Karena itu manusia membuatuhkan pihak luar
dari luar dirinya untuk membimbing, mengarahkan, dan menuntunnya agar
pengembangan potensi bisa berhasil. Pengembangan potensi ini merujuk pada
pendidikan.
KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan berasal dari tanah,
kemudian terdapat serangkaian proses yang menjadikan manusia melahirkan
keturunannya. Dan dalam proses tersebut terjadi prubhan bentuk manusia melalui
beberapa tahap mulai dari masa di dalam rahim sampai menjadi dewasa dan sudah
dapat memikul tanggung jawab sebagai manusia, baik pada alam, dirinya sendiri,
manusia lainnya, dan pada Tuhan. Manusia sebagai makhluk sempurna dengan
berbagai potensi yang tidak diberikan kepada makhluk hidup lainnya yaitu akal
dan pikiran. Namun apabila manusia tidak bisa mengembangkan potensinya tersebut
bisa saja manusia menjadi lebih rendah dari makhluk lainnya. Oleh karena itu,
perlu diketahui mengenai hakikat manusia, potensi serta pengembangan potensi
manusia. Dan perubahan betuk manusia serta potensi yang dimilikinya tersebut
menjadikan manusia memiliki keunikannya masing-masing dan dari keunikkan inilah
manusia mempunyai kemampuan untuk menerima rasangan dari luar yang menghasilkan
sifat keingintahuan terhadap gejala-gejala alam yang ada. Sehingga akan
meningkatkan keingintahuan dan menciptakan sesuatu dari hasil proses belajar
pengalaman tersebut untuk dunia ini. Karena itulah manusia dikatakan sebagai
individu unik pelukis dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Nasrudin Harun dkk. 2012. Sains
Dasar. Surabaya: Unesa University Press
Syafii
Ahmad. 2006. Kririk Islam Atas Teori Evolusi Darwin (Suatu kajian tentang
Asal-usul Kehidupan Manusia). Jurnal
Hunafa. Vol 3 No 3: hal 263-274
Ja’far
Suhermanto. 2013. Evolusi Embrionik Manusia Dalam Al-Qur’an. Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis. Vol 3 No
1: hal 26-45
Khasinah
Siti. 2013. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat. Jurnal Ilmuah DIDAKTIKA. Vol 13 No 2:
hal 291-317
0 comments:
Post a Comment