Pages

Tuesday, March 12, 2019

PROSES PERUBAHAN BENTUK MANUSIA HINGGA MENJADI INDIVIDU UNIK PELUKIS DUNIA



PROSES PERUBAHAN BENTUK MANUSIA HINGGA MENJADI INDIVIDU UNIK PELUKIS DUNIA
Istiqomah Nur Azizah, Didin Fatmawati Sukma, Samik

ABSTRAK
Banyak ilmuwan yang mempertanyakan mengenai asal asul dari manusia. Hingga muncul beberapa teori mengenai nenek moyang manusia yang dikenal dengan manusia pertama. Salah satu teori beranggapan bahwa manusia adalah bentuk evolusi dari kera namun teori ini dipatahkan karena tidak ditemukannya bukti-bukti yang relevan dan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan modern yang menganggap bahwa manusia dibangun dari sistem yang sangat rumit namun terdapat mekanisme yang teratur dan sempurna didalamnya “invisible hand” sehingga menjadi kebenaran tunggal yaitu penciptaan sempurna tanpa cela oleh Allah SWT. melalui proses perubahan bentuk manusia yang berawal dari evolusi embrionik hingga ke wujud manusia sesungguhnya. Diantara makhluk hidup lainnya manusia adalah makhluk yang mempunyai derajat paling tinggi karena dibekali oleh akal dan pikiran. Dimana setiap manusia yang lahir mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan keunikkan masing-masing sebagai makhluk penghuni dan pengelola bumi.

ISI
Asal Usul Manusia Dan Kebenarannya
Manusia adalah hal yang menarik untuk dikaji oleh manusia itu sendiri terutama mengenai asal usul dari manusia. Banyak ahli yang telah menyelidiki mengenai asal-usul manusia dari berbagai segi bahkan sampai menghasilkan beberapa bidang ilmu pengetahuan seperti humanisme, psikologi, biologi, hukum, antropologi, sosiologi, politik maupun kesehatan. Sehingga muncul seorang naturalis amatir dari Shrewsbury (Inggris), Charles Robert Darwin yang menyusun teori evolusi secara sistematis dalam buku “The Origin of Species bi Mieans of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Strunggle for Life” (Yatim, 1987:107) dan dalam sekejap, karya Darwin tersebut menggemparkan ilmuan, masyarakat umum, filosof, dan agamawan. Mendapat reaksi keras dari kalangan agamawan, khususnya masyarakat Islam yang sangat hati-hati dalam menrima atau menolak teori evolusi darwin tersebut, karena ajaran Islam baik Al-Qur’an maupun Hadits telah mengungkapkan proses tahapan-tahapan kejadian manusia di bumi. Dalam teori Evolusi Darwin tersebut menjelaskan bahwa setiap spesies hidup berasal dari satu nenek moyang spesies yang ada pada sebelumnya dan lambat laut berubah menjadi spesies lain, lalu semua spesies muncul dengan cara ini. Perubahan spesies ini berlangsung secara bertahap dalam waktu jutaan tahun. Dengan kata lain bahwa manusia itu berevolusi dari bentuk yang sederhana, kemudian meningkat menjadi bnatang (kera) dan akhirnya menjadi homo sapiens yang mempunyai akal budi. Namun seiring berjalannya waktu, teori Evolusi Darwin tersebut dipatahkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan karena tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan modern didukung oleh bukti-bukti yang sama sekali tidak ditemukan oleh puluhan ribu ilmuwan dari berbagai cabang ilmu pengetahuan yang berupaya keras untuk membuktikan mengenai teori Evolusi Darwin. Ilmu pengetahuan modern menjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini termasuk makhluk hidup, dirancang dan dibangun dalam sebuah sistem yang rumit namun terdapat mekanisme yang teratur dan sempurna didalamnya dan “Invisible Hands” berada dibalik semua ini. Beranggapan bahwa terdapat sesuatu yang luar biasa pada makhluk hidup. Mekanisme Intellegent Design dapat disaksikan dimana-mana, bahwa setiap bentuk kehidupan diciptakan bersamaan dengan seluruh sifat, ciri, dan kelengkapannya dalam suatu waktu.



 







Gambar 1.1 (a) Asal usul manusia menurut Teori Evolusi Darwin, (b) asal usul manusia menurut Al-Qur’an

Beberapa cendekiawan Muslim, jauh sebelum Darwin melakukan penelitian dan analisa terhadap spesies, dan memperoleh menyimpulkan bahwa manusia diciptakan melalui fase atau evolusi tertentu dan bahwa ada tingkat-tingkat tertentu menyangkut ciptaan Allah SWT., dijagat raya ini (Shihab, 1997:281). Dalam agama Islam, AlQur’an telah menguraikan mengenai proses penciptaan manusia pertama. Al-Qur’an menunjuk kepada sang Pencipta dengan menggunakan pengganti nama tunggal, sebagaimana dalam Q.S Shaad (38):71; “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Selanjutnya dalam Q.S Shaad (38):75; “Apa yang menghalangi kamu (Iblis) sujud kepada apa yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku?”. Tetapi ketika berbicara tentang proses penciptaan manusia secara umum, Allah Yang Maha Pencipta ditunjuk dengan menggunakan bentuk jamak. Dalam Q.S At-Tin (95):4 dinyatakan, “sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Hal tersebut menunjukkan perbedaan proses kejadian manusia secara umum dan proses kejadian Nabi Adam a.s. Proses penciptaan manusia secara umum melibatkan Tuhan bersama selain-Nya yakni ibu dan bapak karena keterlibatan ibu dan bapak mempunyai pengaruh bentuk fisik dan psikis anak. Sedangkan dalam penciptaan Adam, tidak keterlibatan pihak lain termasuk ibu dan bapak. Al-Qur’an tidak menguraikan secara rinci mengenai proses kejadian Adam, namun mayoritas ulama menyebut Adam sebagai manusia pertama. Namun yang ingin disampaikan dalam konteks ini hanya bagian bahan awal proses penciptaan manusia dari tanah, bahan tersebut disempurnakan, dan setelah proses penyempurnaan selesai, ditiupkan kepadanya ruh Ilahi, pernyataan tersebut terdapat didalam Q.S. Al-Hijr (15);28-29) dan Q.S Shaad (38): 71-72.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang diantaramu diciptakan dalam rahim ibunya dari setetes ‘nuthfah’ selama empat puluh hari, lalu dia menjadi ‘alaqah’ selam kurun waktu yang sama, kemudian menjadi ‘mudghah’ (seperti makanan yang dikunyah) selam kurun waktu yang sama juga. Kemudian Allah mengutus Malaikat datang kepadanya dengan membawa empat perintah. Sang Malaikat itu diperintahkan untuk menuliska rezeki, usia, amal perbuatan, dan akhir nasibnya yang bahagia atau sengsara, lantas meniupkan ruh kepadanya. (HR. Bukhari, 1971:152) Dalam hadits lain juga disebutkan: “Ketika ‘nuthfah’ telah berusia empat puluh hari, Allah mengutus malaikat yang membentuknya, menciptakan pendengaran, penglihatan, kulit, daging dan tulangnya, lalu bertanya, Tuhanku, apakah dia laki-laki atau perempuan. (HR. Muslim, 1993:45)
Dapat dilihat dalam Al-Qur’an dan hadits tersebut bahwa sudah dijelaskan mengenai proses penciptaan manusia secara berurutan dimulai dari janin yang melalui berbagai tahap dengan ciri-ciri yang jelas, disaat pengetahuan manusia belum mempunyai pandangan tentang embriologi dan dalam suatu urutan yang sesuai dengan pandangan-pandangan ilmiah modern.

Proses Perubahan Bentuk Manusia
Awal dari proses peubahan bentuk manusia terjadi didala rahim. Namun, di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa manusia manusia berasal dari tanah yang melalui proses bertahap dalam bentuk komposisi kimiawi yang diperlukan dalam penyusunan tubuh manusia. Sehingga tubuh manusia menjadi darah, daging, dan air mani (sperma atau nutfah). Sperma tersebut mengandung sel-sel telur yang disebut spermatozoa dan dimiliki oleh laki-laki, sedangkan perempuan disebut ovarium atau pengahsil ovum (sel-sel telur). Terdapat kurang lebih 26 juta sel di dalam sperma dan ketika sel ini masuk dalam rahim maka terjadi pembuahan (fecundation). Dan dari pembuahan itulah yang akan menjadi cikal bakal terjadinya manusia. Dari jutaan sel-sel yang keluar dari pria hanya satu saja yang mampu membuahi sedangkan sel-sel yang tidak bisa masuk dalam rahim akan mati. Sperma yang membuahi sel telur (ovum) kemudian turun ke rahim. Setelah pembuahan, sel-sel itu akan membelah diri menjadi jutaan sel-sel yang teratur dan berkesinambungan lalu menjadi satu kesatuan yang padat hingga menyerupai sepotong daging dalam masa petumbuhannya. Kemudian terlepas dari perkumpulan induknya menjadi bagian-bagian tertentu dalam tubuh embrio.



Gambar 1.2 Pertumbuhan embrio hingga menjadi janin

Mengenai tahapan pertumbuhan embrio dan perubahannya, Munawar Ahmad Anees mendeskripsikan secara lebih lengkap yang dapat dilihat dalam tabel berikut :
Usia
Panjang
Berat
Pola-pola Perkembangan
4 Minggu
5 mm
0.02 gr
Pembentukan bagian kepala, jantung dan hati; Sistem pencernaan sebagai suatu saluran sederhana; ada sebuah ekor yang khas; jaringan-jaringan ekstra embrionik mulai muncul.
8 Minggu
30mm
1,2 gr
Telinga, mata, jari-jari, mulut, hidung, dan tumit merupakan bentuk-bentuk tersendiri; pembentukan sistem pencernaan; sistem saraf beserta sistem sirkuler sudah berfungsi; alat kelamin laur mulai ada tetapi gonade-gonade itu tidak berjenis kelamin.
12 Minggu
75-100 mm
14-19 gr
Ginjal, hati, tangan ,lengan, tungkai, kaki, dan sistem pencernaan telah berkembang baik; alat kelamin lauar mulai dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan, paru-paru mulai jelas; gerak-gerakan kecil janin sudah ada.
16 Minggu
160 mm
105 gr
Detak jantung dapat dirasakan; tulang-tulang mulai terbentuk diseluruh tubuh; kulit mulai berkembang sepenuhnya; jenis kelamin janin telah pasti; alis, bulu mata, dan rambut kepala muncul; gerakan-gerakan janin meningkat.
38 Minggu
500 mm
3300 gr
Sejak minggu ke 16 sampai kelahiran terjadi akumulasi lemak di bawah kulit; menjelang minggu ke 22 janin membuka matanya; gerakan janin dirasakan ibunya; pada 2-3 minggu terakhir terjadi kenaikan berat badan dengan cepat sekitar 1 pon/seminggu; posisi kepala kebawah, dibulan ke 7 sampai persiapan kelahiran.


Setelah kelahirannya, tidak seperti anak binatang yang dapat langsung beraktivitas (jalan, makan), manusia dilahirkan dengan tidak mempunyai kemampuan sehingga memerlukan pemeliharaan dan perawatan orang tuanya. Masa pertumbuhan manusia cukup cepat pada masa kanak-kanak sampai remaja kemudian sangat lambat.bentuk tubuh manusia mengalami perubahan yang sistematis dan teratur sesuai dengan kodratnya sejak bayi hingga dewasa. Perubahan bentuk tubuh (fisik) yang sangat sesungguhnya akan terjadi pada masa pubertas. Tubuh dan otak manusia mengalami proses evolusi, berkembang sesuai dengan perkembangan fungsinya. Daya tahan tubuh manusia bertambah kuat, disesuaikan dalam perkembangannya untuk menanggulangi kondisi alam yang selalu berubah dan kadang-kadang sangat keras serta untuk memenangkan perjuangan hidup dengan persaingan makhluk hidup lainnya. Struktur otak manusia jauh lebih kompleks yang mempunyai bagian serta fungsinya masing-masing. Perkembangan tubuh dan otak manusia menghasikan keunikan manusia jasmani dan naluri kehidupannya. Keunikan manusia ini menambah kemampuannya dalam menerima rangsangan dari luar. Dan dari sifat tanggap unik ini menghasilkan keingintahuan dan hasrat untuk belajar pengalaman serta adanya tekad untuk memenangkan dari perlombaan penguasaan alam, secara evolusi menuntun alam pikiran manusia untuk terus berkembang. Dan alam pikiran ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik otak manusia. (Harun Hasrudin, dkk. 2012)

Hakekat Manusia
Hakikat manusia pada dasarnya memiliki tenaga atau dorongan dari dalam yang dapat menggerakkan hidupnya, biasa yang dikenal dengan istilah hasrat atau keinginan. Namun dalam diri manusia juga terdapat fingsi yang bersifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial individu yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang posistif yaitu kendali atas dirinya sendiri. Hal tersebut menjadikan manusia pada hakikatnya dalam proses ‘menjadi’ dan terus berkembang. 

Menurut Umar Tirta Raharja dan La Sulo, ada beberapa wujud hakikat (karakteristik) yang dimiliki manusia yang membedakan bahwa manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya, meliputi:
·         - Kemampuan menyadari diri
·        -  Kemampuan bereksistensi
·        -  Pemikiran kata hati (Conscience of Man)
·        -  Moral dan aturan
·        -  Kemempuan bertanggung jawab
·        - Rasa kebebasan (kemerdekaan)
·         - Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, dan
·        -  Kemampuan menghayati kebahagiaan

Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sempurna dengan berbagai potensi yang tidak diberikan kepada makhluk hidup lainnya yaitu akal dan pikiran. Namun apabila manusia tidak bisa mengembangkan potensinya tersebut bisa saja manusia menjadi lebih rendah dari makhluk lainnya. Artinya potensi yang diberikan Allah sangatlah lengkap dan sempurna. Secara fisik manusia terus tumbuh dan secara mental manusia terus berkembang, mengalami kematangan, dan perubahan. Potensi yang diberikan Allah kepada manusia itu sejalan dengan sifat-sifat Tuhan, namun dalam batas dan kemampuannya sebagai manusia.
v                    Potensi manusia
Menurut Jalaluddin, ada empat potensi utama yang merupakan fitrah dari Allah sebagai manusia, yaitu :
a.)                   Potensi Naluriah (Emosional)
Potensi ini berasal dari dorongan dalam diri manusia yang diperolah tanpa melalui proses belajar. Potensi ini disebut juga dengan potensi instingtif yang dipakai sesuai kebutuhan manusia dan kematangan perkembangannya.
-          Dorongan pertama untuk kelangsungan hidup misalnya makan, minum, dan penyesuaian diri terhadap lingkungan
-          Dorongan kedua untuk mempertahankan diri dari berbagai ancaman baik dalam yang berwujud emosi maupuan luar misalnya rumah, senjata, dan lainnya
-          Dorongan ketiga untuk berkembang biak atau meneruskan keturunan yaitu naluri seksual. Dengan dorongan ini manusia dapat mempertahankan jenisnya dari generasi ke generasi
b.)                   Potensi Inderawi (Fisikal)
Potensi ini dijabarkan atas anggota tubuh atau indera-indera yang dimiliki manusia seperti penglihatan (mata), penciuman (hidung), pendengaran (telinga), peraba (kulit), perasa (lidah) serta otak dan sistem saraf manusia. Potensi ini digunakan manusia sebagai alat bantu atau media untuk mengetahui hal-hal yang ada diluar diri mereka seperti warna, bau, bentuk, suara, rasa dan lainnya.
c.)                    Potensi Akal (Intelektual)
Potensi ini memberi kemampuan manusia untuk memahami simbol-simbol, hal-hal yang abstrak, menganalisa, membandingkan, membuat kesimpulan, memilih dan memisahkan antara yang benar dan salah. Akal manusia juga membuatnya bekreasi dan berinovasi dalam menciptakan kebudayaan dan peradaban, mampu menguasai teknologi, mengubah dan merekayasa lingkungannya untuk kehidupan yang lebih baik.
d.)                   Potensi Agama (Spiritual)
Potensi ini mendorong manusia untuk mengakui dan mangabdi kepada sesuatu yang dianggap manusia mempunyai kekuatan dan kelebihan darpada kemampuannya sendiri. Pengakuan dan pengabdian ini akan melahirkan berbagai macam bentuk ritual atau upacara-upacara sakral sebagai wujud penyembahan kepada Tuhannya. Dalam Islam, potensi ini merupakan anugerah dari Allah.

v                    Pengembangan Potensi Manusia
Keseluruhan potensi manusia yang telah dijelaskan diatas harus dikembangkan secara optimal agar dapat mencapai tujuan yang sebenarnya. Pengembangan potensi ini harus dilakukan secara terarah, bertahap, dan berkelanjutan serta dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan. Menurut Jalaluddin, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam memngembangkan potensi manusia, diantaranya :
Ø                       Pendekatan Filosofis
Menurut pendekatan ini, manusia diciptakan untuk memberikan kesetiaan, mengabdi, dan menyembah hanya kepada penciptannya karena keberadaan atau eksistensi manusia akan berarti jikapola hidup manusia telah sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.
Ø                      Pendekatan Kronologis
Pendekatan ini memandang potensi manusia sebagai makhluk yang tumbuh dan berkembang secara bertahap. sehingga pengembangan potensi manusia harus mengikuti pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya sehingga harus diarahkan dan dibina sesuai dengan tahap-tahap tumbuh kembang manusia.
Ø                     Pendekatan Fungsionalis
Potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia mempunyai fungsi untuk dapat digunakan dalam kehidupan mereka. Menurut pendekatan ini, pengembangan potensi manusia harus dilaksanakan sesuai dengan manfaat dan potensi itu sendiri, misalnya dorongan naluri (makan, minum, dan mempertahankan diri) digunakan untuk kelangsungan hidup bukan mengumbar nafsu.
Ø                     Pendekatan Sosial
Dalam pendekatan ini, manusia dipandang sebagai makhluk sosial yang cenderung hidup bersama dalam kelompok kecil (keluarga) maupun kelompok besar (masyarakat) sehingga harus bisa mengembangkan potensinya dalam berinteraksi didalam lingkungannya dan mampu memainkan peran beserta fungsinya di tengah lingkungannya. Karena itu manusia membuatuhkan pihak luar dari luar dirinya untuk membimbing, mengarahkan, dan menuntunnya agar pengembangan potensi bisa berhasil. Pengembangan potensi ini merujuk pada pendidikan.



KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan berasal dari tanah, kemudian terdapat serangkaian proses yang menjadikan manusia melahirkan keturunannya. Dan dalam proses tersebut terjadi prubhan bentuk manusia melalui beberapa tahap mulai dari masa di dalam rahim sampai menjadi dewasa dan sudah dapat memikul tanggung jawab sebagai manusia, baik pada alam, dirinya sendiri, manusia lainnya, dan pada Tuhan. Manusia sebagai makhluk sempurna dengan berbagai potensi yang tidak diberikan kepada makhluk hidup lainnya yaitu akal dan pikiran. Namun apabila manusia tidak bisa mengembangkan potensinya tersebut bisa saja manusia menjadi lebih rendah dari makhluk lainnya. Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai hakikat manusia, potensi serta pengembangan potensi manusia. Dan perubahan betuk manusia serta potensi yang dimilikinya tersebut menjadikan manusia memiliki keunikannya masing-masing dan dari keunikkan inilah manusia mempunyai kemampuan untuk menerima rasangan dari luar yang menghasilkan sifat keingintahuan terhadap gejala-gejala alam yang ada. Sehingga akan meningkatkan keingintahuan dan menciptakan sesuatu dari hasil proses belajar pengalaman tersebut untuk dunia ini. Karena itulah manusia dikatakan sebagai individu unik pelukis dunia.



DAFTAR PUSTAKA

Nasrudin Harun dkk. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University Press
Syafii Ahmad. 2006. Kririk Islam Atas Teori Evolusi Darwin (Suatu kajian tentang Asal-usul Kehidupan Manusia). Jurnal Hunafa. Vol 3 No 3: hal 263-274
Ja’far Suhermanto. 2013. Evolusi Embrionik Manusia Dalam Al-Qur’an. Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis. Vol 3 No 1: hal 26-45
Khasinah Siti. 2013. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat. Jurnal Ilmuah DIDAKTIKA. Vol 13 No 2: hal 291-317
 


0 comments:

Post a Comment