KEJAHATAN MANUSIA YANG
BERPOTENSI MEMATIKAN PLANET KECIL
( Nia Kisniaty, Dicky Putra, Samik, S.Si, M.si )
( Nia Kisniaty, Dicky Putra, Samik, S.Si, M.si )
Abstrak:
Tulisan ini yang
berjudul “Kejahatan Manusia Yang Berpotensi Mematikan Planet Kecil” bermaksud
untuk mengingatkan manusia yang sering melakukan kesalahan fatal yaitu
ketidaksadaran aktivitas mereka yang berpotensi merusak ekosistem diplanet ini
agar mereka sadar dan menjelma menjadi manusia yang berpotensi positif terhadap
pelestarian planet ini. Inti dari solusi
ini adalah manusia dituntut melek ilmu ekologi sebagai dasar pengelolahan
lingkungan demi mempertahankan kelangsungan hidupnya selama tinggal dibumi dikarenakan
manusia bertumpu pada mata kehidupan alam sekitar. Dengan demikian, manusia
harus memiliki jiwa tanggungjawab atas kejahatan yang mereka perbuat dalam
pengelolahan lingkungan dan merawat lingkungan hidup sebagai perilaku kebiasaan
dan pola hidup. Tulisan akan membahas bagaimana tanggapan saya terhadap
kejahatan manusia yang menyebabkan masa depan manusia akan punah.
Isi :
Dalam dunia ini bukan
hanya manusia yang menempati tetapi ada pula mahkluk lainnya yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Interaksi
yang membentuk suatu system inilah disebut ekosistem. Jadi ekosistem merupakan
hubungan timbal balik yang kompleks antara makhluk hidup dengan lingkungannya,
baik yang hidup maupun tak hidup ( tanah,air,udara, atau kimia fisik ) yang
secara bersama-sama membentuk suatu system ekologi. Usaha manusia untuk
mengetahui hubungan-hubungan dalam lingkungan hidupnya meski telah lama
dilakukan namun baru pada tahun 1896, diberi nama ekologi oleh Haeckel seorang
ahli biologi. Isilah Ekologi berasal dari Grika yaitu Oikos, yang berarti rumah dan Logos
yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah Ekologi berarti kajian mengenai
organisme didalam rumahnya atau ilmu yang mempelajari totalitas hubungan
organisme ( termasuk manusia dengan lingkungannya ). Ekologi terutama
mempelajari mekanisme serta interelasi komponen biotik dan abiotic dalam
mengalirkan energy dan mengatur populasi, struktur komunitas beserta
dinamikanya.
Manusia adalah makhluk
yang tidak lepas dari segala macam isi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Rumah bagi mahluk hidup adalah lingkungan dimana makhluk itu tinggal. Disinilah
mereka saling melakukan aktivitas simbiosis mutualisme dan berinteraksi dalam
keselarasan terhadap sesamanya dan bersama komponen biotik disekelilingnya
dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. Manusia harus dituntut untuk
tanggungjawab atas pengelolahan lingkungan. Menurut Soemarwoto ( 1991:73 ),
pengelolaan lingkungan dapat diartikan sebagai usaha secara sadar untuk
memelihara dan atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat
terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Pengelolahan lingkungan harus bersifat adil,
artinya semua manusia dipaksa dalam pemeliharaan lingkungan tanpa
membeda-bedakan status social apapun alasannya. Untuk mendapatkan mutu
lingkungan yang baik, usaha yang perlu dilakukan manusia adalah memperbesar
manfaat lingkungan dana atau memperkecil risiko lingkungan.
Upaya untuk
melestarikan lingkungan hidup utamanya adalah kesadaran diri dalam masing-
masing individu yang berpijak dibumi. Kita adalah makhluk hidup yang saling
bekerja sama untuk merawat alam dan seisinya. Kesadaran itulah sangat penting
dan berpotensi positif untuk melakukan kebaikan menjaga lingkungan hidup.
Contoh sederhanaya adalah membuang sampah pada tempatnya. Menurut saya, manusia
yang sukses adalah manusia yang mencintai dirinya sendiri dan alam sekitar.
Mereka yang benar-benar cinta dengan lingkungannya pasti bisa memulai dari hal
yang terkecil untuk merawatnya yaitu membuang sampah pada tempatnya dan
mengajak temannya untuk melakukan hal yang sama, karena manusia sering lupa
dengan hal tersebut, oleh sebab itu kita sesama manusia harus saling
mengingatkan untuk menjaga bumi ini. Masalah sampah di Indonesia merupakan
masalah yang kompleks karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap
akibat-akibat yang ditimbulkan oleh sampah. Perilaku manusia yang tidak
bertanggungjawab terhadap sampah dapat menyebabkan munculnya masalah dan
kerusakan lingkungan. Bila perilaku masyarakat tersebut semata-mata untuk
kepentingan pribadinya, dan tidak mempertimbangkan kepentingan umum atau
kepentingan makhluk hidup yang lainnya di bumi ini, maka dapat diprediksi bahwa
alam ini akan marah dan akan menunjukkan bahwa daya dukung lingkungan alam
semakin terkuras habis. Bukan hanya alam yang marah tetapi makhluk lainnya akan
punah perlahan-lahan dengan seiring berjalannya waktu. Saya sangat sedih dengan
berita yang akhir-akhir ini di tayangkan, semua ini tak lepas dari aktivitas
manusia yang juga menjadi korban atas perilaku yang dibuatnya. Mereka yang
berbuat ,mereka juga yang terkena efeknya. Sering kali saya melihat orang-orang
diluar sana membuang sampah sembarangan , bahkan di tengah jalan rayapun banyak
sampah yang bertebangan, di sungai-sungai, di pantai, di jalanan, di mana-mana
ada sampah. Pemerintah sudah menyiapkan sampah khusus untuk organic dan non
organic. Oleh karena itu, sebagai manusia yang berakal sehat pasti tau mana
yang sebaiknya dilakukan untuk merawat bumi tercinta ini.
Kesimpulan :
Setiap orang
terkoneksi antara satu dengan lainnya. Mahluk hidup apapun mempunyai titik
akhir, ada kelahiran maka ada kematian. Ini semua adalah yang dsebut irama
kehidupan. Kecelakaan dan kesalahan manusia yang membuat bumi ini menjadi titik
akhir, hukum kekekalan itu ada. Seperti air, jumlah air tidak pernah bertambah
dan tidak akan berkurang di dunia ini. Dapat didalam suatu ekosistem manusia
juga terjadi rantai makanan dan ekologi menjadi peran penting untuk menjaga
keseimbangan kehidupan. Namun, ditengah kehidupan yang fana ini manusia hidup
dalam kecepatan , tak ada yang mempu beradaptasi dengan semua ini, mereka
semuanya egois akan mengejar kefanaan
ini. Mereka tidak memikirkan alam semesta yang menampung mereka untuk hidup.
Oleh karena itu, manusia dituntut melek ilmu ekologi sebagai dasar pengelolahan
lingkungan demi mempertahankan kelangsungan hidupnya selama tinggal dibumi,
karena manusia bertumpu pada mata kehidupan alam sekitar. Dengan demikian,
manusia harus memiliki jiwa tanggungjawab atas kejahatan yang mereka perbuat
dalam pengelolahan lingkungan dan merawat lingkungan hidup sebagai perilaku
kebiasaan dan pola hidup.
Referensi :
Soemarwoto, Otto. 1991. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta:Djambatan.
Nasrudin, harun dkk. 2012. Sains Dasar. Surabaya:Unesa Univercity Express.
Suwandi,Sarwiji, Ahmad Yunus dan Laili Etika R. 2016.
Kecerdasan Ekologis Dalam Buku Sekolah Elektronik Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia SMP. Jurnal Litera. Vol
15,nomer 1 hal:23-37.
Utomo, Suyud Warno, Ir Sutriyono, dan Reda Rizal.
2014. Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem. Modul Biologi.
0 comments:
Post a Comment