Masa Lalu dari
Bioteknologi
oleh : lintang aulia
Abstrak
Rekayasa
genetika, juga disebut modifikasi genetika, adalah manipulasi langsung gen
suatu organisme menggunakan bioteknologi. Hal ini merupakan satu set teknologi
yang digunakan untuk mengubah susunan genetic dari sel, termasuk transfer
gen-gen yang berada dan melintasi batas batas spesies untuk menghasilkan
organisme yang meningkat dengan menghapus atau memasukkan DNA. DNA rekombinan
pertama dibuat oleh Pau Berg pada tahun 1972 dengan menggabungkan virus monyet
SV40 dengan virus lambda. Rekayasa enetika berpotensi memperbaiki
kelainan genetic pada manusia dengan mengganti gen yang rusak dengan gen yang
baik.
Suatu
Organisme yang dihasilkan melalui rekayasa genetika dianggap dimodifikasi
secara genetic dan entitas yang dihasilkan disebut Genetically Modified Organism (GMO).
Rekayasa Genetika telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, termasuk
penelitian , obat-obatan, bioteknolohi industry dan pertanian. DNA dimasukkan
secara mlangsung ke organisme inang atau ke dalam sel yang kemudian menyatu
atau dihibridasi dengan tuan rumah.
Munculnya
tanaman rekayasa genetika yang dikomersialisasi telah memberikan manfaat
ekonomi kepada para petani di berbagai Negara, tetapi juga menjadi sumber
kontroversi. Beberapa potensi resiko yang muncul dari rekayasa genetik pagan
antara lain perubahan kualitas gizi makanan, potensi toksisitas, kemungkinan
resistensi antibiotik dari tanaman GM, potensi alergenitas dan carcinogenicity
karena mengkonsumsi makanan GM, pencemaran lingkunagn, tidak sengaja transfer
gen pada tanaman liar, adanya kemungkinan penciptaan racun dan virus baru,
ancaman terhadap keragaman genetik tanaman, kontroversi agama, budaya, dan
etika. Manfaat yang diberikan rekayasa genetika pangan adalah perbaikan masa
simpan dan organoleptik sayuran dan buah, peningkatan kualitas gizi dan manfaat
kesehatan dalam makanan, meningkatkan protein dan karbohidrat makanan,
meningkatkan kualitas lemak, meningkatkan kualitas dan kuantitas daging, susu,
dan ternak, meningkatkan hasil panen yang tahan terhadap serangga, hama,
penyakit, dan cuaca.
Pendahuluan
Bioteknologi
adalah semua aplikasi teknologi yang menggunakan sistem biologi, organisme
hidup untuk membuat atau memodifikasi produk atau proses untuk kegunaan khusus
(FAO, 2000). Dewasa ini perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada
biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti
biokimia, computer, biologi molecular, mikrobiologi, genetika, kimia,
matematika dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang
ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi
tanaman pangan melibatkan penggunaan mikroba atau bahan biologi untuk melakukan
proses spesifik pada tanaman untuk kepentingan manusia. Tujuan dari
bioteknologi pangan adalah untuk meningkatkan sifat, kualitas, keamanan, dan
kemudahan dalam pemrosesan dan produksi makanan. Hal ini termasuk proses
produksi makanan tradisional seperti roti, asinan/ acar, dan keju yang memanfaatkan
teknologi fermentasi (Uzogara, 2000). Aplikasi bioteknologi untuk makanan yang
lebih modern adalah Genetic Modification (GM) yang diketahui sebagai teknik
rekayasa genetik, manipulasi genetik dan teknologi gen atau teknologi
rekombinan DNA.
Rekayasa
genetik digambarkan sebagai ilmu dimana karakteristik suatu organisme yang
sengaja dimodifikasi dengan manipulasi materi genetik, terutama DNA dan
transformasi gen tertentu untuk menciptakan variasi yang baru. Dengan
memanipulasi DNA dan memindahkannya dari satu organisme ke organisme lain
(disebut teknik rekombinan DNA), memungkinkan untuk memasukkan sifat dari
hampir semua organisme pada tanaman, bakteri, virus atau hewan. Organisme
transgenik saat ini diproduksi secara massal, seperti enzim, antibodi
monoklonal, nutrien, hormon dan produk farmasi yaitu obat dan vaksin (Brown,
1996; Campbell, 1996).
Pada
masa ini, bioteknologi berkembang dengan pesat, terutama di Negara-negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal
rekayasa genetika, kultur jaringa, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk,
cloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetic maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Kemajuan
dibidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Contoh, teknologi cloning dan rekayasa genetika
terhadap tanaman pangan mendapat kecamam dari berbagai macam golongan.
Sejarah Bioteknologi
Bioteknologi
secara sederhana dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, dibidang teknologi pangan, dimulai dengan produksi makanan fermentasi
seperti wine, roti atau keju. Baik pemanasan makanan dan aplikasi fermentasi
menghasilkan peningkatan signifikan pada keamanan dan kualitas pangan (de Vos,
1999).
Prinsip
dasar upaya pembuatan makanan tersebut pada umumnya sama, yaitu sejumlah bahan
dasar didedahkan (exposure) ke jasad renik tertentu yang akan
mentransformasikan bahan dasar (anggur, barley, susu atau gandum) menjadi
produk yang diinginkan.
Tabel
1. Kronologi Bioteknologi Pangan (Hulse, 2004) :
Tahun
|
Peristiwa
|
Milenium ke-4
|
Orang
Mesir mengembangkan penggilingan gabah, baking, membuat bir.
|
Milenium ke-3
|
Orang
Mesir dan Sumeria pengawetkan susu, sayur dengan fermentasi asam.
|
Milenium pertama
|
Freeze-drying
udara terbuka kentang oleh Andean Amerindians.
|
Abad ke-4
|
Aristotle
mengklasifikasikan tenaman dan hewan. Theophrastus menulis “History of Plant”
Linnaeus
(Swedia) membuat formula taksonomi klasifikasi tanaman dan hewan.
|
Abad ke-18
|
Spallanzani
(Italia) mensterilisasi makanan dan bahan organik dengan memanaskan dalam
tangki kedap udara.
Spallanzani
mendemonstrasikan fertilisasi telur dengan spermatozoa.
1820.
Bracconot (Prancis) menghidrolisa gelatin untuk memproduksi glycine, daging,
dan wool-leucine.
1840-50s.
J. von Liebig mengenali protein, lemak, karbohidrat, dan berbagai
mineralpenting
untuk nutrisi manusia dan hewan.
1854.
Lawes & Gilbert (UK) mendemonstrasikan perbedaan nilai nutrisi antara
tanaman berprotein
yang diumpakan ke babi.
1825.
F. B. Raspall menggunakan iodine sebagai pewarna untuk menampilkan distribusi pati
dalam sel tanaman, dikenal sebagai bapak histo-chemistry.
|
Abad ke-19
|
1827. K.
E. von Baer (Estonian) mendeskripsikan telur mamalia.
1830.
Robert Brown (Scotland) mendeskripsikan nukleus sel tanaman.
1860s.
Louis Pasteur (French) membuktikan bahwa mikroba adalah penyebab bukan hasil dari
fermentasi dari barang yang telah busuk.
1866.
Gregor Mendel mengidentifikasikan sifat yang diwariskan dari varietas kacang polong
yang berbeda. Hasil penemuan Mendel ditolak sampai ditemukan lagi oleh
penelitiAmerika pada 1900.
1883.
Johann Kjeldahl (Netherland), menemukan metode analisa nitrogen dalam
protein.
Pengakuan
teori Mendel tentang penurunan sifat pada semua tanaman dan hewan.
|
Abad ke -20
|
1980/90s.
Rockafella Foundation dan International Rice Research Institute menemukancara
transgenik untuk mentransfer sifat anti hama antara Oryza spp. liar dan hasil
panen,dikembangkan pangan transgenik lain.
|
Perkembangan kemajuan
atau kronologi dari bioteknologi
pangan menurut Hulse (2004) dimulai dari milenium ke-4 (Tabel
1).
Bioteknologi juga diterapkan pada
proses pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian dan pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan
bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin,
antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses
fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan
bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun
vaksin dapat dilakukan secara massal (Defri, 2008).
Periode
Perkembangan Bioteknologi
Perkembangan bioteknologi dapat dibagi menjadi 3 periode,
yaitu:
1. Periode
bioteknologi tradisional (bioteknologi konvensional)
Pada periode ini, merupakan bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan
enzim. Proses pembuatan makanan dengan teknik konvensional ini masih sangat
sederhana dan hanya dilakukan dalam skala kecil. Manusia belum melakukan
penelitian secara ilmiah bahwa pada peristiwa fermentasi yang mengubah bahan
dasar menjadi bahan makanan yang lebih tahan lama, merupakan hasil dari proses
metabolisme mikroorganisme. Pada periode ini, belum ada penelitian mengenai
fenomena yang terjadi, karena semua berawal dari ketidaksengajaan.
Periode ini ditandai dengan adanya peristiwa sebagai berikut:
Ø Pada masa 8000 SM, bangsa Babilonia, Mesir
dan Romawi telah mengenal cara bercocok tanam yang baik dengan cara pengumpulan
dan pemilihan benih untuk ditanam. Selain itu, di bidang peternakan, mereka
telah mengembangbiakkan hewan ternak secara selektif untuk peningkatan kualitas ternak.
Ø Pada masa 6000 SM, manusia mengetahui cara
membuat minuman bir dan anggur menggunakan teknik fermentasi. Selain itu, juga
membuat roti dengan bantuan ragi.
Ø Pada masa 4000 SM, bangsa Tionghoa telah
membuat yogurt dan keju dari susu dengan bakteri asam laktat.
Ø Pada masa 1500 SM, bangsa Aztec memanfaatkan
gangga sebagai sumber makanan (Anonim, 2010).
2. Periode
bioteknologi ilmiah
Pada perkembangan bioteknologi
selanjutnya, manusia mulai menyadari bahwa fenomena yang terjadi pada proses
fermentasi tidak terjadi dengan sendirinya. Oleh karena itu, rasa ingin tahu
mendorong mereka untuk melakukan penelitian yang menggunakan prinsip-prinsip
ilmiah.
Periode bioteknologi ilmiah ditandai dengan munculnya banyak
penelitian ilmiah dalam berbagai bidang, antara lain yaitu:
Ø Pada tahun 1665, penemuan sel oleh Robert
Hooke pada sayatan gabus yang diamati dengan mikroskop sederhana.
Ø Pada tahun 1670, pemanfaatan mikroba dalam
usaha penambangan tembaga di Rio Tinto, Spanyol
Ø Pada tahun 1686, ditemukan lensa mikroskop
yang lebih maju oleh Antony Van Leeuwenhoek yang dapat digunakan untuk melihat
mikroba. Karena penemuannya tersebut, Antony menjadi manusia pertama yang
melihat mikroba. Setelah penemuan lensa mikroskop tersebut, penelitian tentang
mikroorganisme semakin berkembang pesat.
Ø Tahun 1800, Nikolai I. Vavilov menciptakan
penelitian yang komprehensif tentang perkembangbiakan hewan.
Ø Tahun 1856 - 1865, Gregor Mendel mengawali
penelitian genetika tumbuhan dengan menggunakan tanaman kacang ercis. Pada
akhirnya dari penelitian tersebut Mendel menemukan hukum pewarisan sifat induk
pada turunannya.
Ø Tahun 1870, ditemukannya mikroba dalam
makanan dan minuman oleh Louis Pasteour, yang merupakan awal berkembangnya
bidang mikrobiologi
Ø Tahun 1890, ditemukannya alkohol yang bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor
Ø Tahun 1897, ditemukannya enzim dari ekstrak
ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner
Ø Tahun 1912 -- 1915, pada tahun inilah
ditemukan teknik pengelolahan limbah dengan menggunakan mikroba. Selain itu,
mulai ditemukan pula produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan
bakteri
Ø Tahun 1919, mulailah digunakan kata
“bioteknologi” oleh seorang insinyur berkebangsaan Hongaria bernama Karl Ereky
Ø Tahun 1928, merupakan tahun ditemukannya zat
antibiotik “penisillin” oleh Alexander Fleeming
Ø Tahun 1953, ditemukannya struktur asam
deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson
Ø Pada tahun 1994, mulailah diproduksi
penisillin dalam jumlah besar
3. Periode
bioteknologi modern
Perkembangan bioteknologi modern berdasarkan atas hasil
penelitian ilmiah diketahui orang berupaya dapat menghasilkan produk secara
efektif dan efisien.
Periode
bioteknologi modern diawali dengan perkembangan pesat dalam bidang genetika,
yaitu:
Ø Teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an.
Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restriksi oleh
Dussoix dan Boyer. Adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong DNA
pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan
menyisipkan potongan DNA lain yang dikenal dengan teknik DNA rekombinan.
Ø Setelah penemuan enzim endonuklease
restriksi, pada tahun 1976 dimulai
program bahan bakar alkohol dari Brazil dan teknologi hibridoma yang
menghasilkan antibodi monoklonal.
Ø Pada tahun 1980, Rank Hovis Mc. Dougall
diberikan izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi oleh
manusia.
Ø Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini
semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa
genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982.
Insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly Company.
Ø Pada tahun 2000-2005, proyek genom manusia
dimulai dan berhasil dilakukan, sehingga peta genom manusia dapat dibuat secara
utuh. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa
genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian
genom makhluk hidup (Anonim, 2008).
Rekayasa
genetika
Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam
menghasilkan suatu produk bioteknologi. Secara umum, rekayasa genetika
melakukan modifikasi pada mahluk hidup melalui transfer gen dari suatu
organisme ke organisme lain. Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi:
1.
Isolasi gen
2.
Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik
3.
Mentrasfer gen tersebut ke organisme baru
4.
Membentuk produk organisme transgenik
Prosedur pembentukan organisme transgenic ada dua, yaitu:
1.
Melalui proses introduksi gen
2.
Melalui proses mutagenesis
Proses introduksi gen
Beberapa langkah dasar proses introduksi gen adalah:
1.
Membentuk sekuen gen yang diinginkan yang ditandai dengan
penanda yang spesifik
2.
Mentransformasi sekuen gen yang sudah ditandai ke
jaringan
3.
Mengkultur jaringan yang sudah mengandung gen yang
ditransformasikan
4.
Uji coba kultur tersebut di lapangan
Mutagenesis
Memodifikasi gen pada organisme tersebut dengan mengganti
sekuen basa nitrogen pada DNA yang ada untuk diganti dengan basa nitrogen lain
sehingga terjadi perubahan sifat pada organisme tersebut, contoh: semula
sifatnya tidak tahan hama menjadi tahan hama. Agen mutagenesis ini biasanya
dikenal dengan istilah mutagen. Beberapa contoh mutagen yang umum dipakai
adalah sinar gamma (mutagen fisika) dan etil metana sulfonat (mutagen kimia).
Human Genome Project
Human Genome Project adalah usaha internasional yang
dimulai pada tahun 1990 untuk mengidentifikasi semua gen (genom) yang terdapat
pada DNA dalam sel manusia dan memetakan lokasinya pada tiap kromosom manusia
yang berjumlah 24. Proyek ini memiliki potensi tak terbatas untuk perkembangan
di bidang pendekatan diagnostik untuk mendeteksi penyakit dan pendekatan
molekuler untuk menyembuhkan penyakit genetik manusia.
Aplikasi di
Bidang Medis
Aplikasi dari bioteknologi medis sudah berlangsung lama,
sebagai contoh 100 tahun lalu lintah umum digunakan untuk merawat penyakit
dengan cara membiarkan lintah menyedot darah pasien (bloodletting). Hal ini
dipercaya dapat menghilangkan darah yang sudah terjangkit penyakit. Pada zaman
sekarang, lintah ditemukan memiliki enzim pada kelenjar salivanya yang dapat
menghancurkan gumpalan darah yang bila tidak dihancurkan dapat menyebabkan
strok dan serangan jantung. Selain contoh tersebut, terdapat banyak aplikasi
bioteknologi di bidang medis sebagai berikut.
Sel Punca
Sel punca adalah jenis sel
khusus dengan kemampuan membentuk ulang dirinya dan dalam saat yang bersamaan
membentuk sel yang terspesialisasi. Aplikasi Terapeutik Sel Stem Embrionik pada
Berbagai Penyakit Degeneratif. Dalam Cermin Dunia Kedokteran, meskipun
kebanyakan sel dalam tubuh seperti jantung maupun hati telah terbentuk khusus
untuk memenuhi fungsi tertentu, stem cell selalu berada dalam keadaan tidak
terdiferensiasi sampai ada sinyal tertentu yang mengarahkannya berdiferensiasi
menjadi sel jenis tertentu. Kemampuannya untuk berproliferasi bersamaan dengan
kemampuannya berdiferensiasi menjadi jenis sel tertentu inilah yang membuatnya
unik . Karakteristik biologis dan diferensiasi stem cell fokus pada mesenchymal
stem cell. Cermin Dunia Kedokteran
Aplikasi dari sel punca diantaranya adalah pengobatan
infark jantung yaitu menggunakan sel punca yang berasal dari sumsum tulang
untuk mengganti sel-sel pembuluh yang rusak (neovaskularisasi). Aplikasi
terapeutik sel stem embrionik pada berbagai penyakit degeneratif. Selain itu,
sel punca diduga dapat digunakan untuk pengobatan diabetes tipe I dengan cara
mengganti sel pankreas yang sudah rusak dengan sel pankreas hasil diferensiasi
sel punca. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi penolakan yang dapat terjadi
seperti pada transplantasi pankreas dari binatang. Sejauh ini percobaan telah
berhasil dilakukan pada mencit.
Daftar Pustaka
1.
“How
does GM differ from conventional plant breeding?” royalsociety.org (dalam bahasa British). Diakses tanggal
2017-11-14.
2.
Erwin,
Edward; Gendin, Sidney; Kleiman, Lowell (2015-12-22). Ethical Issues in Scientific Research: An Anthology (dalam bahasa
inggris). Routledge hlm. 338.
3.
Clinton
SK. 1998. Lycopene: chemistry, biology, and implications for human health and
disease. Nutr. Rev. 56:35-51
4.
Qaim,
Matin; Kouser, Shazad (2013-06-05). “Genetically Modified Crops and Food
Security”
5.
Merck.
Biotechnology Institute. 2005. What is
Biotechnology??. http://www.biotechinstitute.org/what_is. Diakses pada 25
April 2010.
6.
Alliance
for Better Foods. Improving Agriculture through Biotechnology: Health and
Nutritional Benefits of Food Biotechnology. 1999 Website: www.betterfoods.org/.
7.
Bevan
MW, Flavell RB, Chilton MD. 1983. A chimaeric antibiotic resistant gene as a
selectable marker for plant cell transformation. Nature. 304:184–7.
8.
Peters
P. 1993. Biotechnology: A Guide To
Genetic Engineering. Wm C Brown: AS.
9.
Clark
DP,Pazdernik NJ. 2009. Biotechnology;
Applying the Genetic Revolution. Elsevier: China.
10. Burgess C,
O‘connell-Motherway M, Sybesma W, Hugenholtz J, van Sinderen D.
2004. Riboflavin production
in Lactococcus lactis: potential for insitu production of vitamin-enriche foods. Appl. Environ. Microbiol.
70:5769-5777.
11. Thieman WJ, Palladino
MA. 2004. Introduction to Biotechnology San Francisco: Pearson Education Inc.
12. Koivisto VA, Soman V,
Conrad P, Hendler R, Nadel E. Insulin binding to monocytes in trained athletes.
J Clin Invest 65:1011-15.