Perkembangan Pendidikan Masyarakat Romawi
Nico Kusuma Wijaya,
Heny kurnia Sari, samik
Abstrak
Selama
5000 tahun sejarah yang tercatat, pendidikan di rumah, Tempat ibadah, atau sekolah
merupakan cara penting untuk menyebarkan tradisi-tradisi dan pengetahuan
praktis kepada generasi-generasi yang berikutnya. Hal ini dapat dicontohkan
oleh binatang yang mengajarkan kebiasaan-kebiasaan dan ketrampilanketrampilan
kepada anak-anak mereka melalui peniruan dan disiplin karena belajar adalah
perlu bagi kelangsungan hidup dalam satu lingkungan yang bermusuhan. Akan
tetapi hanya manusia yang telah menemukan berbagai sistem pendidikan
dalammemenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sangat penting dan mencapai tujuan
pribadi maupun tujuan sosial.
Perkembangan
bahasa telah memungkinkan manusia dalam masyarat yang paling primitif sekalipun
untuk menambah peniruan dan disiplin dengan pelajaranpelajaran lisan tentang
keselamatan dan tugas-tugas ekonomi. Akan tetapi bagi para penguasa yang
terdorong oleh ambisi politik mereka menggunakan program-program pendidikan
untuk memajukan kepentingan-kepentingan kebangsaan mereka. Para pemimpin agama
dan para ahli filsafat yang megabdi kepada cita-cita moral telah berusaha untuk
menuntun masyarakat mereka ke arah standar-standar hidup dan kebudayaan yang
tinggi melalui pendidikan.
ISI
Pendidikan
adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk
memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan . dapat dikatakan Pendidikan adalah usaha manusia untuk kepentingan
manusia. Jadi pada saat manusia itu ada dan masih ada, pendidikan itu telah
dan masih ada pula. Pada kenyataannya dapat kita telaah bahwa praktek
pendidikan dari zaman ke zaman mempunyai garis persamaan. Garis
persamaan atau benang merah pendidikan itu ialah:
·
Pendidikan
adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan.
·
Pendidikan
merupakan kegiatan yang bersifar universal
·
Praktek
pelaksanaan pendidikan memiliki segi-segi yang umum sekaligus memiliki
keunikan berkaitan dengan pandangan hidup masing-masing bangsa.
keunikan berkaitan dengan pandangan hidup masing-masing bangsa.
Romawi yang pada awalnya
adalah negara petani, mengalami dua masa yang masing-masing berbeda baik tujuan
maupun alat-alat pendidikannya, yaitu jaman Romawi lama dan jaman Romawi baru
(Hellenisme).
1) Jaman
Romawi Lama
Pendidikan pada jaman ini bertujuan membentuk warganegara
yang setia dan berani, siap berkorban membela kepentingan tanah airnya.
Diutamakan pembentukan warganegara yang cakap sebagai tentara. Pendidikan
diselenggarakan oleh keluarga,dan merupakan pendidikan bangsawan bukan
pendidikan rakyat. Materi pelajarannya meliputi membaca, menulis, dan
berhitung. Pendidikan jasmani dan kesusilaan menjadi prioritas. Hasil
pendidikan dinilai baik, karena:
a)
Kebiasaan aturan dalam rumah tangga yang keras, ayah mempunyai kekuasaan
mutlak dan anak-anak patuh pada
perintahnya;
b)
Kedudukan ibu hampir sama dengan kedudukan
ayah, ia menjadi pemelihara rumah tangga;
c)
Agama mempunyai pengaruh besar, orang romawi percaya dikelilingi oleh dewa dewanya;
d)
Anak-anak mempelajari undang-undang negaranya, menganggapnya sakti dan
tidak melanggar.
2) Jaman
Romawi Baru (Helenisme)
Hellenisme adalah aliran kebudayaan yang diciptakan oleh
ahli-ahli filsafat Yunani (Hellas). Sejak saat itu bangsa Romawi mulai
menyadari arti penting ilmupengetahuan. Dengan demikian maka tujuan pendidikan
mengalami perubahan: untuk pembentukan manusia yang harmonis. Pendidikan rasio
dan kemanusiaan (humanitas) menjadi prioritas. Organisasi sekolah yang dibentuk
meliputi:
a)
Sekolah rendah : pelajarannya membaca, menulis, dan berhitung. Musik dan menyanyi tidak mendapat perhatian;
b)
Sekolah menengah : pelajarannya ilmu pasti, ilmu filsafat, dan
kesusasteraan klasik;
c)
Sekolah tinggi : diberikan keahlian pidato, hukum, dan undang-undang.Pendidikan
menjadi kehilangan sifat praktisnya dan
rakyat Roma mulai berpedoman kepada filsafat.
Pada perkembangan selanjutnya Romawi terbawa
oleh arus aliran filsafat yang berdampak cukup besar bagi pendidikan Roma,
yaitu Epicurisme (dipelopori Epicurus 341-270 SM), dan aliran Stoa (dipelopori
Zeno 336-264 SM). Aliran Epicurisme berpendapat hahwa kebahagian akan terwujud
manakala manusia menyatu dengan alam. Aliran Stoa berpendapat bahwa tujuan
hidup adalah mencapai kebajikan. Kebajikan itu akan terwujud apabila manusia
dapat menyesuaikan diri dengan alamnya, karena manusia adalah bagian dari alam.
Sedangkan alam itu sendiri dikuasai oleh budi Ilahi. Karena manusia merupakan
bagian dari alam, maka didalamnya terkandung sebagian dari budi ilahi itu. Jadi
tidak ada perbedaan antara alam dengan Tuhan, dan alam adalah Tuhan dan Tuhan
adalah alam, yang disebut juga panteisme (pan: seluruh, semua; theos: Tuhan).
Sehingga hidup sesuai dengan alam berarti hidup sebagai manusia berakan dan
berbudi. Dengan munculnya dua faham tersebut cita-cita atu tujuan Romawi
berubah dari rnembentuk manusia sehat kuat untuk membela tanah air (kebajikan
kepahlawanan) menjadi membentuk manusia yang bijaksana dan berakal
budi(kebajikan kemanusian/humanitas).
Kesimpulan
Pendidikan dapat diterapkan di rumah, Tempat ibadah, atau sekolah merupakan
cara penting untuk menyebarkan tradisi-tradisi dan pengetahuan praktis kepada anakanak
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Perkembangan bahasa telah memungkinkan manusia dalam
masyarat yang paling primitif sekalipun untuk menambah peniruan dan disiplin
dengan pelajaran pelajaran lisan tentang keselamatan dan tugas-tugas ekonomi.
Romawi yang pada awalnya
adalah negara petani, mengalami dua masa yang masing-masing berbeda baik tujuan
maupun alat-alat pendidikannya, yaitu jaman Romawi lama dan jaman Romawi baru
(Hellenisme). Pendidikan pada jaman romawi lama bertujuan membentuk warganegara yang setia dan
berani, siap berkorban membela kepentingan tanah airnya. Diutamakan pembentukan
warganegara yang cakap sebagai tentara. Sedangkan pada zaman romawi baru bangsa
Romawi mulai menyadari arti penting ilmu pengetahuan yang dipengaruhi aliran
kebudayaan yang diciptakan oleh ahli-ahli filsafat Yunani (Hellas).
Daftar
Pustaka
Hendrayana. 2009.
Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1 Kelas X.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 202.
UNESA, TIM FMIPA. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University Press
Kasmadi, Hartono. 2003. Buku Ajar Sejarah Pendidikan. Unes
Djumhur dan Danasuparta. 1976. Seajarah Pendidikan. Bandung : CV Ilmu Bandung Ribkahwati, et.al. 2012. Ilmu Kealaman Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 202.
UNESA, TIM FMIPA. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University Press
Kasmadi, Hartono. 2003. Buku Ajar Sejarah Pendidikan. Unes
Djumhur dan Danasuparta. 1976. Seajarah Pendidikan. Bandung : CV Ilmu Bandung Ribkahwati, et.al. 2012. Ilmu Kealaman Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu
Reviewer
Nama : Heny
Kurniasari
Nim :
17040254076
Tanggal diberikan : 9 Maret 2019
Tanggal dikembalikan :
9 Maret 2019
SARAN
Dari penulisan ini keseluruhan sudah baik hanya
saja dalam penulisan abstrak sebelumnya tidak menggunakan tulisan italic dan
dalam abstrak tidak menggunakan kata kunci.
0 comments:
Post a Comment