Sumber
Daya Alam Minyak Bumi di Timur Tengah
Heny
Kurniasari, Alviana M.R, Samik, S. Si. M. Si
Abstrak:
Timur Tengah merupakan salah satu dari penghasil sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui dimana timur tengah sebagai pusat
geografis bagi industri minyak dunia. Minyak bumi merupakan sumber pendapatan
yang menjanjikan. Bahkan dalam beberapa negara Timur Tengah, minyak merupakan
sumber utama Gross National Product (GNP) yang angkanya bisa
mencapai 60 persen. Oleh sebab itu industri minyak di Timur Tengah mempunyai
peran khusus bagi perkembangan ekonomi Timur Tengah. Karena Pemerintah
Timur Tengah terlalu lemah, tidak memiliki teknologi untuk mengembangkan
industri itu sendiri, sehingga dengan sukarela memberikan izin kepada
perusahaan-perusahaan Barat untuk mengeksploitasi sumber daya alam vital mereka
dan perusahaan-perusahaaan barat mendominasi saham mereka.
Kata kunci: Minyak Bumi, Masyarakat Timur Tengah, dan
Perusahaan Barat
Sumber daya alam adalah semua yang dibutuhkan manusia,
yang berasal dari kekayaan alam. Berdasarkan sifatnya sumber daya alam dapat
dibedakan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources)
dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (non renewable resources). Timur Tengah merupakan salah satu dari penghasil sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui dimana timur tengah sebagai pusat
geografis bagi industri minyak dunia. Minyak sangat penting dalam politik luar
negeri dan domestik di hampir setiap negara di kawasan ini, para importir
minyak dan juga eksportir minyak. Oleh sebab itu industri minyak di Timur
Tengah mempunyai peran khusus bagi perkembangan ekonomi Timur Tengah.
Gambar 1.1 Kilang Minyak Arab Saudi
Usaha pencarian sumber
minyak di Timur Tengah pertama kali dilakukan oleh seorang pebisnis Inggris
bernama William D’Archy. Penemuan sumur minyak pertama terdapat di Iran dan lebih
banyak sumur minyak lainnya ditemukan di Persia. Sejak berita penemuan minyak
di Timur Tengah tersebar, negara-negara besar saling berlomba untuk menemukan
ladang minyak di Timur Tengah. Industri perminyakan adalah monopoli vertikal
dan horisontal. Perusahaan-perusahaan Barat menguasai prospeksi, sumber,
pengangkutan, pemurnian, dan penjualan minyak. Tujuh perusahaan besar atau yang
disebut “The Seven Sisters” akhirnya mendominasi industri
minyak di Timur Tengah. Di sisi lain, Pemerintah Timur Tengah terlalu lemah,
tidak memiliki teknologi untuk mengembangkan industri itu sendiri, sehingga
dengan sukarela memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan Barat untuk
mengeksploitasi sumber daya alam vital mereka.
Timur Tengah saat ini sangat tergantung terhadap minyak. Mereka tidak
memiliki pendapatan lainnya yang berarti selain dari minyak. Hal ini sudah
berlangsung selama ratusan tahun. Setelah pengaruh “The
Seven Sisters” tidak terlalu dominan lagi, perjanjian baru yang dibuat
negara-negara pengahasil minyak di Timur Tengah secara bertahap berubah.
Otoritas dan keuntungan yang tadinya sebagian besar dikuasai perusahaan, secara
perlahan mulai berpindah ke pemerintah negara penghasil minyak.
Sebelum ditemukannya minyak di Iran, kepentingan
strategis utama yang dinikmati oleh negara-negara di Timur Tengah pada dasarnya
lebih bersifat geopolitik ketimbang geologis. Namun waktu dan perkembangan
peradaban manusia mengubah segalanya. Kini, setiap negara penghasil minyak
utama menjadi sangat diperhitungkan dalam dinamika geopolitik dunia di era
modern, yang mana bahkan melampaui batas-batas kenegaraan mereka sendiri. adanya
minyak dan gas di Timur Tengah dalam jumlah yang sangat besar telah mengundang
para negara super power untuk turut terlibat di sana, bahkan
hingga saat ini. Beberapa kalangan menilai, jika negara-negara itu tidak memiliki
minyak dan gas, mereka tidak akan dapat memiliki peran sebesar itu dalam kancah
politik global.
Salah satu masalah dari industri perminyakan
adalah ketergantungan mereka terhadap tenaga kerja ahli, yang secara
tradisional kebanyakan berasal dari orang Barat. Dan ini membuat para pekerja
lokal atau regional lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan (terkait
perminyakan). Selain itu, hal ini juga menimbulkan ketimpangan upah antara
tenaga kerja asing dengan lokal yang lebih kecil. Baik pemerintah maupun
masyarakat di Timur Tengah dalam lebih dari 100 tahun terakhir telah terlena
dengan adanya jumlah minyak yang sangat besar di sana. Pola kepemimpinan mereka
pun secara umum cenderung otoriter. Sebagai imbalan atas sikap otoriter mereka,
kesejahteraan masyarakat harus mereka jamin. Pola seperti ini sudah berlangsung
cukup lama dan melekat di Timur Tengah.
Kita tahu bahwa minyak bumi adalah sumber energi
yang tidak terbarukan, dalam artian, walaupun saat ini jumlahnya masih banyak,
namun suatu saat akan habis juga. Apabila sampai waktunya nanti minyak telah
habis, kira-kira apa yang akan terjadi terhadap masyarakat Timur Tengah yang
hidupnya sangat bergantung terhadap minyak? Bisa dibayangkan, turbulensi besar akan
mendera Timur Tengah karena minyak merupakan
sumber pendapatan yang menjanjikan. Bahkan dalam beberapa negara Timur Tengah,
minyak merupakan sumber utama Gross National Product (GNP)
yang angkanya bisa mencapai 60 persen, seperti di Kuwait dan Qatar. Melimpahnya
pendapatan yang diperoleh ini menjadikan ekonomi negara-negara tersebut berada
di atas negara-negara lain non penghasil minyak, bahkan bisa dikatakan ada
kesenjangan yang cukup jauh. Namun yang perlu diperhatikan ialah bagaimana
sebuah negara dengan cadangan minyak bumi tinggi mampu memanfaatkan untuk
pembangunan secara maksimal dan tidak mengekslpoitasi secara berlebihan dan
menggantinya dengan energy alternative lainnya.
Kesimpulan
Timur Tengah merupakan salah satu pusat geografis bagi industri
minyak dunia. Bahkan dalam beberapa negara di Timur Tengah minyak bumi merupakan
sumber utamanya. Hanya saja Pemerintah Timur Tengah terlalu lemah, tidak
memiliki teknologi untuk mengembangkan industri itu sendiri, sehingga dengan
sukarela memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan Barat untuk
mengeksploitasi sumber daya alam vital mereka dan perusahaan barat mendominasi
saham mereka.
Referensi
TIM FMIPA.
2013. Sains Dasar. Surabaya: Unipres Unesa
Fathoni, rifai shodiq.
2018. Industri Minyak di Timur Tengah Abad ke-20 M. http://wawasansejarah.com/industri-minyak-di-timur-tengah/.
3 Maret 2019
Islamika, gana. 2018. Kutukan Minyak bagi Timur Tengah (4) Masa Depan Timur
Tengah. https://ganaislamika.com/kutukan-minyak-bagi-timur-tengah-4-masa-depan-timur-tengah/ .3 Maret 2019
Trifatullah, asrin dimas.
2017. Peranan Arab Saudi Sebagai Aktor Utama di Timur Tengah. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Husna TR, Cut Asmaul.
2018. Strategi Penguatan Pengelolaan Bersama Minyak dan Gas Bumi di Wilayah
Laut. Jurnal Konstitusi. Vol 15: hal
141-163.
Hakim, Kholil Arkham.
2016. Konflik Timur Tengah Dalam Perspektif Geopolitik. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri
Surabaya Kalijaga Yogyakarta.
Reviewer
Nama : Alviana Munadhirotur R
NIM : 17040254077
Tanggal terima
: 06 Maret 2019
Tanggal kembali : 09 Maret 2019
Penulisan
judul dan isi telah sesuai dengan tema”Masyarakat Timur Tengah”. kata-kata yang
digunakan cukup efektif dan mudah di pahami bagi orang yang membaca. Da;lam
penyusunan paragraf sudah rapi serta penulisan artikel menggunaan bahasa baku
sehingga mmudah untuk dimengerti.
0 comments:
Post a Comment