PERANAN BIOTIK DAN ABIOTIK DALAM EKOSISTEM
(Laili Farah Lutvia, Novita Wahyu
Pratama, Samik)
ABSTRAK
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
organisme dengan lingkungannya. Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem
terestrial (daratan) dan ekosistem akuatik (perairan). Komponen yang terdapat
didalam ekosistem terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen keduanya
sangat berperan dan berhubungan erat sehingga terjadi
ekosistem yang baik bagi kehidupan makhluk hidup.
Ecosystem
is an ecological system formed by reciprocal relationships between organisms
and their environment. Ecosystems are divided into terrestrial ecosystems
(land) and aquatic ecosystems (waters). Components contained in the ecosystem
consist of abiotic and biotic components. Components of both are very important
and closely related so that ecosystems are good for the life of living things.
ISI
Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. Ekosistem dibedakan menjadi
ekosistem terestrial (daratan) dan ekosistem akuatik (perairan). Komponen yang
terdapat didalam ekosistem terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Ekosistem
juga dapat dilihat sebagai hasil dari saling mempengaruhi antara komponen
biotik dengan komponen abiotik dalam pengubahan energi dan materi (Tim FMIPA
Unesa,2012).
Gambar ekosistem
Sumber
: Google image
Pada gambar ekosistem di atas terdapat dua komponen, yaitu
komponen biotik antara lain kijang, burung, ikan, katak, cacing, capung, dan
berbagai macam tumbuhan. Komponen abiotik berupa cahaya matahari, udara, tanah,
air, suhu, dan lain sebagainya. Antara dua komponen tersebut terjadi hubungan
timbal balik. Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik yaitu
seperti hubungan tumbuhan dengan tanah untuk mencari mineral dan unsur hara,
hubungan tumbuhan dengan cahaya matahari dalam melakukan fotosintesis, hubungan air dengan hewan untuk minum,
hubungan organisme dengan udara saat melakukan proses pernafasan, dan lain
sebagainya. Selain hubungan antara komponen biotik dan abiotik ada juga
hubungan antara komponen biotik dengan biotik, misalnya hubungan hewan dengan
tumbuhan, hewan dengan hewan sebagai sumber energi.
KOMPONEN
DALAM EKOSISTEM
Ekosistem
terdiri dari beberapa komponen. Komponen dalam ekosistem memiliki fungsi kerja
masing-masing. Semua komponen saling berhubungan dan berinteraksi demi mencapai
tujuan tertentu. Ada 2 komponen dalam ekosistem (dalam Ramli, 1989: 23), antara
lain sebagai berikut :
A.
KOMPONEN
BIOTIK
Komponen biotik adalah
komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup seperti manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme. Berdasarkan peranannya dalam kehidupan dibedakan
menjadi 4 (dalam Ramli, 1989: 24), antara lain sebagai berikut :
1.
Produsen
Produsen adalah makhluk hidup yang
berperan sebagai penyedia sumber makanan utama pada rantai makanan. Secara umum
kata produsen banyak di temukan di ilmu ekonomi, produsen dalam ekonomi adalah
orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan (dalam
Zhafar, 2010). Berbeda dengan ilmu Biologi, dalam ilmu Biologi produsen adalah
tumbuhan. Salah satu keistimewaan tumbuhan adalah memiliki pigmen-pigmen
seperti klorofil yang dapat menyerap gelombang sinar tertentu dari sinar
matahari. Energi matahari yang diserap digunakan untuk membantu mengubah gas CO2
dan air menjadi gas O2 dan glukosa, proses ini dinamakan
fotosintesis (dalam Ramli, 1989: 24). Akibat dari kemampuannya berfotosintesis tumbuhan
dinamakan organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menghasilkan makanan
sendiri dalam tubuhnya.
Dalam suatu ekosistem produsen
memiliki peran yang paling utama setelah energi matahari. Dalam ekosistem
selalu terdapat proses aliran energi yang dapat digambarkan melalui rantai
makanan. Pada rantai makanan produsen atau tumbuhan selalu menduduki posisi
pertama. Produsen memiliki peran dimakan bukan memakan. Produsen juga
memiliki peran penyedia makanan. Berikut adalah produsen dan kedudukannya
dalam rantai makanan.
Gambar Produsen
Sumber : Google image
1.
Konsumen
Konsumen adalah makhluk hidup yang berperan untuk
mengkonsumsi sumber makanan. Secara umum kata konsumen banyak di temukan di
ilmu Ekonomi, konsumen dalam ekonomi adalah orang yang memakai barang atau jasa
hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan (dalam Zhafar, 2010). Dalam ilmu
Biologi konsumen diartikan sebagai organisme yang memakan produsen seperti
hewan-hewan herbivora yang merupakan
konsumen primer, seperti kijang, belalang, ikan, bekicot, ulat, dan hewan lain
yang dapat memakan secara langsung tumbuhan tersebut (dalam Ramli, 1989: 28).
Hewan-hewan herbivora atau hewan pemakan tumbuhan disebut juga konsumen primer
atau konsumen tingkat pertama. Hewan lain yang masuk golongan konsumen adalah
hewan karnivora atau hewan pemakan daging. Hewan omnivora atau hewan pemakan
segala juga termasuk konsumen, yaitu konsumen sekunder. Konsumen sekunder
adalah konsumen yang menduduki tingkat kedua dalam rantai makanan. Sedangkan
konsumen yang menduduki tingkatan ketiga, dan seterusnya dalam rantai makanan
disebut konsumen tersier. Hewan-hewan yang termasuk golongan konsumen sekunder
dan tersier adalah singa, harimau, ular, dan lain sebagainya. Hewan tersebut
memangsa hewan herbivore untuk konsumen sekunder dan hewan karnivora untuk
konsumen tersier sebagai makanannya.
Konsumen tidak mampu menghasilkan makanan sendiri
dalam tubuhnya, sehingga dinamakan organisme heterotrof. Konsumen memiliki
peran memakan dan dimakan. Seperti penjelasan gambar di bawah ini
Gambar Konsumen
Sumber : Google image
Pada gambar di atas ada 3
macam konsumen, yaitu belalang, katang dan ular. Berdasarkan tingkatan trofik
belalang menduduki konsumen tingkat pertama atau konsumen primer yang memakan
tumbuhan. Belalang dinamakan hewan herbivora. Sedangkan katak merupakan
konsumen tingkat kedua atau konsumen sekunder yang memakan hewan lain seperti
belalang. Katak dinamakan hewan karnivora. Terakhir adalah ular menduduki
konsumen tingkat ketiga atau konsumen tersier yang memakan hewan lain seperti
katak.
1.
Detrivor
Detrivor adalah
makhluk hidup yang berperan untuk mengkonsumsi hasil pelapukan makhluk hidup
atau makhluk hidup yang sudah mati.
Secara sederhana detrivor
diartikan sebagai organisme pemakan zat-zat organik (dalam Efendi, 2013).
Secara umum detrivor disebut sebagai hewan pemakan organisme baik hewan maupun
tumbuhan yang telah lapuk atau mati, hewan yang memiliki perilaku demikian
dinamakan saprofit. Kebanyakan dari material yang mati dalam
ekosistem-ekosistem daun-daun yang mati dan kayu-kayu, akar yang hancur, serta
pelapukan akan dimakan oleh pemakan detritus (dalam Ramli, 1989: 2). Contoh
dari detrivor adalah bekicot dan cacing tanah. Berikut adalah gambar yang
menunjukan kedudukan detrivor pada rantai makanan
Gambar Detrivor
Sumber : Google image
Detrivor memiliki
kedudukan di antara konsumen dan dekomposer. Hal itu dikarenakan ada organisme
yang setelah mati langsung diuraikan oleh dekomposer da nada juga yang
dikonsumsi oleh detrivor. Detrivor tidak hanya mengkonsumsi para konsumen yang
telah mati, namun produsen yang mengalami kelapukan pun juga dapat dikonsumsi
oleh detrivor.
1.
Dekomposer
Dekomposer adalah makhluk
hidup yang berperan sebagai pengurai organisme yang telah mati. Dalam ilmu
Biologi dekomposer atau biasa dikenal pengurai merupakan konsumen mikro, yaitu
konsumen yang memiliki ukuran sangat kecil. Contoh dari dekomposer adalah jamur
dan bakteri. Jamur dan bakteri mampu menghancurkan sisa-sisa bahan organik dari
jasad organisme yang telah mati menjadi substansi yang sederhana dan kemudian
mengembalikannya ke dalam lingkungan untuk dapat dipakai kembali sebagai
nutrien (zat hara) bagi organisme hidup. Berikut adalah gambar yang menunjukan
kedudukan pengurai dalam rantai makanan.
Gambar Dekomposer
Sumber : Google image
Dekomposer
atau pengurai menduduki urutan terakhir. Setelah dekomposer ada panah yang
menuju arah tumbuhan, hal itu menunjukan bahwa zat hara hasil penguraian dari
dekomposer akan diperlukan untuk tumbuhan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
A. KOMPONEN ABIOTIK
Komponen abiotik adalah
komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup seperti
iklim, suhu, tanah, air, sinar matahari, dan masih banyak lainnya. Komponen
abiotik dapat mempengaruhi populasi organisme atau mengganggu dinamika populasi
(dalam Soemarwoto, 1989: 73).
a.
Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat
penting untuk eksistensi ekosistem. Saat berfotosintesis, tumbuhan hijau
memerlukan cahaya matahari. Kalau nggak ada cahaya matahari, maka tumbuhan
hijau nggak bisa membuat makanan. Hasil fotosintesis yang berupa bahan organik
dimanfaatkan oleh hewan dan manusia sebagai sumber makanan. Secara tidak
langsung, cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam ekosistem. Selain
itu, cahaya matahari juga berpengaruh terhadap keberadaan siang, malam, dan
suhu lingkungan.
b.
Oksigen dan
karbondioksida
Baik hewan, tumbuhan
maupun manusia sama-sama membutuhkan oksigen dalam proses respirasi. Pada
proses respirasi, ada karbondioksida yang dikeluarkan. Karbondioksida diperlukan
oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan dilepaskan
oksigen. Dengan begitu, terjadi siklus oksigen dan karbon dioksida dalam proses
pernapasan dan fotosintesis.
c.
Air
Air adalah komponen abiotik yang juga sangat penting. Setiap hari makhluk hidup membutuhkan air, karena hampir sebagian besar makhluk hidup terdiri dari 90% air. Air berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang dimakan oleh makhluk hidup. Air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Bagi hewan air, seperti ikan, katak, dan buaya, air diperlukan untuk tempat hidupnya.
Air adalah komponen abiotik yang juga sangat penting. Setiap hari makhluk hidup membutuhkan air, karena hampir sebagian besar makhluk hidup terdiri dari 90% air. Air berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang dimakan oleh makhluk hidup. Air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Bagi hewan air, seperti ikan, katak, dan buaya, air diperlukan untuk tempat hidupnya.
KESIMPULAN
Ekosistem adalah hubungan timbal
balik antara komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik adalah komponen yang
tidak hidup, contohnya cahaya matahari, suhu, iklim, udara, air, tanah, dan
lain sebagainya. Sedangkan komponen biotik adalah komponen yang hidup.
Berdasarkan peranannya komponen biotik dibagi menjadi 4, yaitu produsen adalah
organisme yang mampu menghasilkan makanan sendiri atau disebut sebagai
penghasil makanan dalam ekosistem, konsumen adalah organisme yang berperan
sebagai pemakan, detrivor adalah organisme yang berperan sebagai pemakan
organisme yang telah lapuk atau mati, dan dekomposer atau pengurai adalah zat
organik menjadi zat anorganik. Sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang
tak hidup yakni air, udara dan cahaya matahari. Komponen keduanya sanagt
berperan dan berhubungan sangat erat sehingga terjadi ekosistem yang baik bagi
kehidupan makhluk hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Irsal. 2013. Peran Organisme dalam Ekosistem, (online),
(http://pakirsalbiologi.blogspot.com/2013/03/peran-organisme-dalam-ekosistem.html),
diakses 05 Maret 2019.
Ramli, Dzaki. 1989. Ekologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
Soemarwoto, Idjah. 1989. Biologi Umum 1. Jakarta: PT Gramedia.
Unesa, Tim FMIPA. 2012. Sains Dasar. Surabaya:
Unesa University Press
Zhafar, Eko Nur. 2010. Pengertian Produsen, (online), (http://ekonurzhafar.wordpress.com/2010/03/20/pengertian-produsen/),
diakses tanggal 05 Maret 2019.
0 comments:
Post a Comment