MENGHAYATI SIKAP DAN PROSES ILMIAH MELALUI METODE PEMBELAJARAN
INKUIRI
Nasihatul Mahmudah, Sita Afiyatus Soniya, Samik, S.Si.,M.Si.
ABSTRAK
Pendidikan dipandang mempunyai
peranan besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak. Pendidikan merupakan
usaha sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan
anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan
sebagai warga negara atau masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi
kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Salah satu teori yang menjelaskan
mengenai perkembangan manusia adalah teori empirisme yang melahirkan Aliran
Tabularsa. Aliran Tabularsa berpendapat bahwa pendidikan sangat bergantung pada
lingkungan. Ada lingkungan hidup (manusia, hewan dan tanaman) dan lingkungan
mati (benda-benda mati). Upaya yang dapat dilakukan untuk menghayati ilmu
pengetahuan alam salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan ilmiah. Salah
satu metode pembelajaran yang mendukung kegiatan ilmiah di kelas adalah metode
pembelajaran inkuiri. Metode pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak
siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat.
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan yang melibatkan secara
maksimal kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka sendiri dapat merumuskan sendiri
penemuannya secara percaya diri.
Kata
kunci : hakikat sains, metode pembelajaran inkuiri, proses ilmiah, sikap ilmiah
PEMBAHASAN
Sains dapat dipandang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi
dinamik dan dimensi statik (Mannoia, 1980). Dimensi dinamik dari sains
menggambarkan sains sebagai aktivitas riset dan pengkajian dengan menggunakan
metode ilmiah yang mengandalkan keterampilan-keterampilan proses (observasi,
pengumpulan data, klasifikasi dan sebagainya). Sementara itu dimensi statik
dari sains menggambarkan sains sebagai produk sistem ide-ide (konten sains)
yang pada dasarnya merupakan produk dari aktivitas riset dan pengkajian dalam
sains (Farner dan Farrel, 1980).
Hukum-hukum dan teori dalam sains dapat dikatakan
merupakan produk dari serangkaian aktivitas manusia yang dikenal dengan
penyelidikan ilmiah (scientific inquiry).
Awal dari penyelidikan ilmiah ini adalah rasa ingin tahu tentang fenomena
alam, kemudian menjadi permasalahan dan pertanyaan dan dicari pemecahannya
melalui pengamatan dan percobaan, hingga diperoleh kesimpulan.
Seiring
dengan perkembangannya, proses yang terdapat dalam penyelidikan ilmiah dikemas secara
sistematis berupa keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki seseorang untuk
melakukan penyelidikan ilmiah, keterampilan ini disebut dengan “Keterampilan
Proses Sains” (KPS).
Metode
untuk melakukan penyeidikan ilmiah dikenal sebagai metode ilmiah (Sceintific
Method), namun kedua istilah ini (keterampilan proses sains dan metode
ilmiah) sering digunakan dalam pengertian yang sama. Demikian juga antara scientific
inquiry dan scientific method, walaupun sebenarnya penyelidikan ilmiah (scientific
inquiry) lebih fleksibel dari metode ilmiah. Sains sebagai proses
adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan
berbagai hal sebagai implikasi dan temuan-temuan tentang kejadian atau peristiwa-peristiwa
alam. Adapun yang disebut sains proccess diantaranya ialah:
1.
Mengenal dan
merumuskan masalah
2.
Mengumpulkan
data
3.
Melakukan
percobaan atau penelitian
4.
Melakukan
pengamatan
5.
Melakukan
pengukuran
6.
Menyimpulkan
7.
Mengkomunikasikan
pengetahuan atau melaporkan hasil penemuan
Dalam proses sains
mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dalam memecahkan masalah atau
persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan
usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah. Sikap –
sikap tersebut antara lain:
a.
Objektif
terhadap fakta atau kenyataan
b.
Tidak
tergesa-gesa di dalam mengambil keputusan atau kesimpulan
c.
Berhati terbuka
d.
Dapat membedakan
antara fakta dan pendapat
e.
Bersikap tidak
memihak satu pendapat tertentu tanpa alasan yang didasarkan atas fakta
f.
Tidak
mendasarkan kesimpulan atas prasangka
g.
Tidak percaya
akan takhayul
h.
Tekun dan sabar
dalam memecahkan masalah
i.
Bersedia
memgkomunikasikan dan mengumumkan hasil penemuannya untuk diselidiki, dikritik
dan disempurnakan
j.
Dapat
bekerjasama dengan orang lain
k.
Selalu ingin
tahu tentang apa, mengapa, da nbagaimana dari suatu masalah atau gejala yang
dijumpainya.
Inkuiri
berasal dari kata inquiry yang berarti menanyakan, meminta keterangan,
atau penyelidikan. Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Inkuiri
mengandung proses, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data serta menarik kesimpulan. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri
merupakan cara belajara atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan
permasalahan dengan keterampilan berfikir dan cara ilmiah menggunakan
langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh
data dan fakta.
Dalam
Khoirul Anam (2015, h. 90) langkah-langkah yang harus dilakukan guru untuk mengaplikasikan metode inkuiri dalam proses
pembelajaran yang melibatkan dirinya
adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan, hal yang perlu diperhatikan
dalam menyusun perencanaan pembelajaran yaitu :
a)
menyusun ide-ide terbaru, b) membuat daftar kesepakatan atau kontrak belajar,
c) mengubah tampilan ruang belajar (kelas).
2) Mendorong siswa untuk member respons,
hal yang dapat dilakukan untuk menggali respons dari siswa yaitu :
a)
membangun suasana, b) member pertanyaan-pertanyaan spontan, c) jangan terburu –buru
mencari jawaban.
3) Memproses seluruh informasi yang
terkumpul, hal yang bisa dilakukan untuk memproses informasi tersebut yaitu :
a)
That is what the book says, this is what
I say, b) melakukan pengujian atau uji coba.
4) Menciptakan penemuan baru, proses
pembelajaran yang baik adalah yang menuntun kepada sesuatu yang menghasilkan.
Melakukan refleksi atas opini atau teori dengan disesuaikan pada kebutuhan dan keadaan
lingkungan di mana siswa tinggal merupakan langkah awal yang dapat dilakukan untuk
menemukan hal baru. dan membimbing siswa
melakukan interpretasi atas tiap opini atau
teori yang merekat akan membantu siswa untuk bukan saja mengenali, tetapi juga mengerti
kegunaan dan arti penting tersebut dalam kehidupan nyata.
5) Berbagi, baik guru maupun siswa saling membagikan
informasi dan opini terkait materi yang sedang dipelajari. Sehingga suasana belajar
tidak akan menampilkan sosok guru yang membacakan buku pelajaran.
6) Evaluasi, ditunjukan untuk menggali lebih
dalam masukan-masukan atau pendapat lain yang dirasa kurang tergali selama
proses belajar berlangsung.
Model
pembelajaran inkuiri disini melibatkan guru sebagai fasilitator dan bertugas untuk
membimbing peserta didik yang belum pernah mempunyai pengalaman dalam kegiatan inkuiri.
Guru membimbing peserta didik saat tahap merumuskan masalah dan menentukan hipotesis,
dan tahap selanjutnya sampai akhir peserta didik lah yang lebih aktif dan guru
hanya memantau saja. Kelebihan model inkuiri tersebut memudahkan peserta didik dalam
memproses informasi yang diterimanya. Tema yang dipelajari tidak terbatas artinya
peserta didik mampu menggunakan sumber darimana saja, tidak hanya melalui media
cetak saja tetapi dengan melalui jurnal atau artikel nasional yang bisa di-browsing di internet atau sosial media.
KESIMPULAN
Kesimpulannya
adalah model pembelajaran inkuiri memang benar sesuai dalam proses meningkatkan
ataupun mengembangkan keterampilan proses sains dan sika pilmiah seseorang.
Model pembelajaran inkuiri menyesuaikan tingkat pemahaman peserta didik dengan melihat
tingkat pendidikannya. Pada jenjang SMA/MA peserta didik memilik ipemikiran
yang lebih matang dan mandiri.
Teori yang mendukung tentang model
pembelajaran inkuiri ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap
ilmiah peserta didik salahsatunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sri
Wulanningsih, Baskoro Adi Prayitno, dan Riezky Maya Probosar mengenai pengaruh
model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan
akademik siswa SMA Negeri 5 Surakarta, hasil analisis menunjukkan ada pengaruh
model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan proses sains di SMA Negeri 5
Surakarta tahunpelajaran 2011/2012 dan ada pengaruh kemampuan akademik terhadap
keterampilan proses sains di SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Dalam
menghayati sikap dan proses ilmiah melalui metode pembelajaran inkuiri dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri sangat sesuai dalam mengembangkan dan
meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah peserta didik, yang
menitikberatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan belajar. Dan melalui kegiatan
inkuiri peserta didik akan mengasah keterampilan berpikirnya menjadi lebih
intuitif, imajinatif dan inovatif. Bahkan peserta didik dapat melakukan berbagai
eksperimen atau percobaan agar informasi yang didapat olehnya tidak cepat hilang
begitu saja artinya model pembelajaran inkuiri menekankan pembelajaran bermakna.
Nasihatul Mahmudah (17040254067) S1 PPKN
UNESA
REFERENSI
TIM FMIPA – UNESA.2012.Sains Dasar. Surabaya : UNESA University
Press
Suryosubroto, B. 2010. Beberapa Aspek
Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto, 2007. Model – Model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Tim Prestasi
Pustaka.
Khoirul Anam, M.A. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode Dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Farmer. W. A., & Farrell, M. A. 1980. Systematic instruction in science for the middle and high school years.
Reading, MA: Addisson-Wesley.
Mannoia, V. J.1980. What is
science?: An introduction to the structure and methodology of science.
Lanham, MD: University Press of America
Carey, S. S. (2015). Kaidah-kaidah
metode ilmiah ( Terjemahan Irfan M. Zakkie). Bandung: Nusa Media.
Isa, A., Wahyudin,
dan Sutikno. Keefektifan Pembelajaran
Berbantuan Multimedia Menggunakan
Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
ISSN: 1693-1246, Vol. 6, 2010. (06/01/2017)
Mala Sari, Nirta. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan Sikap
Ilmiah Peserta Didik Kelas XI Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMA YP UNILA
Bandar Lampung. Skirpsi. Tidak dipublikasikan. Lampung. Universitas
Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung
Rosalina,
Novita Dewi. 2013. Sains Sebagai
Proses, Produk Dan Tata Nilai Ilmiah. http:ebookbrowse.com/The Nature of Sains. 01 Maret 2019
0 comments:
Post a Comment