This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

Tuesday, March 27, 2018

Masa Lalu dari Bioteknologi


Masa Lalu dari Bioteknologi
oleh : lintang aulia

Abstrak
Rekayasa genetika, juga disebut modifikasi genetika, adalah manipulasi langsung gen suatu organisme menggunakan bioteknologi. Hal ini merupakan satu set teknologi yang digunakan untuk mengubah susunan genetic dari sel, termasuk transfer gen-gen yang berada dan melintasi batas batas spesies untuk menghasilkan organisme yang meningkat dengan menghapus atau memasukkan DNA. DNA rekombinan pertama dibuat oleh Pau Berg pada tahun 1972 dengan menggabungkan virus monyet SV40 dengan virus lambda. Rekayasa enetika berpotensi memperbaiki kelainan genetic pada manusia dengan mengganti gen yang rusak dengan gen yang baik.
Suatu Organisme yang dihasilkan melalui rekayasa genetika dianggap dimodifikasi secara genetic dan entitas yang dihasilkan disebut Genetically Modified Organism (GMO). Rekayasa Genetika telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, termasuk penelitian , obat-obatan, bioteknolohi industry dan pertanian. DNA dimasukkan secara mlangsung ke organisme inang atau ke dalam sel yang kemudian menyatu atau dihibridasi dengan tuan rumah.
Munculnya tanaman rekayasa genetika yang dikomersialisasi telah memberikan manfaat ekonomi kepada para petani di berbagai Negara, tetapi juga menjadi sumber kontroversi. Beberapa potensi resiko yang muncul dari rekayasa genetik pagan antara lain perubahan kualitas gizi makanan, potensi toksisitas, kemungkinan resistensi antibiotik dari tanaman GM, potensi alergenitas dan carcinogenicity karena mengkonsumsi makanan GM, pencemaran lingkunagn, tidak sengaja transfer gen pada tanaman liar, adanya kemungkinan penciptaan racun dan virus baru, ancaman terhadap keragaman genetik tanaman, kontroversi agama, budaya, dan etika. Manfaat yang diberikan rekayasa genetika pangan adalah perbaikan masa simpan dan organoleptik sayuran dan buah, peningkatan kualitas gizi dan manfaat kesehatan dalam makanan, meningkatkan protein dan karbohidrat makanan, meningkatkan kualitas lemak, meningkatkan kualitas dan kuantitas daging, susu, dan ternak, meningkatkan hasil panen yang tahan terhadap serangga, hama, penyakit, dan cuaca.



Pendahuluan
Bioteknologi adalah semua aplikasi teknologi yang menggunakan sistem biologi, organisme hidup untuk membuat atau memodifikasi produk atau proses untuk kegunaan khusus (FAO, 2000). Dewasa ini perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, computer, biologi molecular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi tanaman pangan melibatkan penggunaan mikroba atau bahan biologi untuk melakukan proses spesifik pada tanaman untuk kepentingan manusia. Tujuan dari bioteknologi pangan adalah untuk meningkatkan sifat, kualitas, keamanan, dan kemudahan dalam pemrosesan dan produksi makanan. Hal ini termasuk proses produksi makanan tradisional seperti roti, asinan/ acar, dan keju yang memanfaatkan teknologi fermentasi (Uzogara, 2000). Aplikasi bioteknologi untuk makanan yang lebih modern adalah Genetic Modification (GM) yang diketahui sebagai teknik rekayasa genetik, manipulasi genetik dan teknologi gen atau teknologi rekombinan DNA.  
Rekayasa genetik digambarkan sebagai ilmu dimana karakteristik suatu organisme yang sengaja dimodifikasi dengan manipulasi materi genetik, terutama DNA dan transformasi gen tertentu untuk menciptakan variasi yang baru. Dengan memanipulasi DNA dan memindahkannya dari satu organisme ke organisme lain (disebut teknik rekombinan DNA), memungkinkan untuk memasukkan sifat dari hampir semua organisme pada tanaman, bakteri, virus atau hewan. Organisme transgenik saat ini diproduksi secara massal, seperti enzim, antibodi monoklonal, nutrien, hormon dan produk farmasi yaitu obat dan vaksin (Brown, 1996; Campbell, 1996).
Pada masa ini, bioteknologi berkembang dengan pesat, terutama di Negara-negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringa, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, cloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetic maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Kemajuan dibidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Contoh, teknologi cloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecamam dari berbagai macam golongan.

Sejarah Bioteknologi
Bioteknologi secara sederhana dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, dibidang teknologi pangan, dimulai dengan produksi makanan fermentasi seperti wine, roti atau keju. Baik pemanasan makanan dan aplikasi fermentasi menghasilkan peningkatan signifikan pada keamanan dan kualitas pangan (de Vos, 1999).
Prinsip dasar upaya pembuatan makanan tersebut pada umumnya sama, yaitu sejumlah bahan dasar didedahkan (exposure) ke jasad renik tertentu yang akan mentransformasikan bahan dasar (anggur, barley, susu atau gandum) menjadi produk yang diinginkan.



Tabel 1. Kronologi Bioteknologi Pangan (Hulse, 2004) :
Tahun
Peristiwa
Milenium ke-4
Orang Mesir mengembangkan penggilingan gabah, baking, membuat bir.
Milenium ke-3
Orang Mesir dan Sumeria pengawetkan susu, sayur dengan fermentasi asam.
Milenium pertama
Freeze-drying udara terbuka kentang oleh Andean Amerindians.
Abad ke-4
Aristotle mengklasifikasikan tenaman dan hewan. Theophrastus menulis “History of Plant”
Linnaeus (Swedia) membuat formula taksonomi klasifikasi tanaman dan hewan.
Abad ke-18
Spallanzani (Italia) mensterilisasi makanan dan bahan organik dengan memanaskan dalam tangki kedap udara.
Spallanzani mendemonstrasikan fertilisasi telur dengan spermatozoa.
1820. Bracconot (Prancis) menghidrolisa gelatin untuk memproduksi glycine, daging, dan wool-leucine.
1840-50s. J. von Liebig mengenali protein, lemak, karbohidrat, dan berbagai
mineralpenting untuk nutrisi manusia dan hewan.
1854. Lawes & Gilbert (UK) mendemonstrasikan perbedaan nilai nutrisi antara tanaman berprotein yang diumpakan ke babi.
1825. F. B. Raspall menggunakan iodine sebagai pewarna untuk menampilkan distribusi pati dalam sel tanaman, dikenal sebagai bapak histo-chemistry.
Abad ke-19
1827. K. E. von Baer (Estonian) mendeskripsikan telur mamalia.
1830. Robert Brown (Scotland) mendeskripsikan nukleus sel tanaman.
1860s. Louis Pasteur (French) membuktikan bahwa mikroba adalah penyebab bukan hasil dari fermentasi dari barang yang telah busuk.
1866. Gregor Mendel mengidentifikasikan sifat yang diwariskan dari varietas kacang polong yang berbeda. Hasil penemuan Mendel ditolak sampai ditemukan lagi oleh penelitiAmerika pada 1900.
1883. Johann Kjeldahl (Netherland), menemukan metode analisa nitrogen dalam protein.
Pengakuan teori Mendel tentang penurunan sifat pada semua tanaman dan hewan.
Abad ke -20
1980/90s. Rockafella Foundation dan International Rice Research Institute menemukancara transgenik untuk mentransfer sifat anti hama antara Oryza spp. liar dan hasil panen,dikembangkan pangan transgenik lain.
Perkembangan kemajuan atau kronologi dari bioteknologi pangan menurut Hulse (2004) dimulai dari milenium ke-4 (Tabel 1).

      

Bioteknologi juga diterapkan pada proses pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian dan pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal (Defri, 2008).

Periode Perkembangan Bioteknologi
Perkembangan bioteknologi dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1.      Periode bioteknologi tradisional (bioteknologi konvensional)
Pada periode ini, merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim. Proses pembuatan makanan dengan teknik konvensional ini masih sangat sederhana dan hanya dilakukan dalam skala kecil. Manusia belum melakukan penelitian secara ilmiah bahwa pada peristiwa fermentasi yang mengubah bahan dasar menjadi bahan makanan yang lebih tahan lama, merupakan hasil dari proses metabolisme mikroorganisme. Pada periode ini, belum ada penelitian mengenai fenomena yang terjadi, karena semua berawal dari ketidaksengajaan.
Periode ini ditandai dengan adanya peristiwa sebagai berikut:
Ø  Pada masa 8000 SM, bangsa Babilonia, Mesir dan Romawi telah mengenal cara bercocok tanam yang baik dengan cara pengumpulan dan pemilihan benih untuk ditanam. Selain itu, di bidang peternakan, mereka telah mengembangbiakkan hewan ternak secara selektif  untuk peningkatan kualitas ternak.
Ø  Pada masa 6000 SM, manusia mengetahui cara membuat minuman bir dan anggur menggunakan teknik fermentasi. Selain itu, juga membuat roti dengan bantuan ragi.
Ø  Pada masa 4000 SM, bangsa Tionghoa telah membuat yogurt dan keju dari susu dengan bakteri asam laktat.
Ø  Pada masa 1500 SM, bangsa Aztec memanfaatkan gangga sebagai sumber makanan (Anonim, 2010).

2.      Periode bioteknologi ilmiah


Pada perkembangan bioteknologi selanjutnya, manusia mulai menyadari bahwa fenomena yang terjadi pada proses fermentasi tidak terjadi dengan sendirinya. Oleh karena itu, rasa ingin tahu mendorong mereka untuk melakukan penelitian yang menggunakan prinsip-prinsip ilmiah. 
Periode bioteknologi ilmiah ditandai dengan munculnya banyak penelitian ilmiah dalam berbagai bidang, antara lain yaitu:
Ø  Pada tahun 1665, penemuan sel oleh Robert Hooke pada sayatan gabus yang diamati dengan mikroskop sederhana.
Ø  Pada tahun 1670, pemanfaatan mikroba dalam usaha penambangan tembaga di Rio Tinto, Spanyol
Ø  Pada tahun 1686, ditemukan lensa mikroskop yang lebih maju oleh Antony Van Leeuwenhoek yang dapat digunakan untuk melihat mikroba. Karena penemuannya tersebut, Antony menjadi manusia pertama yang melihat mikroba. Setelah penemuan lensa mikroskop tersebut, penelitian tentang mikroorganisme semakin berkembang pesat.
Ø  Tahun 1800, Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian yang komprehensif tentang perkembangbiakan hewan.
Ø  Tahun 1856 - 1865, Gregor Mendel mengawali penelitian genetika tumbuhan dengan menggunakan tanaman kacang ercis. Pada akhirnya dari penelitian tersebut Mendel menemukan hukum pewarisan sifat induk pada turunannya.
Ø  Tahun 1870, ditemukannya mikroba dalam makanan dan minuman oleh Louis Pasteour, yang merupakan awal berkembangnya bidang mikrobiologi
Ø  Tahun 1890, ditemukannya alkohol yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor
Ø  Tahun 1897, ditemukannya enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner
Ø  Tahun 1912 -- 1915, pada tahun inilah ditemukan teknik pengelolahan limbah dengan menggunakan mikroba. Selain itu, mulai ditemukan pula produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri
Ø  Tahun 1919, mulailah digunakan kata “bioteknologi” oleh seorang insinyur berkebangsaan Hongaria bernama Karl Ereky
Ø  Tahun 1928, merupakan tahun ditemukannya zat antibiotik “penisillin” oleh Alexander Fleeming
Ø  Tahun 1953, ditemukannya struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson
Ø  Pada tahun 1994, mulailah diproduksi penisillin dalam jumlah besar

3.      Periode bioteknologi modern
Perkembangan bioteknologi modern berdasarkan atas hasil penelitian ilmiah diketahui orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Periode bioteknologi modern diawali dengan perkembangan pesat dalam bidang genetika, yaitu:
Ø  Teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restriksi oleh Dussoix dan Boyer. Adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong DNA pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan DNA lain yang dikenal dengan teknik DNA rekombinan.
Ø  Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, pada tahun 1976 dimulai  program bahan bakar alkohol dari Brazil dan teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal.
Ø  Pada tahun 1980, Rank Hovis Mc. Dougall diberikan izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
Ø  Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. Insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly Company.
Ø  Pada tahun 2000-2005, proyek genom manusia dimulai dan berhasil dilakukan, sehingga peta genom manusia dapat dibuat secara utuh. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup (Anonim, 2008).

Rekayasa genetika
Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam menghasilkan suatu produk bioteknologi. Secara umum, rekayasa genetika melakukan modifikasi pada mahluk hidup melalui transfer gen dari suatu organisme ke organisme lain. Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi:
1.      Isolasi gen
2.      Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik
3.      Mentrasfer gen tersebut ke organisme baru
4.      Membentuk produk organisme transgenik
Prosedur pembentukan organisme transgenic ada dua, yaitu:


1.      Melalui proses introduksi gen
2.      Melalui proses mutagenesis

Proses introduksi gen
Beberapa langkah dasar proses introduksi gen adalah:
1.      Membentuk sekuen gen yang diinginkan yang ditandai dengan penanda yang spesifik
2.      Mentransformasi sekuen gen yang sudah ditandai ke jaringan
3.      Mengkultur jaringan yang sudah mengandung gen yang ditransformasikan
4.      Uji coba kultur tersebut di lapangan

Mutagenesis
Memodifikasi gen pada organisme tersebut dengan mengganti sekuen basa nitrogen pada DNA yang ada untuk diganti dengan basa nitrogen lain sehingga terjadi perubahan sifat pada organisme tersebut, contoh: semula sifatnya tidak tahan hama menjadi tahan hama. Agen mutagenesis ini biasanya dikenal dengan istilah mutagen. Beberapa contoh mutagen yang umum dipakai adalah sinar gamma (mutagen fisika) dan etil metana sulfonat (mutagen kimia).

Human Genome Project
Human Genome Project adalah usaha internasional yang dimulai pada tahun 1990 untuk mengidentifikasi semua gen (genom) yang terdapat pada DNA dalam sel manusia dan memetakan lokasinya pada tiap kromosom manusia yang berjumlah 24. Proyek ini memiliki potensi tak terbatas untuk perkembangan di bidang pendekatan diagnostik untuk mendeteksi penyakit dan pendekatan molekuler untuk menyembuhkan penyakit genetik manusia.

Aplikasi di Bidang Medis
Aplikasi dari bioteknologi medis sudah berlangsung lama, sebagai contoh 100 tahun lalu lintah umum digunakan untuk merawat penyakit dengan cara membiarkan lintah menyedot darah pasien (bloodletting). Hal ini dipercaya dapat menghilangkan darah yang sudah terjangkit penyakit. Pada zaman sekarang, lintah ditemukan memiliki enzim pada kelenjar salivanya yang dapat menghancurkan gumpalan darah yang bila tidak dihancurkan dapat menyebabkan strok dan serangan jantung. Selain contoh tersebut, terdapat banyak aplikasi bioteknologi di bidang medis sebagai berikut.

Sel Punca
 

Sel punca adalah jenis sel khusus dengan kemampuan membentuk ulang dirinya dan dalam saat yang bersamaan membentuk sel yang terspesialisasi. Aplikasi Terapeutik Sel Stem Embrionik pada Berbagai Penyakit Degeneratif. Dalam Cermin Dunia Kedokteran, meskipun kebanyakan sel dalam tubuh seperti jantung maupun hati telah terbentuk khusus untuk memenuhi fungsi tertentu, stem cell selalu berada dalam keadaan tidak terdiferensiasi sampai ada sinyal tertentu yang mengarahkannya berdiferensiasi menjadi sel jenis tertentu. Kemampuannya untuk berproliferasi bersamaan dengan kemampuannya berdiferensiasi menjadi jenis sel tertentu inilah yang membuatnya unik . Karakteristik biologis dan diferensiasi stem cell fokus pada mesenchymal stem cell. Cermin Dunia Kedokteran

Aplikasi dari sel punca diantaranya adalah pengobatan infark jantung yaitu menggunakan sel punca yang berasal dari sumsum tulang untuk mengganti sel-sel pembuluh yang rusak (neovaskularisasi). Aplikasi terapeutik sel stem embrionik pada berbagai penyakit degeneratif. Selain itu, sel punca diduga dapat digunakan untuk pengobatan diabetes tipe I dengan cara mengganti sel pankreas yang sudah rusak dengan sel pankreas hasil diferensiasi sel punca. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi penolakan yang dapat terjadi seperti pada transplantasi pankreas dari binatang. Sejauh ini percobaan telah berhasil dilakukan pada mencit.



Daftar Pustaka
1.      “How does GM differ from conventional plant breeding?” royalsociety.org (dalam bahasa British). Diakses tanggal 2017-11-14.
2.      Erwin, Edward; Gendin, Sidney; Kleiman, Lowell (2015-12-22). Ethical Issues in Scientific Research: An Anthology (dalam bahasa inggris). Routledge hlm. 338.
3.      Clinton SK. 1998. Lycopene: chemistry, biology, and implications for human health and disease. Nutr. Rev. 56:35-51
4.      Qaim, Matin; Kouser, Shazad (2013-06-05). “Genetically Modified Crops and Food Security”
5.      Merck. Biotechnology Institute. 2005. What is Biotechnology??. http://www.biotechinstitute.org/what_is. Diakses pada 25 April 2010.
6.      Alliance for Better Foods. Improving Agriculture through Biotechnology: Health and Nutritional Benefits of Food Biotechnology. 1999 Website: www.betterfoods.org/.
7.      Bevan MW, Flavell RB, Chilton MD. 1983. A chimaeric antibiotic resistant gene as a selectable marker for plant cell transformation. Nature. 304:184–7.
8.      Peters P. 1993. Biotechnology: A Guide To Genetic Engineering. Wm C Brown: AS.
9.      Clark DP,Pazdernik NJ. 2009. Biotechnology; Applying the Genetic Revolution. Elsevier: China.
10.  Burgess C, O‘connell-Motherway M, Sybesma W, Hugenholtz J, van Sinderen D. 2004. Riboflavin production in Lactococcus lactis: potential for insitu production of vitamin-enriche foods. Appl. Environ. Microbiol. 70:5769-5777.
11.  Thieman WJ, Palladino MA. 2004. Introduction to Biotechnology San Francisco: Pearson Education Inc.
12.  Koivisto VA, Soman V, Conrad P, Hendler R, Nadel E. Insulin binding to monocytes in trained athletes. J Clin Invest 65:1011-15.





GUNAKAN TEKNIK KULTUR JARINGAN SEBAGAI WUJUD MENGATASI MENIPISNYA CADANGAN POHON BUMI


GUNAKAN TEKNIK KULTUR JARINGAN SEBAGAI WUJUD MENGATASI MENIPISNYA CADANGAN POHON BUMI
Azizah Prianti, Bayu Gunawan, Samik S. Si.,M.Si

ABSTRAK
Menipisnya pohon bukan ulah alam, namun ini disebabkan ulah manusia yang kurang peduli dengan lingkungan. Teknik kultur jaringan adalah teknik yang tepat, karena dengan waktu yang singkat dapat menghasilkan bibit yang unggul dengan cepat dan jumlahnya banyak. Sehingga dapat menumbuhkan kembali pohon pohon yang tumbang akibat ulah manusia dengan waktu yang cepat.

ISI

Dikondisi yang serba cepat saat ini, hampir semua manusia mengejar pekerjaan dan karir tertentu. Hingga melupakan hal yang sangat sangat penting yaitu oksigen untuk kelangsungan hidup makhluk hidup, para manusia yang tidak peduli lingkungan bukannya merawat, justru merusak lingkungan tanpa melihat dampak kedepannya. Manusia cenderung akan melupakan hal yang masih ada dan akan cemas dan panik ketika persediaan itu menipis. Dalam hal ini manusia lupa akan menjaga lingkungan, meskipun pemerintah sudah membuat progam satu jiwa satu pohon, namun progam tersebut tampaknya belum berjalan. Untuk itu perlu adanya teknik yang dapat dengan cepat membantu pemerintah untuk mewujudkan indonesia yang hijau dengan waktu yang cepat. Teknik kultur jaringan adalah teknik yang sangat tepat untuk mengatasi kondisi yang seperti ini.
Kultur jaringan merupakan jenis bioteknologi modern. Dalam bioteknologi modern manipulasi tidak hanya dilakukan pada kondisi lingkungan maupun media tumbuh, tetapi manipulasi juga dilakukan pada susunan gen dalam kromosom makhluk hidup yang digunakan ( rekayasa genetika). Oleh karena itu bioteknoloogi modern sangat erat dengan rekayasa genetika. Rekayasa genetika bertujuan menghasilkan organisme transgenik yakni organisme yang susunan gen dalam kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan sesuai dengan yang dikehendaki. Maka hasil rekayasa genetika bersifat terarah dan dapat diramalkan sebelumnya. Seperti pada teknik kloning, bayi tabung, dan lain lain.
Teknik kultur jaringan merupakan teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif buatan yang didasarkan pada sifat titipotensi tumbuhan. Prinsip kultur jaringan  adalam menumbuhkan jaringan maupun sel dalam suatu media buatan secara aseptik. Yang biasanya berupa agar agar yang ditambah dengan unsur hara dan vitamin yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Media tersebut juga dapat ditambah dengan hormon pertumbuhan, misal hormon akusin dan hormon sitokinin. Hormon auksin yang memicu pertumbuhan akar, sedangkan hormon sitokinin akan memicu pertumbuhan tunas. Komposisi media kultur jaringan tergantung paada spesies tumbuhan yang akan diperbanyak.













Keungggulan dan manfaat kultur jaringan
1.       Memperoleh tanaman baru dengan jumlah banyak dan waktu singkat
2.       Memiliki sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya
3.       Tanaman baru yang dihasilkan bersifat unggul
4.       Jumlah yang dihasilkan banyak dan tidaka terbatas
5.       Bibit terhindar dari hama dan penyakit
6.       Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
Kekurangan kultur jaringan
1.       Membutuhkan media investasi awal yang cukup banyak
2.       Perlu membuat fasilitas laboratorium khusus, peralatan dan perrlengkapan
3.       Diperlukan SDM yang mampu dalam bidangnya
4.       Perlu ketelitian tinggi agar dapat memperoleh hasil yang maksimal

Bagian tumbuhan yang ditumbuhkan dalam media kultur disebut eksplan. Eksplan yang sering digunakan merupakan bagian tumbuhan yang memiliki sel- sel yang aktif mrmbelah seperti ujung akar dan ujung batang. Potongan bagian tumbuhan yang ditanam pada media kultur akan tumbuh membentuk kalus. Kalus merupakan massa sel yang belum terdiferensiasi. Kalus tersebut akan berkembang menjadi tanaman lengkat yang disebut plantlet.
Tahap kultur jaringan sebagai berikut:
1.       Sterilisasi eksplan/ bagian tumbuhan yangv akan ditumbuhkan dengan cara merendam eksplan dalam bahan kimia (sterilan) selama bebrapa menit kemudian dicuci dengan air steril. Sterilisasi bertujuan untuk membunuh mikroba yang menempel pada eksplan.
2.       Penanaman eksplan pada media kultur yang terbuat dari agar- agar dan dilengkapi dengan unsur makro dan mikro.
3.       Meletakkan botol yang berisi eksplan dalam ruangan yang suhu dan penyinarannya terkontrol hingga terbentuk kalus.
4.       Subkultur dilakukan beberapa kali sampai kalus tumbuh menjadi plantlet.
5.       Plantlet dikeluarkan dari botol dan akarnya dibersihkan dengan air bersih.
6.       Plantlet ditenam ke dalam pot- pot kecil dan diletakkan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
7.       Apabila planlet sudah tumbuh kuat, tanaman bisa dipindahkan ke media tanah atau lahan pertanian yang terkena matahari langsung.
  



KESIMPULAN
                Dengan adanya teknik kultur jaringan yang dapat menghsilkan individu baru dengan jumlah banyak, sekaligus memiliki sifat yang unggul seperti induknya. Maka pemerintah dapat menggunkan teknik ini untuk mewujudkan indonesia yang hijau. Supaya dalam sepuluh atau bahakan seratus tahun kemudian, bumi masih memiliki cadangan oksigen yang sukup. Sehingga anak cucu kita juga merasakan indahnya lingkungan yang sejuk dan asri yang didalamnya banyak pepohonan yang menjulang, bukan gedung gedung yang menjulang.

DAFTAR PUSTAKA
1.       Omegawati Wigati Hadi.2015.Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu- Ilmu Alam.Klaten:Intan Perwira
2.       Savoy Aska.2017.Kultur Jaringan:Pengertian, Keunggulan, kekurangan, dan Jenisnya.https://www.terketik.com.20 Maret 2018
3.       UNESA- TIM FMIPA.2012.Sains Dasar.Jilid Dua.Surabaya:Unesa
4.       Jo3co3.2010.Teknik Kultur Jaringan.https//jo3co3.wordpress.com.20 Maret 2018

Monday, March 26, 2018

Beragam Komunitas Dalam Ekologi

Beragam Komunitas Dalam Ekologi
oleh : Eka Putri Maulidina H, sha sa Afsana , Samik

ABSTRAK
            Komunitas adalah kumpulan dari beberapa populasi yang hidup dari suatu waktu dan tempat tertentu yang saling melakukan interaksi dan mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Komunitas memiliki susunan yang lebih kompleks daripada individu dan populasi.
            Setiap komunitas memiliki nama sendiri-sendiri yang menunjukkan komunitas tersebut. Nama komunitas harus mempunyai keterkaitan dan menggambarkan sifat dari komunitas tersebut. Cara memberi nama komunitas yang paling mudah dengan menyesuaikan dengan karakter, wujud atau sifat dari komunitas tersebut.Misalnya, komunitas padang rumput.
            Di alam terdapat banyak  jenis komunitas yang scara garis besar bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu komunitas akuatik dan komunitas terrestrial. Komunitas akuatik adalah komunitas yang terdapat di kawasan perariran. Komunitas terrestrial adalah komunitas yang terdapat di kawasan daratan

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunitas
            Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. 

B. Nama Komunitas
            Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati. 
            Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :
1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator   lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dll
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
C.Macam-macamKomunitas
            Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalamduabagian yaitu:
1. Komunitas akuatik 
Komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam














2. Komunitas terestrial 
Yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.














D. Struktur Komunitas
Karakter kominitas 

1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. 
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.
Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.
Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Ø Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.
Ø Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.

E. Interaksi 
            Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
1. Interaksi antar organisme
            Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
            Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
Ø Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
Ø Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
Ø Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang. 
Ø Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
Ø Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
2. Interaksi Antarpopulasi
            Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
3. Interaksi Antar Komunitas
            Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat. 
4. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
            Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. 
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.


KESIMPULAN

            Dari pemaparan isi makalah di atas, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. 
Cara penamaan suatu komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut seperti bentuk atau struktur utama (jenis yang didominan), berdasarkan habitat fisik dari komunitas, atau pun berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsionalnya.
Macam-macam dari komunitas yaitu komunitas akuantik dan komunitas terestrial.
Yang menyusun dari suatu komunitas yaitu karakter komunitas seperti kualitatif, kuantitatif, dan sintesis, 
Dan interaksi pada ekosistem dibagi menjadi empet, yaitu interaksi antar organisme, interaksi antar populasi, interaksi antar komunitas, dan interaksi antar komponen biotik dengan abiotik.


DAFTAR PUSTAKA
Irwan, Djamal Zoer’aini, 2003, Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekologi Komunitas dan Lingkungan, Jakarta: Bumi Aksara
Nasrudin,Harun,dkk.2012.Sains Dasar.Surabaya.UNESA UNIVERSITY PRESS.