Pages

Tuesday, March 12, 2019

Pengaruh Olahraga Secara Rutin Terhadap Kondisi Fisik Manusia di Masa Tua


Pengaruh Olahraga Secara Rutin Terhadap Kondisi Fisik Manusia di Masa Tua
Arina Ameliyah, Nasihatul Mahmudah, Samik S.Si, M.Si

Abstrak
Usia lanjut dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia lanjut tersebut, maka jika seseorang telah berusia lanjut akan memerlukan tindakan keperawatan yang lebih, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia. Oleh sebab itu untuk mempersiapkan masa tua yang berguna dan bahagia maka perlu adanya suatu usaha untuk mencapainya yaitu dengan berolahraga secara rutin sejak usia muda.
Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang. Olahraga juga merupakan salah satu metode penting untuk mereduksi stress. Olahraga juga merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress.Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik agar fisik mereka menjadi sehat khususnya untuk menghindari penyakit yang menyerang di tubuh mereka ketika di masa tua.
(kata kunci : Lansia, Olahraga, dampak, solusi )

Bangsa Indonesia yang kental dengan adat ketimurannya masih memegang teguh bahwa lansia dalam kehidupan keluarga dan masyarakat memiliki kharisma tersendiri yang patut diberi penghargaan dan penghormatan. Keluhuran sosial budaya yang dimiliki para lansia kerap menjadikan mereka sentral yang kehadirannya seringkali memiliki pengaruh kuat dalam kehidupan keluarga di Indonesia. Bahkan diberbagai kesempatan lansia sering diberi hak-hak istimewa ditengah-tengah masyarakat di lingkungan tertentu. Namun demikian tidak sedikit juga lansia yang menjalani masa tuanya dengan rasa cemas dan kesepian bahkan disertai dengan penderitaan. Oleh sebab itu mempersiapkan masa tua dengan berbagai aktivitas tentu akan memberi warna dan nuansa berbeda dibandingkan menghadapi masa tua dengan hanya berpangkutangan dan berdiam diri. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Sehingga perlu adanya suatu usaha yang harus dipersiapkan manusia untuk kehidupannya di masa tua agar terhindar dari penyakit yang menyebabkan masa tua menjadi tidak produktif.
Umumnya ketika seseorang memasuki usia lanjut, sering mempunyai gambaran yang serba buruk atas proses penuaan misalnya kondisi kesehatan yang memburuk, sering sakit sakitan, tidak berdaya, pikun dan sebagainya. Banyak orang beranggapan bahwa penyakit yang muncul pada manusia lanjut usia adalah hal yang biasa. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena kelompok lanjut usia juga bisa dan punya kesempatan dan hak untuk tetap hidup sehat.

Pentingkah olahraga di masa muda untuk kehidupan di masa tua?


Biasanya penyebab awal dari menurunkan kapasitas fungsi faaliah pada lansia tidak lepas dari kebiasaan dan pola hidup mereka ketika masih muda. Pola atau gaya hidup diwaktu muda memberi kontribusi cukup besar terhadap kualitas kesehatan di usia lanjut. Teknologi dan ilmu pengetahuan yang serba otomatik-elektrik telah banyak memberi warna bagi gaya hidup manusia. Sebagian besar aktivitas manusia sudah tergantikan oleh alat yang serba otomatis sehingga hanya sedikit tenaga manusia yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah perkerjaan. Konsekuensi logis yang muncul akibat dari kemajuan teknologi yang serba otomatik-elektrik adalah sedikitnya tenaga manusia yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai penyakit akibat kurang bergerak (hipokinetik). Pada manusia yang sudah berusia lanjut, penyakit akibat kurang gerak ini akan berakibat pada tidak berdayanya lansia baik pada sisi fisik.
Fasilitas yang digunakan oleh manusia semakin berkembangnya zaman akan semakin ikut berkembang juga. Salah satu contoh yaitu dengan diciptakannya motor maka manusia akan semakin malas untuk berjalan kaki, mereka akan menggunakan fasilitas motor tersebut untuk keperluan mereka sehari-hari. Padahal realitanya berjalan kaki adalah kegiatan yang baik untuk kesehatan tubuh manusia karena berjalan kaki adalah sama dengan berolahraga. Dan dengan berolahraga maka tubuh manusia akan sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit, khusunya penyakit di masa tua.

Pentingkah olahraga di masa tua?


Bila kita melihat orang yang sudah lanjut usia sedang sibuk menyapu, bersihbersih halaman atau menata taman bahkan mengerjakan pekerjaan rumah tagga biasanya ada yang menyuruhnya untuk beristirahat dan diminta agar jangan terlalu banyak bergerak. Tubuh yang mulai lamban bergerak sering membuat kita yang lebih muda berfikir bahwa yang terbaik bagi beliau adalah duduk-duduk santai sambil menonton televisi. Pemikiran yang demikian tentu salah kaprah, karena justru lansia sangat membutuhkan aktivitas agar dapat mengisi waktu luang dengan baik sesuai dengan kemampuananya. Tujuannya agar secara fisik ia bisa tetap eksis dan memiliki kebugaran yg baik. Selain itu juga perlu dipahami bahwa gaya hidup santai justru menjadi faktor resiko relative untuk penyakit jantung.
Lanjut usia sendiri dimaknai sebagai pertambahan umur seseorang dengan disertai penurunan kapasitas fisik yang ditandai denganp enurunan massa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, peningkatan lemak tubuh dan penurunan fungsi otak. Saat lanjut usia tubuh tidak akan mengalami perkembangan lagi sehingga tidak ada peningkatan kualitas fisik.
Melakukan berbagai aktifitas fisik ringan hingga sedang dan menyenangkan menurut usianya secara periodik dapat meningkatkan kebugaran pada lansia. Ketika seseorang memasuki usia lanjut maka secara alamiah tubuh akan mengalami proses penurunan fungsi faaliah (degenerasi). Pada kondisi tersebut perlu dipikirkan bagaimana di usia lanjutnya ia masih memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai macam aktifitas yang bermanfaat. Selain berfungsi sebagai upaya meningkatkan kebugaran fisiknya, aktifitas fisik dapat juga memberi penguatan terhadap keselarasan antara mental, emosional dan sosial pada lansia. Hidup bugar di usia lanjut merupakan solusi yang dapat dibentuk dan diciptakan oleh lansia guna meningkatkan derajat kebermaknaan hidup dalam kehidupan hari tua.
Latihan olahraga untuk lansia bertujuan  untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran darah, kekuatan otot, dan kelenturan sendi. Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik, harus melatih semua komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas: ketahanan jantung, peredaran darah dan pernafasan, ketahanan otot, kekuatan otot serta kelenturan tubuh.
Penataan latihan fisik melalui aktifitas olahraga untuk lansia akan membawa mereka menjadi tetap bugar sehingga tingkat kesehatannya akan terjaga dengan baik. Tidak ada istilah tua untuk berolahraga. Tubuh orang tua tetap bisa merespon aktivitas gerak sama baiknya dengan kondisi tubuhnya saat masih muda. Berolahraga adalah “peluru ajaib” untuk memastikan tetap panjang umur dan mendapatkan kualitas hidup yang baik. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa salah satu cara terbaik meningkatkan kemampuan tubuh untuk menangkal masalah kesehatan adalah dengan berolahraga.
Sementara itu tata cata latihan olahraga bagi lansia meliputi berbagai hal diantaranya adalah: (1).lamanya latihan. Latihan akan bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika dilaksanakan dalam zona latihan paling sedikit 15 menit. (2) Frekuensi Latihan. Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran jasmani, maka latihan harus dilakukan paling sedikit tiga hari atau sebanyak-banyaknya lima hari dalam satu minggu. Misalnya hari senin, rabu, dan jumat. (3) waktu. Bila latihan diluar gedung sebaiknya pagi hari sebelum pukul 10.00 atau sore hari setelah pukul 15.00.
Bentuk-bentuk latihan olahraga yang baik bagi lansia adalah: (1) berjalan. Tujuannya agar lansia memperoleh kebugaran kardiovaskuler. Gerak jalan merupakan aktivitas yang murah meriah dan tidak membutuhkan keterampilan khusus dan jika dilakukan secara santai akan menyenangkan. Secara lebih rinci jalan kaki dapat mempengaruhi lima komponen kebugaran, yaitu. a). Komposisi tubuh. Jalan kaki empat kali dalam satu minggu dalam waktu 45 menit rata-rata dapat mengurangi 18 pon berat badan dalam 1 tahun tanpa harus melakukan diet. b) Keaktifan Pembuluh darah. Berjalan setiap tingkat kecepatan, 2 atau 3 kali dalam seminggu selam 20 menit akan meningkatkan ketahanan pembuluh jantung. c) Fleksibilitas. Berjalan kaki dapat mempengaruhi otot untuk meregang sehingga terhindar dari kejang otot. d) Ketahanan otot. Setiap berjalan kaki otot akan terlatih sehingga memungkinkan memiliki ketahanan otot sehingga bisa bertahan meskipun berjalan dalam jangka waktu lama. e) Kekuatan otot. Gerakan berjalan memanfaatkan seluruh otot tungkai untuk menopang seluruh berat badan dan mendukung gerakan sehingga sangat memungkinkan otot-otot akan menjadi lebih kuat. (2) Senam. Senam dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan,olahraga senam dapat berguna untuk peregangan dan kelenturan otot juga pernafasan. (3) Berenang. Berenang bermanfaat untuk persendian terutama bagi kaum lansia yang menderita penyakit osteoarthritis. (4) Bersepeda. Bersepeda dapat dilakukan dengan menggunakan yang stasioner maupun yang jalan. Bersepeda dapat meningkatkan sirkulasi darah dan menguatkan otot-otot jantung. (5) Joging. Joging dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai, menguatkan otot jantung, memperlancar perdaran darah, menurunkan berat badan. Namun demikian Joging hanya dapat dilakukan lansia yang tidak memiliki keluhan kesehatan. (http://c31.sabda.org)

Bagaimana jika lansia sudah mengalami sakit kronis?


Upaya peningkatan kesehatan lansia dengan penyakit kronis adalah melalui peningkatan gaya hidup sehat sehari-hari. Gaya hidup sehat yang harus diterapkan oleh lansia dengan penyakit kronis adalah: melakukan beberapa program latihan atau olah raga secara rutin, diet yang sehat (retriksi asupan garam, lemak ataupun kolesterol), menghentikan kebiasaan merokok, menghindari minuman beralkohol dan mengandung kafein, menghindari stress emosional, dan kontrol kesehatan secara rutin minimal setiap bulannya.

Kesimpulan
Usia lanjut, sering mempunyai gambaran yang serba buruk atas proses penuaan misalnya kondisi kesehatan yang memburuk, sering sakit sakitan, tidak berdaya, pikun dan sebagainya. Padahal realitanya usia lanjut memiliki hak yang sama untuk mendapatkan fisik yang sehat. Karena untuk memiliki fisik yang sehat bukan hanya harapan bagi usia muda saja sehingga dalam kehidupan bersosial kita harus memberikan hak yang sama untuk setiap orang, khususnya hak bagi usia lanjut.
Pola atau gaya hidup diwaktu muda memberi kontribusi cukup besar terhadap kualitas kesehatan di usia lanjut. Mempersiapkan masa tua dengan berbagai aktivitas tentu akan memberi warna dan nuansa berbeda dibandingkan menghadapi masa tua dengan hanya berpangkutangan dan berdiam diri. Sehingga dengan berolahraga secara rutin sejak usia muda akan menjaga kondisi fisik dengan baik di masa tua.
Olahraga juga harus dilakukan secara rutin hingga di usia tua, Adapun bentuk-bentuk latihan olahraga yang baik bagi lansia adalah :
1)      Berjalan, Tujuannya agar lansia memperoleh kebugaran kardiovaskuler.
2)      Senam, Olahraga senam dapat berguna untuk peregangan dan kelenturan otot juga pernafasan.
3)      Berenang, Berenang bermanfaat untuk persendian terutama bagi kaum lansia yang menderita penyakit osteoarthritis.
4)      Bersepeda, Bersepeda dapat meningkatkan sirkulasi darah dan menguatkan otot-otot jantung.
5)      Joging, Joging dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai, menguatkan otot jantung, memperlancar peredaran darah, menurunkan berat badan.

Daftar Pustaka
Tim Fmipa Unesa. 2012. Sains Dasar. Surabaya: Unesa University Press
Tegawati, Luh Mea. dkk. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Terhadap Orang Lanjut Usia
Zulfitri Reni. 2011. Konsep Diri Dan Gaya Hidup Lansia Yang Mengalami Penyakit Kronis Di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah Pekanbaru. Jumal Ners Indonesia. Vol. 1. No 2
Junaidi Said. 2011. Pembinaan Fisik Lansia Melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Vol 1. Edisi 1
Oktaviani, Wiwied Dwi. 2012. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja Dan Orang Tua Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Studi Kasus Pada Siswa SMA Negeri 9 Semarang tahun 2012). Jurnal kesehatan masyarakat. Vol 1. No 2 : Hal 542 - 553

0 comments:

Post a Comment