HUMAN
POPULATION AND ITS PROBLEM
Writer : Dewanti Naga Putri
Reviewer : Ayu Kurniawan, Devina Dinar Salsabila, Samik
ABSTRACT
World population is
growing each year. This escalation is not balanced with the proper management
of human facilities and resources. Society problems, such as unemployment and
poverty, happens as a result of this negligence. Environmental changes also be
the cause of human population problem around the world, including Indonesia.
Many ways have been done by the government to overcome this situation. As a
resident of the country, we should be aware of this kind of situation that
might occur again in the future.
v HUMAN
POPULATION PROBLEM AND THE ENVIRONMENT
The
escalating number of human population has become a problem. The huge number is
unbalanced with the amount of the resources from the environment, which then creates
what we called over population in many places. In 1996, the number of human
population maintained 6 billion and continued to grow. 7 billion of world
populations are counted on these decades. There will be a lot of problem in
society if this number is not balanced with the expansion of work field and
comestibles, such as poverty.
Poverty
happens when the resources are being exceedingly exploited. It decreases the
quality of the environment, which then affects recycling system of existing
resources. 500 million of people around the world are having a problem of
eviction as a result of land management error. The size of Kalahari desert,
Gobi desert, and other deserts around the world are terraced. It was predicted
that at the end of the 20th century, one third of agricultural land would be
destroyed (Daldjoeni, N., 1986).
Daldjoeni
also said that the term of population pressure means people's difficulty to
struggle for their life necessities is caused by two factors :
1. Nature
conditions such as deserts, the Earth's area on high latitude, and the number
of existing resources.
2. The
level of human technology development which takes effects on human's ability to
use natural resources.
The
result of population pressure can be perceived in the increased number of
unemployment, criminality actions, society's ethic and aesthetic violation,
which is also a sign of deteriorated situation of world ecology. To respond to
this situation, some countries are applying a loosen up system of society
interdictions. For example, Sweden, Danish, and Spaniard are giving leeway on
buying weeds and sex life. Otherwise, in Netherlands, France and some of USA
seem to be tend to social laws and religious values.
v INDONESIAN
POPULATION PROBLEM
For
the past 50 years, Indonesia, which has 2.027.087 km2 wide area, has facing a
problem of rapid escalating population. In 1930, there were 30 million of
people in Indonesia, escalated to 120 million in 1971, reached 197 million in
1996, and around 220 million in 2004. By looking at the number, our country ranked
5 for the most populated country in the world. Social and economic problem is
still a burden for us, along with uneven population distribution. It causes
some area are densely populated while the others are not. The Government has
solved these problems within the following way.
1.
Succeeding
the Keluarga Berencana Program
(Family Planning)
Keluarga Berencana,
as the policy of national population, has been applied since 1969. It is a
family planning to organize the quantity and quality of a population so that the
ideal prosperity can be achieved. Family planning itself is a fertility control
through certain stages. The KB program nowadays obliges a family to have two
children maximum.
This
important program is expected to lower the mortality rate. In 1981, 12 of 1000
people died. 93 of 1000 under one-year-old babies died every year. These babies
died because of malnutrition mother, when being born, or because of pneumonia.
Most of the diseases that causes babies to die is a shabby environment, stuffy house,
dirty and unhygienic foods and drinks.
In
general, growing countries solve this problem by 5 stages that Daldjoeni (1986)
mentioned.
a. First
response with misconceptions
b. Improvement
of the government system and technology
c. Health
implementation of mother and baby
d. Economic
development
e. The
change of social and cultural factors
2.
Succeeding
the Transmigration Program
Transmigration
based on Undang-undang Nomor 3 tahun 1972 is related to :
a. Removal
or displacement of a resident of an area to another area inside the country
b. Displacement
of a resident to a transmigration area voluntarily and regulated by the
government
According
to Heeren in Daldjoeni (1986), transmigration is a process of displacing a
resident of densely populated area to sparsely populated area within a country
in the government’s policy to create a balanced population distribution.
Besides a transmigration managed by the government, there is also a spontaneous
transmigration where the government only provides facilities for the public.
3.
Execute
the Industrialization Program
This
program is expected to change the land area that is insufficient to accommodate
a family through agriculture into an industrial area. Emil Salim (1991) in his
book Lingkungan Hidup dan Pembangunan, wrote
that there will always be an impact to the environment on constructional
activities. Therefore, environmental impact analysis should be held to find out
the side effects. Those impacts affect agricultural, fishery, health,
educational section and residential neighborhood. Even so, environment also
changes by the impact of evolving and not only by the industrial process.
4.
Changing
Farming Patterns so It Won’t Damage the Soil Structure
The
population that continues to increase is not balanced with proper land
management so that it causes negative effects. Farmers started to pushed to the
mountains for their agricultural business, land forests began to be opened as
agricultural land and residential area, wetland soils dried out and erosion
increased. Erosion made worse by the need for woods for building material and
fuel that continues to increase. With the advances of technology in our
country, these problems should be surmounted easily. Modern technology applied
to gain a big result in a short time. These farming pattern changes can be seen
in terracing system. Simultaneous change should be done to minimalize negative
impacts of industrialization process.
POPULASI
MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA
Penulis : Dewanti Naga Putri
Peninjau : Ayu Kurniawan, Devina Dinar Salsabila, Samik
ABSTRAK
Jumlah populasi dunia
semakin meningkat setiap tahunnya, namun tak semua peningkatan ini dibarengi
dengan pengelolaan sumber daya yang memadai. Permasalahan sosial seperti
pengangguran dan kemiskinan terjadi akibat kelalaian ini, namun perubahan
lingkungan juga menyumbang permasalahan seperti halnya yang terjadi di
Indonesia. Pemerintah telah mengusahakan banyak cara untuk mengatasi masalah
ini dan kita sebagai warga negara juga harus waspada terhadap permasalahan
serupa yang mungkin terjadi di masa depan.
v MASALAH
KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
Perkembangan
populasi manusia di Bumi kini mulai menjadi permasalahan. Semakin meningkatnya
jumlah penduduk di tiap negara tidak diimbangi dengan peningkatan sumber daya
dari lingkungan, sehingga mengakibatkan over population atau kelebihan
populasi di berbagai tempat. Jumlah ini kian meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 1996 penduduk dunia meningkat pesat hingga mencapai angka 6 milyar.
Angka ini terus bertambah hingga saat ini. Diperkirakan ada sekitar 7 milyar
jiwa yang menduduki Bumi dan akan terus bertambah. Namun apabila angka ini
tidak diimbangi dengan pertambahan lahan pekerjaan maupun bahan pangan maka
akan timbul permasalahan lain, misalnya saja kemiskinan.
Kemiskinan
terjadi akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, sehingga mutu
lingkungan akan menurun yang kemudian memengaruhi proses daur ulang sumber daya
yang ada. Sementara itu, penggusuran juga tengah menjadi masalah yang dialami
lebih dari 500 juta penduduk dunia akibat kesalahan pengolahan lahan.
Gurun-gurun yang ada di dunia misalnya Kalahari, Gobi dan lainnya ternyata
luasnya semakin meningkat saja, bahkan pada akhir abad XX ini kemungkinan
sepertiga dari tanah garapan pertanian akan musnah (Daldjoeni. N., 1986).
Daldjoeni
juga mengatakan bahwa adanya istilah tekanan penduduk, berarti aneka kesulitan
penduduk dalam memperjuangkan kebutuhan hidupnya disebabkan oleh dua faktor,
yaitu :
1. Kondisi
lingkungan alam tertentu, misalnya gurun pasir, wilayah bumi pada garis lintang
yang tinggi serta banyak sedikitnya sumber daya alam yang tersedia.
2. Taraf
perkembangan teknologi manusia yang berpengaruh terhadap kemampuan manusia
dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Akibat
yang timbul dari tekanan penduduk ini dapat dirasakan dengan meningkatnya jumlah
pengangguran, kejahatan dan kriminalitas lain, serta pelanggaran estetika dan
etika lingkungan yang juga menjadi tanda memburuknya situasi ekologi dunia.
Untuk menanggapi situasi ini beberapa negara telah melakukan sistem pelonggaran
terhadap larangan dalam masyarakat, contohnya masyarakat Swedia, Denmark, dan
Spanyol memberikan kelonggaran pada larangan membeli ganja dan perikehidupan
seks. Di lain pihak timbul pola lain yang memperlihatkan kecenderungan kembali
kepada norma dan nilai hidup agama seperti di Belanda, Perancis, dan sebagian
Amerika Serikat.
v MASALAH
KEPENDUDUKAN INDONESIA
Indonesia
yang memiliki wilayah seluas 2.027.087 km2 selama 50 tahun terakhir mengalami
peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat. Pada tahun 1930 jumlah penduduk
Indonesia sejumlah 30 juta jiwa, menjadi 120 juta pada 1971, sekitar 197 juta
pada 1996, dan meningkat menjadi kurang lebih 220 juta pada 2004. Dengan jumlah
sebanyak ini, negara kita menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-5
di dunia. Kita memiliki beban sosial ekonomi yang tidak ringan serta persebaran
penduduk yang tidak merata sehingga mengakibatkan sejumlah wilayah padat
penduduk dan sisanya tidak. Beberapa cara yang telah dilakukan pemerintah untuk
menanggulangi masalah ini antara lain sebagai berikut.
1. Mensukseskan Program
Keluarga Berencana (KB)
Program
Keluarga Berencana sebagai kebijaksanaan kependudukan nasional telah diterapkan
sejak tahun 1969, dengan tujuan mengatur jumlah dan kualitas penduduk sehingga
kemakmuran diharapkan dapat meningkat. Yang dilakukan dalam KB adalah fertility
control atau pengendalian kesuburan melalui beberapa tahapan tertentu.
Program KB sekarang sudah menuju keluarga kecil dengan jumlah anak paling
banyak dua orang.
Program
ini sejatinya penting dan diharapkan agar menurunkan tingkat kematian. Pada
tahun 1981, dari setiap 1000 jiwa 12 orang meninggal dunia. Pada bayi usia di
bawah 1 tahun, dari setiap 1000 jiwa 93 bayi meninggal setiap tahun. Bayi-bayi
ini meninggal pada saat dilahirkan, karena ibunya kekurangan gizi, sakit
pernapasan (pneumonia). Kebanyakan penyakit yang menyebabkan kematian
bayi ini berpangkal pada buruknya lingkungan hidup, rumah yang sumpek, air
minum yang kotor, maupun makanan yang tidak higienis.
Negara-negara
berkembang pada umumnya menangani masalah kependudukan nasional lewat lima
tahap yang dikemukakan oleh Daldjoeni (1986).
a. Respon
awal yang disertai banyak salah paham
b. Perbaikan
sistem pemerintahan dan teknologi
c. Penyelenggaraan
kesehatan ibu dan anak
d. Pembangunan
ekonomi
e. Mengubah
faktor-faktor sosial budaya
2. Mensukseskan
Program Pemindahan Penduduk (Transmigrasi)
Transmigrasi
menurut Undang-undang Nomor 3 tahun 1972 berhubungan dengan :
a. Pemindahan
atau perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang masih wilayah Indonesia
b. Perpindahan
penduduk ke daerah transmigrasi yang dilakukan secara sukarela dan diatur oleh
pemerintah
Menurut
Heeren dalan Daldjoeni (1986), transmigrasi adalah perpindahan orang dari
daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya di dalam batas suatu negara
dan dalam rangka kebijaksanaan pemerintah untuk tercapainya penyebaran penduduk
yang seimbang. Di samping transmigrasi yang diusahakan oleh pemerintah, ada
juga transmigrasi spontan di mana pemerintah hanya ikut memberikan berbagai
fasilitas dalan pelaksanaannya.
3. Melaksanakan
Program Industrialisasi
Program
ini diadakan dengan harapan agar luas tanah yang tidak cukup untuk menampung
keluarga melalui pertanian diubah menjadi daerah industri. Emil Salim (1991)
dalam bukunya Lingkungan Hidup dan Pembangunan menuliskan bahwa pada
setiap usaha atau kegiatan pembangunan akan menimbulkan dampak pada lingkungan,
untuk itu perlu diadakan analisis dampak lingkungan agar dapat diketahui efek
sampingnya. Dampak tersebut antara lain memengaruhi sektor pertanian,
perikanan, kesehatan, pendidikan, juga lingkungan pemukiman. Walau begitu,
kecenderungan untuk berkembang juga memengaruhi lingkungan itu sendiri dan
bukan hanya dipengaruhi oleh proses industrialisasi.
4. Mengubah
Pola Bertani sehingga Tidak Merusak Struktur Tanah
Jumlah
penduduk yang terus meningkat tidak dibarengi dengan pengelolaan lingkungan
yang baik sehingga menimbulkan berbagai efek negatif. Petani mulai mendesak ke
daerah pegunungan untuk usaha pertaniannya, hutan mulai dibuka sebagai lahan
pertanian dan pemukiman, tanah sawah mengering dan erosi meningkat. Erosi
diperparah pula dengan kebutuhan kayu untuk bahan bangunan dan bahan bakar yang
terus meningkat. Dengan kemajuan teknologi di negara kita, permasalahan dan
pola yang salah seperti ini harus dapat diselesaikan. Teknologi modern banyak
diterapkan untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya dengan waktu sesingkat
mungkin. Perubahan pola bertani ini dapat kita lihat melalui sistem terasering
(sengketa). Perubahan serentak perlu dilakukan agar dampak negatif proses
industrialisasi dapat terminimalisir.
REFERENCES
Articles
:
Direktorat Jenderal
Anggaran Kementrian Keuangan. 2015. Kajian
Kependudukan.
Shah, Anup. 2002. Human Population (Retrieved from : http://www.globalissues.org/issue/198/human-population
)
Sullivan, Colin. 2013. Human Population Growth Creeps Back Up
(Retrieved from : https://www.scientificamerican.com/article/human-population-growth-creeps-back-up/
)
Tim FMIPA Unesa. 2012. Sains Dasar. Surabaya : State University
of Surabaya
Pictures
:
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
ReplyDeleteBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.