Pages

Tuesday, March 12, 2019

KEJAHATAN MANUSIA YANG BERPOTENSI MEMATIKAN PLANET KECIL

KEJAHATAN MANUSIA YANG BERPOTENSI MEMATIKAN PLANET KECIL
( Nia Kisniaty, Dicky Putra, Samik, S.Si, M.si )






Abstrak:
Tulisan ini yang berjudul “Kejahatan Manusia Yang Berpotensi Mematikan Planet Kecil” bermaksud untuk mengingatkan manusia yang sering melakukan kesalahan fatal yaitu ketidaksadaran aktivitas mereka yang berpotensi merusak ekosistem diplanet ini agar mereka sadar dan menjelma menjadi manusia yang berpotensi positif terhadap pelestarian planet ini.  Inti dari solusi ini adalah manusia dituntut melek ilmu ekologi sebagai dasar pengelolahan lingkungan demi mempertahankan kelangsungan hidupnya selama tinggal dibumi dikarenakan manusia bertumpu pada mata kehidupan alam sekitar. Dengan demikian, manusia harus memiliki jiwa tanggungjawab atas kejahatan yang mereka perbuat dalam pengelolahan lingkungan dan merawat lingkungan hidup sebagai perilaku kebiasaan dan pola hidup. Tulisan akan membahas bagaimana tanggapan saya terhadap kejahatan manusia yang menyebabkan masa depan manusia akan punah.
Isi :
Dalam dunia ini bukan hanya manusia yang menempati tetapi ada pula mahkluk lainnya yang saling berinteraksi dan mempengaruhi dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Interaksi yang membentuk suatu system inilah disebut ekosistem. Jadi ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik yang hidup maupun tak hidup ( tanah,air,udara, atau kimia fisik ) yang secara bersama-sama membentuk suatu system ekologi. Usaha manusia untuk mengetahui hubungan-hubungan dalam lingkungan hidupnya meski telah lama dilakukan namun baru pada tahun 1896, diberi nama ekologi oleh Haeckel seorang ahli biologi. Isilah Ekologi berasal dari Grika yaitu Oikos, yang berarti rumah dan Logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah Ekologi berarti kajian mengenai organisme didalam rumahnya atau ilmu yang mempelajari totalitas hubungan organisme ( termasuk manusia dengan lingkungannya ). Ekologi terutama mempelajari mekanisme serta interelasi komponen biotik dan abiotic dalam mengalirkan energy dan mengatur populasi, struktur komunitas beserta dinamikanya.
Manusia adalah makhluk yang tidak lepas dari segala macam isi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Rumah bagi mahluk hidup adalah lingkungan dimana makhluk itu tinggal. Disinilah mereka saling melakukan aktivitas simbiosis mutualisme dan berinteraksi dalam keselarasan terhadap sesamanya dan bersama komponen biotik disekelilingnya dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. Manusia harus dituntut untuk tanggungjawab atas pengelolahan lingkungan. Menurut Soemarwoto ( 1991:73 ), pengelolaan lingkungan dapat diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara dan atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Pengelolahan lingkungan harus bersifat adil, artinya semua manusia dipaksa dalam pemeliharaan lingkungan tanpa membeda-bedakan status social apapun alasannya. Untuk mendapatkan mutu lingkungan yang baik, usaha yang perlu dilakukan manusia adalah memperbesar manfaat lingkungan dana atau memperkecil risiko lingkungan.
Upaya untuk melestarikan lingkungan hidup utamanya adalah kesadaran diri dalam masing- masing individu yang berpijak dibumi. Kita adalah makhluk hidup yang saling bekerja sama untuk merawat alam dan seisinya. Kesadaran itulah sangat penting dan berpotensi positif untuk melakukan kebaikan menjaga lingkungan hidup. Contoh sederhanaya adalah membuang sampah pada tempatnya. Menurut saya, manusia yang sukses adalah manusia yang mencintai dirinya sendiri dan alam sekitar. Mereka yang benar-benar cinta dengan lingkungannya pasti bisa memulai dari hal yang terkecil untuk merawatnya yaitu membuang sampah pada tempatnya dan mengajak temannya untuk melakukan hal yang sama, karena manusia sering lupa dengan hal tersebut, oleh sebab itu kita sesama manusia harus saling mengingatkan untuk menjaga bumi ini. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang kompleks karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang ditimbulkan oleh sampah. Perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap sampah dapat menyebabkan munculnya masalah dan kerusakan lingkungan. Bila perilaku masyarakat tersebut semata-mata untuk kepentingan pribadinya, dan tidak mempertimbangkan kepentingan umum atau kepentingan makhluk hidup yang lainnya di bumi ini, maka dapat diprediksi bahwa alam ini akan marah dan akan menunjukkan bahwa daya dukung lingkungan alam semakin terkuras habis. Bukan hanya alam yang marah tetapi makhluk lainnya akan punah perlahan-lahan dengan seiring berjalannya waktu. Saya sangat sedih dengan berita yang akhir-akhir ini di tayangkan, semua ini tak lepas dari aktivitas manusia yang juga menjadi korban atas perilaku yang dibuatnya. Mereka yang berbuat ,mereka juga yang terkena efeknya. Sering kali saya melihat orang-orang diluar sana membuang sampah sembarangan , bahkan di tengah jalan rayapun banyak sampah yang bertebangan, di sungai-sungai, di pantai, di jalanan, di mana-mana ada sampah. Pemerintah sudah menyiapkan sampah khusus untuk organic dan non organic. Oleh karena itu, sebagai manusia yang berakal sehat pasti tau mana yang sebaiknya dilakukan untuk merawat bumi tercinta ini.

Kesimpulan :
Setiap orang terkoneksi antara satu dengan lainnya. Mahluk hidup apapun mempunyai titik akhir, ada kelahiran maka ada kematian. Ini semua adalah yang dsebut irama kehidupan. Kecelakaan dan kesalahan manusia yang membuat bumi ini menjadi titik akhir, hukum kekekalan itu ada. Seperti air, jumlah air tidak pernah bertambah dan tidak akan berkurang di dunia ini. Dapat didalam suatu ekosistem manusia juga terjadi rantai makanan dan ekologi menjadi peran penting untuk menjaga keseimbangan kehidupan. Namun, ditengah kehidupan yang fana ini manusia hidup dalam kecepatan , tak ada yang mempu beradaptasi dengan semua ini, mereka semuanya egois  akan mengejar kefanaan ini. Mereka tidak memikirkan alam semesta yang menampung mereka untuk hidup. Oleh karena itu, manusia dituntut melek ilmu ekologi sebagai dasar pengelolahan lingkungan demi mempertahankan kelangsungan hidupnya selama tinggal dibumi, karena manusia bertumpu pada mata kehidupan alam sekitar. Dengan demikian, manusia harus memiliki jiwa tanggungjawab atas kejahatan yang mereka perbuat dalam pengelolahan lingkungan dan merawat lingkungan hidup sebagai perilaku kebiasaan dan pola hidup.




Referensi :
Soemarwoto, Otto. 1991. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta:Djambatan.
Nasrudin, harun dkk. 2012. Sains Dasar. Surabaya:Unesa Univercity Express.
Suwandi,Sarwiji, Ahmad Yunus dan Laili Etika R. 2016. Kecerdasan Ekologis Dalam Buku Sekolah Elektronik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Jurnal Litera. Vol 15,nomer 1 hal:23-37.
Utomo, Suyud Warno, Ir Sutriyono, dan Reda Rizal. 2014. Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem. Modul Biologi.

0 comments:

Post a Comment