Pages

Tuesday, March 12, 2019

MENGHAYATI SIKAP DAN PROSES ILMIAH MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI


MENGHAYATI SIKAP DAN PROSES ILMIAH MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
Nasihatul Mahmudah, Sita Afiyatus Soniya, Samik, S.Si.,M.Si.

ABSTRAK
            Pendidikan dipandang mempunyai peranan besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak. Pendidikan merupakan usaha sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Salah satu teori yang menjelaskan mengenai perkembangan manusia adalah teori empirisme yang melahirkan Aliran Tabularsa. Aliran Tabularsa berpendapat bahwa pendidikan sangat bergantung pada lingkungan. Ada lingkungan hidup (manusia, hewan dan tanaman) dan lingkungan mati (benda-benda mati). Upaya yang dapat dilakukan untuk menghayati ilmu pengetahuan alam salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan ilmiah. Salah satu metode pembelajaran yang mendukung kegiatan ilmiah di kelas adalah metode pembelajaran inkuiri. Metode pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan yang melibatkan secara maksimal kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka sendiri dapat merumuskan sendiri penemuannya secara percaya diri.
Kata kunci : hakikat sains, metode pembelajaran inkuiri, proses ilmiah, sikap ilmiah








PEMBAHASAN
Sains dapat dipandang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi dinamik dan dimensi statik (Mannoia, 1980). Dimensi dinamik dari sains menggambarkan sains sebagai aktivitas riset dan pengkajian dengan menggunakan metode ilmiah yang mengandalkan keterampilan-keterampilan proses (observasi, pengumpulan data, klasifikasi dan sebagainya). Sementara itu dimensi statik dari sains menggambarkan sains sebagai produk sistem ide-ide (konten sains) yang pada dasarnya merupakan produk dari aktivitas riset dan pengkajian dalam sains (Farner dan Farrel, 1980).
Hukum-hukum dan teori dalam sains dapat dikatakan merupakan produk dari serangkaian aktivitas manusia yang dikenal dengan penyelidikan ilmiah (scientific inquiry). Awal dari penyelidikan ilmiah ini adalah rasa ingin tahu tentang fenomena alam, kemudian menjadi permasalahan dan pertanyaan dan dicari pemecahannya melalui pengamatan dan percobaan, hingga diperoleh kesimpulan.
Seiring dengan perkembangannya, proses yang terdapat dalam penyelidikan ilmiah dikemas secara sistematis berupa keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan penyelidikan ilmiah, keterampilan ini disebut dengan “Keterampilan Proses Sains” (KPS).
Metode untuk melakukan penyeidikan ilmiah dikenal sebagai metode ilmiah (Sceintific Method), namun kedua istilah ini (keterampilan proses sains dan metode ilmiah) sering digunakan dalam pengertian yang sama. Demikian juga antara scientific inquiry dan scientific method, walaupun sebenarnya penyelidikan ilmiah (scientific inquiry) lebih fleksibel dari metode ilmiah. Sains sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal sebagai implikasi dan temuan-temuan tentang kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Adapun yang disebut sains proccess diantaranya ialah:
1.      Mengenal dan merumuskan masalah
2.      Mengumpulkan data
3.      Melakukan percobaan atau penelitian
4.      Melakukan pengamatan
5.      Melakukan pengukuran
6.      Menyimpulkan
7.      Mengkomunikasikan pengetahuan atau melaporkan hasil penemuan
Dalam proses sains mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah. Sikap – sikap tersebut antara lain:
a.       Objektif terhadap fakta atau kenyataan
b.      Tidak tergesa-gesa di dalam mengambil keputusan atau kesimpulan
c.       Berhati terbuka
d.      Dapat membedakan antara fakta dan pendapat
e.       Bersikap tidak memihak satu pendapat tertentu tanpa alasan yang didasarkan atas fakta
f.       Tidak mendasarkan kesimpulan atas prasangka
g.      Tidak percaya akan takhayul
h.      Tekun dan sabar dalam memecahkan masalah
i.        Bersedia memgkomunikasikan dan mengumumkan hasil penemuannya untuk diselidiki, dikritik dan disempurnakan
j.        Dapat bekerjasama dengan orang lain
k.      Selalu ingin tahu tentang apa, mengapa, da nbagaimana dari suatu masalah atau gejala yang dijumpainya.

Inkuiri berasal dari kata inquiry yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan. Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Inkuiri mengandung proses, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data serta menarik kesimpulan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri merupakan cara belajara atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan keterampilan berfikir dan cara ilmiah menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data dan fakta.
Dalam Khoirul Anam (2015, h. 90) langkah-langkah yang harus dilakukan guru  untuk mengaplikasikan metode inkuiri dalam  proses  pembelajaran  yang melibatkan dirinya adalah sebagai berikut :
1)         Perencanaan, hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan pembelajaran yaitu :
a) menyusun ide-ide terbaru, b) membuat daftar kesepakatan atau kontrak belajar, c) mengubah tampilan ruang belajar (kelas).
2)         Mendorong siswa untuk member respons, hal yang dapat dilakukan untuk menggali respons dari siswa yaitu :
a) membangun suasana, b) member pertanyaan-pertanyaan spontan, c) jangan terburu –buru mencari jawaban.
3)         Memproses seluruh informasi yang terkumpul, hal yang bisa dilakukan untuk memproses informasi tersebut yaitu :
a) That is what the book says, this is what I say, b) melakukan pengujian atau uji coba.
4)         Menciptakan penemuan baru, proses pembelajaran yang baik adalah yang menuntun kepada sesuatu yang menghasilkan. Melakukan refleksi atas opini atau teori dengan disesuaikan pada kebutuhan dan keadaan lingkungan di mana siswa tinggal merupakan langkah awal yang dapat dilakukan untuk menemukan hal baru.  dan membimbing siswa melakukan interpretasi atas tiap  opini atau teori yang merekat akan membantu siswa untuk bukan saja mengenali, tetapi juga mengerti kegunaan dan arti penting tersebut dalam kehidupan nyata.
5)         Berbagi, baik guru maupun siswa saling membagikan informasi dan opini terkait materi yang sedang dipelajari. Sehingga suasana belajar tidak akan menampilkan sosok guru yang membacakan buku pelajaran.
6)         Evaluasi, ditunjukan untuk menggali lebih dalam masukan-masukan atau pendapat lain yang dirasa kurang tergali selama proses belajar berlangsung.
  Model pembelajaran inkuiri disini melibatkan guru sebagai fasilitator dan bertugas untuk membimbing peserta didik yang belum pernah mempunyai pengalaman dalam kegiatan inkuiri. Guru membimbing peserta didik saat tahap merumuskan masalah dan menentukan hipotesis, dan tahap selanjutnya sampai akhir peserta didik lah yang lebih aktif dan guru hanya memantau saja. Kelebihan model inkuiri tersebut memudahkan peserta didik dalam memproses informasi yang diterimanya. Tema yang dipelajari tidak terbatas artinya peserta didik mampu menggunakan sumber darimana saja, tidak hanya melalui media cetak saja tetapi dengan melalui jurnal atau artikel nasional yang bisa di-browsing di internet atau sosial media.


 
KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah model pembelajaran inkuiri memang benar sesuai dalam proses meningkatkan ataupun mengembangkan keterampilan proses sains dan sika pilmiah seseorang. Model pembelajaran inkuiri menyesuaikan tingkat pemahaman peserta didik dengan melihat tingkat pendidikannya. Pada jenjang SMA/MA peserta didik memilik ipemikiran yang lebih matang dan mandiri.
            Teori yang mendukung tentang model pembelajaran inkuiri ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah peserta didik salahsatunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sri Wulanningsih, Baskoro Adi Prayitno, dan Riezky Maya Probosar mengenai pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan akademik siswa SMA Negeri 5 Surakarta, hasil analisis menunjukkan ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan proses sains di SMA Negeri 5 Surakarta tahunpelajaran 2011/2012 dan ada pengaruh kemampuan akademik terhadap keterampilan proses sains di SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Dalam menghayati sikap dan proses ilmiah melalui metode pembelajaran inkuiri dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri sangat sesuai dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah peserta didik, yang menitikberatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan belajar. Dan melalui kegiatan inkuiri peserta didik akan mengasah keterampilan berpikirnya menjadi lebih intuitif, imajinatif dan inovatif. Bahkan peserta didik dapat melakukan berbagai eksperimen atau percobaan agar informasi yang didapat olehnya tidak cepat hilang begitu saja artinya model pembelajaran inkuiri menekankan pembelajaran bermakna.
                       Nasihatul Mahmudah (17040254067) S1 PPKN UNESA





REFERENSI
TIM FMIPA – UNESA.2012.Sains Dasar. Surabaya : UNESA University Press
Suryosubroto, B. 2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto, 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Tim Prestasi Pustaka.
Khoirul Anam, M.A. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Farmer. W. A., & Farrell, M. A. 1980. Systematic instruction in science for the middle and high school years. Reading, MA: Addisson-Wesley.
Mannoia, V. J.1980. What is science?: An introduction to the structure and methodology of science. Lanham, MD: University Press of America
Carey, S. S. (2015). Kaidah-kaidah metode ilmiah ( Terjemahan Irfan M. Zakkie). Bandung: Nusa Media.
Isa, A., Wahyudin, dan Sutikno. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. ISSN: 1693-1246, Vol. 6, 2010. (06/01/2017)
Mala Sari, Nirta. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas XI Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMA YP UNILA Bandar Lampung. Skirpsi. Tidak dipublikasikan. Lampung. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung
Rosalina, Novita Dewi. 2013. Sains Sebagai Proses, Produk Dan Tata Nilai Ilmiah. http:ebookbrowse.com/The Nature of Sains. 01 Maret 2019

0 comments:

Post a Comment