Pengaruh Olahraga Secara Rutin
Terhadap Kondisi Fisik Manusia di Masa Tua
Arina
Ameliyah, Nasihatul Mahmudah, Samik S.Si, M.Si
Abstrak
Usia
lanjut dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat
mencapai usia lanjut tersebut, maka jika seseorang telah berusia lanjut akan
memerlukan tindakan keperawatan yang lebih, baik yang bersifat promotif maupun
preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut
yang berguna dan bahagia. Oleh sebab itu untuk mempersiapkan masa tua yang berguna
dan bahagia maka perlu adanya suatu usaha untuk mencapainya yaitu dengan
berolahraga secara rutin sejak usia muda.
Olahraga
merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran
seseorang. Olahraga juga merupakan salah satu metode penting untuk mereduksi
stress. Olahraga juga merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan
metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi
sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit
serta stress.Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk
melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik agar fisik
mereka menjadi sehat khususnya untuk menghindari penyakit yang menyerang di
tubuh mereka ketika di masa tua.
(kata
kunci : Lansia, Olahraga, dampak, solusi )
Bangsa Indonesia yang kental dengan adat ketimurannya masih
memegang teguh bahwa lansia dalam kehidupan keluarga dan masyarakat memiliki
kharisma tersendiri yang patut diberi penghargaan dan penghormatan. Keluhuran
sosial budaya yang dimiliki para lansia kerap menjadikan mereka sentral yang
kehadirannya seringkali memiliki pengaruh kuat dalam kehidupan keluarga di
Indonesia. Bahkan diberbagai kesempatan lansia sering diberi hak-hak istimewa ditengah-tengah
masyarakat di lingkungan tertentu. Namun demikian tidak sedikit juga lansia
yang menjalani masa tuanya dengan rasa cemas dan kesepian bahkan disertai
dengan penderitaan. Oleh sebab itu mempersiapkan masa tua dengan berbagai
aktivitas tentu akan memberi warna dan nuansa berbeda dibandingkan menghadapi
masa tua dengan hanya berpangkutangan dan berdiam diri. Karena mencegah lebih
baik daripada mengobati. Sehingga perlu adanya suatu usaha yang harus
dipersiapkan manusia untuk kehidupannya di masa tua agar terhindar dari
penyakit yang menyebabkan masa tua menjadi tidak produktif.
Umumnya ketika seseorang memasuki usia lanjut, sering mempunyai
gambaran yang serba buruk atas proses penuaan misalnya kondisi kesehatan yang
memburuk, sering sakit sakitan, tidak berdaya, pikun dan sebagainya. Banyak
orang beranggapan bahwa penyakit yang muncul pada manusia lanjut usia adalah
hal yang biasa. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena kelompok lanjut usia
juga bisa dan punya kesempatan dan hak untuk tetap hidup sehat.
Pentingkah olahraga di
masa muda untuk kehidupan di masa tua?
Biasanya penyebab awal dari menurunkan kapasitas fungsi faaliah
pada lansia tidak lepas dari kebiasaan dan pola hidup mereka ketika masih muda.
Pola atau gaya hidup diwaktu muda memberi kontribusi cukup besar terhadap
kualitas kesehatan di usia lanjut. Teknologi dan ilmu pengetahuan yang serba
otomatik-elektrik telah banyak memberi warna bagi gaya hidup manusia. Sebagian
besar aktivitas manusia sudah tergantikan oleh alat yang serba otomatis
sehingga hanya sedikit tenaga manusia yang diperlukan untuk menyelesaikan
sebuah perkerjaan. Konsekuensi logis yang muncul akibat dari kemajuan teknologi
yang serba otomatik-elektrik adalah sedikitnya tenaga manusia yang dibutuhkan.
Hal ini menyebabkan munculnya berbagai penyakit akibat kurang bergerak
(hipokinetik). Pada manusia yang sudah berusia lanjut, penyakit akibat kurang
gerak ini akan berakibat pada tidak berdayanya lansia baik pada sisi fisik.
Fasilitas yang digunakan oleh manusia semakin berkembangnya zaman
akan semakin ikut berkembang juga. Salah satu contoh yaitu dengan diciptakannya
motor maka manusia akan semakin malas untuk berjalan kaki, mereka akan
menggunakan fasilitas motor tersebut untuk keperluan mereka sehari-hari. Padahal
realitanya berjalan kaki adalah kegiatan yang baik untuk kesehatan tubuh manusia
karena berjalan kaki adalah sama dengan berolahraga. Dan dengan berolahraga maka
tubuh manusia akan sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit, khusunya
penyakit di masa tua.
Pentingkah olahraga di
masa tua?
Bila kita melihat orang yang sudah lanjut usia sedang sibuk
menyapu, bersihbersih halaman atau menata taman bahkan mengerjakan pekerjaan
rumah tagga biasanya ada yang menyuruhnya untuk beristirahat dan diminta agar jangan
terlalu banyak bergerak. Tubuh yang mulai lamban bergerak sering membuat kita
yang lebih muda berfikir bahwa yang terbaik bagi beliau adalah duduk-duduk
santai sambil menonton televisi. Pemikiran yang demikian tentu salah kaprah,
karena justru lansia sangat membutuhkan aktivitas agar dapat mengisi waktu
luang dengan baik sesuai dengan kemampuananya. Tujuannya agar secara fisik ia
bisa tetap eksis dan memiliki kebugaran yg baik. Selain itu juga perlu dipahami
bahwa gaya hidup santai justru menjadi faktor resiko relative untuk penyakit
jantung.
Lanjut usia sendiri dimaknai sebagai pertambahan umur seseorang
dengan disertai penurunan kapasitas fisik yang ditandai denganp enurunan massa
otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, peningkatan lemak tubuh
dan penurunan fungsi otak. Saat lanjut usia tubuh tidak akan mengalami
perkembangan lagi sehingga tidak ada peningkatan kualitas fisik.
Melakukan berbagai aktifitas fisik ringan hingga sedang dan
menyenangkan menurut usianya secara periodik dapat meningkatkan kebugaran pada
lansia. Ketika seseorang memasuki usia lanjut maka secara alamiah tubuh akan
mengalami proses penurunan fungsi faaliah (degenerasi). Pada kondisi tersebut
perlu dipikirkan bagaimana di usia lanjutnya ia masih memiliki kesempatan untuk
melakukan berbagai macam aktifitas yang bermanfaat. Selain berfungsi sebagai
upaya meningkatkan kebugaran fisiknya, aktifitas fisik dapat juga memberi
penguatan terhadap keselarasan antara mental, emosional dan sosial pada lansia.
Hidup bugar di usia lanjut merupakan solusi yang dapat dibentuk dan diciptakan
oleh lansia guna meningkatkan derajat kebermaknaan hidup dalam kehidupan hari
tua.
Latihan olahraga untuk lansia bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan
kesehatan, yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran darah, kekuatan otot, dan
kelenturan sendi. Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik, harus melatih
semua komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas: ketahanan jantung,
peredaran darah dan pernafasan, ketahanan otot, kekuatan otot serta kelenturan
tubuh.
Penataan latihan fisik melalui aktifitas olahraga untuk lansia
akan membawa mereka menjadi tetap bugar sehingga tingkat kesehatannya akan
terjaga dengan baik. Tidak ada istilah tua untuk berolahraga. Tubuh orang tua
tetap bisa merespon aktivitas gerak sama baiknya dengan kondisi tubuhnya saat
masih muda. Berolahraga adalah “peluru ajaib” untuk memastikan tetap panjang
umur dan mendapatkan kualitas hidup yang baik. Para ahli kesehatan mengatakan
bahwa salah satu cara terbaik meningkatkan kemampuan tubuh untuk menangkal
masalah kesehatan adalah dengan berolahraga.
Sementara itu tata cata latihan olahraga bagi lansia meliputi
berbagai hal diantaranya adalah: (1).lamanya latihan. Latihan akan bermanfaat
untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika dilaksanakan dalam zona latihan
paling sedikit 15 menit. (2) Frekuensi Latihan. Untuk memperbaiki dan
mempertahankan kesegaran jasmani, maka latihan harus dilakukan paling sedikit
tiga hari atau sebanyak-banyaknya lima hari dalam satu minggu. Misalnya hari
senin, rabu, dan jumat. (3) waktu. Bila latihan diluar gedung sebaiknya pagi
hari sebelum pukul 10.00 atau sore hari setelah pukul 15.00.
Bentuk-bentuk latihan olahraga yang baik bagi lansia adalah: (1)
berjalan. Tujuannya agar lansia memperoleh kebugaran kardiovaskuler. Gerak
jalan merupakan aktivitas yang murah meriah dan tidak membutuhkan keterampilan
khusus dan jika dilakukan secara santai akan menyenangkan. Secara lebih rinci
jalan kaki dapat mempengaruhi lima komponen kebugaran, yaitu. a). Komposisi
tubuh. Jalan kaki empat kali dalam satu minggu dalam waktu 45 menit rata-rata
dapat mengurangi 18 pon berat badan dalam 1 tahun tanpa harus melakukan diet.
b) Keaktifan Pembuluh darah. Berjalan setiap tingkat kecepatan, 2 atau 3 kali
dalam seminggu selam 20 menit akan meningkatkan ketahanan pembuluh jantung. c)
Fleksibilitas. Berjalan kaki dapat mempengaruhi otot untuk meregang sehingga
terhindar dari kejang otot. d) Ketahanan otot. Setiap berjalan kaki otot akan
terlatih sehingga memungkinkan memiliki ketahanan otot sehingga bisa bertahan
meskipun berjalan dalam jangka waktu lama. e) Kekuatan otot. Gerakan berjalan
memanfaatkan seluruh otot tungkai untuk menopang seluruh berat badan dan
mendukung gerakan sehingga sangat memungkinkan otot-otot akan menjadi lebih
kuat. (2) Senam. Senam dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan,olahraga
senam dapat berguna untuk peregangan dan kelenturan otot juga pernafasan. (3)
Berenang. Berenang bermanfaat untuk persendian terutama bagi kaum lansia yang
menderita penyakit osteoarthritis. (4) Bersepeda. Bersepeda dapat dilakukan
dengan menggunakan yang stasioner maupun yang jalan. Bersepeda dapat
meningkatkan sirkulasi darah dan menguatkan otot-otot jantung. (5) Joging.
Joging dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai, menguatkan otot jantung,
memperlancar perdaran darah, menurunkan berat badan. Namun demikian Joging
hanya dapat dilakukan lansia yang tidak memiliki keluhan kesehatan. (http://c31.sabda.org)
Bagaimana jika lansia
sudah mengalami sakit kronis?
Upaya peningkatan kesehatan lansia dengan penyakit kronis adalah
melalui peningkatan gaya hidup sehat sehari-hari. Gaya hidup sehat yang harus
diterapkan oleh lansia dengan penyakit kronis adalah: melakukan beberapa
program latihan atau olah raga secara rutin, diet yang sehat (retriksi asupan
garam, lemak ataupun kolesterol), menghentikan kebiasaan merokok, menghindari
minuman beralkohol dan mengandung kafein, menghindari stress emosional, dan
kontrol kesehatan secara rutin minimal setiap bulannya.
Kesimpulan
Usia lanjut, sering mempunyai gambaran yang serba buruk atas
proses penuaan misalnya kondisi kesehatan yang memburuk, sering sakit sakitan,
tidak berdaya, pikun dan sebagainya. Padahal realitanya usia lanjut memiliki
hak yang sama untuk mendapatkan fisik yang sehat. Karena untuk memiliki fisik
yang sehat bukan hanya harapan bagi usia muda saja sehingga dalam kehidupan
bersosial kita harus memberikan hak yang sama untuk setiap orang, khususnya hak
bagi usia lanjut.
Pola atau gaya hidup diwaktu muda memberi kontribusi cukup besar
terhadap kualitas kesehatan di usia lanjut. Mempersiapkan masa tua dengan
berbagai aktivitas tentu akan memberi warna dan nuansa berbeda dibandingkan
menghadapi masa tua dengan hanya berpangkutangan dan berdiam diri. Sehingga
dengan berolahraga secara rutin sejak usia muda akan menjaga kondisi fisik
dengan baik di masa tua.
Olahraga juga harus dilakukan secara rutin hingga di usia tua,
Adapun bentuk-bentuk latihan olahraga yang baik bagi lansia adalah :
1)
Berjalan, Tujuannya agar
lansia memperoleh kebugaran kardiovaskuler.
2)
Senam, Olahraga senam dapat
berguna untuk peregangan dan kelenturan otot juga pernafasan.
3)
Berenang, Berenang
bermanfaat untuk persendian terutama bagi kaum lansia yang menderita penyakit
osteoarthritis.
4)
Bersepeda, Bersepeda dapat
meningkatkan sirkulasi darah dan menguatkan otot-otot jantung.
5)
Joging, Joging dapat
meningkatkan kekuatan otot tungkai, menguatkan otot jantung, memperlancar
peredaran darah, menurunkan berat badan.
Daftar Pustaka
Tim Fmipa Unesa. 2012. Sains
Dasar. Surabaya: Unesa University Press
Tegawati, Luh Mea. dkk. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan
Tingkat Depresi Terhadap Orang Lanjut Usia
Zulfitri Reni. 2011. Konsep Diri Dan Gaya Hidup Lansia Yang
Mengalami Penyakit Kronis Di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah
Pekanbaru. Jumal Ners Indonesia. Vol.
1. No 2
Junaidi Said. 2011. Pembinaan Fisik Lansia Melalui Aktivitas
Olahraga Jalan Kaki. Jurnal Media Ilmu
Keolahragaan Indonesia. Vol 1. Edisi 1
Oktaviani, Wiwied Dwi. 2012. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast
Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja Dan Orang Tua Dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) (Studi Kasus Pada Siswa SMA Negeri 9 Semarang tahun
2012). Jurnal kesehatan masyarakat. Vol 1. No 2 : Hal 542 - 553
0 comments:
Post a Comment