Pages

Tuesday, March 12, 2019

Sumber Daya Alam Minyak Bumi di Timur Tengah


Sumber Daya Alam Minyak Bumi di Timur Tengah
Heny Kurniasari, Alviana M.R, Samik, S. Si. M. Si

Abstrak:
Timur Tengah merupakan salah satu dari penghasil sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dimana timur tengah sebagai pusat geografis bagi industri minyak dunia. Minyak bumi merupakan sumber pendapatan yang menjanjikan. Bahkan dalam beberapa negara Timur Tengah, minyak merupakan sumber utama Gross National Product (GNP) yang angkanya bisa mencapai 60 persen. Oleh sebab itu industri minyak di Timur Tengah mempunyai peran khusus bagi perkembangan ekonomi Timur Tengah. Karena Pemerintah Timur Tengah terlalu lemah, tidak memiliki teknologi untuk mengembangkan industri itu sendiri, sehingga dengan sukarela memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan Barat untuk mengeksploitasi sumber daya alam vital mereka dan perusahaan-perusahaaan barat mendominasi saham mereka.
Kata kunci: Minyak Bumi, Masyarakat Timur Tengah, dan Perusahaan Barat

Sumber daya alam adalah semua yang dibutuhkan manusia, yang berasal dari kekayaan alam. Berdasarkan sifatnya sumber daya alam dapat dibedakan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (non renewable resources). Timur Tengah merupakan salah satu dari penghasil sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dimana timur tengah sebagai pusat geografis bagi industri minyak dunia. Minyak sangat penting dalam politik luar negeri dan domestik di hampir setiap negara di kawasan ini, para importir minyak dan juga eksportir minyak. Oleh sebab itu industri minyak di Timur Tengah mempunyai peran khusus bagi perkembangan ekonomi Timur Tengah.


                      Gambar 1.1 Kilang Minyak Arab Saudi
Usaha pencarian sumber minyak di Timur Tengah pertama kali dilakukan oleh seorang pebisnis Inggris bernama William D’Archy. Penemuan sumur minyak pertama terdapat di Iran dan lebih banyak sumur minyak lainnya ditemukan di Persia. Sejak berita penemuan minyak di Timur Tengah tersebar, negara-negara besar saling berlomba untuk menemukan ladang minyak di Timur Tengah. Industri perminyakan adalah monopoli vertikal dan horisontal. Perusahaan-perusahaan Barat menguasai prospeksi, sumber, pengangkutan, pemurnian, dan penjualan minyak. Tujuh perusahaan besar atau yang disebut “The Seven Sisters” akhirnya mendominasi industri minyak di Timur Tengah. Di sisi lain, Pemerintah Timur Tengah terlalu lemah, tidak memiliki teknologi untuk mengembangkan industri itu sendiri, sehingga dengan sukarela memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan Barat untuk mengeksploitasi sumber daya alam vital mereka.
Timur Tengah saat ini sangat tergantung terhadap minyak. Mereka tidak memiliki pendapatan lainnya yang berarti selain dari minyak. Hal ini sudah berlangsung selama ratusan tahun. Setelah pengaruh “The Seven Sisters” tidak terlalu dominan lagi, perjanjian baru yang dibuat negara-negara pengahasil minyak di Timur Tengah secara bertahap berubah. Otoritas dan keuntungan yang tadinya sebagian besar dikuasai perusahaan, secara perlahan mulai berpindah ke pemerintah negara penghasil minyak.
Sebelum ditemukannya minyak di Iran, kepentingan strategis utama yang dinikmati oleh negara-negara di Timur Tengah pada dasarnya lebih bersifat geopolitik ketimbang geologis. Namun waktu dan perkembangan peradaban manusia mengubah segalanya. Kini, setiap negara penghasil minyak utama menjadi sangat diperhitungkan dalam dinamika geopolitik dunia di era modern, yang mana bahkan melampaui batas-batas kenegaraan mereka sendiri. adanya minyak dan gas di Timur Tengah dalam jumlah yang sangat besar telah mengundang para negara super power untuk turut terlibat di sana, bahkan hingga saat ini. Beberapa kalangan menilai, jika negara-negara itu tidak memiliki minyak dan gas, mereka tidak akan dapat memiliki peran sebesar itu dalam kancah politik global.
Salah satu masalah dari industri perminyakan adalah ketergantungan mereka terhadap tenaga kerja ahli, yang secara tradisional kebanyakan berasal dari orang Barat. Dan ini membuat para pekerja lokal atau regional lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan (terkait perminyakan). Selain itu, hal ini juga menimbulkan ketimpangan upah antara tenaga kerja asing dengan lokal yang lebih kecil. Baik pemerintah maupun masyarakat di Timur Tengah dalam lebih dari 100 tahun terakhir telah terlena dengan adanya jumlah minyak yang sangat besar di sana. Pola kepemimpinan mereka pun secara umum cenderung otoriter. Sebagai imbalan atas sikap otoriter mereka, kesejahteraan masyarakat harus mereka jamin. Pola seperti ini sudah berlangsung cukup lama dan melekat di Timur Tengah.
Kita tahu bahwa minyak bumi adalah sumber energi yang tidak terbarukan, dalam artian, walaupun saat ini jumlahnya masih banyak, namun suatu saat akan habis juga. Apabila sampai waktunya nanti minyak telah habis, kira-kira apa yang akan terjadi terhadap masyarakat Timur Tengah yang hidupnya sangat bergantung terhadap minyak? Bisa dibayangkan, turbulensi besar akan mendera Timur Tengah karena minyak merupakan sumber pendapatan yang menjanjikan. Bahkan dalam beberapa negara Timur Tengah, minyak merupakan sumber utama Gross National Product (GNP) yang angkanya bisa mencapai 60 persen, seperti di Kuwait dan Qatar. Melimpahnya pendapatan yang diperoleh ini menjadikan ekonomi negara-negara tersebut berada di atas negara-negara lain non penghasil minyak, bahkan bisa dikatakan ada kesenjangan yang cukup jauh. Namun yang perlu diperhatikan ialah bagaimana sebuah negara dengan cadangan minyak bumi tinggi mampu memanfaatkan untuk pembangunan secara maksimal dan tidak mengekslpoitasi secara berlebihan dan menggantinya dengan energy alternative lainnya. 
Kesimpulan
Timur Tengah merupakan salah satu pusat geografis bagi industri minyak dunia. Bahkan dalam beberapa negara di Timur Tengah minyak bumi merupakan sumber utamanya. Hanya saja Pemerintah Timur Tengah terlalu lemah, tidak memiliki teknologi untuk mengembangkan industri itu sendiri, sehingga dengan sukarela memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan Barat untuk mengeksploitasi sumber daya alam vital mereka dan perusahaan barat mendominasi saham mereka.

Referensi
TIM FMIPA. 2013. Sains Dasar. Surabaya: Unipres Unesa
Fathoni, rifai shodiq. 2018. Industri Minyak di Timur Tengah Abad ke-20 M. http://wawasansejarah.com/industri-minyak-di-timur-tengah/. 3 Maret 2019
Islamika, gana. 2018. Kutukan Minyak bagi Timur Tengah (4) Masa Depan Timur Tengah. https://ganaislamika.com/kutukan-minyak-bagi-timur-tengah-4-masa-depan-timur-tengah/ .3 Maret 2019
Trifatullah, asrin dimas. 2017. Peranan Arab Saudi Sebagai Aktor Utama di Timur Tengah. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Husna TR, Cut Asmaul. 2018. Strategi Penguatan Pengelolaan Bersama Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Laut. Jurnal Konstitusi. Vol 15: hal 141-163.
Hakim, Kholil Arkham. 2016. Konflik Timur Tengah Dalam Perspektif Geopolitik. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Surabaya Kalijaga Yogyakarta.

Reviewer
Nama                : Alviana Munadhirotur R
NIM                  : 17040254077
Tanggal terima  : 06 Maret 2019
Tanggal kembali : 09 Maret 2019
            Penulisan judul dan isi telah sesuai dengan tema”Masyarakat Timur Tengah”. kata-kata yang digunakan cukup efektif dan mudah di pahami bagi orang yang membaca. Da;lam penyusunan paragraf sudah rapi serta penulisan artikel menggunaan bahasa baku sehingga mmudah untuk dimengerti.




0 comments:

Post a Comment