Pages

Tuesday, March 12, 2019

REVOLUSI HIJAU SEBAGAI TITIK POROS PADA MASANYA


REVOLUSI HIJAU SEBAGAI TITIK POROS PADA MASANYA
Novita Fairuz Fauzi’ah, Nur Kurdiati Debila, Samik,S.Si.,M.Si.

Abstrak :
Dalam dunia industri maupun dalam dunia pertanian, istilah revolusi hijau tidak pernah asing di telingga. Revolusi hijau merupakan suatu istilah atau sebutan untuk memudahkan masyarakat dalam penyebutan di bidang pertanian. Revolusi hijau ini banyak tumbuh di negara- negara berkembang seperti Asia. Pada dasarnya, revolusi hijau merupakan suatu teknologi perkembangan dari ilmu sains. Perkembangan revolusi hijau semakin pesat sekitar tahun 70-an. Namun sangat disayangkan, di era sekarang ini, pertumbuhan revolusi hijau semakin terhambat akibat dari adanya industrial- industrial yang semakin memenuhi ruang lingkup di berbagai penjuru negara. Semakin lama perkembangan revolusi hijau menjadi minim dan menjadikan sektor pertanian semakin mengalami kesengsaraan.
Kata kunci : sektor pertanian, teknologi dan sains




                                 Gambar hasil dari Revolusi Hijau

Revolusi hijau adalah sebutan yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menggambarkan keadaan fundamental dalam bidang teknologi pertanian yang dimulai pada tahun 1950- 1980an di banyak negara berkembang terutama di Asia dan termasuk di Indonesia. Dalam perkembangan revolusi hijau, tentu tidak luput dari adanya perkembangan sains secara terperinci. Sains dan teknologi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sains juga memiliki hubungan yang erat dengan teknologi. Teknologi merupakan hasil penerapan dari sains, dimana perkembangannya selain terkait dengan perkembangan sains juga terkait dengan perkembangan kebutuhan manusia atau masyarakat (TIM FMIPA-UNESA, 2012).
Pada mulanya, perkembangan teknologi tidak terdapat hubungan dengan adanya perkembangan sains. Namun seiring perkembangan zaman, perkembangan dari sains menunjukkan adanya perkembangan teknologi atau juga sebaliknya yaitu perkembangan dari teknologi mempengaruhi perkembangan dari sains. Hubungan sains dengan teknologi, misalnya antara ilmu kimia sebagai ilmu dasar atau sains dengan teknologi pertambangan dilihat pada proses penambangan minyak mentah, kemudian para ahli teknologi meneliti lebih mendalam tentang penambangan minyak mentah agar bisa dijadikan minyak yang dapat dikonsumsi. Begitu juga erat kaitannya dengan adanya revolusi hijau sebagai hasil riset dan hasil penemuan teknologi pada bidang pertanian.
Perkembangan masyarakat Indonesia merupakan perubahan yang kompleks dalam tatanan sosial ekonomi. Di banyak negara, sektor pertanian yang berhasil adalah sebagai prasyarat bagi perkembangan sektor industri dan jasa. Sehingga pada awalnya, sektor pertanian merupakan kunci dari tumbuh dan berkembangnya sektor lain. Pada tahap pertama, pembangunan dititikberatkan pada pembangunan sektor pertanian dan industri penghasil sarana produksi pertanian. Tahap kedua, pembangunan dititikberatkan pada industri pengolahan penunjang sektor pertanian yang selanjutnya secara bertahap dialihkan pada pembangunan industri mesin dan logam (Suhendra,2004).
Perubahan strategi pembangunan itu secara pelan tapi pasti terus menyisihkan sektor pertanian dan petani. Bahkan boleh dikatakan nyaris melupakannya. Nasib para petani yang selama ini akrab dengan kata sengsara tidak juga segera beranjak dari lembah kemiskinan. Padalah, para petani sebagai ujung tombak penyedia bahan pangan terbesar dari suatu negara. Penetrasi padat modal dalam industri teknologi dan manufaktur, menjadikan sektor pertanian sebagai sasaran eksploitasi kota kota besar terhadap pedesaan kecil. Saat industri manufaktur berkembang pesat, tenaga produktif pertanian sama sekali tidak berkembang. Industri hanya menyentuh sektor pertanian sebagai pasar, sehingga proyek- proyek pedesaan pun dilakukan semata- mata untuk memuluskan tujuan tersebut. Apabila dilihat sekilas, pembangunan infrastruktur jalan, bendungan, pengenalan terhadap bibit dan pupuk jenis baru, tampaknya menguntungkan petani. Namun, karena tujuannya bukan untuk memajukan pertanian maka dampak yang dihasilkan pun justru merugikan petani dalam jangka panjang (DIMENSIA, 2011).
Sebenarnya sektor pertanian sudah pernah menikmati industrialisasi, yang dimulai sekitar tahun 70-an yaitu dengan berkembangnya revolusi hijau. Pada masa itu, revolusi hijau dianggap sebagai penyelamat dalam kehidupan masyarakat di sektor pertanian. Di negara berkembang seperti Indonesia, revolusi hijau merupakan cara terampuh dalam mengatasi pemasalahan pada sektor pertanian. Tanpa adanya revolusi hijau, sangat sulit dibayangkan bagaimana produksi pertanian akan mampu memberi makanan bagi penduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Pengimplementasian revolusi hijau yang merupakan salah satu cara mengindustrialisasikan sektor pertanian di Indonesia adalah dengan program Panca Usaha Tani (penggunaan bibit unggul, pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian hama, pengairan atau irigasi) (DIMENSIA, 2011).




Kesimpulan
Revolusi hijau adalah sebutan yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menggambarkan keadaan fundamental dalam bidang teknologi pertanian yang dimulai pada tahun 1950- 1980an di banyak negara berkembang terutama di Asia dan termasuk di Indonesia. Perkembangan revolusi hijau mengalami keadaan yang naik dan turun.  Pada tahap pertama, pembangunan dititikberatkan pada pembangunan sektor pertanian dan industri penghasil sarana produksi pertanian. Tahap kedua, pembangunan dititikberatkan pada industri pengolahan penunjang sektor pertanian yang selanjutnya secara bertahap dialihkan pada pembangunan industri mesin dan logam. Pada masa itu, sekitar tahun 70-an,  revolusi hijau dianggap sebagai penyelamat dalam kehidupan masyarakat di sektor pertanian. Di negara berkembang seperti Indonesia, revolusi hijau merupakan cara terampuh dalam mengatasi pemasalahan pada sektor pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Andreas, Maryoto. 2009. Jejak Pangan; Sejarah , Silang Budaya dan Masa Depan. Jakarta: Kompas.
Nasrudin Harun,Soetjipto, Achmadi, Rosyid Hainur, dkk. 2012.Sains Dasar.Surabaya. UNESA UNIVERSITY PRESS.
Suhendra, Susi. Analisis Struktur Sektor Pertanian Indonesia: Analisis Mode Input-Output. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9, 2004, pp. 55-65.

REVIEWER  
Nama                                       : Nur Kurdiati Debila
NIM                                        : 17040254080
Tanggal diberikan                   : 9 Maret 2019
Tanggal dikembalikan             : 10 Maret 2019
Komentar                                : Menurut saya penulisan yang digunakan sudah bagus, rapi, dan mengikuti aturan yang telah diberikan. Materi yang tercakup di dalamnya juga sudah memuat tentang apa itu Revolusi Hijau, namun menurut saya kurang lengkap dan kurang spesifik. Kata- kata yang digunakan juga tidak berbelit- belit.



0 comments:

Post a Comment