Pages

Tuesday, March 12, 2019

Fase Fase Bulan Sebagai Satelit Bumi


Fase Fase Bulan Sebagai Satelit Bumi
Oleh : Mega Rahmawati, Avita Nur Rohmah, Samik
ABSTRAK
            Bulan merupakan benda angkasa yang paling dekat dengan Bumi. Bulan menjadi benda paling terang yang kedua setelah Matahari dan menjadi satu-satunya permukaan benda langit yang dapat diamati dengan mudah. Bulan memiliki dua gerakan yang penting yaitu rotasi Bulan dan revolusi Bulan. Rotasi Bulan adalah perputaran Bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. Satu kali rotasi Bulan memerlukan waktu yang sama dengan satu kali revolusi Bulan mengelilingi Bumi.
            Bulan adalah benda langit yang mengorbit Bumi. Karena sumber cahaya Bulan yang terlihat dari Bumi berasal dari pantulan sinar Matahari, bentuk Bulan yang terlihat dari Bumi akan terlihat berubah-ubah. Perubahan bentuk Bulan yang tampak dari Bumi ini disebut dengan fase-fase Bulan.
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bulan
Bulan merupakan benda angkasa yang berbentuk bulat dan beredar mengelilingi bumi dalam suatu lintasan garis edar tertentu (orbit). Oleh karena itu,bulan disebut sebagai satelit (pengikut) alam bumi. Diameter bulan ± 3.476 km atau sekitar tiga perempat diameter bumi, jarak rata-rata ke bumi sekitar 384.000 km. Jika ditinjau dari ukurannya bulan menjadi satelit alami yang menempati urutan kelima terbesar dari satelit alami yang terdapat dalam tata surya. Jika diperhatikan dari bumi bulan terlihat memiliki sinar yang terang. Namun nyatanya, jika dipelajari lebih lanjut bulan sebenarnya bulan tidak memiliki sinar sendiri. Sinar yang terlihat berasal dari pantulan sinar matahari yang dipancarkan bulan.

Gambar : Bulan
A.    Ciri-Ciri Bulan
Bulan merupakan benda langit yang gelap (tidak memancarkan cahaya sendiri) dan tidak mempunyai panas sendiri. Bulan terlihat dari bumi karena memantulkan cahaya dari matahari. Ciri-ciri dari bulan adalah sebagai berikut:
jaraknya dari bumi tidak konstan (kekal), yakni berubah-ubah.
(1) jarak bulan  dari bumi rata-rata 384.000 km.
(2) jarak bulan dari bumi terjauh 405.500 km.
(3) jarak bulan dari bumi terdekat 363.000 km.
garis tengahnya bulan adalah 4.480 km.
Massa bulan adalah 1/8 x bumi.
Volume bulan adalah 1/50 dari bumi.
rotasi bulan (mengelilingi sumbunya) yaitu 27 1/3 hari (sideris) dan 29 1/2 (sinodis).
revolusi bulan (mengelilingi bumi) yaitu 27 1/3 (sideris) dan 29 1/2 hari (sinodis).

B.     Struktur Bulan





Gambar : Struktur Bulan
Struktur bulan terdiri dari 3 lapisan penting, yaitu kerak bulan, mantel bulan, dan inti bulan. Berikut ini pembahasannya.
·         Kerak Bulan yaitu lapisan bulan yang paling luar yang melindungi lapisan bagian bawahnya.
·         Mantel Bulan yaitu lapisan di bawah kerak bulan yang menyelimuti lapisan inti.
·         Inti Bulan berbeda dengan inti benda langit lainnya. Dikarenakan inti bulan terbagi menjadi dua yaitu inti luar dan inti dalam :
Inti dalam kaya akan besi yang berada pada radius sekitar 240 km.
- Inti luar berupa fluida (cairan) yang tersusun atas besi cair dengan radius sekitar 300 km.

A.     Permukaan Bulan
Permukaan bulan mirip seperti berada di gurun, tertutup debu seperti tepung yang padat. Permukaannya berbentuk dataran rendah, berbukit-bukit batu karang, dan berlubang-lubang dengan kedalaman sekitar 40 cm - 13 m dan lebar 6 meter. Lubang-lubang tersebut terjadi karena hujan meteor. Adapun komposisi kimia permukaan bulan yaitu diperlihatkan pada tabel di bawah ini.

Tabel Komposisi Permukaan Bulan
Senyawa
Rumus
Komposisi (wt %)
Mare
Dataran tinggi
Silika
SiO2
45.4%
45.5%
Aluminium
Al2O3
14.9%
24.0%
Kapur
CaO
11.8%
15.9%
Besi(II) oksida
FeO
14.1%
5.9%
Magnesia
MgO
9.2%
7.5%
Titanium dioksida
TiO2
3.9%
0.6%
Sodium oksida
Na2O
0.6%
0.6%
Total
99.9%
100.0%

Bulan tidak memiliki atmosfer,  meteor menumbuk dengan hebatnya ke permukaan bulan. Karena tidak ada lapisan atmosfer, sehingga di bulan tidak terdapat angin. Menurut penelitian, di bulan terjadi geofisik yang sama seperti terjadi di bumi (bagian dalam bulan masih merupakan cairan yang amat panas, seperti magma di bumi).
B.     Rotasi Bulan
Perputaran Bulan pada porosnya disebut dengan rotasi Bulan. Dalam satu kali berotasi, Bulan memerlukan waktu sebulan (29½ hari). Rotasi Bulan tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.

C.     Revolusi Bulan
Revolusi Bulan yaitu periode yang diperlukan Bulan untuk mengitari BumiSekali dalam berevolusi Bulan membutuhkan waktu selama 29 hari 12 jam 44 menit dan 3 detik. Dari pergerakan rotasi dan revolusi Bulan, sehingga di Bumi dapat dilihat beberapa peristiwa yang dapat kita amati dengan matatelanjang. Peristiwa akibat rotasi dan revolusi bulan yaitu :
·         Terjadinya pasang dan naik air laut
Saat terjadinya air pasang naik, permukaan air laut akan naik. Sebaliknya jika laut terjadi pasang surut,maka permukaan air laut akan menjadi menurunRevolusi Bulan terhadap Bumi mengakibatkan air laut di Bumi yang  posisinyamenghadap pada Bulan akan tertarik oleh gaya gravitasi Bulan sehingga meyebabkann pasang naik. Sebaliknya, jika saat air laut di bagian Bumi yang tidak menghadap pada posisi Bulan maka mengakibatkan pasang surut.
·         Perubahan jumlah hari pada setiap bulan di kalender Hijriah
Revolusi Bulan digunakan oleh umat Islam dalam menentukan perhitungan atau permulaan kalender Hijriah dapat disebutjuga kalender KomariahJumlah hari pada kalender Hijriah adalah 30 dan 29 hariMakadalam satu bulan pada kalender Hijriah memiliki lama sekitar 29,5 hari yang hal ini menyebabkan dalam kalender Hijriah ditemukan adanya tahun Kabisat
·         Terjadinya macam-macam fase bulan dan pergerakkannya
Saat Bulan melakukan rotasi dan revolusi bulanmaka hal ini juga menunjukkan adanya perubahan penampakan Bulan saat mengelilingi Bumi, yang dinamakan dengan fase Bulan
D.    Fase Fase Bulan 

1. Fase New Moon (Bulan Baru)
Fase new moon yaitu  fase di saat bulan menjadi konjungsi antara matahari dan bumi. Maksudnya, bulan menjadi “jembatan” yang berada di tengah-tengah matahari dan bumi.

2. Fase Waxing Cresent (Hilal awal bulan/bulan sabit awal)
Setelah mengalami fase new moon, selanjutnya bulan bergerak meninggalkan konjungsi (titik tengah antara matahari dan bumi). Selama fase ini, bagian bulan yang terkena cahaya matahari hanya kurang dari setengah., sehingga dari bumi akan terlihat bulan menyerupai bentuk seperti sabit. Fase ini terjadi pada hari ke-1, 2, dan 3.
3. Fase First Quarter (Paruh awal)

Bulan terus bergerak dan berada di seperempat lingkaran dari posisi awal. Karena posisinya sudah tepat, menyebabkn bagian matahari yang bersinar pun tepat terkena di setengah bagian dari bulan. Sehingga, pada fase ini terlihat bulan berbentuk setengah lingkaran. Fase ini terjadi pada tanggal 6, 7, dan 8.
4. Fase Waxing Gibbous (Cembung awal)
Setelah melewati seperempat putaran bulan, fase selanjutnya yaitu dinamakan waxing gibbous. Saat ini, bulan berada agak “di belakang” bumi. Bagian yang terkena cahaya matahari yaitu ¾-nya. Sehingga, ketika kita melihat bulan dari bumi, bentuknya menjadi cembung (bagian ¾ bulan). Fase ini terjadi di hari ke 10, 11, dan 12.
5. Full Moon (Bulan Purnama)
Fase Full Moon merupakan fase di mana matahari, bumi, dan bulan, berada di satu garis lurus. Serupa pada fase first quarter. Bedanya yakni bulan berada di belakang bumi. Sehingga cahaya matahari yang seharusnya menyinari bulan, menjadi tertutup oleh bumi yang ukurannya lebih besar. Menyebabkan, bulan terlihat bulat sempurna seperti bakso. Satu hal yang unik dari fase ini yaitu, full moon yang dapat memunculkan fenomena gerhana bulan. Fase ini terjadi di hari ke-13, 14, dan 15.
6. Wanning Gibbous (Cembung akhir)
Setelah melewati “setengah putaran”, fase bulan ini kembali ke fase awal. Pergerakan bulan terus ke barat sehingga cahaya matahari sedikit tertutup oleh bumi. Menyebabkan, bulan terlihat cembung (3/4 bagian bulan) dari bumi. Fase ini terjadi di hari ke-17, 18, dan 19.


7. Third Quarter (Paruh akhir)
Fase ini adalah saat di mana posisi bulan sudah mencapai ¾ putaran. Karena letaknya, cahaya matahari menyinari setengah bagian dari bulan. Sehingga dari bumi, bulan terlihat setengah lingkaran. Fase ini terjadi di tanggal 21, 22, dan 23.
8. Wanning Cresent (Hilal akhir bulan/bulan sabit akhir)
Seperti dengan namanya, fase ini merupakan fase di mana bulan kembali berbentuk sabit. Pada fase ini, bulan sudah hampir mengitari bumi sebanyak satu putaran penuh. Fase ini terjadi di tanggal 27, 28, dan 29. Setelah fase ini, bulan akhirnya kembali ke posisi awal (new moon), di mana bulan berada di depan bumi dan kembali tidak terlihat kembali.

KESIMPULAN
Bulan menjadi satu-satunya satelit alam dari bumi. Dinamakan satelit bumi dikarenakan bulan selalu bergerak mengelilingi bumi dan selalu menunjukkan permukaan yang sama jika dilihat dari bumi. Jika diperhatikan dari bumi bulan terlihat memiliki sinar yang terang. Namun nyatanya, jika dipelajari lebih lanjut bulan sebenarnya bulan tidak memiliki sinar sendiri. Sinar yang terlihat berasal dari pantulan sinar matahari yang dipancarkan bulan. Saat Bulan melakukan rotasi dan revolusi bulanmaka hal ini juga menunjukkan adanya perubahan penampakan Bulan saat mengelilingi Bumi, yang dinamakan dengan fase Bulan



Daftar Pustaka
FMIPA, Tim. 2017. Sains Dasar. Surabaya. Unesa University Press.
Ichsan, Muhammad. 2013. Depik. Pengaruh Fase Bulan. Vol: 2 Hal: 87-91.
Syam, Bakri. 2013. Posisi Bulan. https://www.scribd.com/doc/272613214/Posisi-Bulan.  Diakses 3 Maret 2019.
Dona, Rahma. 2016. Rotasi dan Revolusi Bulan. https://greatedu.co.id/greatpedia/rotasi-dan-revolusi-bulan. Diakses 3 Maret 2019.
Kasjusi, Kidhot. 2018. Akibat Rotasi dan Revolusi Bulan bagi Kehidupan di Bumi. https://ilmugeografi.com/astronomi/akibat-rotasi-dan-revolusi-bulan. Diakses 3 Januari 2019.
Sari, Maya. 2016. 8 Macam macam Fase Bulan dan Pergerakannya. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/macam-macam-fase-bulan. Diakses 3 Januari 2019.
  

0 comments:

Post a Comment