Fase Fase Bulan Sebagai
Satelit Bumi
Oleh
: Mega Rahmawati, Avita Nur Rohmah, Samik
ABSTRAK
Bulan merupakan benda angkasa yang paling dekat dengan Bumi.
Bulan menjadi benda paling terang yang kedua setelah Matahari dan menjadi
satu-satunya permukaan benda langit yang dapat diamati dengan mudah. Bulan
memiliki dua gerakan yang penting yaitu rotasi Bulan dan revolusi Bulan. Rotasi
Bulan adalah perputaran Bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. Satu kali
rotasi Bulan memerlukan waktu yang sama dengan satu kali revolusi Bulan
mengelilingi Bumi.
Bulan
adalah benda langit yang mengorbit Bumi. Karena sumber cahaya Bulan yang
terlihat dari Bumi berasal dari pantulan sinar Matahari, bentuk Bulan yang
terlihat dari Bumi akan terlihat berubah-ubah. Perubahan bentuk Bulan yang
tampak dari Bumi ini disebut dengan fase-fase Bulan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bulan
Bulan merupakan benda
angkasa yang berbentuk bulat dan beredar mengelilingi bumi dalam suatu lintasan
garis edar tertentu (orbit). Oleh karena itu,bulan disebut sebagai satelit
(pengikut) alam bumi. Diameter bulan ± 3.476 km atau sekitar tiga perempat
diameter bumi, jarak rata-rata ke bumi sekitar 384.000 km. Jika ditinjau dari
ukurannya bulan menjadi satelit alami yang menempati urutan kelima terbesar
dari satelit alami yang terdapat dalam tata surya. Jika diperhatikan dari
bumi bulan terlihat memiliki sinar yang terang. Namun nyatanya, jika dipelajari
lebih lanjut bulan sebenarnya bulan tidak memiliki sinar sendiri. Sinar yang
terlihat berasal dari pantulan sinar matahari yang dipancarkan bulan.
Gambar : Bulan
A.
Ciri-Ciri Bulan
Bulan merupakan benda langit yang gelap (tidak memancarkan cahaya sendiri)
dan tidak mempunyai panas sendiri. Bulan terlihat dari bumi karena memantulkan
cahaya dari matahari. Ciri-ciri dari bulan adalah sebagai berikut:
●
|
jaraknya dari bumi tidak konstan
(kekal), yakni berubah-ubah.
(1) jarak bulan dari bumi rata-rata 384.000 km.
(2) jarak bulan dari bumi terjauh
405.500 km.
(3) jarak bulan dari bumi terdekat
363.000 km.
|
●
|
garis tengahnya bulan adalah 4.480 km.
|
●
|
Massa bulan adalah 1/8 x
bumi.
|
●
|
Volume bulan adalah 1/50 dari
bumi.
|
●
|
rotasi bulan (mengelilingi sumbunya) yaitu
27 1/3 hari (sideris) dan 29 1/2 (sinodis).
|
●
|
revolusi bulan (mengelilingi bumi) yaitu
27 1/3 (sideris) dan 29 1/2 hari
(sinodis).
|
B. Struktur
Bulan
Gambar : Struktur Bulan
Struktur bulan terdiri dari 3 lapisan penting, yaitu kerak
bulan, mantel bulan, dan inti bulan. Berikut ini pembahasannya.
·
Kerak Bulan yaitu lapisan
bulan yang paling luar yang melindungi lapisan bagian bawahnya.
·
Mantel Bulan yaitu lapisan di
bawah kerak bulan yang menyelimuti lapisan inti.
·
Inti Bulan berbeda dengan
inti benda langit lainnya. Dikarenakan inti bulan terbagi menjadi dua yaitu
inti luar dan inti dalam :
- Inti dalam kaya akan besi yang berada pada radius
sekitar 240 km.
- Inti luar berupa fluida (cairan) yang tersusun atas besi
cair dengan radius sekitar 300 km.
A.
Permukaan Bulan
Permukaan bulan mirip seperti berada di
gurun, tertutup debu seperti tepung yang padat. Permukaannya berbentuk dataran
rendah, berbukit-bukit batu karang, dan berlubang-lubang dengan kedalaman
sekitar 40 cm - 13 m dan lebar 6 meter. Lubang-lubang tersebut terjadi karena
hujan meteor. Adapun komposisi kimia permukaan bulan yaitu diperlihatkan pada
tabel di bawah ini.
Tabel Komposisi Permukaan Bulan
Senyawa
|
Rumus
|
Komposisi (wt %)
|
|
Mare
|
Dataran tinggi
|
||
Silika
|
SiO2
|
45.4%
|
45.5%
|
Aluminium
|
Al2O3
|
14.9%
|
24.0%
|
Kapur
|
CaO
|
11.8%
|
15.9%
|
Besi(II) oksida
|
FeO
|
14.1%
|
5.9%
|
Magnesia
|
MgO
|
9.2%
|
7.5%
|
Titanium dioksida
|
TiO2
|
3.9%
|
0.6%
|
Sodium oksida
|
Na2O
|
0.6%
|
0.6%
|
Total
|
99.9%
|
100.0%
|
Bulan tidak memiliki atmosfer, meteor menumbuk dengan hebatnya ke permukaan
bulan. Karena tidak ada lapisan atmosfer, sehingga di bulan tidak terdapat
angin. Menurut penelitian, di bulan terjadi geofisik yang sama seperti terjadi di
bumi (bagian dalam bulan masih merupakan cairan yang amat panas, seperti magma
di bumi).
B.
Rotasi Bulan
Perputaran
Bulan pada porosnya disebut dengan rotasi Bulan. Dalam satu kali berotasi,
Bulan memerlukan waktu sebulan (29½ hari). Rotasi Bulan tidak memberikan
pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.
C.
Revolusi Bulan
Revolusi Bulan yaitu periode yang diperlukan Bulan untuk mengitari Bumi. Sekali dalam berevolusi Bulan membutuhkan waktu selama 29 hari 12
jam 44 menit dan 3 detik. Dari pergerakan rotasi dan revolusi Bulan, sehingga di Bumi dapat dilihat beberapa peristiwa yang dapat kita amati dengan matatelanjang. Peristiwa
akibat rotasi dan revolusi bulan yaitu :
·
Terjadinya pasang dan naik
air laut
Saat terjadinya air pasang naik, permukaan air laut akan naik. Sebaliknya jika laut terjadi
pasang surut,maka permukaan air laut akan menjadi menurun. Revolusi Bulan terhadap Bumi mengakibatkan air laut di Bumi yang
posisinyamenghadap pada Bulan akan tertarik oleh gaya gravitasi Bulan sehingga meyebabkann pasang naik. Sebaliknya, jika saat air laut di bagian Bumi yang tidak menghadap pada posisi Bulan maka mengakibatkan pasang surut.
·
Perubahan jumlah hari pada setiap bulan di kalender Hijriah
Revolusi Bulan digunakan oleh umat Islam dalam menentukan perhitungan atau permulaan kalender Hijriah dapat disebutjuga kalender Komariah. Jumlah hari pada kalender Hijriah adalah 30 dan 29 hari. Maka, dalam satu bulan pada kalender Hijriah memiliki lama sekitar 29,5 hari yang hal ini menyebabkan dalam kalender Hijriah ditemukan adanya tahun Kabisat.
Saat Bulan melakukan rotasi dan revolusi bulan, maka hal ini juga menunjukkan adanya perubahan penampakan Bulan saat mengelilingi Bumi, yang dinamakan dengan fase Bulan
D. Fase
Fase Bulan
1. Fase New Moon (Bulan Baru)
Fase
new moon yaitu fase di saat bulan
menjadi konjungsi antara matahari dan bumi. Maksudnya, bulan menjadi “jembatan”
yang berada di tengah-tengah matahari dan bumi.
2. Fase Waxing Cresent (Hilal awal bulan/bulan sabit awal)
Setelah
mengalami fase new moon, selanjutnya bulan bergerak meninggalkan konjungsi
(titik tengah antara matahari dan bumi). Selama fase ini, bagian bulan yang
terkena cahaya matahari hanya kurang dari setengah., sehingga dari bumi akan
terlihat bulan menyerupai bentuk seperti sabit. Fase
ini terjadi pada hari ke-1, 2, dan 3.
3.
Fase First Quarter (Paruh awal)
Bulan
terus bergerak dan berada di seperempat lingkaran dari posisi awal. Karena
posisinya sudah tepat, menyebabkn bagian matahari yang bersinar pun tepat terkena
di setengah bagian dari bulan. Sehingga, pada fase ini terlihat bulan
berbentuk setengah lingkaran. Fase ini terjadi pada tanggal 6, 7,
dan 8.
4. Fase Waxing Gibbous (Cembung awal)
Setelah
melewati seperempat putaran bulan, fase selanjutnya yaitu dinamakan waxing
gibbous. Saat ini, bulan berada agak “di belakang” bumi. Bagian yang terkena
cahaya matahari yaitu ¾-nya. Sehingga, ketika kita melihat bulan dari
bumi, bentuknya menjadi cembung (bagian ¾ bulan). Fase
ini terjadi di hari ke 10, 11, dan 12.
5. Full Moon (Bulan Purnama)
Fase
Full Moon merupakan fase di mana matahari, bumi, dan bulan, berada di satu
garis lurus. Serupa pada fase first quarter. Bedanya yakni bulan berada di
belakang bumi. Sehingga cahaya matahari yang seharusnya menyinari bulan,
menjadi tertutup oleh bumi yang ukurannya lebih besar. Menyebabkan, bulan
terlihat bulat sempurna seperti bakso. Satu hal yang unik dari fase
ini yaitu, full moon yang dapat memunculkan fenomena gerhana bulan.
Fase ini terjadi di hari ke-13, 14, dan 15.
6. Wanning Gibbous (Cembung akhir)
Setelah
melewati “setengah putaran”, fase bulan ini kembali ke fase awal. Pergerakan
bulan terus ke barat sehingga cahaya matahari sedikit tertutup oleh bumi. Menyebabkan,
bulan terlihat cembung (3/4 bagian bulan) dari bumi. Fase ini
terjadi di hari ke-17, 18, dan 19.
7. Third Quarter (Paruh akhir)
Fase
ini adalah saat di mana posisi bulan sudah mencapai ¾ putaran. Karena letaknya,
cahaya matahari menyinari setengah bagian dari bulan. Sehingga dari bumi, bulan
terlihat setengah lingkaran. Fase ini terjadi di tanggal 21, 22,
dan 23.
8. Wanning Cresent (Hilal akhir bulan/bulan sabit akhir)
Seperti
dengan namanya, fase ini merupakan fase di mana bulan kembali
berbentuk sabit. Pada fase ini, bulan sudah hampir mengitari bumi
sebanyak satu putaran penuh. Fase ini terjadi di tanggal 27, 28, dan 29.
Setelah fase ini, bulan akhirnya kembali ke posisi awal (new moon), di mana
bulan berada di depan bumi dan kembali tidak terlihat kembali.
KESIMPULAN
Bulan menjadi satu-satunya satelit alam
dari bumi. Dinamakan satelit bumi dikarenakan bulan selalu bergerak
mengelilingi bumi dan selalu menunjukkan permukaan yang sama jika dilihat dari
bumi. Jika diperhatikan dari bumi bulan terlihat
memiliki sinar yang terang. Namun nyatanya, jika dipelajari lebih lanjut bulan
sebenarnya bulan tidak memiliki sinar sendiri. Sinar yang terlihat berasal dari
pantulan sinar matahari yang dipancarkan bulan. Saat Bulan melakukan rotasi dan revolusi bulan, maka hal ini juga menunjukkan adanya perubahan penampakan Bulan saat mengelilingi Bumi,
yang dinamakan dengan fase Bulan
Daftar Pustaka
FMIPA, Tim.
2017. Sains Dasar. Surabaya. Unesa
University Press.
Ichsan,
Muhammad. 2013. Depik. Pengaruh Fase Bulan.
Vol: 2 Hal: 87-91.
Syam, Bakri.
2013. Posisi Bulan. https://www.scribd.com/doc/272613214/Posisi-Bulan.
Diakses 3
Maret 2019.
Dona, Rahma.
2016. Rotasi dan Revolusi Bulan. https://greatedu.co.id/greatpedia/rotasi-dan-revolusi-bulan.
Diakses 3 Maret 2019.
Kasjusi, Kidhot. 2018. Akibat Rotasi dan
Revolusi Bulan bagi Kehidupan di Bumi. https://ilmugeografi.com/astronomi/akibat-rotasi-dan-revolusi-bulan.
Diakses 3 Januari 2019.
Sari, Maya. 2016. 8 Macam macam Fase
Bulan dan Pergerakannya. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/macam-macam-fase-bulan.
Diakses 3 Januari 2019.
0 comments:
Post a Comment